Disusun oleh:
Kelompok 4
Dosen Pengampu:
Dr. Mardenis, S.H., M.Si.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan mengenai “Bahaya Free
Sex Bagi Kesehatan Fisik dan Jiwa” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Mardenis, S.H., M.Si..
Kami berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk memahami topik ini dengan
baik. Juga ucapan terimakasih tak luput kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik, saran, serta masukan yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
2.1 DEFINISI FREE SEX.................................................................................................5
2.2 DAMPAK FREE SEX BAGI KESEHATAN FISIK..................................................6
2.3 FREE SEX BAGI KESEHATAN JIWA....................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................10
3.2 SARAN......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku buruk ini sejak dulu memang sudah ada. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, perilaku ini pun semakin marak terjadi, khususnya di kalangan
anak-anak muda. Hal ini pun sebenarnya erat kaitannya dengan teknologi. Pesatnya
perkembangan teknologi saat ini yang dapat diakses oleh berbagai pihak menjadi sebab
merajalelanya perilaku free sex
Padahal bila dikaji lebih dalam, free sex memiliki banyak sekali dampak buruk bagi
siapa saja individu yang sering melakukannya. Bukan hanya tentang dampak fisik atau
biologis saja, namun free sex ini juga berdampak pada keadaan mental atau psikis
seseorang. Apabila hal tersebut terus berlangsung dan tidak segera dihentikan, maka
tentunya free sex ini dapat mengakibatkan kehancuran diri sendiri dan juga lingkungan
tempat pelaku itu tinggal.
1.3 TUJUAN
1. Memahami pengertian free sex;
2. Memahami dampak free sex bagi fisik seseorang;
3. Memahami dampak free sex bagi psikologis seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
Free Sex atau yang biasa dikenal dengan seks bebas adalah perilaku seksual yang
dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan
atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan. Hal ini juga dapat dilakukan tanpa
komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional. Termasuk ke dalamnya seks dalam
pacaran (seks pranikah), cinta satu malam, prostitusi, atau bertukar pasangan dengan
pasangan lain (swinging).
Perilaku seksual pranikah adalah kegiatan seksual yang melibatkan dua orang yang
saling menyukai atau saling mencintai, yang dilakukan sebelum perkawinan. Seks bebas
atau dalam bahasa populernya disebut extra-martial intercourse atau kinky-seks
merupakan bentuk pembebasan seks yang dipandang tidak wajar (Banun, 2012). Bentuk-
bentuk perilaku seksual yang biasa dilakukan adalah (1) kissing atau perilaku berciuman,
mulai dari ciuman ringan sampai deep kissing, (2) necking atau perilaku mencium daerah
sekitar leher pasangan, (3) petting atau segala bentuk kontak fisik seksual berat tapi tidak
termasuk intercourse, baik itu light petting (meraba payudara dan alat kelamin pasangan)
atau hard petting (menggosokkan alat kelamin sendiri ke alat kelamin pasangan, baik
dengan berbusana atau tanpa busana), dan (4) intercourse atau penetrasi alat kelamin pria
ke alat kelamin wanita (Susanti, 2013).
Perilaku tersebut memiliki banyak dampak negatif diantaranya kehamilan tidak
diinginkan (KTD), aborsi, risiko terkena infeksi menular seksual (IMS) seperti ulkus
mole, klamidia, trikonomiasis, skabies, sifilis, kutil kelamin (kondiloma akunimala),
herpes genital, gonorhoeae, dan risiko tertular HIV/AIDS.
Penyebaran HIV/AIDS menjadi masalah yang kini dihadapi oleh dunia, dan tidak
hanya menjadi permasalahan milik beberapa negara saja. Di Indonesia, peningkatan
jumlah individu yang terpapar HIV/AIDS (lebih sering disebut sebagai ODHA) juga
tergolong mencengangkan dan memprihatinkan. Indonesia disebut sebagai negara yang
mengalami peningkatan jumlah orang dengan HIV/AIDS tertinggi di ASEAN sejak 2001
hingga sekarang. Keadaan ini tentu memaksa pemerintah dan banyak institusi yang
berkepentingan bekerja keras untuk menekan laju pertumbuhan pengidap HIV/AIDS di
Indonesia (Irfan, 2016).
Sarwono (2013:187) menyebutkan masalah seksual pada remaja timbul karena
faktor-faktor berikut.
1. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja.
2. Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia
perkawinan, baik secara hukum maupun karena norma sosial yang makin lama makin
menuntut persyaratan yang tinggi untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan
mental, dan lain-lain).
3. Usia perkawinan ditunda, norma-norma agama tetap berlaku di mana seseorang
dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah.
4. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran
informasi dan rangsangan seksual melalui media masayang dengan adanya teknologi
canggih (acara televisi, video cassette, DVD, HP, dan internet).
5. Pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat sebagai akibat
berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin
sejajar dengan pria.
Semua dampak buruk di atas dapat dicegah dengan sebisa mungkin menghindari
seks bebas atau hanya dengan satu pasangan saja. Anda dapat melakukan seks, jika
sudah merasa siap secara fisik dan mental. Selain itu, selalu utamakan keamanan dalam
hubungan seks, seperti setia pada satu pasangan, menggunakan kondom untuk mencegah
risiko penularan infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta
hindari konsumsi alkohol dan narkoba dalam hubungan seksual.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Free sex adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal
tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti
pasangan. Hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan
emosional. Seks bebas merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh mereka yang
menentang atau merasa enggan jika diri mereka terikat dalam suatu pernikahan yang suci
Kini free sex tersebut kian marak dilakukan dan dianggap lazim meski sudah jelas
menyalahi norma. Padahal, ada ancaman di balik seks bebas itu. Misalnya penularan
penyakit seksual. Namun, bahaya seks bebas bukan dari segi kesehatan saja. Sebab,
perilaku itu juga dapat menyebabkan depresi dan bahkan memunculkan pikiran untuk
bunuh diri.
3.2 SARAN
Untuk dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku negatif ini, khususnya di
kalangan milenial muda, peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Orang tua merupakan
lingkungan dimana anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, dengan kata lain
orang tua adalah sekolah utama. Selain itu sex education atau pendidikan sex juga hal
yang penting untuk diberikan. Apa-apa saja hal buruk yang akan menimpa anak apabila
mereka berani mencoba seks bebas ini juga perlu dijelaskan dengan jelas. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anak bahwa sex bebas itu memang
hal buruk yang harus dihindari.
DAFTAR PUSTAKA