Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

DISKRIMINASI

Ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial

Dosen Pengampuh : Fuadatul Huroniyah,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 11 :

RESTU NUR WANA D20183056


FAISOL AKBAR D20183068
ILMA TIYANA D20183070
NOVA TRENISIA D20183090

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER (IAIN JEMBER)

FAKULTAS DAKWAH

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

MARET 2020

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur kami ungkapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita, sehingga dapat kami
selesaikan dengan baik yang membahas tentang Diskriminasi. Selanjutnya,
salawat dan salam kami sanjungkan kepada rassulullah saw dan para sahabat
beliau yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam penuh
ilmu pengetahuan. Kami berterima kasih kepada dosen pembimbing Fuadatul
Huroniyah,M.Si, selaku dosen Psikologi Sosial yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita terhadap judul yang tertera di halaman
sebelumnya.Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi siapapun yang
membacanya. Kami mohon  maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Jember, 16 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

2
Halaman judul.............………………………………………......……….............1
Kata Pengantar................…………………………………………………….......2
Daftar Isi..........................……………………………………………………......3
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………….................4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………….................4
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………….................4
BAB II. Pembahasan
2.1 Pengertian Diskriminasi ................…………………………..........6
2.2 Macam-macam Diskriminasi...............................……....................8
2.3 Penyebab Diskriminasi……………………..................................12
2.4 Dampak Diskriminasi ………………...........................................14
2.5 Upaya Pencegahan Diskriminasi...................................................14
BAB III. Penutup
3.1 Kesimpulan …………………………………………..............20
Daftar Pustaka ………………………………...........................................21

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diskriminasi atau singkatnya dapat dikatakan perbedaan perlakuan yang


dilakukan seseorang atau suatu golongan terhadap orang atau golongan lain
karena alasan perbedaan identitas seperti ras, agama, gender, dll. Memiliki
berbagai dampak negatif. Antara lain memunculkan sektarianisme, memicu
terjadinya konflik horizontal di tengah masyarakat, dll. Hal-hal tersebeut
tentu saja tidak diinginkan oleh setiap orang, karena sejatinya semua orang
ingin hidup dalam perdamaian.

Penyebab terjadinya Diskriminasi dapat diawali dengan adanya


prasangka. Dimana prasangka yang muncul adalah prasangka yang negatif
terhadap seseorang atau suatu golongan. Kemudian dari prasangka tersebut
muncullah stereotip yang negatif, yaitu menjudge seseorang atau suatu
kelompok dengan kesan yang negatif. Jika dibiarkan prasangsa-prasangka
negatif yang muncul akan berubah menjadi tindakan yang diskriminatif.
Namun banyak diantara kita tanpa sadar melakukan tindakan-tindakan
diskriminasi, meskipun dampaknya tidak begitu besar bagi korban. Misalnya,
yang sering terjadi yaitu diskriminasi terhadap orang-orang yang memakai
cadar. Tidak sedikit dari masyarakat yang sudah menjudge lebih dulu tentang
orang-orang yang memakai cadar, seperti dianggap teroris, menutup diri dari
sosial, dll. Prasangka demikian sering menjerumuskan kita menjadi pelaku
diskriminasi dengan menjaga jarak atau bahkan menjauhi orang-orang
tersebut, tidak mau berteman, dan tindakan-tindakan tidak menyenangkan
lainnya. Sebagai orang-orang terpelajar, sudah saatnya kita berfikir lebih
terbuka. Lebih bisa menerima segala perbedaan atau toleransi.

