Anda di halaman 1dari 116

PELAYANAN ANTENATAL SESUAI STANDAR

Disampaikan pada Orientasi SDM Dalam Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
Semarang, 03 Oktober 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)
Peserta mampu melakukan pelayanan antenatal sesuai standar

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)


• Menjelaskan fisiologi kehamilan terkait upaya deteksi dini kelainan pada asuhan
antenatal
• Melakukan pelayanan antenatal sesuai standar
• Menggunakan buku KIA
• Menjelaskan tata laksana penyulit medis obstetrik dan non- obstetrik pada
asuhan antenatal
Pokok Bahasan 1
Fisiologi Kehamilan Terkait
Upaya Deteksi Dini Kelainan
Pada Asuhan Antenatal
a. Perubahan Berat Badan Selama
Hamil
• Perubahan berat badan dan asupan gizi ibu perlu terjadi
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.
• Manfaat untuk ibu adalah kehamilan yang sehat dan
persalinan tanpa penyulit
• Manfaat untuk janin adalah untuk kebutuhan tumbuh
kembang selama di dalam rahim, lahir hidup, cukup bulan
dan berat lahir cukup
Komponen Kenaikan Berat Badan
Selama Hamil
Deskripsi Komponen Berat (Kg)
Produk Konsepsi janin 3.23
Plasenta 0.64
Cairan Amnion 1.44
Perubahan Berat Badan Ibu Air 6.0
Terkait Kehamilan
Cairan Plasma 1.2*
Cairan Ekstraseluler 2.2*
Cairan Intraseluler 2.6
Protein Tubuh 1.5
Total 12.5

Keterangan : * Langsung terbuang saat persalinan

Sumber : Isabelllae Leitch, Commonwealth Bureau of Animal Nutrition, Bucksburn, Berdeenshire 2007
Kenaikan BB Selama Hamil
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
Pra Hamil
IMT Pra Hamil (Kg/m2) Kenaikan BB Total Selama Laju Kenaikan BB Pada TM II dan
Kehamilan (Kg) TM III (rentang rerata
kg/minggu)
Gizi Kurang/KEK (<18.5) 12.5-18 0.45 (0.45-0.59)
Normal (18.5-24.9) 11.5-16 0.45 (0.36-0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 7-11.5 0.27 (0.23-0.32)
Obesitas (>30.0) 5-9 0.23 (0.18-0.27)

Sumber : Institute of Medicine (IOM), 2009

Peningkatan berat badan ibu biasanya terjadi saat usia kehamilan 20 minggu. Rujuk bila berat
badan tidak mencapai atau berlebihan dari target sesuai IMT

Sumber WHO Recommendation on Antenatalcare For Poisitive Pregnancy Experience. 2016


b. Perubahan Kadar Hb selama
Kehamilan
• Volume darah ibu meningkat 15 % di akhir trimester 1,
mengalami kenaikan secara cepat pada trimester kedua dan
mengalami kenaikan maksimal pada minggu ke 32 – 34
hingga diakhir kehamilan volume darah ibu meningkat
hingga 45 %  sebagai kompensasi tubuh guna menjaga
keseimbangan hemodinamik
• Kenaikan volume darah 25-55% sedangkan kenaikan eritorisit
15-30  angka Hb dibawah 11 pada kehamilan aterm, atau
Hb 10,5 pada puncak hemodilusi (32-34 minggu) lebih
dipikirkan sebaga sesuatu yang abnormal dan biasanya
diakibatkan oleh defisiensi besi.
Kebutuhan besi selama hamil
Penggunaan Kebutuhan
besi (mg)
Pembentukan sel darah 500
merah
Transfer fetus 300
Terbuang melalui saluran 200
pencernaan
Total 1000

Segera Rujuk bila pada didapatkan Hb < 11 g/dl


Nilai Potong Anemia pada Kehamilan
Periode Kehamilan Kadar Hemoglobin

Trimester 1 < 11 g/dl

Trimester 2 <10.5 g/dl

Trimester 3 < 11 g/dl

Sumber Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Faskes Dasar dan Rujukan
c. Perubahan VOLUME Darah dalam Kehamilan

Terjadi peningkatan volume darah


yang tinggi selama kehamilan
terutama saat kehamilan 28-32
minggu.
Tekanan Darah
• Tekanan darah lebih rendah pada kehamilan 22-24 minggu
• Sistolik 6.2-7.2 mmHg
• Diastolik 4.5-8.9 mmHg
(Grindheim, 2012)

Segera rujuk bila tekanan darah sistolik meningkat >140 mmHg dan
diastolik > 90 mmHg
Edema Tungkai
• Terjadi pada 80%
kehamilan normal karena
perubahan neurohormonal
vasopresin sehingga
terjadi retensi cairan
Pokok Bahasan 2
Pelayanan Antenatal Sesuai
Standar
a. Standar Jumlah Minimal
Kunjungan Antenatal
Trimester Jumlah kunjungan Waktu kunjungan yang
minimal dianjurkan
I 1 kali Sebelum minggu ke-12
II 1 kali Antara minggu ke-24 - 28
III 2 kali Antara minggu ke-30 - 32
Antara minggu ke-36 - 38

Minimal 1 kali ke dokter untuk deteksi kelainan medis secara umum.


