DISUSUN OLEH :
NAMA
UNIVERSITAS MUHAMADIAH
SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
BAHAYANYA PENGARUH LGBT DI INDONESIA. Penulisan makalah ini
adalah merupakan salah satu tugas Mata Kuliah di Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Dalam penulisan Makalah ini Penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang di miliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen
pembimbing di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah banyak
membimbing kami serta keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan
bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, dan semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
kelangsungan para pelajar untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Penulis
juga mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini menjadi lebih sempurna lagi
di kemudian hari. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian LGBT ...................................................................................
10
10
11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau
dikenal dengan LGBT telah semakin ramai di perbincangkan. Seperti kita ketahui
Lesbian yang berarti menggambarkan hubungan atau suka sesama perempuan.
Gay yang berarti menggambarkan hubungan atau suka sesama laki-laki atau
sering kita dengar Homoseks. Biseksual yang berarti seseorang yang tak hanya
tertarik dengan laki-laki tapi juga tertarik dengan perempuan. Sedangkan
Transgender ialah seorang yang terlahir sebagai laki-laki atau perempuan namun
memiliki kepribadian sebaliknya, biasanya diikuti dengan menggati jenis kelamin
mereka.
Fenomena LGBT ini sebenarnya sudah lama hadir, namun akhir-akhir ini
mulai diangkat kembali. LGBT sendiri hadir di Indonesia sekitar tahun 1968.
Namun baru pada tanggal 1 Maret 1982 LGBT mendirikan suatu organisasi
terbuka yang bernama Lambda. Lambda sendiri memiliki sekertariat di Solo
(Sinyo, 2014). Sampai saat ini sebaran LGBT sampai tahun 2015 sebesar 37.998
yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia (Kemensos, 2015).
Sudah sekian lama LGBT hadir di Indonesia. Ada yang menyatakan
mereka hadir membawa suatu orientasi atau tujuan tertentu. Tapi yang jelas,
beberapa media seperti (Republika, 19 Februari 2016), mereka mensinyalir LGBT
ini sudah vokal dalam mengkampanyekan disahkannya Undang-Undang Nomor 1
tahun 1974 tentang Perkawinan. Disana, mereka mendorong pemerintah untuk
melegalkan perkawinan atau pernikahan sesama jenis.
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi Pergerakan LGBT di Indonesia
2. Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya LGBT
3. Mengetahui Dampak yang Diakibatkan oleh Kelompok LGBT
4. Mengidentifikasi Agenda Besar yang Dibuat Kelompok LGBT di Indonesia
5. Mengetahui Propaganda LGBT untuk Merusak Moral Bangsa Indonesia
6. Mengidentifikasi Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya LGBT
BAB II
PEMBAHASAN
karena merasa aneh dengan bagian tubuhnya dan merasa ada yang kurang
sehingga memilih untuk mengganti kelaminnya. Untuk gangguan hormon, saya
beri satu contoh ada seorang wanita dimana dia merasa ada yang aneh pada
pertumbuhannya hingga usia 12 tahun dia belum merasakan adanya tanda tanda
puber. Setelah diperiksa ke dokter ternyata sang wanita itu malah memiliki
hormon testosteron, Hormon yang seharusnya dimiliki oleh laki-laki. Mengapa
terjadi demikian, mungkin saat di rahim terjadi pembelahan yang tidak sempurna.
Nah karena kejanggalan itulah sang wanita pun memilih untuk menjadi seseorang
Pria.
2.3. Dampak yang Dihasilkan dalam Berkembangya LGBT di Indonesia
Fenomena LGBT yang telah merabah dikalangan masyarakat saat ini
memiliki tanggapan yang beragam, entah dalam bentuk pro maupun kontra, tetapi
secara garis besar yang dimaksud kontra disini salah satunya mengenai dampak
negatif yang ditumbulkan dari LGBT tersebut. Dampak negatif yang ditimbulkan
oleh fenomena LGBT tersebut tidak hanya merusak sisi kesehatan seseorang,
tetapi mengikis dan menggugat keharmonisan hidup bermasyarakat serta merusak
moral suatu bangsa. Dari sudut sosiologi seseorang yang sudah terkena LGBT
dapat menyebabkan peningkatan gejala sosial dan maksiat hingga tidak dapat
dikendalikan.Gejala ini juga bisa merusakkan institusi keluarga dan membunuh
keturunan. Keluarga adalah unit dasar suatu masyarakat dan selanjutnya
pembentukan sebuah bangsa dan negara. Namun dengan fenomena Lesbian, gay,
biseksual dan transgender (LGBT) yang menular ke seluruh masyarakat dunia,
termasuk negara kita, ia memberi berbagai efek kepada institusi keluarga yang
tradisi sifatnya.
Prof. DR. Abdul Hamid El-Qudah, spesialis penyakit kelamin menular dan
AIDS di asosiasi kedokteran Islam dunia (FIMA) di dalam bukunya Kaum Luth
Masa Kini (hal. 65-71) menjelaskan dampak-dampak yang ditimbulkan sebagai
berikut:
Dampak Kesehatan
lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan. Dan
28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah (National Gay and Lesbian Task
Force, Anti-Gay/Lesbian Victimization, New York, 1984).
Dampak Keamanan
Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan lagi yaitu:
a. Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual pada anak-anak
di Amerika Serikat; padahal populasi mereka hanyalah 2% dari
keseluruhan penduduk Amerika. Hal ini berarti 1 dari 20 kasus homo
seksual merupakan pelecehan seksual pada anak-anak, sedangkan dari 490
kasus perzinaan 1 di antaranya merupakan pelecehan seksual pada anakanak (Psychological Report, 1986, 58 pp. 327-337).
b. Meskipun penelitian saat ini menyatakan bahwa persentase sebenarnya
kaum homo seksual antara 1-2% dari populasi Amerika, namun mereka
menyatakan bahwa populasi mereka 10% dengan tujuan agar masyarakat
beranggapan bahwa jumlah mereka banyak dan berpengaruh pada
perpolitikan dan perundang-undangan masyarakat (Science Magazine, 18
July 1993, p. 322).
2.4 Agenda Besar Kelompok LGBT di Indonesia
Sampai saat ini masalah pelegalan LGBT di negeri ini masih menuai
banyak kontoversi di banyak kalangan, tentu ada pihak yang pro dan dibalik itu
ada pula pihak yang kontra, yang barang tentu menolak keras akan hadirnya
golongan abu-abu ini. Sejumlah pihak mencoba angkat bicara dalam kasus ini,
mulai dari pemuka agama, politisi, aktivis HAM dan lain sebagainya (Husaini,
2015).
Bagi kaum yang pro tehadap golongan ini tentu ada alasan kuat kenapa
mereka dengan semangatnya memperjuangakan keberadaan kaum ini, mereka
tentu ingin menyama-ratakan posisi kaum ini sama seperti masyarakat lain
sertamereka ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat awam, bahwa
mereka yang berada didalam golongan ini juga mansuia biasa, yang mempunyai
hak yang sama sebagai warga negara sama seperti masyarakat lainnya dan mereka
ingin mengangkat derajat kaum ini yang mungkin selama ini terpinggirkan dari
mata
publik
serta
dianggap
sebagai
suatu
penyakit
mental
yang
menjijikkan.Aktivis yang pro kaum ini adalah mereka yang menginginkan tidak
ada lagi diskriminasi dan kriminalisasi terhadap kaum LGBT ini, sebagai bentuk
dari persamaan hak dan menjunjung tinggi nilai HAM.
Sedangkan bagaimana pula reaksi dari golongan yang kontra dan menolak
keras keberadaan kaum ini?, mungkin dari sudut pandang yang berbeda mereka
yang menilai kaum ini, mungkin saja dari kacamata agama dan kepercayaan yang
dianut dinegeri ini, tentu saja keberadaan kaum ini sangat bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan sangat dianggap tidak sesuai dengan adab kebiasaan orangorang yang mempunyai adat-istiadat yang kental dinegeri ini, serta diperkuat
dengan semakin maraknya penularan penyakit-penyakit sex yang mematikan,
makanya keberadaan kaum ini dianggap sebagai kaum yang abnormal, yang tidak
memiliki akal sehat.
Namun, mungkin inilah indikasi yang diakibatkan oleh era reformis 98.
Era reformasi tahun 98 adalah era dimana pemimpin diktator ditumbangkan, yang
diperjuangkan pada saat itu adalah kebebasan setiap warga negara, dalam artian
demokrasi. Memang konteks daripada perjuangan era 98 itu adalah demokrasi
politik. Namun dampaknya saat sekarang ini adalah merambat kesegala aspek,
dengan maraknya orang bicara soal HAM, kebebasan, aspirasi, suara rakyat dan
kebebasan pribadi.
Mungkin juga, inilah dampak dari demokrasi yang kita anut, kita terlalu
manut terhadap demokrasi barat, kita terlalu berkiblat kebarat, mungkin para
golongan yang pro pada kaum ini, selalu punya dalih, kenapa dibarat mereka bisa
diterima, kenapa dinegeri ini tidak? Padahal sama-sama menganut sistem
demokrasi? Apapun itu alasannya tidak ada yang bisa disalahkan, demokrasi dan
ideologi negara tidak bisa disalahkan, semua sudah memilki dampak positif dan
negatif masing-masing.
2.5 Propaganda LGBT dan Rusaknya Moral Bangsa Indonesia
saat
sekarang
ini
dasarnya
saja
sudah
salah,
bagaimana
bisa
sungguh untuk menekuni serta terjun dalam arena dakwah khusus penyadaran
pengidap LGBT.
8. Media-media massa perlu menampilkan sebanyak mungkin kisah-kisah
pertobatan orang-orang LGBT dan mengajak mereka untuk aktif menyuarakan
pendapat mereka, agar masyarakat semakin optimis, bahwa penyakit LGBT
bisa disembuhkan.
9. Orang-orang yang sadar dari LGBT perlu didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai-khususnya oleh pemerintah-agar mereka dapat
berhimpun dan memperdayakan dirinya dalam menjalani aktivitas kehidupan
sehari-hari dan melaksanakan aktivitas penyadaran kepada para LGBT yang
belum sadar akan kekeliruannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergerakan LGBT di Indonesia sudah mulai vocal di Indonesia, ancaman
UU tentang Perkawinan yang menuntut legalitas pernikahan sesama jenis. Faktor
hadirnya LGBT bersumber pada kondisi lahiriah dan kondisi lingkungan.
Kemudian, propaganda yang di bawa oleh pelaku LGBT ini harus menjadi konsen
kita, anak-anak usia dini menjadi incaran utama mereka dalam mempengaruhi.
Dengan kondisi ini menimbulkan dampak negative dari berbagai aspek seperti
aspek kesehatan, social, pendidikan, dan keamanan. Oleh karena itu, perlu adanya
pencegagahan dan penanggulangan yang harus dilakukan diantaranya melakukan
penyadaran oleh para pelaku LGBT, menuntut pemerintah agar tidak merubah
peraturan yang mengatur legalitas kelompok LGBT, penyadaran pelaku LGBT
dengan psikiater, psikologi, dan pendekatan agama.
3.2 Saran
Pengaruh LGBT ini sudah sangat vokal di Indonesia. Tidak boleh lagi kita
sepelekan begitu saja, melihat dampak yang dihasilkannya. Kita harus jaga moral
bangsa Indonesia dari degradasi, terkhusus pada anak-anak di bawah umur.
Mereka sangat rentan terhadap perkembangan perilaku mereka. Kemudian,
walaupun LGBT ini ialah perilaku menyimpang dari aspek agama, budaya, etika,
dsb. Namun, jangan sampai mereka dikucilkan atau di diskriminasi. Ingat!
Mereka menghidap penyakit, dan penyakit dapat disembuhkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2016. Undang-Undang Perkawinan Jadi Target. Replubika. 19
Februari, hlm. 5 kolom 4-6.
El-Qudah, Abdul Hamid. 2014. Kaum Luth Masa Kini. Jakarta: Yayasan Islah
Bina Umat
El-Qudah, Abdul Hamid. 2015 Penyakit Menular Seksual Hukuman Ilahi. Jakarta:
Yayasan Islah Bina Umat
Husaini, Adian. 2015. LGBT di Indonesia. Jakarta: INSISTS
[Kemensos]
Kementerian
Sosisal.
Indonesia.
11