Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“BAHAYA FREE SEX BAGI KESEHATAN FISIK & JIWA”


Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
Kelompok 4

Putri Oktaviani 1910321005


Redatul Bonanya Atma 1910321021
Dinda Septia Ningrum 1910322042

Dosen Pengampu:
Dr. Mardenis, S.H., M.Si.

Program Studi Psikologi


Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan mengenai “Bahaya Free
Sex Bagi Kesehatan Fisik dan Jiwa” ini dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Mardenis, S.H., M.Si..
Kami berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami topik ini dengan
baik. Juga ucapan terimakasih tak luput kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik, saran, serta masukan yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.

Padang, Maret 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
2.1 DEFINISI FREE SEX.................................................................................................5
2.2 DAMPAK FREE SEX BAGI KESEHATAN FISIK..................................................6
2.3 FREE SEX BAGI KESEHATAN JIWA....................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................10
3.2 SARAN......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dewasa ini, seks bebas atau yang juga disebut dengan free seks merupakan
fenomena yang sering kali ditemukan di lingkungan sekitar. Meski sudah jelas bahwa
perilaku seperti ini dilarang, tetapi masih banyak oknum-oknum tertentu yang tetap
menerapkan hal ini untuk memuaskan nafsu sesaatnyanya sendiri.

Perilaku buruk ini sejak dulu memang sudah ada. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, perilaku ini pun semakin marak terjadi, khususnya di kalangan
anak-anak muda. Hal ini pun sebenarnya erat kaitannya dengan teknologi. Pesatnya
perkembangan teknologi saat ini yang dapat diakses oleh berbagai pihak menjadi sebab
merajalelanya perilaku free sex

Padahal bila dikaji lebih dalam, free sex memiliki banyak sekali dampak buruk bagi
siapa saja individu yang sering melakukannya. Bukan hanya tentang dampak fisik atau
biologis saja, namun free sex ini juga berdampak pada keadaan mental atau psikis
seseorang. Apabila hal tersebut terus berlangsung dan tidak segera dihentikan, maka
tentunya free sex ini dapat mengakibatkan kehancuran diri sendiri dan juga lingkungan
tempat pelaku itu tinggal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan free sex?
2. Bagaimana dampak free sex bagi fisik seseorang?
3. Bagaimana dampak free sex bagi psikologis seseorang?

1.3 TUJUAN
1. Memahami pengertian free sex;
2. Memahami dampak free sex bagi fisik seseorang;
3. Memahami dampak free sex bagi psikologis seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI FREE SEX


Pengertian Seks bebas menurut Kartono adalah suatu perilaku yang didorong oleh
hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan
regulasi tradisional dan bertentangan denagn sistem norma yang berlaku dalam
masyarakat. Sedangkan menurut Desmita pengertian seks bebas adalahs segala cara
mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan oragn
seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual. Tetapi
perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki
pengalaman tentang seksual.

Free Sex atau yang biasa dikenal dengan seks bebas adalah perilaku seksual yang
dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan
atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan. Hal ini juga dapat dilakukan tanpa
komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional. Termasuk ke dalamnya seks dalam
pacaran (seks pranikah), cinta satu malam, prostitusi, atau bertukar pasangan dengan
pasangan lain (swinging).
Perilaku seksual pranikah adalah kegiatan seksual yang melibatkan dua orang yang
saling menyukai atau saling mencintai, yang dilakukan sebelum perkawinan. Seks bebas
atau dalam bahasa populernya disebut extra-martial intercourse atau kinky-seks
merupakan bentuk pembebasan seks yang dipandang tidak wajar (Banun, 2012). Bentuk-
bentuk perilaku seksual yang biasa dilakukan adalah (1) kissing atau perilaku berciuman,
mulai dari ciuman ringan sampai deep kissing, (2) necking atau perilaku mencium daerah
sekitar leher pasangan, (3) petting atau segala bentuk kontak fisik seksual berat tapi tidak
termasuk intercourse, baik itu light petting (meraba payudara dan alat kelamin pasangan)
atau hard petting (menggosokkan alat kelamin sendiri ke alat kelamin pasangan, baik
dengan berbusana atau tanpa busana), dan (4) intercourse atau penetrasi alat kelamin pria
ke alat kelamin wanita (Susanti, 2013).
Perilaku tersebut memiliki banyak dampak negatif diantaranya kehamilan tidak
diinginkan (KTD), aborsi, risiko terkena infeksi menular seksual (IMS) seperti ulkus
mole, klamidia, trikonomiasis, skabies, sifilis, kutil kelamin (kondiloma akunimala),
herpes genital, gonorhoeae, dan risiko tertular HIV/AIDS.
Penyebaran HIV/AIDS menjadi masalah yang kini dihadapi oleh dunia, dan tidak
hanya menjadi permasalahan milik beberapa negara saja. Di Indonesia, peningkatan
jumlah individu yang terpapar HIV/AIDS (lebih sering disebut sebagai ODHA) juga
tergolong mencengangkan dan memprihatinkan. Indonesia disebut sebagai negara yang
mengalami peningkatan jumlah orang dengan HIV/AIDS tertinggi di ASEAN sejak 2001
hingga sekarang. Keadaan ini tentu memaksa pemerintah dan banyak institusi yang
berkepentingan bekerja keras untuk menekan laju pertumbuhan pengidap HIV/AIDS di
Indonesia (Irfan, 2016).
Sarwono (2013:187) menyebutkan masalah seksual pada remaja timbul karena
faktor-faktor berikut.
1. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja.
2. Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia
perkawinan, baik secara hukum maupun karena norma sosial yang makin lama makin
menuntut persyaratan yang tinggi untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan
mental, dan lain-lain).
3. Usia perkawinan ditunda, norma-norma agama tetap berlaku di mana seseorang
dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah.
4. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran
informasi dan rangsangan seksual melalui media masayang dengan adanya teknologi
canggih (acara televisi, video cassette, DVD, HP, dan internet).
5. Pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat sebagai akibat
berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin
sejajar dengan pria.

2.2 DAMPAK FREE SEX BAGI KESEHATAN FISIK


Seks bebas sering dikaitkan sebagai perilaku seks yang berisiko tinggi terkena
infeksi menular seksual (IMS). IMS ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui
aktivitas seks, baik melalui vaginal, oral, maupun anal. Berikut adalah beberapa jenis IMS
yang dapat menyerang pelaku seks bebas:
1. Klamidia
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada pria yang terjangkit
klamidia, biasanya akan muncul gejala yang berupa peradangan pada saluran kencing,
demam, keluarnya cairan dari penis, rasa sakit, atau rasa berat pada kantong buah
zakar.
Sedangkan pada wanita, infeksi klamidia ditandai dengan infeksi saluran kemih dan
serviks, infeksi di rahim, iritasi dan keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, rasa
panas saat buang air kecil, sakit perut bagian bawah, dan terjadinya pendarahan di luar
menstruasi.
2. Sifilis
Sifilis juga dikenal sebagai penyakit raja singa. Penyakit yang disebabkan bakteri
Treponema pallidum ini memiliki masa penularan yang berkisar antara 10-90 hari.
Sifilis ditandai dengan gejala timbulnya luka kecil dengan karakteristik bundar,
hampir selalu muncul di dalam atau sekitar alat kelamin, anus, atau di mulut.
Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan sifilis, tetapi jika tidak diobati,
penderitanya bisa mengalami kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung,
kerusakan hati, lumpuh, hingga kematian.
3. Gonore
Gonore atau kencing bernanah terjadi karena adanya infeksi dari bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Gejala gonore meliputi sakit saat buang air kecil, sering buang air kecil,
keluarnya nanah pada ujung penis atau vagina, dan nyeri di bagian kelamin.
4. Infeksi jamur (Candida)
Bagi wanita yang terjangkit infeksi jamur, ciri-cirinya dapat berupa terasa gatal di
sekitar area vagina. Sedangkan untuk pria, akan muncul warna merah pada ujung
penis. Jika sudah parah, area tersebut akan tampak seperti luka bakar.
5. Kutil kelamin
Gejala awal munculnya infeksi ini ditandai dengan adanya sekumpulan kutil di sekitar
alat kelamin, anus, dan pantat. Pada beberapa kasus disebutkan bahwa kutil ini
ditemukan pada bagian dalam vagina yang mengakibatkan rasa gatal dan nyeri.
Kutil kelamin disebabkan oleh infeksi virus HPV, dan menjadi salah satu infeksi
menular seksual yang penyebarannya paling cepat. Virus ini bisa ditularkan melalui
kontak fisik secara langsung, baik melalui hubungan seksual dengan penderita atau
hanya dengan menyentuh bagian yang terinfeksi saja. HPV juga bisa menyebabkana
kanker serviks pada wanita.
6. Herpes Simplex
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex yang menyerang kulit, mukosa,
dan saraf manusia. Herpes simplex dibagi menjadi dua tipe, yaitu herpes simpleks tipe
1 dan 2. Perbedaannya terletak pada lokasi kemunculannya. Herpes simplex tipe 1
terjadi di sekitar mulut dan tubuh, sementara herpes simplex tipe 2 muncul di area
kelamin. Gejala khasnya adalah munculnya bintil kecil yang bergerombol. Penyakit
ini dapat menular melalui sentuhan langsung maupun tidak langsung. Misalnya
melalui ciuman atau hubungan seksual dengan penderita, serta melakukan seks oral
ataupun anal.
7. Hepatitis B
Hepatitis B ditandai dengan gejala, seperti kelelahan, mual muntah, sakit perut,
demam dan diare. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air mani, darah, dan cairan
vagina.
8. Kutu kelamin
Kutu kelamin ditularkan melalui kontak antara rambut kemaluan. Dibutuhkan waktu
sekitar satu minggu bagi telur kutu untuk menetas pada rambut kelamin, yang akan
mengakibatkan gatal di sekitar area kelamin penderitanya.
9. HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus Human immunodeficiency virus (HIV) yang
merusak sistem kekebalan tubuh. HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung
antara lapisan kulit dalam atau aliran darah dengan cairan yang mengandung virus
HIV. Cairan tersebut meliputi darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu.
Jika tidak segera ditangani, HIV dapat berkembang menjadi suatu penyakit
mematikan yang disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