Berdasarkan hal tersebut, penulis menyusun makalah yang berjudul


diskriminasi. Didalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian, macam-
macam, sebab terjadinya diskriminasi hingga upaya pencegahan diskriminasi
itu sendiri.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah Pengertian Diskriminasi?
1.2.2 Apakah macam-macam Diskriminasi?
1.2.3 Bagaimana Penyebab Terjadinya Diskriminasi?
1.2.4 Bagaimana Dampak dari Diskriminasi?
1.2.5 Bagaimana Upaya Pencegahan Diskriminasi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Diskriminasi.
1.3.2 Untuk Mengetahui Macam-Macam Diskriminasi.
1.3.3 Untuk Mengetahui Penyebab Terjadinya Diskriminasi.
1.3.4 Untuk Mengetahui Dampak Diskriminasi
1.3.5 Untuk Mengetahui Upaya Pencegahan Diskriminasi.

BAB II

PEMBAHASAN

5
2.1 Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi diartikan sebagai prasangka atau perilaku yang


membedakan seseorang hanya karena ia berasal dari sebuah identitas sosial
(agama, ras etnis, gender dll). Hanya karena identitas sosialnya berbeda, ia
dipandang atau diperlakukan lebih buruk. Misalnya, ia dilarang untuk diberi
perlindungan hukum atau hak hukum yang sama dibandingkan warga negara
lain hanya karena identitas sosial yang berbeda. Tindakan-tindakan
diskriminatif diartikan sebagai tindakan-tindakan yang bercorak
menghambat, merugikan perkembangan, bahkan mengancam kehidupan
pribadi orang-orang hanya karena mereka kebetulan termasuk golongan yang
diprasangkai itu.1

Menurut Theodor son & Theodor son, diskriminasi adalah


perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok,
berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut
khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan
kelas-kelas sosial. Istilah tersebut biasanya untuk melukiskan, suatu
tindakan dari pihak mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan
minoritas yang lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku mereka
itu bersifat tidak bermoral.

Istilah diskriminasi berasal dari bahasa inggris discriminate dan


pertama kali digunakan pada abad 17. Akar istilah itu berasal dari bahasa
latin. Sejak perang sipil Amerika pada abad 18, istilah diskriminasi
berkembang sebagai kosakata bahasa inggris untuk menjelaskan sikap
prasangka negatif. Saat itu sikap prasangka yang dimaksud dikaitkan dengan
prasangka atas kulit hitam saja yang menjadi budak. Namun penggunaan
istilah itu kemudian berkembang, juga digunakan untuk semua jenis
prasangka dan semua identitas sosial.2

1
Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung:Refika Aditama,2004)180
2
Denny J.A, Menjadi Indonesia tanpa diskriminasi (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2013) 7.

6
Diskriminasi hampir sama dengan prasangka, bahkan kadang-kadang
kedua istilah tersebut digunakan secara bergantian. Perbedaan keduanya
adalah bahwa kalau prasangka itu adalah sikap (attitude) sedangkan
diskriminasi adalah tindakan (action). Watson (1984) menyatakan bahwa
diskriminasi adalah perlakuan negatif terhadap kelompok tertentu.
Sedangkan Brigham (1991) menyatakan bahwa diskriminasi adalah
perlakuan secara berbeda karena keanggotaannya dalam suatu kelompok
etnic tertentu. Kelompok etnic tersebut diantaranya adalah suku, bahasa,
adat istiadat, agama, kebangsaan dan lainnya.

Swim (dalam Baron & Byrne, 1997) menyatakan bahwa


diskriminasi adalah tindakan negatif terhadap orang yang menjadi objek
prasangka seperti rasial, etnik dan agama. Dapat dikatakan diskriminasi
adalah prejudice in actions. Menganggap orang negro itu bodoh adalah
prasangka sedangkan melarang mereka bekerja atau bersekolah pada
lembaga tertentu karena mereka berkulit hitam adalah diskriminasi.
Menganggap wanita sebagai kaum lemah adalah prasangka sedangkan
menghalangi mereka untuk menjadi pemimpin adalah diskriminasi.

Diskriminasi seperti halnya prasangka mempunyai sejarah yang


panjang dan mempunyai kecenderungan untuk makin menurun. Di
Amerika, pembatasan anggota kelompok tertentu untuk memanfaatkan
fasilitas umum seperti sekolah, bus umum, bioskop, pom bensin dan
lainnya hampir sudah tidak ada. Meski demikian masih ada beberapa
jenis pekerjaan tertentu yang secara tersamar masih memperhatikan unsur
perbedaan tersebut. Jabatan Jaksa Agung, Presiden dan jabatan politik
strategis lainnya selama ini tidak pernah dipegang oleh warga kulit hitam.

Filsuf moral mendefniskan diskriminasi sebagai tindakan yang


merugikan seseorang. Jika orang itu terkena diskriminasi, ia diperlakukan
buruk, sering kali dengan kekerasan fisik. Kadang-kadang ia diperlakukan
lebih buruk tanpa alasan, kecuali karena ia berasal dari identitas sosial

7
tertentu. Hanya karena ia kulit hitam, atau perempuan, atau dari paham agama
minoritas, ia tidak diperlakukan sama dengan yang lain. Yang melakukan
diskriminasi bisa negara melalui kebijakan dan aturan hukumnya, bisa
organisasi, tradisi masyarakat, atau individu.

Perlakuan diskriminasi juga sangat beragam. Di abad pertengahan,


hanya karena memiliki paham agama yang berbeda, seorang bisa dibakar
hidup-hidup. Hanya karena berkulit hitam, ia dijadikan budak, dijual,
diperkosa, dan dianiaya tanpa dilindungi. Hanya karena ia seorang
perempuan, ia tak diizinkan mengecap pendidikan, dijadikan selir, disimpan
di dalam rumah saja.3

2.2 Macam-Macam Diskriminasi

Secara garis besar, diskriminasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

• Diskriminasi langsung

Diskriminasi langsung terjadi pada saat hukum, peraturan, atau kebijakan


jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan
lain sebagainya.

• Diskriminasi tidak langsung

Diskriminasi tidak langsung terjadi pada saat peraturan yang bersifat netral
menjadi diskriminatif ketika diterapkan di lapangan.

Diskriminasi mewujud dalam perilaku yang bervariasi, mulai dari yang


halus atau tersamar hingga yang nyata dan kasar. Vaughan dan Hogg (2005)
menjelaskan bentuk-bentuk diskriminasi itu sebagai berikut:

a. Menolak untuk Menolong (Reluctance to Help)

Menolak untuk menolong orang lain (reluctance to help) yang berasal


dari kelompok tertentu sering kali dimaksudkan untuk membuat

3
Ibid.,7.

8
kelompok lain tersebut tetap berada dalam posisinya yang kurang
beruntung. Misalnya tuan tanah yang menolak untuk menyewakan
akomodasinya bagu kelompok etnik minoritas, atau organisasi yang
menolak memberikan fasilitas khusus bagi karyawan wanitanya,
misalnya cuti pada masa datang bulan, jam kerja yang fleksibel, atau jam
kerja paruh waktu (part time).

Selain itu, menolak untuk menolong adalah ciri dari diskriminasi


rasial yang nyata. Penelitian eksperimen dari Geartner dan Dovidio (1977
dalam Vaughan dan Hogg, 2005) menunjukkan bahwa orang kulit putih
lebih menolak untuk menolong confederate kulit hitam daripada
confederate kulit putih dalam situasi darurat. Ini terjadi jika mereka
memiliki belief bahwa ada penolong lain yang potensial.

b. Tokenisme

Tokenisme adalah minimnya perilaku positif kepada pihak minoritas.


Perilaku ini nanti digunakan sebagai pembelaan dan justifikasi bahwa ia
sudah melakukan hal baik yang yang tidak melanggar diskriminasi
(misalnya: Saya sudah memberikan cukup, kan?).

Tokenisme dapat dipraktikkan oleh organisasi atau oleh masyarakat


luas. Di Amerika Serikat, ada kritik pada beberapa organisasi karena
adanya tokenisme untuk kelompok minoritas di sana, yaitu kulit hitam,
perempuan, dan orang Spanyol, yang dilakukan oleh organisasi kerja.
Organisasi ini hanya mempekerjakan kelompok minoritas sebagai
strategi untuk terhindar dari tuduhan melakukan diskriminasi. Tokenisme
pada level ini dapat menghancurkan harga diri orang yang dikenai token
ini.

c. Reverse Discrimination

Bentuk token yang lebih ekstrem adalah reverse discrimination, yaitu


praktik melakukan diskriminasi yang menguntungkan pihak yang

9
biasanya menjadi target prasangka dan diskriminasi dengan maksud agar
mendapatkan justifikasi dan terbebas dari tuduhan telah melakukan
prasangka dan diskriminasi. Oleh karena reverse discrimination
memberikan keuntungan kepada kelompok minoritas, maka efek jangka
pendeknya dapat dirasakan langsung. Namun, dengan berjalannya waktu
ada konsekuensi negatif yang bisa di tanggung oleh kelompok minoritas
tersebut.

Menjadi penting bagi para peneliti untuk melihat apakah perilaku


positif yang ditampilkan kepada kelompok minoritas adalah benar-benar
ungkapan untuk membantu orang yang kurang beruntung atau justru
sebuah reverse discrimination.4

Ada beberapa macam diskriminasi yang banyak berkembang di masyarakat,


yaitu:

1. Diskriminasi Gender (Jenis Kelamin)

Diskriminasi ini merupakan pembedaan sikap dan perlakuan terhadap


sesama manusia berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Perlakuan
diskriminatif ini biasanya menimpa kepada kaum perempuan yang
dianggap lebih lemah dibandingkan kaum laki-laki. Individu di beri
layanan yang tidak adil karena jenis kelamin mereka. Contoh seorang
wanita menerima yang lebih rendah dari lelaki sejawatnya untuk
pekerjaan yang sama.

2. Diskriminasi Ras

Diskriminasi ras yang beranggapan segolongan ras tertentu bahwa


rasnya itulah yang paling unggul dibandingkan dengan golongan ras lain,
atau lebih terkenal dengan istilah rasisme. Rasisme ini salah satunya bisa
kita lihat ketika tahun 1930-an lalu Nazi mengklaim bahwa bangsanya
(ras Arya) merupakan ras paling terhormat di Eropa, bahkan dunia.

4
Tim Penulis Fakultas Psikologi UI, Psikologi Sosial (Jakarta : Salemba Humanika, 2018)

10
3. Diskriminasi Rasial

Diskriminasi rasial ini kurang lebih sama dengan diskriminasi ras.


Bedanya, diskriminasi model ini lebih mengarah karena perbedaan warna
kulit. Kasus ini sering menimpa kepada orang-orang yang memiliki kulit
gelap yang hidup di lingkungan masyarakat yang mayoritas memiliki
warna kulit lebih terang (putih).

4. Diskriminasi sosial

Diskriminasi ini merupakan pembedaan sikap dan perlakuan terhadap


sesama manusia berdasarkan kedudukan sosialnya. Sikap diskriminatif
ini biasanya menimpa golongan kaum menengah ke bawah, yang sering
dijumpai di lembaga birokrasi dan lainnya.

5. Diskriminasi Umur

Diskriminasi ini terjadi pada individu yang di beri layanan tidak adil
karena tergolong dalam lingkungan berumur tertentu. Contohnya di
negara malaysia remaja dianggap orang yang menimbulkan masalah jadi
timbul masalah remaja.

6. Diskriminasi Kesehatan

Diskriminasi ini terjadi pada individu yang diberi layanan tidak adil
karena mereka yang menderita penyakit atau kecacatan tertentu
Contohnya seseorang yang pernah menderita sakit jiwa di tolak untuk
mengisi layanan tertentu, sehingga ia telah menyelesaikan dan
menyediakan solusi yang di butuhkan.

7. Diskriminasi Agama (Religious discrimination)

Diskriminasi ini terjadi pada seseorang atau kelompok secara


berbeda karena kepercayaan tertentu yang mereka pegang tentang suatu
agama.5
5
Joko Kuncoro, Prasangka dan Diskriminasi (Semarang : Jurnal UNISSULA Semarang)

11
2.3 Penyebab Terjadinya Diskriminasi

Diskriminasi sering terjadi karena diawali dengan prasangka. Dengan


adanya prasangka, kita membuat seolah-olah terdapat pembedaan antara kita
dengan orang lain. Pembedaan ini lumrah terjadi karena kita adalah makhluk
sosial yang secara alami ingin berkumpul dengan orang-orang yang memiliki
persamaan dengan kita.

Prasangka seringkali didasari atas ketidakpahaman, ketidakpedulian


pada kelompok di luar kelompoknya atau ketakutan atas perbedaan, serta
kecenderungan untuk selalu bersama dengan kelompok yang memiliki
kesamaan. Prasangka makin diperparah dengan cap buruk (stigma/stereotip).
Cap buruk ini dipelajari seseorang atas konstruksi sosial yang didapatkan nya
dari masyarakat, tetangga, keluarga, orangtua, sekolah, media, dan
sebagainya. Diskriminasi terjadi ketika cap buruk dan prasangka yang
diberikan kepada orang lain itu sudah berubah menjadi aksi. Aksi dari
diskriminasi tersebut berupa tindakan memperlakukan orang lain tidak adil
hanya karena dia berasal dari kelompok sosial tertentu.6

Beberapa penyebab terjadinya diskriminasi, yaitu :

1. Mekanisme pertahanan psikologi (projection).

Seseorang akan memiliki kecenderungan untuk memindahkan ciri-ciri dari


hal yang tidak disukai tentang dirinya kepada orang lain. Hal tersebut
kemudian menyebabkan adanya cap buruk terhadap orang lain, padahal
kemunculan beberapa hal yang tidak disukainya pada orang lain tersebut
timbul atas kehendak dari seseorang tersebut.

2. Kekecewaan.

Beberapa orang yang kecewa akan meletakkan kekecewaan mereka


kepada ’kambing hitam’. Sehingga hal seperti ini menimbulkan suatu bentuk

6
Fulthoni, Memahami Diskriminasi (Jakarta : ILRC) 5-6

12
diskriminasi karena terdapat cap buruk pada orang lain yang dijadikan kambing
hitam.

3. Mengalami rasa tidak selamat dan rendah diri.

Bagi mereka yang merasa terancam dan rendah diri, salah satu cara yang
ampuh untuk menenangkan diri adalah dengan mencoba merendahkan orang
atau kumpulan lain. Sehingga mereka tidak perlu lagi merasa menjadi orang
yang rendah dan terancam, karena mereka menyalurkannya kepada orang lain.

4. Sejarah.

Selain itu adanya perlakuan tidak menyenangkan pada masa lalu pun dapat
menjadi salah satu penyebab terjadinya diskriminasi. Adanya kecenderungan
untuk tidak merasa menjadi satu-satunya orang yang mendapatkan perlakuan
buruk, sehingga mereka menyalurkannya kepada orang lain.

5. Persaingan dan eksploitasi.

Berkat pengaruh aspek globalisasi, masyarakat kini menjadi lebih


materialistik dan merasa hidup dalam persaingan. Individu atau kumpulan
bersaing diantara mereka untuk mendapatkan kekayaan, kemewahan dan
kekuasaan. Dan lewat perilaku tersebut, terdapat kecendurungan untuk
melakukan diskriminasi terhadap orang lain.

6. Corak sosialisasi

Diskriminasi juga merupakan suatu corak yang terjadi dari satu generasi
kepada generasi yang lain melalui tahapan sosialisasi. Seterusnya membentuk
pandangan stereotip tentang peranan sebuah bangsa dengan yang lain dalam
masyarakat, yaitu berkenaan dengan kelakuan, cara kehidupan dan sebagainya.

2.4 Dampak diskriminasi

Dampak bagi orang yang menjadi obyek diskriminasi:

 Membentuk sikap rasial dan stereotip terhadap mereka sendiri

13
 Makin kuat seseorang menjadi bagian dari minoritas dan
mengidentifikasikan diri maka makin sensitive terhadap prasangka halus
dan makin kuat bereaksi terhadap prasangka tersebut.

Selain itu adapula diskriminasi terhadap gender di mana banyak budaya yang
masih menempatkan wanita sebagai kaum minoritas. Prasangka yang
dipengaruhi oleh gender ini disebut seksisme (sexism). Seksisme ada 2 jenis:

 Seksisme yang penuh kebencian: pandangan bahwa wanita, jika tidak


inferior terhadap pria, memiliki banyak trait negatif (contoh: mereka ingin
diistimewakan, sanngat sensitive, atau ingin merebut kekuasaan dari pria
yang tidak seharusnya mereka miliki).
 Seksisme bentuk halus: pandangan yang menyatakan bahwa wanita pantas
dilindungi, lebih superior daripada pria dalam banyak hal (contoh: mereka
lebih murni dan lebih memiliki selera yang baik). Dan sangat diperlukan
untuk kebahagiaan pria (contoh: tidak ada pria yang benar-benar bahagia
kecuali ia memiliki seorang wanita yang ia puja dalam hidupnya).

Selain itu adapula istilah glass cellings yaitu hambatan palsu berdasarkan bias
sikap dan organisasi yang menghambat perempuan berkualitas mencapai posisi
teratas dalam organisasinya.

2.5 Pencegahan diskriminasi

Setidaknya terdapat 8 instrumen pokok internasional, yang diadopsi


PBB berkaitan dengan pencegahan diskriminasi, yakni:

1. Konvensi ILO No 100 (1951)


Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan Kantor Perubahan
Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yang ketiga puluh empat
pada tanggal 6 Juni 1951, dan setelah memutuskan untuk menerima usulan
mengenai azas pengupahan yang setara bagi laki-laki dan perempuan
untuk pekerjaan yang nilainya sama yang merupakan mata acara ketujuh
dari agenda sidang tersebut, dan setelah menetapkan usulan-usulan ini

14
harus dibuat dalam konveksi internasional, menetapakan pada tanggal 29
Juni tahun 1951 sebagai konvensi mengenai kesetaraan upah yang
menghasilkan 14 pasal.
2. konvensi ILO No 111 (1958)
Setelah disidangkan di Jenewa oleh Badan Pimpinan Kantor Perburuhan
Internasional dan setelah mengadakan sidangnya yang keempat puluh dua
pada tanggal 4 Juni 1958. Setelah menyetujui beberapa ulasa tertentu
mengenai diskriminasi di bidang pekerjaan dan jabatan, yang merupakan
mata acara keempat dalam agenda sidang tersebut, dan dengan
mempertimbangkan bahwa Deklarasi Philadelphia menyatakan bahwa
semua manusia, tanpa memandang ras, kepercayaan dan jenis kelamin,
berhak memperoleh kesejahteraan materil maupun pengembangan spiritual
dalam kondisi yang bebbas dan terhormat, dan dalam kondisi
perekonomian yang aman dan kesetaraan kesempatan, dengan
mempertimbangkan juga bahwa diskriminasi adalah pelanggaran hak-hak
yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi
Manusia.
3. Konvensi Internasional Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial
(1949)
Menimbang bahwa Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa didasarkan pada
prinsip-prinsip martabat dan kesederajatan yang melekat pada semua umat
manusia bahwa negara-negara anggota telah berjanji untuk memanggil
langkah-langkah secara bersama-sama maupun sendiri dengan bekerja
sama Perserikatan Bangsa Bangsa guna mencapai salah satu tujuan
kemajuan serta mendorong penghormatan serta pematuhan hak-hak asasi
manusia dan kebebasan mendasar bagi semua tanpa ras, jenis kelamin
bahasa atau agama yang menghasilkan 25 pasal.
4. Deklarasi tentang Praduga Rasial dan Ras (1978)
Konferensi Umum Organisasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bersidang di Paris pada
persidangan yang kedua puluh dari tanggal 24 Oktober sampai 28

15
November 1978. Mengingat mukadimah Konstitusi Organisasi Pendidikan
dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) yang disepakati
pada 16 November 1945, bahwa “perang yang besar dan mengerikan
sekarang sudah berakhir adalah perang yang dibuat mungkin untuk
menyangkal asas-asas demokrasi mengenai penghormatan, kesamaan,
penghormatan timbal balik manusia dan oleh penyebarluasanya, melalui
kedunguan dan prasangkanya, dan doktrin ketidaksamaan manusia dengan
rasial” dan mengingat sesuai pasal konstitusioanal tersebut, tujuan
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa Bangsa adalah untuk memeberikan sumbangan pada perdamaian
dan keamanan dengan meningkatkan kerjasama antara bangsa bangsa
melaluipendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan agar dapat
memajukan penghormatan universal terhadap keadilan pemerintahan
berdasarkan hukum dan hak hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan
fundamental, yang disahkan untuk bangsa-bangsa di dunia. Tanpa
pembedaan mengenai ras, jenis kelamin, bahasa atau agama oleh piagam
perserikatan bangsa-bangsa yang menghasilkan 10 pasal.
5. Konvensi UNESCO menentang Diskriminasi di bidang Pendidikan
Konferensi Umum Organiasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Perserikatan Bangsa Bangsa yang bersidang di Paris dari tanggal 14
November sampai 15 Desember 1960 pada sidangnya yang ke sebelas,
Mengingat bahwa Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, menegaskan
asas non-diskriminasi dan menyatakan bahwa setiap orang berhak atas
pendidikan. Mempertimbangkan bahwa diskriminasi terhadap pendidikan
merupkan pelanggaran dalam hak hak yang dinyatakan dalam Deklarasi
tersebut, Mempertimbangkan bahwa menurut isi Konstitusinya, Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa
Bangsa, mempunyai tujuan melembagakan kerja sama antar bangsa
dengan tujuan memajukan semua penghormatan universal terhadap hak-
hak asasi manusia dan persamaan kesempatan pendidikan. Mengaku
bahwa karenanya, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan

16
Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa, walaupun menghormati
keberagaman sistem pendidikan nasional, mempunyai kewajiban tidak
hanya melarang setiap bentuk diskriminasi dalam pendidikan tetapi juga
meningkatkan persamaan kesempatan dan perlakuan bagi semua dalam
pendidikan yang menghasilkan 10 pasal.
6. Protokol Pembentukan sebuah Komisi dan Rekonsiliasi yang bertanggung
jawab untuk menyelsaikan sengketa antara Negara Pihak Berkaitan dengan
Konvensi Menentang Penyiksaan di bidang Pendidikan (1962)
Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa yan bersidang di Paris dari 9
November 12 Desember 1962. Pada persidangan ke duabelas. Menyetujui
pada persidangan yang ke duabelas, konvensi melawan Diskriminasi
dalam Pendidikan. Menginginkan memberikan kemudahan pada
pelaksanaan Konvensi tersebut dan mempertimbangkan bahwa adalah
penting, untuk tujuan ini, membentuk komisi rekonsiliasi dan jasa baik
yang bertanggung jawab atas penyelsaian perselisihan apapun yang
mungkin timbul diantara negara pihak konveksi, mengenai penerapan atau
penafsiran. Menyetujui protokol ini pada hari kesepuluh Desember 1962.
7. Deklarasi tentang Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan
Diskriminasi Berdasarkan Agama dan Kepercayaan (1981)
Mempertimbangkan bahwa salah satu dari asas-asas dasar Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah bahwa kehormatan dan persamaan
adalah melekat pada semua insan manusia, dan bahwa semua negara
anggota telah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengambil tindakan
bersama dan tersendiri dalam kerjasama dalam organisasi untuk
mengingatkan dan mendorong penghormatan universal dan penataan
terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental
untuk semua, tanpa pembedaan mengenai ras, jenis kelamin, bahasa atau
agama. Mempertimbangkan bahwa Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia dan konvenan konvenan internasional tentang hak asasi manusia
mengumumkan asas-asas non-diskriminasi dan persamaan didepan

17
undang-undang dan hak atas kebebasan berfikir, hati nurani, agama dan
kepercayaan. Mempertimbangkan bahwa ketidakpedulian dan pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental,
terutama kebebasan berfikir, hati nurani, agama atau kepercayaan apapun
telah menyebabkan langsung atau tidak langsung, perang dan penderitaan
terhadap 7insan manusia, terutama apabila mereka mengabdi sebagai suatu
cara campur tangan asing dalam urusan-urusan internal negara lain dan
berarti menjadi ranting-ranting kebencian antar negara-negara.
Mempertimbangkan bahwa agama atau kepercayaan, bagi setiap orang
yang mengakui agama atau kepercayaan, adalah salah satu dari unsur-
unsur dasar dalam konsepsinya mengenai kehidupan dan bahwa kebebasan
atas agama dan kepercayaan harus sepenuhnya dihormati dan dijamin.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Diskriminasi diartikan sebagai prasangka atau perilaku yang membedakan


seseorang hanya karena ia berasal dari sebuah identitas sosial (agama, ras
etnis, gender dll). Hanya karena identitas sosialnya berbeda, ia dipandang
atau diperlakukan lebih buruk. Misalnya, ia dilarang untuk diberi
7
UNESCO doc. Convention againts Diskrimination in Education. Paris 14 Desember 1960. Entry
into force 22 may 1962

18
perlindungan hukum atau hak hukum yang sama dibandingkan warga negara
lain hanya karena identitas sosial yang berbeda. Tindakan-tindakan
diskriminatif diartikan sebagai tindakan-tindakan yang bercorak
menghambat, merugikan perkembangan, bahkan mengancam kehidupan
pribadi orang-orang hanya karena mereka kebetulan termasuk golongan yang
diprasangkai itu.

3.2 Secara garis besar, diskriminasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

• Diskriminasi langsung

Diskriminasi langsung terjadi pada saat hukum, peraturan, atau kebijakan


jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan
lain sebagainya.

• Diskriminasi tidak langsung

Diskriminasi tidak langsung terjadi pada saat peraturan yang bersifat netral
menjadi diskriminatif ketika diterapkan di lapangan.

3.3 Penyebab diskriminasi

 Mekanisme pertahanan psikologi (projection).


 Kekecewaan
 Mengalami rasa tidak selamat dan rendah diri.
 Sejarah
 Persaingan dan eksploitasi.
 Corak sosialisasi.

3.4 Dampak bagi orang yang menjadi obyek diskriminasi:

 Membentuk sikap rasial dan stereotip terhadap mereka sendiri


 Makin kuat seseorang menjadi bagian dari minoritas dan
mengidentifikasikan diri maka makin sensitive terhadap prasangka
halus dan makin kuat bereaksi terhadap prasangka tersebut.

19
3.5 Salah satu deklarasi tentang Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan
Diskriminasi Berdasarkan Agama dan Kepercayaan (1981)

Mempertimbangkan bahwa salah satu dari asas-asas dasar Piagam


Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah bahwa kehormatan dan persamaan adalah
melekat pada semua insan manusia, dan bahwa semua negara anggota telah
berjanji pada dirinya sendiri untuk mengambil tindakan bersama dan
tersendiri dalam kerjasama dalam organisasi untuk mengingatkan dan
mendorong penghormatan universal dan penataan terhadap hak-hak asasi
manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental untuk semua, tanpa
pembedaan mengenai ras, jenis kelamin, bahasa atau agama.

DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai