Disampaikan pada Orientasi SDM Dalam Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
Semarang, 03 Oktober 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)
Peserta mampu melakukan pelayanan antenatal sesuai standar
Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition, Bucksburn, Berdeenshire 2007
Kenaikan BB Selama Hamil
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
Pra Hamil
IMT Pra Hamil (Kg/m2) Kenaikan BB Total Selama Laju Kenaikan BB Pada TM II dan
Kehamilan (Kg) TM III (rentang rerata
kg/minggu)
Gizi Kurang/KEK (<18.5) 12.5-18 0.45 (0.45-0.59)
Normal (18.5-24.9) 11.5-16 0.45 (0.36-0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 7-11.5 0.27 (0.23-0.32)
Obesitas (>30.0) 5-9 0.23 (0.18-0.27)
Peningkatan berat badan ibu biasanya terjadi saat usia kehamilan 20 minggu. Rujuk bila berat
badan tidak mencapai atau berlebihan dari target sesuai IMT
Sumber Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Faskes Dasar dan Rujukan
c. Perubahan VOLUME Darah dalam Kehamilan
Segera rujuk bila tekanan darah sistolik meningkat >140 mmHg dan
diastolik > 90 mmHg
Edema Tungkai
• Terjadi pada 80%
kehamilan normal karena
perubahan neurohormonal
vasopresin sehingga
terjadi retensi cairan
Pokok Bahasan 2
Pelayanan Antenatal Sesuai
Standar
a. Standar Jumlah Minimal
Kunjungan Antenatal
Trimester Jumlah kunjungan Waktu kunjungan yang
minimal dianjurkan
I 1 kali Sebelum minggu ke-12
II 1 kali Antara minggu ke-24 - 28
III 2 kali Antara minggu ke-30 - 32
Antara minggu ke-36 - 38
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Primer dan Rujukan. Kemenkes 2013
Standar Riwayat Medis yang harus
dilengkapi
Identitas Riwayat Kehamilan Sekarang
Nama Hari pertama haid terakhir, siklus
Usia haid
Nama suami (jika ada) Taksiran waktu persalinan
Alamat Perdarahan pervaginam
No. Telepon Keputihan
Tahun menikah (jika sudah Mual dan muntah
menikah) Masalah/kelainan pada kehamilan
Agama ini
Suku Pemakaian obat dan jamu-jamuan
Keluhan lainnya
Standar Riwayat Medis yang harus dilengkapi (lanjutan..)
Riwayat Kontrasepsi Riwayat Medis Lainnya
Riwayat kontrasepsi terdahulu Penyakit jantung
Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini Hipertensi
Diabetes melitus
Penyakit hati seperti hepatitis
Riwayat Obstetri Lalu HIV (jika diketahui)
Infeksi menular seksual (IMS)
Jumlah kehamilan Tuberkulosis (TB)
Jumlah persalinan Alergi obat / makanan
Jumlah persalinan cukup bulan Penyakit ginjal kronik
Jumlah persalinan prematur Talasemia dan gangguan hematologi lainnya
Jumlah anak hidup, berat lahir, jenis kelamin Malaria
Cara persalinan Asma
Jumlah keguguran Epilepsi
Jumlah aborsi Riwayat penyakit kejiwaan
Perdarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas terdahulu Riwayat operasi
Adanya hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan terdahulu Obat yang rutin dikonsumsi
Riwayat berat bayi < 2.5 kg atau > 4 kg Status imunisasi tetanus
Riwayat kehamilan sungsang Riwayat transfusi darah
Standar Riwayat Medis yang harus dilengkapi
(lanjutan..)
Riwayat obstetri lalu Riwayat medis lainnya
Riwayat kehamilan ganda Golongan darah
Riwayat pertumbuhan janin terhambat Riwayat penyakit di keluarga (diabetes,
Riwayat penyakit dan kematian perinatal, hipertensi, kehamilan ganda, kelainan
neonatal, dan kematian janin kongenital
Adanya masalah lain selama kehamilan, Riwayat kecelakaan (trauma)
persalinan, dan nifas terdahulu
Durasi menyusui eksklusif
Standar Riwayat Medis yang harus dilengkapi (lanjutan..)
Riwayat sosial ekonomi
Usia ibu saat pertama menikah Kebiasaan merokok, obat, dan alkohol
Status pernikahan (berapa kali pernah Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
menikah dan lama pernikahan) Pekerjaan pasangan
Respon ibu dan keluarga terhadap Pendidikan
kehamilan dan kesiapan persalinan Penghasilan (bila mungkin)
Jumlah keluarga di rumah yang Kehidupan seksual dan riwayat seksual
membantu pasangan
Pengambil keputusan dalam keluarga Kekerasan dalam rumah tangga
Kebiasaan atau pola makan minum Pilihan tempat untuk melahirkan
Kondisi rumah, sanitasi, listrik dan alat Pilihan pemberian makanan bayi
masak
c. Peran Tenaga Kesehatan
Secara garis besar, peran dari masing-masing tenaga
kesehatan di tingkat faskes pelayanan dasar adalah:
• Promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit-
penyakit tertentu
• Deteksi dan tata laksana dari kondisi dan penyakit-penyakit
yang telah diderita sebelumnya
• Deteksi dini dan tata laksana dari komplikasi yang timbul
• Kesiapan persalinan dan komplikasi
L0KET Peran Nakes pada Pelayanan Antenatal ( Kunjungan
Pertama)
Periksa Laboratorium
Apotik Pulang
Pokok Bahasan 3
Penggunaan Buku KIA
Identitas keluarga
• Berikan obat-obatan
• Jika berlanjut dan pasien tidak bisa makan
sama sekali (Hiperemesis) rujuk
• Pertahankan
• Edukasi makanan rendah lemak kecukupan nutrisi ibu,
• Minum banyak termasuk suplementasi
• Makan sering dengan porsi kecil vitamin dan asam folat
• Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari di awal kehamilan
kelelahan
Obat untuk Mual Muntah
Jenis Obat Keamanan / Kategori FDA
Antasida Aman
Pyridoxine / vitamin B6 Aman
Sukralfat FDA Kategori C
Cimetidine, Ranitidine FDA Kategori C
Metoclopramide FDA Kategori C
Lansoprazole, Pantoprazole FDA Kategori C
Ondansetrone FDA Kategori B / C
TIDAK BOLEH DIBERIKAN
Omeprazole FDA Kategori C
Chlorpromazine FDA Kategori C
Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium
serviks interna
Plasenta previa berdasarkan lokasi, yaitu:
• Totalis = ostium internal ditutupi seluruhnya oleh plasenta
• Parsialis = ostium interal ditutupi sebagian oleh plasenta
• Marginalis = tepi plasenta terletak di tepi ostium internal
• Letak rendah = plasenta berimplantasi di segmen bawah
uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium
Diagnosis
• Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>22 minggu
• Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
• Syok
• Tidak ada kontraksi uterus
• Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul
• Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
• Penegakkan diagnosis pemeriksaan USG
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter
Anamnesis:
Anamnesis riwayat
adanya perdarahan dari
Tanyakan adanya riwayat kehamilan, persalinan, dan
jalan lahir
operasi sebelumnya operasi sebelumnya
Riwayat persalinan
sebelumnya
Periksa adanya tanda syok Pastikan hemodinamik stabil
Multiparitas
karena perdarahan : Jika tidak stabil berikan
• Tensi turun cairan intravena
Periksa:
• Frek. nadi meningkat
Bagian terbawah janin
• Penurunan kesadaran Rujuk untuk :
masuk pintu panggul atau
• Pucat • USG konfirmasi
tidak
diagnosis
DJJ
Edukasi adanya • Tatalaksana di RS dengan
kemungkinan plasenta fasilitas lengkap SC
Edukasi adanya
previa rujuk atau konservatif
kemungkinan plasenta
previa rujuk
Tatalaksana Umum
• PERHATIAN!
• Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum
tersedia kesiapan untuk seksio sesarea.
• Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk
menentukan sumber perdarahan.
• Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan
intravena (NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat)
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
• Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio
sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi
prematur, pertimbangkan terapi ekspektatif
• Rujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap
Hipertensi
Tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik
pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normo-
tensi
• Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil,
lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein
urin 24 jam dan tentukan diagnosis.
Pre-eklampsia
Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu dengan tes celup urin
menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24
jam
Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu tanpa melihat proteinuria
dan/atau tanpa disertai keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
• Sakit kepala, skotoma penglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Jenis Hipertensi selama
Hamil
Muncul sebelum 20 minggu
atau sejak sebelum hamil
Muncul setelah 20 minggu
Eklampsia
Hipertensi Superimposed Hipertensi
Pre-eklampsia
Kronik Pre-eklampsia dalam
Kehamilan
Proteinuria (+) Tensi Tinggi
Proteinuria (-) Proteinuria (+) Proteinuria (-)
Kejang (+)
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter
Hipertensi
Hipertensi Superimposed
dalam Pre-eklampsia Eklampsia
Kronik Pre-eklampsia
Kehamilan
Pengawasan
Ketat dan
Pengawasan Pengawasan Bayi harus
ekspektan
Ketat (belum Ketat (belum segera
(belum cukup
Pengawasan cukup bulan) cukup bulan) dilahirkan
bulan)
Ketat dalam 12
Induksi (cukup Induksi (cukup jam sejak
Induksi /
bulan) bulan) kejang
operasi Sesar
(cukup bulan)
Kehamilan Lewat Waktu
Kehamilan usia ≥ 42 minggu penuh (294 hari) terhitung sejak hari pertama haid
terakhir, penelitian terkini menganjurkan tatalaksana lebih awal
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter
Tanyakan hari pertama haid
Rujuk pasien ke rumah sakit
terakhir, waktu DJJ pertama
sedini mungkin untuk
terdeteksi, dan waktu
menegakkan diagnosis usia
gerakan janin pertama
kehamilan
dirasakan
Tawarkan induksi persalinan
Anjurkan USG trimester 1
Edukasi mengenai mulai usia kehamilan 41
kemungkinan metode minggu.
Bila terdapat perbedaan
persalinan dan komplikasi
usia kehamilan lebih dari 10
yang dapat terjadi Observasi dilakukan di rumah
hari berdasarkan
sakit karena meliputi non-
perhitungan hari pertama
stress test dan pemeriksaan
haid terakhir dan USG
volume cairan amnion.
trimester kedua, waktu
taksiran kelahiran harus
Jika sudah mencapai 42
disesuaikan berdasarkan
minggu, lahirkan bayi.
hasil USG
Kehamilan dengan Parut
Uterus
Kehamilan pada pasien yang pernah mengalami seksio sesarea pada kehamilan
sebelumnya atau pernah mengalami operasi pada dinding rahim (mis. miomektomi)
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter
RUJUK
Kehamilan Ganda
Kehamilan dengan jumlah janin 2 atau lebih
• Besar uterus melebihi usia kehamilan atau lamanya amenorea
• Hasil palpasi abdomen mengarah ke kehamilan ganda:
• Teraba lebih dari 2 balotemen atau lebih
• Terdengar lebih dari satu denyut jantung bayi denganstetoskop fetal
• Setiap ada kecurigaan pada kehamilan ganda, wajib dilakukan
konsultasi pada dokter spesialis obstetri dan ginekologi
• Asuhan antenatal selanjutnya sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis
obstetri dan ginekologi.
• Persalinan untuk kehamilan ganda sedapat mungkin dilakukan di
rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap.
Makrosomia
Bayi baru lahir dengan berat badan > 4000 gram
• Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi dilahirkan dan ditimbang berat
badannya.
• Dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi dilahirkan,untuk mengantisipasi risiko distosia bahu,
fraktur klavikula, atau cedera pleksus brakialis
• Berat janin dapat diperkirakan dengan penilaian faktor risiko ibu, pemeriksaan klinis, atau
pemeriksaan USG
• Jika ditemukan taksiran berat janin lebih dari 4000 gram, maka
lakukan rujukan untuk :
• Memastikan taksiran berat janin dengan pemeriksaan USG
• Mencari penyebab makrosomia
• Melakukan perencanaan persalinan
Komplikasi pada janin dan ibu terjadi pada saat persalinan. Untuk
mengurangi morbiditas persalinan pada presentasi bokong harus
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas lengkap.
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter
Tatalaksana
• Rujuk ke Rumah Sakit dengan
fasilitas lengkap untuk tatalaksana
selanjutnya
Penyulit Medis Non-Obstetrik :
Penyakit non-Infeksi
• Anemia
• KEK
• Gagal Jantung
• Diabetes Mellitus
Anemia
Terdapat kekurangan sel darah merah atau hemoglobin
• Diagnosis :
• Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III)
• Kadar Hb < 10,5 g/dl (pada trimester II)
• Sebab Anemia:
• Defisiensi besi : lakukan pemeriksaan ferritin.
• Ferritin < 15 ng/ml terapi besi 180 mg besi elemental/hari
• Ferritin normal periksa SI dan TIBC
• Thalassemia rujuk
• Riwayat perdarahan : keguguran, mola, kehamilan ektopik, perdarahan
pasca persalinan
• Penyakit kronis
• Defisiensi asam folat dan vitamin B12
• Penyakit penyerta : Malaria, Kecacingan
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter
Faktor Predisposisi
• Asupan nutrisi yang kurang
• Faktor medis, misalnya adanya penyakit kronik
• Malaria
• Tuberkulosis
• Hepatitis
• Sifilis
• HIV
• IMS
• Kondiloma
MALARIA
Penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium, ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali.
Tanda dan Gejala Malaria
Malaria Tanpa Komplikasi Malaria Berat
Demam Penurunan kesadaran dalam berbagai derajat, dengan manifestasi
seperti: kebingungan, mengantuk, sampai penurunan kesadaran yang
dalam
Pembesaran limpa
Pembesaran hati
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter
Tanyakan keluhan
Anamnesis terarah
Pemeriksaan fisik:
• Kesadaran Pemeriksaan :
• Tanda vital : Tensi, nadi, napas, suhu DPL
• Tentukan usia kehamilan ibu ADT dan rapid diagnostic test (RDT)
Kimia darah : gula darah, serum bilirubin, SGOT &
Minum obat sesudah makan SGPT, analisis gas darah, laktat
Jika memungkinkan awasi pasien saat minum obat.
Anjurkan menggunakan kelambu setiap malam Lakukan stabilisasi meliputi :
Pemasangan oksigen
Rujuk ibu segera jika menunjukkan gejala malaria berat Pemasangan jalur IV cairan
Obat anti kejang
Jika ibu tidak sadarkan diri dan/atau kejang : Pemberian 1 dosis Artemeter 3,2 mg/KgBB IM atau
• Periksa jalan napasnya Kina Hidroklorida 10mg/Kg BB IM
• Posisikan ibu dalam keadaan miring kiri dengan 2 bantal menyangga
bagian punggungnya Teruskan minum tablet zat besi dan asam folat serta
• Periksa adanya kaku kuduk konsumsi makanan dengan zat besi.
• Pastikan bahwa kejang tidak disebabkan oleh eklampsia.
Tatalaksana Umum Lini II
MALARIA FALCIPARUM :
Lini I
KINA + CLINDAMISIN selama 7
TRIMESTER 1-3 : ACT (OAM=DHP) hari
Lini II
MALARIA VIVAKS:
Gejala tambahan
• Dahak bercampur darah atau batuk darah
• Sesak nafas
• Badan lemas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan menurun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter
Pemeriksaan HbsAg pada Anti Viral yang aman dengan analog nucleos(t)ide (oleh
trimester I dokter Obsgin dan dokter KGEH di RS rujukan) :
• Tab. Lamivudin – Tenofovir (FDA class A)
Jika positif rujuk • Tab. Telbivudin – Tenofovir (FDA class B)
• Tab. Lamivudin – Entecavir – Adenovir (FDA class C)
Edukasi bahwa :
Ibu HbsAg (+) bayi diberikan :
Tidak ada larangan • HBIG 0,5 ml IM pada lengan atas segera setelah lahir (dalam 12
pemberian ASI eksklusif jam kelahiran)
pada bayi dengan ibu HbsAg • vaksin hepatitis B dengan dosis 0,5 ml (5 μg) IM pada lengan
positif terutama bila bayi atas sisi lain pada saat yang sama kemudian pada usia 1 bulan
telah divaksinasi dan diberi dan 6 bulan atau mengikuti program imunisasi Nasional (bulan
HBIG setelah lahir. ke-2, ke-3 dan ke-4)
Menanyakan adanya keputihan / duh Periksa duh tubuh langsung di bawah mikroskop atau
tubuh : pewarnaan gram
• Warna kuning kehijauan dan berbusa
atau tidak khas Pengobatan
• Vagina bau dan gatal • Trichomonas
• Edema atau eritema vagina Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal,
• Strawberry cervix ATAU 2 x 500 mg peroral selama 7 hari
• Dengan atau tanpa nyeri perut bagian • Gonorrhea / Chlamydia
bawah Sefiksim 400 mg/hari dosis tunggal per oral
• Adanya faktor risiko tanda-tanda BERSAMA Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral
servisitis, endometritis, salpingitis, yang disebut KOMBIPAK. Diminum didepan petugas
nyeri radang panggul
Pastikan bayi dilahirkan ketika ibu telah sembuh dari
Edukasi : infeksi ini karena dapat menyebabkan gonoblenore pada
• Penanganan berpasangan bayi atau kebutaan pada bayi (trachoma)
• Abstinensia seksual selama
pengobatan
• Penggunaan kondom konsisten
• Penapisan IMS lain
KONDILOMA AKUMINATA
Infeksi menular seksual yang umumnya disebabkan oleh human papillomavirus
risiko rendah, terutama HPV 6 dan 11
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter
Rujukan berencana
• Rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang lebih panjang ketika keadaan
umum ibu masih relatif lebih baik, misalnya di masa antenatal atau awal
persalinan ketika didapati kemungkinan risiko komplikasi.
• Dapat dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih beragam,
nyaman, dan aman bagi pasien.
Rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila:
.