Makalah Jadi PDF
Makalah Jadi PDF
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
Disusun oleh:
A5-14
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
Psikologi Perkembangan “Teori Perkembangan Albert Bandura” ini untuk
melengkapi tugas dalam pembelajaran mata kuliah Psikologi Perkembangan
Universitas PGRI Yogyakarta.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………..........……………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………..………….. ii
DAFTAR ISI………………………………………...………..…………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 ……………………………………….………...3
2.2 ……………………………………………….…………..5
2.3 …………………………………………………….…......7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...10
3.2 Saran………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar
tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi.
Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan
mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor
sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk
menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus
memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma
behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial,
salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen
kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.
2
penekanan pada kesan dari isyarat - isyarat pada perilaku dan pada proses-
proses mental internal. Dalam teori pembelajaran sosial kita menggunakan
penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Dalam pandangan belajar sosial, manusia itu tidak didorong oleh
kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus-
stimulus lingkungan.
Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan
yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan kerap kali dipilih dan
diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura,
sebagaimana yang dikutip oleh Kardi, S. (1997: 14), bahwa sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah
laku orang lain. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan
(modelling), yang merupakan salah satu langkah paling penting dalam
pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational
learning). Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui
kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya,
seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya karena
perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang
tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh
dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious
reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku
suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau
pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut
dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai
secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh
seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang
pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M., 1998:43).
Teori pembelajaran sosial berdasarkan yang diutarakan beliau
bahwa sebagian besar tingkah laku manusia adalah sebagian dari hasil
3
pemerolehan dan prinsip pembelajaran sudah mencukupi untuk
menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori -teori
sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah
laku ini muncul dan kurang memperlihatkan fakta bahawa banyak
peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantara orang lain. Maksudnya,
semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru
tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain
sebagai model bagi dirinya.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap
orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar
sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di
dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi,
atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana
seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura
menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian -kejadian
internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah
merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan. menurut
Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal
balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang.
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Hubungan yang aktif dapat mengubah aktiviti seseorang.
Seterusnya, menurut Bandura (1982), penguasaan kemahiran dan
pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses
perhatian, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi
oleh unsur -unsur yang berdasarkan dari diri pelajar sendiri yaitu sense of
self Efficacy dan self regulatory system. Sense of self efficacy adalah
keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan
keterampilan sesuai seperti yang berlaku. Self regulatory merujuk pada:
4
1. Struktur kognitif yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil
pembelajaran.
2. Sub proses kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur
tingkah laku kita.
5
orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah Jantan & Mahani Razali
2004).
b. Penyimpanan ('Retention')
Subjek yang memperhatikan harus mengekod peristiwa itu
dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan
peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diinginkan.
c. Penghasilan ('Reproduction')
Setelah mengetahui atau mempelajarai suatu tingkah laku,
subjek juga mesti mempunyai kebolehan mewujudkan atau
menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
Contohnya, memandu kereta, bermain tenis. Bagi sesetengah
tingkah laku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan
komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan.
d. Motivasi
Motivasi penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia
adalah penggerak
individu untuk terus melakukan sesuatu.
6
a. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.
b. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai,
dan lain –lain.
c. Pelajar meniru suatu kemahiran daripada kecakapan demontrasi
guru sebagai model.
d. Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan
peneguhan yang
berpatutan.
e. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan
dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai, diakhiri dengan
peneguhan positif.
4. Jenis-Jenis Peniru
a. Peniruan langsung
Pembelajaranan langsung adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Ciri
khas pembelajaran ini adalah adanya modeling, yaitu suatu fase di
mana seseorang mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi
bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan.
Contoh: meniru gaya penyanyi yang disanjungi.
7
b. Peniruan tak langsung
Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara
tidak langsung. Contoh: meniru watak yang dibaca dalam buku.
c. Peniruan gabungan
Peniruan jenis ini dengan cara menggabung tingkah laku
yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara
mewarnai dari buku yang dibacanya.
8
Representasi (representation process)
Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan
dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun
gambaran/imaginasi. Representasi verbal memungkinkan orang
mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati, dan
menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dilakukan.
Representasi imaginasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan
secara simbolik dalam pikiran, tanpa benar-benar melakukannya
secara fisik.
2.3 Metodologi
Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata seperti masalah
fobia, penyembuhan dari serangan jantung, perolehan kemampuan
matematik pada kanak-kanak. Tujuannya untuk menyatukan kerangka
konseptual yang dapat mencakup berbagai hal yang mempengaruhi
9
perubahan tingkah laku. Dalam setiap kegiatan, keterampilan dan
keyakinan diri yang menjamin pemakaian kemampuan secara optimal
diperlukan agar diri dapat berfungsi sepenuhnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari
teori inimenekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan
evaluasi. Menurut Bandura,orang belajar melalui pengalaman langsung atau
pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan
lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya.Albert Bandura
mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilakumelalui
peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang
diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut “observational learning” atau
pembelajaran melalui pengamatan. Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa
teori pembelajaran social membahas tentang:
1. Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui
penguat(reinforcement) dan observational learning,
2. Cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi,
3. Begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempengaruhi
lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement) dan
observational opportunity.
Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses
pembelajaran,yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari
perilaku dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang
diberikan kepada orang lain. Dalam observational learning terdapat empat tahap
belajar dari proses pengamatan ataumodeling. Proses yang terjadi dalam
observational learning tersebut antara lain:
1. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap
modeldengan cermat.
2. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang
ditampilkan olehmodel yang diamati maka seseorang perlu memiliki
ingatan yang bagus terhadap perilaku model.
11
3. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan
perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali
perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah
mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh
model.
4. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki
motivasi untuk belajar dari model.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui tentang teori belajar
kognitif-sosial Albert Bandura agar nantinya sebagai calon guru dapat
menerapkan teori belajar yang tepat dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kami memiliki saran dari yang telah dipelajari dari teori sosial kognitif, yaitu :
Memberikan contoh yang baik (menjadi model yang baik), karena kita hidup
dengan orang lain, sehingga orang lain tidak menirukan tindakan kita yang
kurang berkenan.
Kita bisa memanipulasi perilaku orang lain dengan pengetahuan tentang
penguatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Samosir, Marianto. 2006. Educational Psycology: Theory and Practice. Jakarta: PT Indeks.
13