2.3 DAMPAK FREE SEX BAGI KESEHATAN JIWA


Perasaan menyesal merupakan dampak psikologis seks bebas. Bagi manusia, seks
lebih dari sekedar kebutuhan lahiriah. Hubungan seks dapat menciptakan dimensi
emosional yang melibatkan kepribadian, pikiran, dan perasaan. Itulah sebabnya keintiman
seksual berpotensi memiliki konsekuensi emosional yang kuat. Seorang psikolog,
Thomas Lickona mengungkapkan bahaya seks bebas pada psikologis manusia, yang
meliputi:
1. Munculnya kekhawatiran akan kehamilan dan penyakit seksual
Bagi pelaku seks bebas, ketakutan hamil di luar nikah atau tertular penyakit seksual
adalah sumber stres utama yang tidak dapat dihindarkan.
2. Merasa menyesal dan bersalah
Beberapa pelaku seks bebas sering merasa menyesal dan bersalah karena dalam hati
nuraninya, perilaku tersebut dianggap salah dan terlarang untuk dilakukan.
3. Memengaruhi perkembangan karakter
Ketika seseorang, apalagi anak muda, memperlakukan orang lain sebagai objek
seksual untuk kepuasaan semata, orang tersebut akan kehilangan rasa hormat pada
dirinya sendiri. Mereka kemudian akan terbiasa untuk tidak membedakan mana yang
benar dan salah, demi mendapatkan kesenangan pribadinya.
4. Sulit memiliki hubungan yang serius
Hubungan singkat yang tercipta dari seks bebas kerap menimbulkan kesulitan untuk
mempercayai hubungan di masa depan pada pelakunya.
5. Depresi
Suatu penelitian karya psikolog, Martha Waller mengungkapkan bahwa remaja yang
melakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas, memakai narkoba, dan minum
alkohol, adalah kelompok yang paling mungkin mengalami depresi dibandingkan
dengan yang tidak melakukannya.
6. Kehamilan di usia muda
Jika tidak dilakukan dengan menggunakan pengaman, seks bebas bisa menyebabkan
kehamilan di usia muda. Kehamilan di usia muda memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk mengalami tekanan darah tinggi, anemia, kelahiran prematur, berat badan lahir
rendah, dan mengalami depresi pascapersalinan.

Semua dampak buruk di atas dapat dicegah dengan sebisa mungkin menghindari
seks bebas atau hanya dengan satu pasangan saja. Anda dapat melakukan seks, jika
sudah merasa siap secara fisik dan mental. Selain itu, selalu utamakan keamanan dalam
hubungan seks, seperti setia pada satu pasangan, menggunakan kondom untuk mencegah
risiko penularan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta
hindari konsumsi alkohol dan narkoba dalam hubungan seksual.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Free sex adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal
tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti
pasangan. Hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan
emosional. Seks bebas merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh mereka yang
menentang atau merasa enggan jika diri mereka terikat dalam suatu pernikahan yang suci
Kini free sex tersebut kian marak dilakukan dan dianggap lazim meski sudah jelas
menyalahi norma. Padahal, ada ancaman di balik seks bebas itu. Misalnya penularan
penyakit seksual. Namun, bahaya seks bebas bukan dari segi kesehatan saja. Sebab,
perilaku itu juga dapat menyebabkan depresi dan bahkan memunculkan pikiran untuk
bunuh diri.

3.2 SARAN
Untuk dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku negatif ini, khususnya di
kalangan milenial muda, peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Orang tua merupakan
lingkungan dimana anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dengan kata lain
orang tua adalah sekolah utama. Selain itu sex education atau pendidikan sex juga hal
yang penting untuk diberikan. Apa-apa saja hal buruk yang akan menimpa anak apabila
mereka berani mencoba seks bebas ini juga perlu dijelaskan dengan jelas. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anak bahwa sex bebas itu memang
hal buruk yang harus dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

Banun, F.O.S., Setyorogo. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Semester V STIKes X Jakarta Timur 2012. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 5(1): 12-19.
Irfan, I.H., Wahyu, R. (2016). Harga Diri Seksual, Kompulsivitas Seksual, dan Perilaku Seks
Berisiko pada Orang dengan HIV/AIDS. Jurnal Psikologi, 43 (1): 54-55.
Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Wanita. Bandung : Mandar Maju.
Susanti, S., Setyowati, E., Nanik, Rr. (2013). Persepsi Siswa Kelas XI SMK Negeri 4
Surabaya terhadap Perilaku Seks Bebas dikalangan Pelajar Surabaya. IPI, 3 (1): 2.
Sartika, Dewi., Sofwan Indarjo. (2017). Perilaku Seks Bebas pada Anggota Club Motor X
Kota Semarang Tahun 2017. JHE, 2 (2): 115-121

Anda mungkin juga menyukai