b. Jenis Pelayanan Sesuai Standar
Pemeriksaan dan tindakan I II III
Anamnesis
Riwayat medis lengkap ✓    
Catatan pada kunjungan sebelumnya   ✓ ✓
Keluhan yang mungkin dialami selama hamil   ✓ ✓
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan fisik umum lengkap ✓    
Keadaan umum ✓ ✓ ✓
Tekanan darah ✓ ✓ ✓
Suhu tubuh ✓ ✓ ✓
Tinggi badan ✓    
Berat badan ✓ ✓ ✓
b. Jenis Pelayanan Sesuai Standar
(lanjutan...)
Pemeriksaan dan tindakan I II III
Lingkar lengan atas (LILA) ✓    
Gejala anemia (pucat, nadi cepat) ✓ ✓ ✓
Edema ✓ ✓ ✓
Tanda bahaya lainnya (sesak, perdarahan, dll) ✓ ✓ ✓
Pemeriksaan terkait masalah yang ditemukan pada   ✓ ✓
kunjungan sebelumnya
Pemeriksaan obstetrik      
Vulva/perineum ✓    
Pemeriksaan inspekulo ✓    
Tinggi fundus   ✓ ✓
b. Jenis Pelayanan Sesuai Standar
(lanjutan...)
Pemeriksaan dan tindakan I II III
Pemeriksaan obstetrik dengan maneuver Leopold   ✓ ✓
Denyut jantung janin   ✓ ✓
Pemeriksaan penunjang      
Golongan darah ABO dan rhesus ✓    
Kadar glukosa darah * ✓ *
Kadar Hb ✓ * ✓
Kadar protein urin * ✓ *
Tes BTA * * *
Tes HIV ✓ * *
Tes sifilis ✓ * *
b. Jenis Pelayanan Sesuai Standar
(lanjutan...)
Pemeriksaan dan tindakan I II III
Tes malaria ✓* * *
Tes hepatitis B ✓ * *
USG * * *
Imunisasi, suplementasi dan KIE      
Skrining status TT dan vaksinasi sesuai status ✓    
Zat besi dan asam folat ✓ ✓ ✓
Aspirin * * *
Kalsium * * *
KIE (sesuai materi) ✓ ✓ ✓
Pemeriksaan Dokter

• Seluruh ibu hamil wajib


dikonsulkan ke Dokter (DU/SpOG)
minimal 1x
• Deteksi Penyakit
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Diisi pada buku KIA hal 20-23 buku
KIA

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Primer dan Rujukan. Kemenkes 2013
Standar Riwayat Medis yang harus
dilengkapi
Identitas Riwayat Kehamilan Sekarang
 Nama  Hari pertama haid terakhir, siklus
 Usia haid
 Nama suami (jika ada)  Taksiran waktu persalinan
 Alamat  Perdarahan pervaginam
 No. Telepon  Keputihan
 Tahun menikah (jika sudah  Mual dan muntah
menikah)  Masalah/kelainan pada kehamilan
 Agama ini
 Suku  Pemakaian obat dan jamu-jamuan
 Keluhan lainnya
Standar Riwayat Medis yang harus dilengkapi (lanjutan..)
Riwayat Kontrasepsi Riwayat Medis Lainnya
 Riwayat kontrasepsi terdahulu  Penyakit jantung
 Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini  Hipertensi
 Diabetes melitus
 Penyakit hati seperti hepatitis
Riwayat Obstetri Lalu  HIV (jika diketahui)
 Infeksi menular seksual (IMS)
 Jumlah kehamilan  Tuberkulosis (TB)
 Jumlah persalinan  Alergi obat / makanan
 Jumlah persalinan cukup bulan  Penyakit ginjal kronik
 Jumlah persalinan prematur  Talasemia dan gangguan hematologi lainnya
 Jumlah anak hidup, berat lahir, jenis kelamin  Malaria
 Cara persalinan  Asma
 Jumlah keguguran  Epilepsi
 Jumlah aborsi  Riwayat penyakit kejiwaan
 Perdarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas terdahulu  Riwayat operasi
 Adanya hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan terdahulu  Obat yang rutin dikonsumsi
 Riwayat berat bayi < 2.5 kg atau > 4 kg  Status imunisasi tetanus
 Riwayat kehamilan sungsang  Riwayat transfusi darah
Standar Riwayat Medis yang harus dilengkapi
(lanjutan..)
Riwayat obstetri lalu Riwayat medis lainnya
 Riwayat kehamilan ganda  Golongan darah
 Riwayat pertumbuhan janin terhambat  Riwayat penyakit di keluarga (diabetes,
 Riwayat penyakit dan kematian perinatal, hipertensi, kehamilan ganda, kelainan
neonatal, dan kematian janin kongenital
 Adanya masalah lain selama kehamilan,  Riwayat kecelakaan (trauma)
persalinan, dan nifas terdahulu
 Durasi menyusui eksklusif
Standar Riwayat Medis yang harus dilengkapi (lanjutan..)
Riwayat sosial ekonomi  
 Usia ibu saat pertama menikah  Kebiasaan merokok, obat, dan alkohol
 Status pernikahan (berapa kali pernah  Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
menikah dan lama pernikahan)  Pekerjaan pasangan
 Respon ibu dan keluarga terhadap  Pendidikan
kehamilan dan kesiapan persalinan  Penghasilan (bila mungkin)
 Jumlah keluarga di rumah yang  Kehidupan seksual dan riwayat seksual
membantu pasangan
 Pengambil keputusan dalam keluarga  Kekerasan dalam rumah tangga
 Kebiasaan atau pola makan minum  Pilihan tempat untuk melahirkan
 Kondisi rumah, sanitasi, listrik dan alat  Pilihan pemberian makanan bayi
masak
c. Peran Tenaga Kesehatan
Secara garis besar, peran dari masing-masing tenaga
kesehatan di tingkat faskes pelayanan dasar adalah:
• Promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit-
penyakit tertentu
• Deteksi dan tata laksana dari kondisi dan penyakit-penyakit
yang telah diderita sebelumnya
• Deteksi dini dan tata laksana dari komplikasi yang timbul
• Kesiapan persalinan dan komplikasi
L0KET Peran Nakes pada Pelayanan Antenatal ( Kunjungan
Pertama)

MEJA I Meja II :(Bidan) Meja III (Dokter)


( BIDAN/ PERAWAT) · Konfirmasi identitas dan anamnesa · Konfirmasi identitas dan anamnesa
· Identifikasi pasien pasien pasien
· Anamnesa · Pemeriksaan fisik : · Interpretasi hasil Lab.
· Skrining Imunisasi TT  umum : konjungtiva (anemis/tdk), · Pemeriksaan Fisik
· Pemeriksaan : Suhu Tubuh, tungkai (edema +/-) - Umum
Tekanan darah, Nadi, RR, TB,  khusus (kehamilan) : TFU, presentasi - Obstetri atau Ginekologi
BB , LILA janin, letak janin, DJJ, payudara, · Terapi
· Inspekulo - Tablet Tambah darah
· KIE pelayanan antenatal
· KIE kehamilan (umum) : - Obat lain sesuai indikasi
· Pengisian Form Lab : Hb, Gol.  Hal2 yang harus dilakukan, · KIE Kehamilan (khusus)
darah, glukosa urine, protein  hal2 yang harus dihindari, - Hal-hal kondisi khusus pasien
urine, HIV , Hepatitis B dan  tanda bahaya kehamilan · Merujuk jika diperlukan
Sifilis, Malaria (daerah endemis)

Periksa Laboratorium
Apotik Pulang
Pokok Bahasan 3
Penggunaan Buku KIA
Identitas keluarga

Mengenali Faktor risiko


dari usia
Usia < 16 tahun
Usia > 40 tahun
*Peran Dokter dan
Bidan
Menyambut Persalinan
P4K dalam buku KIA
Catatan Kesehatan Ibu Hamil
Catatan Kesehatan Ibu Hamil
• Menanyakan:
• Riwayat luaran bayi pada
kehamilan sebelumnya
• Riwayat Penyakit ibu pada
kehamilan sebelumnya
• Penyulit pada kehamilan saat ini
• Penyulit obstetri
Pokok Bahasan 4
Tata Laksana Penyulit
Medis Obstetrik dan Non
-Obstetrik pada Asuhan
Antenatal
Penyulit Medis Obstetrik
• Mual Muntah
• Plasenta Previa
• Hipertensi
• Lewat Waktu
• Parut Uterus
• Kehamilan Ganda
• Makrosomia
• Hidramnion
• Presentasi Bokong
• Letak Lintang
Mual dan Muntah
pada Kehamilan
Mual Muntah
• Terjadi karena :
• Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan
• Asam lambung naik
• Peristaltik usus turun

• Jika berlebihan, dapat berakibat pada dehidrasi, gangguan


asam-basa dan elektrolit dan ketosis  hiperemesis
gravidarum
• Mual dan muntah hebat
• Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit
• Terdapat KETON pada urin (Ketonuria)
Peran Peserta
Bidan – Perawat Dokter
• Tanyakan apakah tidak BAK, lemas • Pastikan hiperemesis
• Periksa adanya tanda dehidrasi :
• Tensi normal/turun, Nadi >100 detak/mnt
• Mata cekung, Bibir kering • Ganti cairan Intravena
• Urin dipstik  keton urin

• Berikan obat-obatan
• Jika berlanjut dan pasien tidak bisa makan
sama sekali (Hiperemesis)  rujuk
• Pertahankan
• Edukasi makanan rendah lemak kecukupan nutrisi ibu,
• Minum banyak termasuk suplementasi
• Makan sering dengan porsi kecil vitamin dan asam folat
• Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari di awal kehamilan
kelelahan
Obat untuk Mual Muntah
Jenis Obat Keamanan / Kategori FDA
Antasida Aman
Pyridoxine / vitamin B6 Aman
Sukralfat FDA Kategori C
Cimetidine, Ranitidine FDA Kategori C
Metoclopramide FDA Kategori C
Lansoprazole, Pantoprazole FDA Kategori C
Ondansetrone FDA Kategori B / C
TIDAK BOLEH DIBERIKAN
Omeprazole FDA Kategori C
Chlorpromazine FDA Kategori C
Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium
serviks interna
Plasenta previa berdasarkan lokasi, yaitu:
• Totalis = ostium internal ditutupi seluruhnya oleh plasenta
• Parsialis = ostium interal ditutupi sebagian oleh plasenta
• Marginalis = tepi plasenta terletak di tepi ostium internal
• Letak rendah = plasenta berimplantasi di segmen bawah
uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium

Diagnosis
• Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>22 minggu
• Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
• Syok
• Tidak ada kontraksi uterus
• Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul
• Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
• Penegakkan diagnosis  pemeriksaan USG
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Anamnesis:
Anamnesis riwayat
adanya perdarahan dari
Tanyakan adanya riwayat kehamilan, persalinan, dan
jalan lahir
operasi sebelumnya operasi sebelumnya
Riwayat persalinan
sebelumnya
Periksa adanya tanda syok Pastikan hemodinamik stabil
Multiparitas
karena perdarahan : Jika tidak stabil  berikan
• Tensi turun cairan intravena
Periksa:
• Frek. nadi meningkat
Bagian terbawah janin 
• Penurunan kesadaran Rujuk untuk :
masuk pintu panggul atau
• Pucat • USG  konfirmasi
tidak
diagnosis
DJJ
Edukasi adanya • Tatalaksana di RS dengan
kemungkinan plasenta fasilitas lengkap  SC
Edukasi adanya
previa  rujuk atau konservatif
kemungkinan plasenta
previa  rujuk
Tatalaksana Umum
• PERHATIAN!
• Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum
tersedia kesiapan untuk seksio sesarea.
• Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk
menentukan sumber perdarahan.
• Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan
intravena (NaCl 0,9 % atau Ringer Laktat)
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
• Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio
sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan
• Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi
prematur, pertimbangkan terapi ekspektatif
• Rujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap
Hipertensi
Tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik
pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normo-
tensi
• Bila ditemukan tekanan darah tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil,
lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein
urin 24 jam dan tentukan diagnosis.

Pre-eklampsia
Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu dengan tes celup urin
menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24
jam

Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu tanpa melihat proteinuria
dan/atau tanpa disertai keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
• Sakit kepala, skotoma penglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Jenis Hipertensi selama
Hamil
Muncul sebelum 20 minggu
atau sejak sebelum hamil
Muncul setelah 20 minggu

Eklampsia
Hipertensi Superimposed Hipertensi
Pre-eklampsia
Kronik Pre-eklampsia dalam
Kehamilan
Proteinuria (+) Tensi Tinggi
Proteinuria (-) Proteinuria (+) Proteinuria (-)
Kejang (+)
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Melakukan pemeriksaan tekanan


