Dosen Pengampu:
Agung Iranda, S.Psi., M.A.
Amin Akbar, S.Psi., M.A.
Disusun Oleh :
Tyas Nawang Wulan (G1C117039)
Gideon Tunas Karunia Ginting (G1C117027)
Hanum Widya Sani (G1C117029)
Furqana Wahyuni (G1C117033)
Hendi Ridho Rindana (G1C117035)
Nurul Annissa (G1C117037)
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
1. BABY SITTER ANIAYA BALITA
Aksi dari Mutia yang diketahui berusia 23 tahun, yang merupakan seorang babysitter diduga
menganiaya balita majikannya di daerah Grogol, Jakarta Barat yang terekam oleh CCTV. Nyatanya
hal ini diakui olehnya jika penganiayaan terhadap balita yang berusia 1,5 tahun itu dianiaya tidak
hanya sekali saja. “Pengakuannya begitu, dia sering kesal karena bayi itu rewel.” ungkap Kanit
Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Riyanto, pada
Hari Rabu, 1 Mei 2016.
Perempuan yang diketahui berasal dari Lampung tersebut mengaku jengkel karena korban tidak mau
tidur. Tidak hanya memukul bayi itu, dia juga bahkan mendorong hingga membanting bayi tersebut
berkali-kali.
“Dia sudah kesal, capek, namun si anak tetap saja masih rewel. Niatnya dia mau menidurkan, namun
karena emosi, dia hingga membantingnya.” kata Riyanto. Dari hasil penyelidikan yang telah diperoleh
sementara, penganiayaan tersebut tidak hanya dilakukan sekali saja.“Setelah coba kami interogasi,
kejadian ini telah beberapa kali dilakukan walaupun yang terekam oleh kamera CCTV pada tanggal
24 Mei.” tambah Riyanto. Mutia juga mengakui akan perbuatannya, persis seperti yang ada pada
rekaman. “Dia dorong, angkat kakinya, dibanting ke kasur, ya sama persis dengan apa yang ada di
dalam rekaman.” jelas Riyanto.Hingga saat ini, Mutia masih dalam pemeriksaan, pelaku dijerat Pasal
76 c jo Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak. Dia juga dijerat dengan adanya Pasal 351 ayat
1 jo Pasal 335 KUHP.
Kasus itu bermula di saat video yang telah diunggah oleh ibu korban, Nely Chao yang ada di
Facebooknya. Di dalam tayangan yang diunggah dengan berdurasi 1 menit 58 detik itu terlihat
seorang perempuan yang mendorong seorang balita.
“Dapat pengasuh sakit jiwa. Nyesek banget liatnya. Nama babysitter itu Mutiyah, berusia 23 tahun,
yang berasal dari Lampung, yayasan Fitria Depok” dalam status Nely Chao yang diunggah akun
Facebooknya.Tidak hanya itu saja, pengasuh tersebut juga terlihat membanting serta
mengguncangkan tubuh balita itu.Tak heran jika video tersebut telah memperoleh berbagai kecaman
dari teman-teman Nely yang ada di Facebook. Mereka sendiri prihatin serta mendorong Nely guna
melaporkan perist
ANALISIS :
Seperti yang kita tahu dari kasus penganiayaan di atas sudah jelas bahwa apa yang di lakukan oleh
mutia merupakan perilaku agresi yang dilakukan dengan unsur kesengajaaan, jika kita tinjau dari
faktor-faktor penyebab agresi kasus mutia ini adapun menurut analisis saya mengapa tindakan
agresivitas ini bisa dilakukan oleh mutia :
Faktor Biologis
Analisis : faktor biologis ini bisa kita ketahui apabila kita melakukan pemeriksaan secara mendalam
kepada mutia.
Faktor Amarah
Analisis : pada kasus tidak di jelaskan latar belakang dari mutia ,apakah dia memiliki masalah pribadi
yang memicu marah ,jika memang ada ini juga bisa menjadi salah satu penyebab mutia berperilaku
agresi dikarenakan emosi mutia yang tidak tersalurankan, atau adanya perasaan tidak suka yang
sangat kuat pada mutia terhadap bayi tersebut , hingga dia mutia marah dan berperilaku agresi .
Faktor Frustrasi
Analisis :” bayinya rewel dan tidak mau tidur “ itulah salah satu penyebab terjadinya penganiayaan
ini , seperti yang ada pada kasus mutia merasa frustasi karena bayi nely tidak bisa memenuhi
harapannya agar tidak rewel sehingga mutia menjadi mudah marah dan berperilaku agresi .
Faktor sosial learning (peran belajar model kekerasan)
Analisis : kasus mutia tidak terlepas dari faktor media massa seperti televisi terlebih pada tayangan
telivisi sekarang banyak menampilkan tindakan kekerasan .
Pendapat kami mengenai kasus ini adalah :
Menurut kami perilaku apapun yang dilakukan dengan tujuan menyakiti orang lain tidak bisa dibenar
kan dengan alasan apapun , apa yang dilakukan mutia kepada bayi nely dengan alasan bayi nely
yang rewel itu sangat tidak rasional ,dan tidak bisa di benarkan secara hukum ataupun norma ,dan
mengenai hukuman yang akan di terima oleh mutia kami sangat setuju karena perilaku agresi tidak
bisa di biarkan begitu saja dan mutia harus mempertanggung jawabkan semua tindakannya dan
adanya hukuman ini di harapkan memberi efek jera dan pembelajaran pada pelaku dan masyarakat
umum bahwa tindakan tersebut salah dan jika pelaku agresi yang diberikan hukumanyang sesuai
akan perbuatannya maka akan bedampak pada menurunnya frekuensi agresi tersebut .perilaku agresi
tidak hanya berdampak pada fisik saja tetapi psikis dari korban juga. Secara umum ada 2 dampak
yang di timbulkan oleh perilaku agresi :
Dampak “internal” yaitu kepada diri sendiri yang pada akhirnya akan memperngaruhi kepribadian .
Dampak “eksternal” yaitu akan mempengaruhi aspek kognitif lingkungan yang kemungkinan
sebagian orang akan meniru hingga menjadi menular .
Kedua jenazah sempat divisum di rumah sakit Majalengka dan Selasa dinihari disemayamkan di
Mapolres Kuningan. Selasa pagi sekira pukul 09.00 WIB kemarin, kedua jenazah telah diantarkan
pihak Polres Kuningan untuk dikebumikan di alamatnya masing-masing. Pengantaran jenazah kedua
polisi itu, didahului upacara pelepasan jenazah dipimpin Kapolres Kuningan AKBP Drs.
AdiosSalova.
Sejumlah warga Desa Sindangpanji yang kebetulan tengah berada di lokasi bekas kejadian, umumnya
mengaku hanya mengetahui kejadiannya saja. Namun mereka menyatakan tidak mengetahui persis
pemicu maupun asal-usul masa pengeroyoknya. Ada yang menduga aksi pengeroyokan itu dipicu pula
oleh kekesalan warga karena di jalan raya provinsi antara Cipasung Kuningan hingga
SindangpanjiCikijing, akhir-akhir ini sering terjadi aksi perampasan sepeda motor. Menurut informasi
yang ter dengar, pada bulan-bulan tersebut, di jalur antara Cipasung-Sindangpanji sudah beberapa kali
terjadi aksi perampasan sepeda motor. Bahkan diantaranya pernah terjadi di siang bolong, kata
seorang warga yang enggan menyebutkan namanya. Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Pol Drs.
Sudirman Ail, SH, MBA di Mapolda menyesalkan aksi main hakim sendiri oleh masyarakat itu.
Menurut Kapolda, cara-cara penghakiman seperti itu seharusnya jangan dibiarkan terjadi karena tidak
akan menyelesaikan masalah. Menjelaskan soal awal mula kejadian itu, Kapolda menduga karena dua
aparatnya kurang betul dalam menerapkan taktik dan teknik penangkapan terhadap pihak yang
dicurigainya. Akibatnya, mereka diteriaki oleh massa.
Analisis
Dari apa yang sudah kami paparkan diatas, maka kami dapat menarik beberapa kesimpulan terhadap
kasus telah yang terjadi di Desa Sindang Panji, Kec.Cikijing, Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang
mengakibatkan 2 (dua) orang anggota Polres Kuningan yaitu Bripda Asep Irawan dan Bripda Mayan
Radiana meninggal dunia ialah merupakan suatu sebab dan akibat dari beberapa
persoalan/kekecewaan masyarakat Desa Sindang Panji, Kec.Cikijing, Kabupaten Majalengka Jawa
Barat terhadap korban yang disangka adalah pelaku pencurian sehingga terjadi luapan emosi (yang
menyebabkan agresivitas massa) setelah adanya beberapa faktor pemicu, yaitu kekesalan Warga
karena sering terjadinya pencurian (curat, curas, curanmor).
Salah seorang warganya yaitu JPG menginformasikan bahwa dirinya menjadi calon korban pencurian
kendaraan bermotor. Teori-teori Psikologi yang dapat menjelaskan permasalahan seperti yang kami
kemukakan pada analisa kasus diatas, antara lain :
Berlakunya Teori AGRESI (Myers) pada saat terjadinya pengeroyokan yang dilakukan karena ada
salah seorang warga Desa Sindang Panji, Kec.Cikijing, Kabupaten Majalengka Jawa Barat yaitu PLG
menginformasikan bahwa dirinya menjadi calon korban pencurian kendaraan bermotor dan warga pun
melakukan apa yang disebut perilaku agresi.
Perbuatan yang dilakukan oleh penduduk Desa Sindang Panji, Kec.Cikijing, Kabupaten Majalengka
Jawa Barat dapat dikategorikan kedalam jenis agresi yang pertama yaitu Agresi Rasa Benci atau
Agresi Emosi (HostileAggression) yang semata-mata dilakukan untuk melampiaskan emosi mereka
terhadap2 (dua) orang anggota Polres Kuningan yaitu Bripda Asep Irawan dan Bripda Mayan Radiana
yang disangka adalah kawanan pencuri kendararaan bermotor tersebut tidak peduli jika perbuatannya
(penganiayaan secara beramai-ramai) akan menimbulkan kerugian yang lebih banyak daripada
manfaat yang didapat oleh mereka.
Berlakunya Teori Lingkungan yaitu Teori Frustrasi-Agresi Baru (Berkowitz dan Berkowitz&
Le Page), dengan timbulnya rasa frustasi dari penduduk Desa Sindang Panji, Kec.Cikijing,
Kabupaten Majalengka Jawa Barat disebabkan karena sering terjadinya pencurian di desanya Agresi
beremosi rasa benci dari para penduduk tidak dilakukan tiba-tiba saja, tetapi ada pancingan tertentu
yaitu informasi adnya pelaku pencurian yang ‘disiarkan’ oleh PLG.
Berlakunya Teori Pengaruh Kelompok (Staub) yang dapat terlihat dari penduduk Desa Sindang
Panji, Kec.Cikijing, Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang melakukan penganiayaan secara
beramai-ramai terhadap para korban, maka dapat kita katakan bahwa kelompok mempunyai pengaruh
terhadap perilaku agresif. Semakin besar jumlah gerombolan pelakunya, maka semakin kejam juga
proses pengeroyokan dan penganiayaannya (Mullen, 1986). Mereka menganggap tidak ada yang
bertanggung jawab/kerancuan tanggung jawab (karena dikerjakan beramai-ramai). Juga karena
adanya desakan dari yang lain (kelompok) untuk ikut melakukan perbuatan itu, dan juga karena
adanya identitas kelompok sehingga jika tidak melakukan akan dianggap bukan sebagai bagian dari
mereka. Selain itu, adanya de-individuasi yang menyebabkan pemikiran mereka beranggapan bahwa
identitas individunya tidak akan dikenal oleh orang lain karena perbuatan yang mereka lakukan secara
beramai-ramai.
Berlakunya Teori Keterpaduan Kelompok/Group Cohesiveness (Gustave Le Bon) yang
menyebutkan bahwa psikologi massa berbeda sekali dengan psikologi individual.
Le Bon juga berpendapat bahwa jiwa kelompok adalah irasional, impulsif, agresif, tidak dapat
membedakan antara kenyataan dan khayalan, serta seolah berada dibawah pengaruh hipnotis.
Berlakunya Teori Dinamika Kelompok yaitu Theory of CollectiveBehavior (NJ. Smelser) yang
menyebutkan bahwa dalam perilaku massa ada tahapan-tahapan persyaratan (determinan) yang secara
bertahap harus dipenuhi untuk terjadinya perilaku massa dan ke-5 (lima) prasyarat itu harus berurutan.
Determinan itu berturut-turut adalah sebagai berikut :
- