2021
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
DAFTAR ISI..................................................................................................... 3
3.2. Saran........................................................................................................ 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan
kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa menyaringnya terlebih
dahulu. Faktor yang mendukung penyebab terjadinya seks bebas adalah
lingkungan pergaulan yang buruk, kurangnya perhatian dari orang tua dan
salah satunya adalah penyalahgunaan media sosial (Prasetyo, 2012).
Meningkatnya minat pada seks seiring pertambahan usia, anak akan selalu
mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Hanya sedikit anak yang
mengerti dari orang tuanya. Rasa tabu, malu, risih membuat kaum belia tidak
mau bertanya kepada orang tua mengenai seks, sehingga membuat mereka
ingin mencoba hal yang negatif (Sulistiani, 2009 ). Fungsi orang tua dalam
pencegahan seks bebas remaja cenderung tidak berkembang hal tersebut
terlihat tindakan preventif orang tua. Pencegahan remaja dari keterjerumusan
Seks bebas merupakan bagian dari tanggung jawab pendidikan dalam
keluarga, terutama orang tua. Pencegahan orang tua akan akan bersaing dengan
perkembangan teknologi yang sedikit berdampak negatif dikalangan remaja
terutama masalah pornografi yang menjadi pemicu seks bebas dan
menghancurkan masa depan remaja (Manullang, 2011). Fenomena tentang
prilaku seks bebas pada remaja sebagai berikut,
Indonesia menduduki rangking 12 didunia dalam hal seks bebas setelah
Yunani, Brazil, Rusia , China, Italia, Malaysia, Spanyol, Swedia, Mexico,
Jepang dan Belanda (Durex,2008).
Pada tahun 2010 nyaris 50% menunjukan adanya penurunan batas usia
remaja akhir melakukan hubungan seks pertamakali. Sebanyak 18% remaja
Indonesia melakukan hubungan seks pertama di usia tertinggi pada remaja 18
tahun dan usia termuda usia 13 tahun. Negara Indonesia ada sekitar 4,5%
remaja laki- laki dan 0,7% remaja perempuan usia 15 – 19 tahun yang mengaku
pernah melakukan seks pranikah. (Depkes, 2015). Menurut Pakar seks juga
spesialis Obstetri dan
Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan sekitar 20% -
30% Remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Perilaku seks bebas
tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan.Ancaman pola
hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan
berkembang semakin menjadi sebuah kebiasaan yang umum di lakukan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor Internal.
Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja
itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab
remaja melakukan tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan
diri sendiri atau selalu meninggikan diri sendiri, jika terlalu merendahkan diri
sendiri orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu
dia beranggapan jika saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak
gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman.
2. Faktor Eksternal.
Faktor Eksternal atau faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor
paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja
yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul
bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat
kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya
tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah berada di dalam rumah
tersebut, mereka lebih senang untuk berada di luar bersama kawan-
kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonis dan kurangnya
komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan
penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar nilai-nilai dan norma
sosial. Apabila ayah dan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah
akan membuat anak-anak remaja semakin menjadi-jadi, sehingga mereka
merasa tidak diperdulikan lagi.
6
Selain faktor internal dan eksternal di atas, ada juga faktor lain yang
secara umum dapat menyebabkan terjadinya seks bebas yaitu:
a. Pergaulan.
Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka
jika seseorang mempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman
yang suka melakukan seks bebas, maka dia juga bisa terpengaruh dan
akhirnya ikut melakukan seks bebas.
7
2.4. Strategi Pemberantasan Seks Bebas
Untuk menghindari seks bebas perlu dilakukan pengontrolan dan
pengendalian nafsu syahwat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
c. Memperdalam keimanan
Memperdalam keimanan adalah menyakini bahwa Allah SWT
senantiasa bersamanya, mendengar dan melihat, mengetahui apa yang
tersembunyi dan yang tampak serta apa yang tersirat di dalam lubuk hati yang
paling dalam.
8
kepada dosa juga khayalan-khayalan seksual. Seorang remaja harus
mengetahui bagaimana ia menghabiskan waktunya dan mengisi waktu
kosongnya. Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang remaja
untuk mengisi waktu kosongnya, bisa dengan olahraga, rekreasi, membaca
buku yang berfaidah, membuat kerajinan tangan, menghadiri pengajian,
mengiktui perlombaan dan lain-lain aktifitas yang bermanfaat.
g. Berpuasa
Berpuasa sunnah dapat mengendalikan hawa nafsu seksual, disamping
itu juga akan menghindari timbulnya pikiran-pikiran kotor, sehingga dapat
melindungi seorang remaja dari melakukan seks bebas.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan
remaja dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan
oleh pasangan yang sah menurut agama dan hokum yang berlaku akan
tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan mahsiswa.
Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan
pacaran dan kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak
lagi tenggelam dalam pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan
asmara yang mereka namakan cinta.
3.2 Saran
Perlunya perhatian semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat
dalam mencegah terjadinya seks bebas. Masyarakat dan pemerintah harusnya
aktif dalam mengkampanyekan anti seks bebas. Pelajar dan mahasiswa
harusnya lebih fokus kepada pelajaran bukan fokus pacaran. Masa depan
masih panjang.
Hendaknya memberikan bimbingan dan pengetahuan keagamaan
untuk menambah keimanan dan ketakwaan mereka, sehingga menjadi
benteng dalam pergaulan. Dan juga hendaknya memberikan pendidikan yang
berhubungan dengan pendidikan seks dan bekerjasama degan petugas
kesehatan untuk mendapatkan informasi (pengetahuan) tentang seksualitas
agar terjadi perubahan sikap pada remaja sehingga mempunyai sikap lebih
positif.
Sebaiknya sebagai remaja dalam bergaul kita dapat memilah dan
memilih yang mana yang baik dan tidak kita lakukan terutama dalam hal
seks bebas. Sebaiknya bagi para remaja yang sudah terjerat masalah seks
bebas harus segera bertobat dan menjauhinya supaya kita selamat, tidak
mempermalukan orang tua dan keluarga maupun diri kita sendiri.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://introvideomusic.blogspot.com/p/blog-page.html?m=1
http://andhyajach.blogspot.com/2010/01.html
http://yudhim.blogspot.com/2008/01.html
http://remaja.suaramerdeka.com/2008/10/18/bahaya-pergaulan-bebas/
11