DISUSUN
OLEH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Egoisme dan
Egosentrisme”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas Dalam menghadapi ujian
akhir Bahasa Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Abdul Khalik dan Ibu Dewi Aprida selaku orang tua yang selalu mendoakan
penulis atas keberasilannya.
2. Bapak Eko Prasetyo, S.Pd, selaku Guru Bidang study Bahasa Indonesia di SMP Al-
Washliyah 26 yang telah member arahan dan petunjuk demi kesempurnaan Karya
Ilmiah ini.
3. Semua pihak yang terlibat dan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah ini terutama rekan-rekan kelas IX-1.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak terutama
kepada dosen pengampu sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Agus Prayoga
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian egoisme dan egosentrisme.
2. Untuk mengetahui karakteristik individu yang egois.
3. Untuk mengetahui penyebab dari egoism.
4. Untuk mengetahui dampak dari egoisme
5. Untuk mengetahui cara mengatasi individu yang egoism
1
1.5. Metode Penulisan
Metode yang digunalkan dalam karya tulis ini adalah metode kepustakaan, yaitu
metode yang mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan penelitian.
Selain itu, metode yang digunakan adalah metode observasi, yaitu metode dengan
pengumpulan data dari lapangan melalui indra. Dan yang paling utama data diambil lewat
internet atau media online lainnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diikuti sama orang lain. Terkadang saking keras kepalanya, meskipun sudah terbukti
pendapatnya salah, orang egois tetap tidak mau mengakuinya.
2. Mudah Emosi
Orang yang punya sifat egois mudah sekali naik darah, terutama saat keinginannya
tidak bisa tercapai. Bahkan orang egois bisa marah besar hanya gara-gara hal sepele
seperti tidak diperhatikan saat dia lagi bicara atau melakukan sesuatu.
3. Pemberontak
4. Umumnya orang yang memiliki sifat egois itu susah sekali diatur sama orang lain. Dan
saat punya kemauan yang besar, dia tidak akan segan-segan untuk melanggar semua
peraturan yang ada demi mencapai tujuannya.
5. Haus Perhatian
Sebagai orang yang over self centered, orang egois pasti ingin selalu diperhatikan
sama otrang lain. Dan dia tidak cukup puas dengan perhatian yang biasa-biasa saja, dia ingin
setiap saat semua orang hanya fokus melihat ke arah dirinya saja. Intinya orang yang egois
adalah orang yang selalu mementingkan dirinya sendiri, selalu ingin dinomersatukan dan
menganggap dirinya yang paling berharga. Tipe orang yang kelihatannya tidak peduli sama
perasaan orang lain, asalkan keinginanya bisa terpenuhi. Makanya tidak heran kalau
terkadang orang egois terlihat seperti kurang ”manusiawi” dalam memperlakukan orang lain.
2. Sikap Manja
Orang tua memanjakan anak dengan terlalu melindungi dan memberikan segala hal.
Penyebab orang tua memanjakan anak:
a) Orang tua berusaha mencegah segala ketidak nyamanan dan terdorong untuk memenuhi
seluruh keinginan anak.
4
b) Orang tua yang pada masa kecilnya kekurangan, menginginkan anak mereka memiliki
segala hal yang tidak mereka peroleh dulu.
c) Orang tua yang tidak mengharapkan memiliki anak, akan merasa bersalah, dan bereaksi
berlebihan dengan terlalu mempedulikan dan terlalu baik pada anak-anaknya.
Anak yang manja menjadi tidak toleran, tidak mampu mengatasi masalah, bersikap
egois dan egosentris. Mereka hanya peduli pada orang yang mempedulikan mereka, kurang
sabar, tidak toleran pada orang lain, kurang percaya diri, memiliki fantasi menjadi hebat dan
selalu ingin menjadi pusat perhatian.
3. Kepribadian Tidak Matang
Beberapa anak belum belajar tingkah laku matang bahkan untuk tingkat yang paling
sederhana. Penyebabnya antara lain karena keterbelakangan, gangguan bicara dan gangguan
belajar. Di sini, anak menjadi egois karena belum belajar peduli terhadap kepentingan orang
lain. Mereka belum atau tidak termotivasi belajar bagaimana merasakan perasaan orang lain.
Anak-anak ini juga perlu mempelajari nilai kepedulian pada orang lain.
5
tidak suka melihat hal-hal yang tidak baik, selalu berusaha walaupun sering mengalami
kegagalan, bertekad untuk berhasil walaupun halang rintangan berbahaya sekalipun yang
menghadang, membantah untuk sesuatu yang tidak baik dan berdampak buruk, dan semua hal
positif yang lainnya. Sifat egois ini merupakan sifat yang dapat kita kendalikan dengan
kesadaran yang penuh dan akan berdampak keuntungan bagi diri kita dan orang lain, seperti;
keselamatan, keberhasilan, kesuksesan, kasih sayang dan kepedulian serta kepekaan terhadap
orang lain dan lingkungan.
Tuhan selalu menciptakan segalanya dengan dua sisi, positif dan negatif, hitam dan
putih, kebaikan dan keburukan, keuntungan dan kerugian, dan banyak hal lainnya. Semuanya
ini menjadi pilihan hidup kita masing-masing, manakah sifat egois yang pantas hadir didalam
diri kita dan mana sifat egois yang harus kita buang serta singkirkan dari dalam diri kita
sebelum semuanya menjadi penyesalan pada akhirnya. Sudah banyak contoh yang jelas dapat
kita lihat karena dampak dari sifat egois, dan ternyata lebih banyak berdampak buruk serta
kerugian dalam hidup ini. Jadi, gunakanlah akal dan pikiran kita yang Tuhan berikan sebagai
anugerah terbesar untuk manusia agar kita dapat menentukan semua pilihan selama kita
masih bisa bernafas.
6
Anak akan peduli pada orang lain jika orang tua pun peduli pada anak dan orang lain. Di sini
orang tua perlu menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain,
menyediakan waktu, tenaga atau uang untuk orang yang membutuhkan.
(Pranata: 2011) menjelaskan bahwa tindakan yang perlu dilakukan untuk menghadapi
individu yang egois:
a. Mengajarkan empati dengan menggunakan role playing
b. Memberi contoh, berdiskusi dan memberikan dukungan pada perilaku peduli
c. Memperlihatkan dan membicarakan akibat negatif dari sikap egois
Contoh sikap egois misalnya, tidak mau memberi giliran pada orang lain, ingin selalu
memperoleh pertama kali, tidak mau mendengar ketika orang lain bicara. Dalam mengubah
sikap egois, ada prinsip umum yang berlaku, yaitu sikap positif. Kepedulian pada anak akan
berkembang bila ada kepercayaan anak kepada orang tua/orang lain yang menunjukkan sikap
penuh kehangatan dan pemahaman terhadap pribadi mereka. Oleh karena itu perlu
ditumbuhkan perasaan positif sebagai bagian dari satu unit (keluarga, sekolah, bangsa).
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Egoisme adalah sikap yang berpusat pada diri, mementingkan diri sendiri, dan mencari
kepentingan diri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain, bahkan cenderung
meniadakannya. Sedangkan egosentrisme adalah sifat yang menjadikan diri seseorang
sebagai pusat perhatian yang diusahakan olehnya dengan segala cara.
3.2. Saran
Dalam membentuk keluarga yang harmonis sifat ataupun sikap saling mementingkan
diri sendiri diminimalisir agar tujuan dari keluarga dapat tercapai dengan baik sehingga akan
terbentuk keluarga yang serasi.
8
DAFTAR PUSTAKA