Anamnesis :
darah setiap pasien datang untuk Edukasi :
Adanya riwayat penyakit
kontrol kehamilan
sebelumnya
• Tanda bahaya dan
Jika meningkat (diatas atau sama gejala preeklampsia
Pemeriksaan :
dengan 140/90 mmHg), ulang dan eklampsia 
Adanya komplikasi
pemeriksaan kejang, komplikasi
keterlibatan organ lain –
gangguan hati dan
ginjal, mata, liver
Pemeriksaan protein urin pembekuan darah,
gawat janin, bayi
Tatalaksana :
RUJUK meninggal
Jika Pre-eklampsia
Cegah kejang  MgSO4
MgSO4 diberikan secara intravena • Anjurkan istirahat
Turunkan tensi 
kepada ibu dengan eklampsia lebih banyak
antihipertensi
(tatalaksana kejang) dan
Rujuk ke RS dengan
preeklampsia berat (pencegahan • Batasi cairan
fasilitas lengkap
kejang).
Cegah
Kejang
Terminasi Kehamilan
Muncul sebelum 20 minggu
atau sebelum hamil
Muncul setelah 20 minggu

Hipertensi
Hipertensi Superimposed
dalam Pre-eklampsia Eklampsia
Kronik Pre-eklampsia
Kehamilan

Pengawasan
Ketat dan
Pengawasan Pengawasan Bayi harus
ekspektan
Ketat (belum Ketat (belum segera
(belum cukup
Pengawasan cukup bulan) cukup bulan) dilahirkan
bulan)
Ketat dalam 12
Induksi (cukup Induksi (cukup jam sejak
Induksi /
bulan) bulan) kejang
operasi Sesar
(cukup bulan)
Kehamilan Lewat Waktu
Kehamilan usia ≥ 42 minggu penuh (294 hari) terhitung sejak hari pertama haid
terakhir, penelitian terkini menganjurkan tatalaksana lebih awal
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter
Tanyakan hari pertama haid
Rujuk pasien ke rumah sakit
terakhir, waktu DJJ pertama
sedini mungkin untuk
terdeteksi, dan waktu
menegakkan diagnosis usia
gerakan janin pertama
kehamilan
dirasakan
Tawarkan induksi persalinan
Anjurkan USG trimester 1
Edukasi mengenai mulai usia kehamilan 41
kemungkinan metode minggu.
Bila terdapat perbedaan
persalinan dan komplikasi
usia kehamilan lebih dari 10
yang dapat terjadi Observasi dilakukan di rumah
hari berdasarkan
sakit karena meliputi non-
perhitungan hari pertama
stress test dan pemeriksaan
haid terakhir dan USG
volume cairan amnion.
trimester kedua, waktu
taksiran kelahiran harus
Jika sudah mencapai 42
disesuaikan berdasarkan
minggu, lahirkan bayi.
hasil USG
Kehamilan dengan Parut
Uterus
Kehamilan pada pasien yang pernah mengalami seksio sesarea pada kehamilan
sebelumnya atau pernah mengalami operasi pada dinding rahim (mis. miomektomi)
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Tanyakan dan lakukan


pemeriksaan fisik :
adanya luka parut di Persalinan pervaginam
abdomen bawah serta Edukasi kemungkinan (vaginal birth after cesarean
diperkuat dengan catatan terjadinya robekan uterus section, VBAC) kehamilan
rekam medis saat kehamilan semakin dengan parut uterus hanya
besar : dapat dilakukan di rumah
Parut uterus biasanya - Nyeri seperti tersayat sakit dengan fasilitas
didapat dari bekas seksio - Perdarahan lengkap dan mampu
sesarea, miomektomi, atau - Lemas dan pucat melakukan seksio sesarea
ruptura uteri dalam waktu 30 menit

RUJUK
Kehamilan Ganda
Kehamilan dengan jumlah janin 2 atau lebih
• Besar uterus melebihi usia kehamilan atau lamanya amenorea
• Hasil palpasi abdomen mengarah ke kehamilan ganda:
• Teraba lebih dari 2 balotemen atau lebih
• Terdengar lebih dari satu denyut jantung bayi denganstetoskop fetal
 
• Setiap ada kecurigaan pada kehamilan ganda, wajib dilakukan
konsultasi pada dokter spesialis obstetri dan ginekologi
• Asuhan antenatal selanjutnya sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis
obstetri dan ginekologi.
• Persalinan untuk kehamilan ganda sedapat mungkin dilakukan di
rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap.
Makrosomia
Bayi baru lahir dengan berat badan > 4000 gram
• Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi dilahirkan dan ditimbang berat
badannya.
• Dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi dilahirkan,untuk mengantisipasi risiko distosia bahu,
fraktur klavikula, atau cedera pleksus brakialis
• Berat janin dapat diperkirakan dengan penilaian faktor risiko ibu, pemeriksaan klinis, atau
pemeriksaan USG

• Jika ditemukan taksiran berat janin lebih dari 4000 gram, maka
lakukan rujukan untuk :
• Memastikan taksiran berat janin dengan pemeriksaan USG
• Mencari penyebab makrosomia
• Melakukan perencanaan persalinan

• Persalinan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas lengkap


Hidramnion
Terdapatnya cairan amnion dalam jumlah berlebihan
• Hidramnion berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas perinatal,
serta komplikasi maternal seperti abrupsio plasenta, disfungsi uterus, dan perdarahan
pascasalin.
 
Diagnosis
• Jumlah cairan amnion lebih dari 2000 ml.
• Ukuran uterus yang besar dan tegang disertai dengan kesulitan meraba bagian janin
atau mendengarkan denyut jantung janin. Pada keadaan berat, ibu dapat mengalami
kesulitan bernapas, pembengkakan tungkai, dan oliguria.
• Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan USG.
 
Tatalaksana
• Pasien dengan kecurigaan hidramnion dirujuk ke RS untuk mendapatkan tatalaksana
yang memadai.
Malpresentasi Bokong
Presentasi Bokong yang menetap hingga kehamilan 36 minggu harus sudah
diketahui penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan USG sebelumnya 
penatalaksanaan selanjutnya adalah di Rumah Sakit
.

Presentasi bokong sempurna, presentasi bokong murni, dan presentasi kaki


(footling).

Komplikasi pada janin dan ibu terjadi pada saat persalinan. Untuk
mengurangi morbiditas persalinan pada presentasi bokong harus
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas lengkap.
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Menanyakan gerak janin: Edukasi mengenai Melakukan konfirmasi


Gerakan janin teraba di komplikasi yang dapat pemeriksaan dan diagnosis
bagian bawah abdomen terjadi jika persalinan
dilakukan pervaginam Rujuk ke RS dengan fasilitas
Pemeriksaan : lengkap
Kepala terletak di bagian
atas, bokong pada daerah
pelvis
Auskultasi menunjukkan
denyut jantung janin
lokasinya lebih tinggi.

Jika <36 minggu  edukasi


untuk knee-chest position
Jika >36 minggu  Rujuk
LETAK LINTANG
Diagnosis
• Pemeriksaan abdominal: sumbu panjang janin teraba
melintang, TIDAK teraba bagian pada pelvis inlet
sehingga terasa kosong.
• Pemeriksaan USG sangat dianjurkan bila ditemukan
kehamilan letak lintang yang menetap hingga 36
minggu.

Tatalaksana
• Rujuk ke Rumah Sakit dengan
fasilitas lengkap untuk tatalaksana
selanjutnya
Penyulit Medis Non-Obstetrik :
Penyakit non-Infeksi
• Anemia
• KEK
• Gagal Jantung
• Diabetes Mellitus
Anemia
Terdapat kekurangan sel darah merah atau hemoglobin
• Diagnosis :
• Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III)
• Kadar Hb < 10,5 g/dl (pada trimester II)

• Sebab Anemia:
• Defisiensi besi : lakukan pemeriksaan ferritin.
• Ferritin < 15 ng/ml  terapi besi 180 mg besi elemental/hari
• Ferritin normal  periksa SI dan TIBC
• Thalassemia  rujuk
• Riwayat perdarahan : keguguran, mola, kehamilan ektopik, perdarahan
pasca persalinan
• Penyakit kronis
• Defisiensi asam folat dan vitamin B12
• Penyakit penyerta : Malaria, Kecacingan
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Konseling : Cari penyebab anemia


Tanyakan keluhan :
• Pola makan
Lemas, pucat, sering pingsan, Berikan Tablet Tambah Darah (TTD) 
batuk lama, perdarahan dengan gizi komposisi 60 mg besi elemental dan 400
seimbang μg asam folat.
Periksa Hemoglobin dan
• Pemberian
hematokrit saat kontrol pertama Pemberian 2 TTD/ hari sampai Hb normal
contoh bahan Trimester I  periksa Hb /bulan 
Periksa analisa darah tepi (ADT) makanan yang sampai Hb normal
tinggi zat besi Trimester ke II  periksa Hb / 2 minggu
Jika Hb <10 g/dl  rujuk dan PHBS  sampai Hb normal

Pantau pertumbuhan dan Tidak normal  rujuk


kesejahteraan janin :
Pertambahan TFU Transfusi jika:
Pemeriksaan USG Hb < 7 g/dL atau hematocrit < 20 %
Periksa denyut jantung janin Hb > 7 g/dL dengan :
secara berkala. Pusing, pandangan berkunang-kunang,
atau takikardia (frek nadi > 100x/menit)
Kurang Energi Kronik
Kekurangan energi kalori dan protein dalam jangka waktu yang lama
Diagnosis
• Pemeriksaan lingkar lengan atas <23,5 cm
• IMT pra hamil/Trimester I < 18,5 kg/m2

Faktor Predisposisi
• Asupan nutrisi yang kurang
• Faktor medis, misalnya adanya penyakit kronik

• Ibu hamil KEK harus ditangani sesuai dengan standar dan


kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi dan bidan.
• Kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan.
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Konseling gizi  Memperbaiki


Pengkajian gizi : status gizi melalui penyediaan
• Data antropometri makanan yang optimal agar Bekerjasama dengan tim
(LiLA, IMT) tercapai berat badan standar kesehatan lain atau dirujuk ke
• Biokimia (Hb) fasilitas kesehatan rujukan jika
• Klinis (Kurus, Pucat) Menjelaskan tentang : ada penyulit dan penyakit
• Asupan • Pentingnya makanan yang
penyerta
makan/riwayat gizi  cukup selama kehamilan
• Pentingnya pemilihan makanan
food recall 24 jam Pemantauan/bulan
• Riwayat personal. yang tepat selama kehamilan
• Contoh pola makan yang tepat
Mengetahui tingkat keberhasilan
Makanan tambahan ±500 (terdiri dari makanan pokok, dan kemajuan status gizi :
kkal, 15 gr protein/hari sumber protein hewani-nabati, • Kenaikan BB
dan pantau sayur dan buah) • Perbaikan nilai lab
• Penambahan energi sesuai • Perbaikan tanda klinis
perkembangan janin
dengan trimester (dalam • Asupan makanan termasuk
Memotivasi kunjungan bentuk susu atau PMT lain) dari PMT
secara berkala
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Ibu Hamil KEK
Monitoring dan Evaluasi
Gagal Jantung
Sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional jantung yang
menyebabkan terganggunya fungsi pengisian dan pengosongan ventrikel
Gejala dan Tanda Gagal Jantung
• Sesak yang • Distensi vena leher
memberat • Murmur sistolik grade 3/6 atau lebih
• Batuk di malam hari • Murmur diastolik
• Batuk darah • Kardiomegali
• Aritmia yang menetap
• Pingsan
• Split bunyi jantung kedua yang
• Nyeri dada menetap
• Sianosis / membiru • Penunjang:
• EKG
• Jari tabuh
• Ekokardiografi
• Foto rontgen dada (dengan pelindung
radiasi untuk melindungi janin)
Klasifikasi NYHA untuk gagal
jantung
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Mengenali tanda dan Konseling Gangguan jantung kelas III dan IV


gejala saat pasien datang prakonsepsi : berisiko sangat tinggi
kontrol kelainan jantung
kelas 3 dan 4 Penanganan :
Rujuk ke dokter spesialis sebaiknya tidak hamil • Terminasi kehamilan
kandungan dan spesialis  memilih cara • Rawat bersama TS Kardiologi
jantung di RS dengan kontrasepsi AKDR, • Meneruskan kehamilan dengan
fasilitas memadai tubektomi, atau tirah baring total dan pengawasan
vasektomi ketat
Pada masa nifas • Ibu dalam posisi setengah duduk
kontrasepsi harus Edukasi cegah infeksi • Persalinan dilakukan dengan
diberikan. Pada kondisi  Hindari kontak seksio sesarea (dengan
yang stabil, tubektomi dengan penderita pendampingan kardiolog)
dapat dilakukan infeksi saluran napas • Berikan furosemide  volume
termasuk influenza darah berkurang dan beban
jantung menurun
Diabetes Melitus
Gestasional (DMG)
Keadaan intoleransi karbohidrat yang memiliki awitan atau pertama kali ditemukan
pada kehamilan.
Peran Peserta
Bidan Perawat Dokter

Tanyakan Riwayat : Edukasi bahwa Tatalaksana terpadu oleh dokter


• Diabetes gestasional Tatalaksana DMG : spesialis penyakit dalam, dokter
• Glukosuria • Mengurangi risiko spesialis obstetri dan ginekologi,
• Keluarga dengan diabetes memiliki bayi besar ahli gizi, dan dokter spesialis
• Abortus berulang • Mengurangi anak
• Melahirkan cacat bawaan / kemungkinan
bayi >4.000 gr terjadinya Pemberian insulin  bila
• Pre-eklampsia hipoglikemia pengaturan diet selama 2
neonatal minggu tidak mencapai target
Periksa: • Mengurangi Pantau kesejahteraan janin dan
Obesitas? kemungkinan bayi rencana persalinan harus
Gula darah sewaktu di ANC mengidap diabetes dilakukan di FKRTL
pertama di usia dewasa
TTGO di 24-28 minggu Skrining diabetes 6-12 minggu
setelah bersalin dan setiap 3
Rujuk ibu ke rumah sakit tahun seumur hidup
Penyulit Medis Non-Obstetrik :
Penyakit Infeksi

• Malaria
• Tuberkulosis
• Hepatitis
• Sifilis
• HIV
• IMS
• Kondiloma
MALARIA
Penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium, ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali.
Tanda dan Gejala Malaria
Malaria Tanpa Komplikasi Malaria Berat
Demam Penurunan kesadaran dalam berbagai derajat, dengan manifestasi
seperti: kebingungan, mengantuk, sampai penurunan kesadaran yang
dalam

Menggigil / kedinginan / kaku Tidak dapat makan dan minum


Sakit kepala Pucat di bagian dalam kelopak mata, bagian dalam mulut, lidah dan
telapak tangan
Nyeri otot/ Persendian Kelemahan umum (tidak bisa duduk / berdiri)
Kehilangan selera makan Demam sangat tinggi >400C
Mual dan muntah Ikterik
Diare Oliguria
Mulas seperti his palsu (kontraksi uterus) Urin berwarna coklat kehitaman (black water fever)

Pembesaran limpa
Pembesaran hati
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter

Tanyakan keluhan
Anamnesis terarah
Pemeriksaan fisik:
• Kesadaran Pemeriksaan :
• Tanda vital : Tensi, nadi, napas, suhu DPL
• Tentukan usia kehamilan ibu ADT dan rapid diagnostic test (RDT)
Kimia darah : gula darah, serum bilirubin, SGOT &
Minum obat sesudah makan SGPT, analisis gas darah, laktat
Jika memungkinkan awasi pasien saat minum obat.
Anjurkan menggunakan kelambu setiap malam Lakukan stabilisasi meliputi :
Pemasangan oksigen
Rujuk ibu segera jika menunjukkan gejala malaria berat Pemasangan jalur IV  cairan
Obat anti kejang
Jika ibu tidak sadarkan diri dan/atau kejang : Pemberian 1 dosis Artemeter 3,2 mg/KgBB IM atau
• Periksa jalan napasnya Kina Hidroklorida 10mg/Kg BB IM
• Posisikan ibu dalam keadaan miring kiri dengan 2 bantal menyangga
bagian punggungnya Teruskan minum tablet zat besi dan asam folat serta
• Periksa adanya kaku kuduk konsumsi makanan dengan zat besi.
• Pastikan bahwa kejang tidak disebabkan oleh eklampsia.
Tatalaksana Umum Lini II
MALARIA FALCIPARUM :
Lini I
KINA + CLINDAMISIN selama 7
TRIMESTER 1-3 : ACT (OAM=DHP) hari

Lini II
MALARIA VIVAKS:

KINA selama 7 hari


 ACT (OAM – DHP) selama 3 hari
 Tanpa Primakuin Dosis
Kina : 10 mg/kg BB perkali
      pemberian. Dalam 1 hari
    Jumlah tablet per hari diberikan 3 kali
Hari Jenis Obat
40 – 60 kg > 60 kg Clindamisin : 10mg/kg BB
diberikan 2 kali sehari
H1 DHP 3 4
H2 DHP 3 4 Pemberian tablet besi tetap diteruskan
H3 DHP 3 4
Tuberkulosis
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex
Tanda dan Gejala
Gejala utama
• Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih

Gejala tambahan
• Dahak bercampur darah atau batuk darah
• Sesak nafas
• Badan lemas
• Nafsu makan menurun
• Berat badan menurun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
• Demam meriang lebih dari satu bulan.
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter

Tanyakan adanya gejala  Foto radiologi : Gambaran infiltrat atau kavitas


tersangka (suspek) TB 
pemeriksaan dahak secara Terapi: Streptomicin tidak boleh diberikan
mikroskopis langsung
Evaluasi :
BTA dilakukan dengan metode Periksaan dahak kembali di akhir tahap intensif (bulan kedua)
SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) : 3x • Hasil negatif  lanjut tahap berikutnya
pengambilan • Hasil positif  tambahan pengobatan seperti tahap intensif
selama 28 hari (OAT sisipan)
Rujuk ke dokter Pemeriksaan dahak ulangan
• Hasil negatif  lanjut tahap berikutnya
Pastikan ibu didampingi oleh • Tetap positif  layanan TB-MDR
seorang pengawas minum obat Pasca 6 bulan terapi : periksa dahak ulang
(PMO) yang dapat memantau • Hasil negatif  sembuh
dan mendorong kepatuhan • Hasil positif  layanan TB-MDR
pasien berobat  evaluasi
Setelah bayi lahir  profilaksis INH ( 5-10 mg/kgBB/hari) sampai 6
bulan
Vaksinasi BCG  setelah pengobatan profilaksis selesai.
Terapi tersebut dapat diberikan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap (KDT)
sesuai berat badan ibu seperti di bawah ini:
Kondisi lain
Pada ibu menyusui
• Tidak berbeda dengan pengobatan pada umumnya. Semua jenis OAT
aman untuk ibu menyusui
Pada pengguna kontrasepsi
• Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal ( pil KB, suntikan
KB, susuk KB), sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi
tersebut
• Seorang pasien TB sebaiknya menggunakan kontrasepsi non-hormonal,
atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi ( 50 μg )
HEPATITIS B
Infeksi menular serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter

Pemeriksaan HbsAg pada Anti Viral yang aman dengan analog nucleos(t)ide (oleh
trimester I dokter Obsgin dan dokter KGEH di RS rujukan) :
• Tab. Lamivudin – Tenofovir (FDA class A)
Jika positif  rujuk • Tab. Telbivudin – Tenofovir (FDA class B)
• Tab. Lamivudin – Entecavir – Adenovir (FDA class C)
Edukasi bahwa :
Ibu HbsAg (+)  bayi diberikan :
Tidak ada larangan • HBIG 0,5 ml IM pada lengan atas segera setelah lahir (dalam 12
pemberian ASI eksklusif jam kelahiran)
pada bayi dengan ibu HbsAg • vaksin hepatitis B dengan dosis 0,5 ml (5 μg) IM pada lengan
positif terutama bila bayi atas sisi lain pada saat yang sama kemudian pada usia 1 bulan
telah divaksinasi dan diberi dan 6 bulan atau mengikuti program imunisasi Nasional (bulan
HBIG setelah lahir. ke-2, ke-3 dan ke-4)

Ibu HbsAg (-)  bayi diberikan :


• vaksin hepatitis B 0,5 ml (5 μg) pada usia ke-0, 1 bulan, dan 6
bulan atau mengikuti program imunisasi Nasional (bulan ke-2,
ke-3 dan ke-4)
SIFILIS
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum
Sifilis dapat menyebabkan abortus, persalinan preterm, kematian janin, gangguan
plasenta, gangguan hati, limfadenopati, dan miokarditis
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter

Pemeriksaan VDRL pada Periksa adanya ulkus genital


trimester I Konfirmasi dengan tes treponemal
• Titer RPR 1:2 - 1:4 
stadium dini
TP Rapid positif :
• Titer RPR 1:8 atau kurang
• Injeksi IM benzatin penisilin G 2,4 juta IU, setelah
 stadium laten
• RUJUK tes kulit negatif
• Jika tes kulit positif, dilakukan desensitisasi
Edukasi : penicillin
Pemakaian kondom secara • Bila titer RPR lanjut, suntikan diulang setiap
konsisten selama minggu, total 3 kali suntikan IM benzatin penisilin
pengobatan G 2,4 juta IU
Desensitisasi Penicillin
HIV-AIDS
HIV singkatan dari human immunodeficiency virus
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu
sekumpulan gejala dan tanda akibat kerusakan sistem imun oleh infeksi HIV
HIV menyerang sel limfosit T CD4 dan menjadikannya tempat untuk
berkembang biak
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter

Screening pada awal kehamilan Tegak diagnosis

Reaktif jika hasil tes dengan reagen 1 Tatalaksana:


(A1), reagen 2 (A2), dan reagen 3 (A3) • Penanganan berpasangan
ketiganya positif  Rujuk • Penggunaan kondom konsisten
• Penapisan infeksi oportunistik
Edukasi Ibu : • Pengobatan ARV kombinasi dosis tetap (TDF+3TC+EFV)
• ARV patuh 100% seumur hidup sekali sehari setiap 24 jam sejak saat ditemukan
• Perilaku seks aman dengan dilanjutkan seumur hidup
kondom konsisten untuk mencegah • Pemberian kartu pasien beregister nasional terisi lengkap
penularan dan super-infeksi HIV • Pengisian ikhtisar perawatan
• Anjuran metode kontrasepsi jangka • Pemeriksaan CD4 dan Viral Load HIV
panjang IUD atau kontrasepsi • Pemberian ARV lebih dari 6 bulan terbukti menurunkan
mantap bila tidak ingin punya anak kadar viral load sampai tidak terdeteksi dan menurunkan
lagi risiko penularan dari ibu ke bayi sehingga kurang dari 1%
• Perencanaan persalinan dan pemeliharaan bayi, makanan
dan laktasi.
Diagnosis
Pilihan Persalinan
Tatalaksana Bayi

Pemilihan makanan bayi dapat :


• ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI eksklusif 6 bulan tanpa mixed feeding sama sekali.
• Non-ASI Eksklusif yaitu pemberian pengganti ASI asal syarat AFASS terpenuhi (affordable/
terjangkau, feasible/mampu, acceptable/dapat diterima, sustainable/berkesinambungan dan
safe/aman)
• Tidak boleh mixed feeding
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL (IMS)
Perlu mendapat perhatian pada orang dewasa 15-49 tahun antara lain Chlamydia
trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, and Trichomonas vaginalis
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter

Menanyakan adanya keputihan / duh Periksa duh tubuh langsung di bawah mikroskop atau
tubuh : pewarnaan gram
• Warna kuning kehijauan dan berbusa
atau tidak khas Pengobatan
• Vagina bau dan gatal • Trichomonas
• Edema atau eritema vagina Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal,
• Strawberry cervix ATAU 2 x 500 mg peroral selama 7 hari
• Dengan atau tanpa nyeri perut bagian • Gonorrhea / Chlamydia
bawah Sefiksim 400 mg/hari dosis tunggal per oral
• Adanya faktor risiko tanda-tanda BERSAMA Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral
servisitis, endometritis, salpingitis, yang disebut KOMBIPAK. Diminum didepan petugas
nyeri radang panggul
Pastikan bayi dilahirkan ketika ibu telah sembuh dari
Edukasi : infeksi ini karena dapat menyebabkan gonoblenore pada
• Penanganan berpasangan bayi atau kebutaan pada bayi (trachoma)
• Abstinensia seksual selama
pengobatan
• Penggunaan kondom konsisten
• Penapisan IMS lain
KONDILOMA AKUMINATA
Infeksi menular seksual yang umumnya disebabkan oleh human papillomavirus
risiko rendah, terutama HPV 6 dan 11
Peran Peserta
Bidan dan Perawat Dokter

Pemeriksaan fisik pada genitalia Biopsi hanya diperlukan bila:


eksterna : • Diagnosis meragukan
• lesi khas di genitalia eksterna • Lesi tidak berespon terhadap pengobatan standar
sewarna kulit atau keabuan
• Penyakit memburuk selama kehamilan
• hiperkeratotik,
• eksofitik • Pasien imunokompromais
• permukaan yang tidak rata dan • Lesi kutil berpigmen, terdapat indurasi, terfiksasi,
ukuran yang bervariasi berdarah atau terdapat ulkus

Temuan (+)  RUJUK Pilihan terapi meliputi :


• TCA 80-90 % dioleskan pada lesi seminggu sekali
Edukasi : • Bedah listrik/elektrokauterisasi
• Penanganan berpasangan
• Krioterapi dengan nitrogen cair
• Abstinensia seksual selama
pengobatan
• Krioterapi dengan CO2 padar
• Penggunaan kondom konsisten • Pembedahan (bedah skapel)
• Penapisan IMS lain
Persalinan dengan seksio sesarea dapat
dipertimbangkan
c. Rujukan pada Kasus Penyulit Medis Obstetrik dan Non Obstetrik

• Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan


komponen yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan
maternal  diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan
pasien.
.
• Rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di suatu
fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksana komplikasi yang
mungkin terjadi.
.
• 2 alasan untuk merujuk ibu hamil : ibu dan/atau janin yang
dikandungnya.
Sifat Rujukan Ibu Hamil
Rujukan kegawatdaruratan
• Rujukan yang dilakukan sesegera mungkin karena berhubungan dengan
kondisi kegawatdaruratan yang mendesak.

Rujukan berencana
• Rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang lebih panjang ketika keadaan
umum ibu masih relatif lebih baik, misalnya di masa antenatal atau awal
persalinan ketika didapati kemungkinan risiko komplikasi.
• Dapat dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih beragam,
nyaman, dan aman bagi pasien.
Rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila:
.

• Kondisi ibu tidak stabil untuk dipindahkan


• Kondisi janin tidak stabil dan terancam untuk terus
memburuk
• Persalinan sudah akan terjadi
• Tidak ada tenaga kesehatan terampil yang dapat menemani
• Kondisi cuaca atau modalitas transportasi membahayakan
Perencanaan Rujukan
Komunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena
rujukan harus medapatkan pesetujuan dari ibu dan/atau keluarganya.

Tenaga kesehatan perlu memberikan kesempatan, apabila situasi


memungkinkan, untuk menjawab pertimbangan dan pertanyaan ibu
serta keluarganya.
Perencanaan Rujukan
Beberapa hal yang disampaikan sebaiknya meliputi:
• Diagnosis dan tindakan medis yang diperlukan
• Alasan untuk merujuk ibu
• Risiko yang dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan
• Risiko yang dapat timbul selama rujukan dilakukan
• Waktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan untuk merujuk
• Tujuan rujukan
• Modalitas dan cara transportasi yang digunakan
• Nama tenaga kesehatan yang akan menemani ibu (bila diperlukan)
• Jam operasional dan nomer telepon rumah sakit/pusat layanan kesehatan yang dituju
• Perkiraan lamanya waktu perawatan (bila memerlukan perawatan)
• Perkiraan biaya dan sistem pembiayaan (termasuk dokumen kelengkapan untuk Jampersal, Jamkesmas,
atau asuransi kesehatan)
• Pilihan akomodasi untuk keluarga
Berkas Rujukan
Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini (secara langsung
ataupun melalui faksimili) :

• Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil pemeriksaan,


diagnosis kerja, terapi yang telah diberikan, tujuan rujukan, serta nama dan
tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan)
• Buku KIA
• Hasil pemeriksaan penunjang
• Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan kesehatan
Rujukan pada ANC pertemuan awal
(sebelum usia kehamilan 16 minggu)
Kondisi Sikap
Diabetes mellitus Rujuk
Penyakit J antung Rujuk
Penyakit ginjal Rujuk
Riwayat Epilepsi Rujuk
Penyalahgunaan obat Rujuk
Riwayat Kelahiran mati Rujuk
Perdarahan jalan lahir, spotting Rujuk
Riwayat Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) Rujuk
Bekas sesar dan parut uterus Rujuk
Tekanan darah tinggi ( > 140/90 mmHg) Rujuk
Usia Gestasi tidak dapat ditentukan Rujuk
Rujukan pada ANC pertemuan
kedua (sebelum usia kehamilan 24-28
minggu)
Kondisi Sikap
Perdarahan jalan lahir, spotting Rujuk
Hb <10 g/dL Rujuk
Tanda-tanda Preeklampsia, tekanan darah tinggi, Rujuk
proteinuria
Kecurigaan Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) Rujuk
Ibu tidak merasakan gerakan janin Rujuk
Rujukan pada ANC pertemuan ketiga
(sebelum usia kehamilan 30-32 minggu)
Kondisi Sikap
Perdarahan jalan lahir Rujuk
Hb <10 g/dL Rujuk
Tanda-tanda Preeklampsia, tekanan darah tinggi, proteinuria Rujuk
Kecurigaan Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) Rujuk
Kecurigaan bayi kembar Rujuk
Rujukan pada ANC pertemuan keempat
(sebelum usia kehamilan 36-40 minggu)
Kondisi Sikap
Perdarahan jalan lahir Rujuk
Hb <10 g/dL Rujuk
Tanda-tanda Preeklampsia, tekanan darah tinggi, proteinuria Rujuk
Kecurigaan Pertumbuhan janin terhambat (IUGR) Rujuk
Bekas sesar dan parut uterus Rujuk
Kecurigaan bayi kembar Rujuk
Kecurigaan letak lintang Rujuk
Kecurigaan presentasi bokong Rujuk
Kehamilan 41 minggu belum inpartu Rujuk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai