makalah
KELOMPOK 1
Oleh :
Khairunnisak (21172064p)
Rizki Jati Subangkit (21172067p)
Luthfa Raihan (21172052p)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari di dalam
makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir
kata kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Amiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Seks Bebas................................................................................. 4
B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas............................................... 5
C. Akibat dari Seks Bebas............................................................................ 7
D. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas....................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Menurut Desmita (2005)
berbagai bentuk tingkah laku seksual, seperti berkencan intim, bercumbu,
sampai melakukan kontak seksual.
Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah
bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri
kelamin sekunder, misalnya: tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat
pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita
mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara
dan tumbuh jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam usia
belia (<19 tahun).
Pada masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka
mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki
rasa ingin tahu yang begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya
yang besar, semakin dilarang, semakin penasaran dan akhirnya mereka berani
untuk mengambil risiko tanpa pertimbangan terlebih dahulu
. Kementerian Kesehatan Indonesia (2009) mengemukakan bahwa
perilaku seks bebas remaja dari hasil penelitian di empat kota: Jakarta Pusat,
Medan, Bandung, dan Surabaya. Hasilnya, sebanyak 35,9 persen remaja
punya teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum
menikah. Bahkan, 6,9 persen responden telah melakukan hubungan seksual
pranikah.
Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus
terselamatkan dari bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya
kebebasan. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk,
sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai
contoh kebudayaan seks bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.
1
2
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
menghawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak
jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memedulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah
mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di
kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak
buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang tidak mempunyai status.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku
remaja dalam urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara
berkembang seperti Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar
bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan
jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai agama dan Pancasila. Selain itu,
banyaknya media remaja yang getol menyajikan budaya barat semakin
mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permisif) alias bebas
berbuat selama tidak mengganggu orang lain. Termasuk dalam urusan seks.
Karena di beberapa negara barat, perilaku seks bebas remaja memang tinggi
sekali. Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adalah
suatu yang wajar, karna sebagian besar mereka di sana melakukan seks bebas.
Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang
mereka junjung, sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-
norma yang harus kita junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri
kita dari seks bebas.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Apakah faktor-faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa
melakukan seks bebas?
3. Apa akibat dari seks bebas?
3
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
3. Mengetahui akibat dari seks bebas.
4. Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.
D. Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang sex bebas sehingga nantinya mereka
mampu meningkatkan antisipasi dalam pergaulan untuk dapat memilih antara
pergaulan yang bersifat positif dan negatif.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Menurut Kartono (2008) dorongan seksual yang sangat kuat serta tidak
sanggup mengontrol dorongan seksual. Selanjutnya perilaku seks bebas atau
free sex dipandang sebagai salah satu perilaku seksual yang tidak bermoral
dan sangat bertentangan dengan nilai- nilai agama dan adat istiadat.
Disamping itu, para penganut perilaku seks bebas kurang memiliki kontrol diri
sehingga tidak bisa mengendalikan dorongan seksualnya secara wajar. Dengan
demikian perilaku seks bebas kemungkinan dapat menyebabkan dan
menumbuhkan sikap yang tidak bertanggung jawab tanpa kedewasaan dan
peradaban.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominasi oleh para
remaja dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari
uang masih banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya
mereka melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan
sampingan, itu semua karena mereka pun menyukai seks bebas tersebut tanpa
berpikir akibat buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam
era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran
15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah
karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran
bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak
selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan
kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik
selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berpikir ulang
untuk melakukan seks bebas.
dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah
penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah
yang hamil di luar nikah. Hal ini dikarenakan sekarang mereka sangat begitu
mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,
namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja
mengaku pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas
remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang
semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih
bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa.
Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah
salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar.
Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya
tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah
bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita
boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh
dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum
yang berlaku, karena gaul tidak harus melakukan seks bebas. Oleh karena itu
kita sebagai remaja harus membiasakan berpikir panjang ke depan sebelum
melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan
buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap
remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu
kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan
ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali. Jauhilah pergaulan bebas dan hal-hal negatif yang berdampak
sangat merugikan bagi diri kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhindar
dari hal-hal tersebut. Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa
7
di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif
tersebut mau jadi apa negara kita nanti. Maka mulai sekarang cobalah untuk
mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita,
karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri kita sendiri
kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacaran sehat itu
seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.
A. Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan
banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal
tersebut membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja dan
mahasiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu contohnya dalam
berpacaran. Para remaja dan mahasiswa berpacaran tidak mempunyai batasan
serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negatif
dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah
tentang seks bebas menyebabkan mereka berpikir bahwa melalui seks
bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas
sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di salah
artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas
menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga
para mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna hamil di luar nikah.
Selain itu, hamil di luar nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik
melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya menerima kenyataan
(hamil di luar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat
menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan
tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut
peran serta orang tua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan
seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh
elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya
terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih
bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan..
12
13
B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi
tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja
dengan dalam memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi
pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada
perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar
juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam
rangka menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada
penyaluran dorongan biologis secara langsung, misalnya dengan kegiatan.
Keolahragaan, pencinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Muzayyanah, Nurul. 2008. Dampak Perilaku Seks Bebas Bagi Kesehatan Remaja.
Tersedia pada http://halalsehat.com/index.php/Remaja-Sukses/DAMPAK
PERILAKU-SEKS-BEBAS-BAGI-KESEHATAN-REMAJA-*.html.