Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENELITIAN TENTANG

SEKS BEBAS

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari di dalam
makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir
kata kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Amiin.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Seks Bebas................................................................................. 4
B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas............................................... 5
C. Akibat dari Seks Bebas............................................................................ 7
D. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas....................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian………………………………………………………………………………… 9
B. Sumber data Penelitian………………………………………………………………….... 9
BAB IV HASIL PENELITIAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
..............................................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran........................................................................................................
..............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menjadi dewasa yang dimulai umur 8-4 tahun.Awal pubertas dipengaruhi oleh
berbagai faktor di antaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan.Secara
klinis mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya: tumbuh rambut
pubis, ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi
badan, pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi
perubahan pada suara dan tumbuhjakun. Sebagian besar remaja umur kawin
pertama dalam usia belia (<19 tahun).
Pada masa puber(13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari
jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa
ingin tahu yang begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang
besar, semakin dilarang, semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk
mengambil risiko tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Diera globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus
terselamatkan dari bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya
kebebasan. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk,
sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai
contoh kebudayaan seks bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada
saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menghawatirkan.
Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra
tanpa memedulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah
pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu
bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian
terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak
buruk terhadap kesehatan reproduksi.Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang tidak mempunyai status.

1
2

Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan


menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja.
Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari
hubungan seks pranikah.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku
remaja dalam urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara
berkembang seperti Indonesia. Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar
bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan
jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai agama dan Pancasila. Selain itu,
banyaknya media remaja yang getol menyajikan budaya barat semakin
mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permisif) alias bebas
berbuat selama tidak mengganggu orang lain. Termasuk dalam urusan seks.
Karena di beberapa negara barat, perilaku seks bebas remaja memang tinggi
sekali. Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adalah
suatu yang wajar, karna sebagian besar mereka di sana melakukan seks bebas.
Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang
mereka junjung, sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-
norma yang harus kita junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri
kita dari seks bebas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Apakah faktor-faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa
melakukan seks bebas?
3. Apa akibat dari seks bebas?
4. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
3. Mengetahui akibat dari seks bebas.
3

4. Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.


D. Manfaat
Pembaca dapat mengetahui tentang sex bebas sehingga nantinya mereka
mampu meningkatkan antisipasi dalam pergaulan untuk dapat memilih antara
pergaulan yang bersifat positif dan negatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Seks Bebas


Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan
bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas”
yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks
bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang benar.
Kurangnya keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di
masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini
agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung
kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling
sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orang tuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa dikatakan
cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas
dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar
adalah calon suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya
jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena

4
5

saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik
dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar
perzinaan disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok ke belakang tentang
kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim)
merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran
memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya Islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominasi oleh para
remaja dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari
uang masih banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya
mereka melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan
sampingan, itu semua karena mereka pun menyukai seks bebas tersebut tanpa
berpikir akibat buruk yang akan mereka tanggung.Pengertian pacaran dalam
era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran
15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah
karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran
bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak
selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan
kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik
selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berpikir ulang
untuk melakukan seks bebas.

B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas


Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini
memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa
kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan. Telah banyak penyimpanganyang dilakukan oleh para remaja
dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah
penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah
6

yang hamil di luar nikah. Hal ini dikarenakan sekarang mereka sangat
begitumudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,
namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja
mengaku pernah melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas
remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang
semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih
bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa.
Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah
salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar.
Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya
tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah
bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita
boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh
dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum
yang berlaku, karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.Oleh karena itu
kita sebagai remaja harus membiasakan berpikir panjang ke depan sebelum
melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan
buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap
remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu
kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan
ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali. Jauhilah pergaulan bebas dan hal-hal negatif yang berdampak
sangat merugikan bagi dirikita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhindar
dari hal-hal tersebut. Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa
di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif
tersebut mau jadi apa negara kita nanti. Maka mulai sekarang cobalah untuk
7

mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita,


karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri kita sendiri

C. Akibat dari Seks Bebas


Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat atau dampak
yang sangat negatif bagi si pelaku. seks bebas juga dapat menghilangkan rasa
malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan
dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu
seks bebas juga dapat berakibat:
1. Hilangnya kehormatan
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan
maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan
aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada
seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia,
terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan
jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
2. Prestasi cenderung menurun
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks
bebas, maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa
ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam
mengikuti proses belajar disekolah ataupundi perkuliahan akan menurun.
Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lainsebagainya dapat
menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
3. Hamil diluar nikah
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi si
pelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan
mengeluarkan si pelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil.
Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan
rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
8

4. Aborsi dan bunuh diri


Terjadinya hamil di luar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan
pikiransi pelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar
tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat
berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
5. Tercorengnya nama baik keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-
banggakan juga di idam-idamkan hamil di luar nikah. Nama baik keluarga
akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan
luka yang mendalam dihati keluarga.
6. Tekanan batin
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat
penyesalan tersebut si pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak
rasional.
7. Terjangkit penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit
kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim.
Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko
terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
8. Ketagihan
Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk
melakukan hal kotor tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna
keinginanyang tidak terkontrol.
9. Gangguan kejiwaan
Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan
atau stres, disebabkan karna ketidakmampuan menerima kehidupan,
kurangnya persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman
Tuhan.

D. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas


Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahasiswa dapat dicegah
dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
9

1. Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME


Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan
mungkar.
2. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika
Antara lain: pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga,
kerja sama guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan nila ketimuran
Kalangan remaja dan mahasiswa kita kebanyakan sudah tak
mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai
ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga
membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran
spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat
keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini,
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali
untuk terjun ke seks bebas.
4. Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual
Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat
merangkang seksual seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang
berlainan jenis.
5. Pendidikan
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan
mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga
diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu
mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6. Pendidikan sex (sex education)
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi
seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah
membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi
dan tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan
legal.
10

Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya


memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat
pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar
dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja
saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan
anak-anaknya.
7. Penyuluhan tentang seks bebas
Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda
khususnya remaja dan mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan
bebas. Sehingga mereka dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang akan
membawa mereka pada seks bebas.
8. Menegakkan aturan hukum
Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang
sering digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.
9. Jujur pada diri sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik
untuk diri masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari.
Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya
mereka yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka
lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki cara berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina
hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap
kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi
yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya
terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
11. Pacaran sehat
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak
sedikit mereka yang melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah
kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacaran sehat itu
seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.
11

12. Menjauhkan diri dari berduaan di tempat sepi


Seks bebas bisa terjadi dengan dukungan suatu tempat, jadi apabila
seorang remaja atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang
berujung pada seks bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa
berdua ditempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat
menjerumuskan terjadinya seks bebas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian
yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif juga
merupakan suatu pendekatan induktif untuk penyusunan pengetahuan yang
menggunakan riset dan menekankan subjektifitas serta arti pengalaman
bagi individu. 1 Penelitian ini akan mendeskripsikan upaya pencegahan seks
bebas pada remaja. Alasan digunakannya jenis penelitian kualitatif karena,
permasalahan dalam penelitian ini belum jelas, holistik, kompleks, dan
dinamis. Olehnya itu, peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial
secara mendalam dengan jenis penelitian observasi deksriptif.
B. Sumber Data Penelitian
kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif yang telah menetapkan
populasi dan sampel. Sesuai dengan fokus penelitian, maka sumber data
dalam penelitian ini yaitu:
1. Observasi
Mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
di lihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Dari hasil catatan tersebut selanjutnya dianalisis Ridho Adinata
dalam bukunya mengemukakan bahwa metode observasi adalah metode
pengumpulan data yang diinginkan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan penginderaan.4 Dalam hal ini yang menjadi obyek
observasi dalam penelitian ini adalah remaja yang menjadi pelaku seks
bebas, orang-orang terdekat mereka dan orang yang memiliki pengaruh
ditempat tersebut(penguasa/pemerintah)

12
13

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Perilaku Seks Sebelum Menikah Masalah seksual mungkin sama panjangnya
dengan perjalanan hidup manusia, karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari
masalah ini. Remaja bisa dengan mudah memperoleh tontonan seksual yang selama ini
dilarang atau ditabukan untuk dibahas secara transparan, dan yang tadinya hanya
dijelaskan dari mulut ke mulut secara bisik-bisik.

Faktor-faktor negatif seperti merebaknya informasi bertema pornografi di


media masa, kurangnya penanaman moral agama dan adanya pengaruh pergaulan
bebas, masuknya film dan VCD pornografi dari luar negeri ataupun dalam negeri yang
bisa dengan mudah diperoleh di mana-mana. Bagi remaja yang selama ini terkungkung
pengetahuannya, dan yang pada umumnya belum pernah mengetahui masalah seksual
secara lengkap dari orang tuanya, ini adalah saat yang tepat untuk memuaskan rasa
ingin tahu remaja tersebut dan beberapa penyebab remaja melakukan hubungan seks.
DAFTAR PUSTAKA

Adies, Permata. 2010. Makalah: Seks Bebas Dikalangan Remaja.


Tersedia pada http://permataadies.blogspot.com/2010/12/makalah-seks-bebas-
dikalangan-remaja.html.

Andriana, Deni. 2009. Seks Bebas di Kalangan Remaja.


Tersedia pada http://www.karawanginfo.com/?p=3356.

Andriezens. 2008. Upaya Penanggulangan Prilaku Seks Bebas di kalangan


Remaja.
Tersedia pada http://mahk0ta.wordpress.com/2008/07/16/upaya-
penanggulangan-prilaku-seks-bebas-di-kalangan-remaja/

Fadli, Ahmad. 2009. Penyebab Meningkatnya Seks Bebas Di Kalangan Remaja.


Tersedia pada http://kabarmu.blogspot.com/2009/02/penyebab-meningkatnya-
seks-bebas-di.html

Hamid, Abdul. 2009. Seks bebas di kalangan muda-mudi.


Tersedia pada http://andikasaputra.blogspot.com/2009/07/seks-bebas-di-
kalangan-muda-mudi.html

Muzayyanah, Nurul. 2008. DAMPAK PERILAKU SEKS BEBAS BAGI


KESEHATAN REMAJA.
Tersedia pada http://halalsehat.com/index.php/Remaja-Sukses/DAMPAK-
PERILAKU-SEKS-BEBAS-BAGI-KESEHATAN-REMAJA-*.html.

Wirakusuma, K. Yudha. 2010. Penyebab Seks Bebas Karena Pendidikan Agama


Minim. Tersediapadahttp://www.riaunews.com/berita.php?
act=full&id=3346

Anda mungkin juga menyukai