Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK

TEORI PERKEMBANGAN ALBERT BANDURA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu: Ahmad Agung Yuwono, M.Pd.

Disusun oleh:

Kurnia Widyastanti (14144600***)

Novi Trisna Anggrayni (14144600199)

Okta Rina D.S.S. (14144600***)

Yogo Tri Arso (14144600***)

A5-14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
Psikologi Perkembangan “Teori Perkembangan Albert Bandura” ini untuk
melengkapi tugas dalam pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan
Universitas PGRI Yogyakarta.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga


penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Bapak Ahmad agung Yuwono, M.Pd. yang telah memberi tugas dan
bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini
dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir
kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan
imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta
menjadikan ini sebagai ibadah. Amin yaa Rabb.

Yogyakarta, Oktober 2014

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………..........……………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………..………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………...………..…………………..iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………..…….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………..………………………1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………….……………….2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 ……………………………………….………...3

2.2 ……………………………………………….…………..5

2.3 …………………………………………………….…......7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...10

3.2 Saran………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial,
salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada
komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.
Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah
memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh
persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran
peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki
terhadap sesuatu maklumat dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah
laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan peneguhan
(reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain
(observational opportunity).

1.2 Rumusan Masalah


1. Siapakah Albert Bandura?
2. Apa saja teori perkembangan Albert Bandura?
3. Bagaimana teori pembelajaran sosial dan peniruan menurut Albert
Bandura?
4. Bagaimana dengan metodologi teori pembelajaran dari Albert
Bandura?
5. Apa kelemahan dan kelebihan teori Albert Bandura?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui tokoh teori perkembangan Albert Bandura.
2. Untuk mengetahui apa saja teori perkembangan dari Albert Bandura.
3. Untuk mengetahui bagaimana teori pembelajaran sosial dan peniruan
menurut Albert Bandura.
4. Untuk mengetahui tentang metodologi teori dari Albert Bandura.
5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan teori Albert Bandura.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 4


Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga
mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di
University of British Columbia, pada jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar
master dalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga
meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam
bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University. Beliau
banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku
manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert Bandura
dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American
Psychological Association untuk Distinguished Scientific Contribution pada tahub
1980.

Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar
tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi.
Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan
mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor
sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk
menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus
memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma
behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial,
salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen
kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.

2.1 Teori Pembelajaran Sosial


Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar
perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini
dikembangkan oleh Albert Bandura (1986), yang menerima sebagian besar
dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi lebih banyak

2
penekanan pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku dan pada proses-
proses mental internal. Dalam teori pembelajaran sosial kita menggunakan
penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh
kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus-
stimulus lingkungan.
Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan
yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan kerap kali dipilih dan
diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura,
sebagaimana yang dikutip oleh Kardi, S. (1997: 14), bahwa sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah
laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan
(modelling), yang merupakan salah satu langkah paling penting dalam
pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational
learning). Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui
kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya,
seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya karena
perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang
tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh
dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious
reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku
suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau
pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut
dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai
secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh
seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang
pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M., 1998:43).
Teori pembelajaran sosial berdasarkan yang diutarakan beliau
bahwa sebagian besar tingkah laku manusia adalah sebagian dari hasil

3
pemerolehan dan prinsip pembelajaran sudah mencukupi untuk
menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori -teori
sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah
laku ini muncul dan kurang memperlihatkan fakta bahawa banyak
peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantara orang lain. Maksudnya,
semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru
tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain
sebagai model bagi dirinya.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap
orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar
sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di
dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi,
atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana
seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura
menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian -kejadian
internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah
merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan. menurut
Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal
balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang.
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Hubungan yang aktif dapat mengubah aktiviti seseorang.
Seterusnya, menurut Bandura (1982), penguasaan kemahiran dan
pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses
perhatian, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi
oleh unsur -unsur yang berdasarkan dari diri pelajar sendiri yaitu sense of
self Efficacy dan self regulatory system. Sense of self efficacy adalah
keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai seperti yang berlaku. Self regulatory merujuk pada:

4
1. Struktur kognitif yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil
pembelajaran.
2. Sub proses kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur
tingkah laku kita.

Dalam pembelajaran self -regulatory akan menentukan goal setting dan


self evaluation pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi
belajar yang tinggi atau sebaliknya. Menurut Bandura, untuk Berjaya,
pembelajar harus dapat memberikan model yang mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap pembelajar, Seterusnya mengembangkan self of
mastery, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar.

2.2 Teori Peniruan (Modeling)


Albert Bandura dan Richard Walters telah melakukan eksperimen
lain yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka
mendapati, peniruan boleh berlaku hanya melalui pengamatan terhadap
perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa sebarang peneguhan.
Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau
pembelajaran melalui pengamatan. Bandura, kemudian menyarankan agar
teori pembelajaran sosial diperbaiki memandangkan teori pembelajaran
sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa memberi
pertimbangan terhadap proses mental seseorang.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor
dalam diri (kognitif) dan persekitaran. Beliau telah mengemukakan dalam
teori pembelajaran peniruan, beliau telah menjalankan kajian bersama
Walter (1963) mengenai kesan perlakuan kanak-kanak apabila mereka
menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi, dan
menumbuk sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah menonton video
kanak-kanak ini diarahkan bermain di bilik permainan dan terdapat patung
seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah kanak-kanak tersebut
melihat patung tersebut, mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh

5
orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah Jantan & Mahani Razali
2004).

1. Unsur Utama Dalam Peniruan


a. Tumpuan ('Attention')
Subjek harus memberi tumpuan kepada tingkah laku model
untuk membolehkannya mempelajarinya. Subjek memberi
perhatian atau tumpuan tertakluk kepada nilai, harga diri, sikap,
dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik
yang tidak yakin akan dirinya mungkin meniru tingkah laku
pemain musik terkenal sehingga tidak mewujudkan stailnya yang
tersendiri.

b. Penyimpanan ('Retention')
Subjek yang memperhatikan harus mengekod peristiwa itu
dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan
peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diinginkan.

c. Penghasilan ('Reproduction')
Setelah mengetahui atau mempelajarai suatu tingkah laku,
subjek juga mesti mempunyai kebolehan mewujudkan atau
menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
Contohnya, memandu kereta, bermain tenis. Bagi sesetengah
tingkah laku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan
komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan.

d. Motivasi
Motivasi penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia
adalah penggerak
individu untuk terus melakukan sesuatu.

2. Ciri-Ciri Teori Peniruan

6
a. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.
b. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai,
dan lain –lain.
c. Pelajar meniru suatu kemahiran daripada kecakapan demontrasi
guru sebagai model.
d. Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan
peneguhan yang
berpatutan.
e. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan
dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai, diakhiri dengan
peneguhan positif.

3. Eksperimen Albert bandura


Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll
yang menunjukkan kanak-kanak meniru seperti perilaku agresif dari
orang dewasa disekitarnya.
Albert Bandura menyatakan bahwa proses pembelajaran akan
dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan
pendekatan dan permodelan. Beliau menjelaskan bahwa aspek
pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan
oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan
kesan yang optimum kepada kefahaman pelajar.

4. Jenis-Jenis Peniru
a. Peniruan langsung
Pembelajaranan langsung adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Ciri
khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase di
mana seseorang mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi
bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan.
Contoh: meniru gaya penyanyi yang disanjungi.

7
b. Peniruan tak langsung
Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara
tidak langsung. Contoh: meniru watak yang dibaca dalam buku.

c. Peniruan gabungan
Peniruan jenis ini dengan cara menggabung tingkah laku
yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara
mewarnai dari buku yang dibacanya.

d. Peniruan sekat laluan


Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu
saja. Contoh: meniru fashion pakaian di TV, tapi tidak boleh
dipakai di sekolah.

e. Peniruan tak sekat laluan


Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi
apapun.
Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.

5. Faktor-faktor Penting dalam Pembelajaran Melalui Pemerhatian


Mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti diakibatkan
oleh pembelajaran, karena pembelajaran melalui pemerhatian
memerlukan beberapa faktor. Menurut Bandura, ada empat proses
yang penting agar pembelajaran melalui pemerhatian dapat terjadi,
yakni:
 Perhatian (attention process)
Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke
orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan
modelnya, sifat model yang menarik dan arti penting tingkah laku
yang diamati bagi si pengamat.

8
 Representasi (representation process)
Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan
dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun
gambaran/imaginasi. Representasi verbal memungkinkan orang
mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati, dan
menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dilakukan.
Representasi imaginasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan
secara simbolik dalam pikiran, tanpa benar-benar melakukannya
secara fisik.

 Peniruan tingkah laku model (behavior production process)


Sesudah mengamati dengan penuh perhatian, dan
memasukkannya ke dalam ingatan.

 Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement


process)
Pembelajaran melalui pengamatan menjadi efektif apabila
pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat
melakukan tingkah laku modelnya. Pemerhatian mungkin
memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi
kalau motivasi untuk itu tidak ada, maka proses tingkah laku yang
dihukumkan tidak akan berlaku. Imitasi tetap terjadi walaupun
model tidak diberi ganjaran, sepanjang pengamatan melihat model
mendapat ciri -ciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang
berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diberi ganjaran.

2.3 Metodologi
Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata seperti masalah
fobia, penyembuhan dari serangan jantung, perolehan kemampuan
matematik pada kanak-kanak. Tujuannya untuk menyatukan kerangka
konseptual yang dapat mencakup berbagai hal yang mempengaruhi

9
perubahan tingkah laku. Dalam setiap kegiatan, keterampilan dan
keyakinan diri yang menjamin pemakaian kemampuan secara optimal
diperlukan agar diri dapat berfungsi sepenuhnya.

2.4 Kelemahan Teori Albert Bandura


Teori pembelajaran sosial Albert bandura sangat sesuai jika
diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan
Bandura mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan
tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya
hanya. melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sesparuh
individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah
laku yang negatif termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam
masyarakat.

2.5 Kelebihan Teori Albert Bandura


Teori Bandura lebih lengkap karena itu menekankan bahwa
lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif
orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata -
mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang
timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia
itu sendiri.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari
teori inimenekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan
evaluasi. Menurut Bandura,orang belajar melalui pengalaman langsung atau
pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan
lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya.Albert Bandura
mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilakumelalui
peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang
diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut “observational learning” atau
pembelajaran melalui pengamatan. Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa
teori pembelajaran social membahas tentang:
1. Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui
penguat(reinforcement) dan observational learning,
2. Cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi,
3. Begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempengaruhi
lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement) dan
observational opportunity.
Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses
pembelajaran,yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari
perilaku dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang
diberikan kepada orang lain. Dalam observational learning terdapat empat tahap
belajar dari proses pengamatan ataumodeling. Proses yang terjadi dalam
observational learning tersebut antara lain:
1. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap
modeldengan cermat.
2. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang
ditampilkan olehmodel yang diamati maka seseorang perlu memiliki
ingatan yang bagus terhadap perilaku model.

11
3. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan
perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali
perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah
mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh
model.
4. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki
motivasi untuk belajar dari model.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui tentang teori belajar
kognitif-sosial Albert Bandura agar nantinya sebagai calon guru dapat
menerapkan teori belajar yang tepat dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kami memiliki saran dari yang telah dipelajari dari teori sosial kognitif, yaitu :
 Memberikan contoh yang baik (menjadi model yang baik), karena kita hidup
dengan orang lain, sehingga orang lain tidak menirukan tindakan kita yang
kurang berkenan.
 Kita bisa memanipulasi perilaku orang lain dengan pengetahuan tentang
penguatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Samosir, Marianto. 2006. Educational Psycology: Theory and Practice. Jakarta: PT Indeks.

Ormrod, Jeanne. E. 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh Berkembang.


Jakarta: Erlangga.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

13

Anda mungkin juga menyukai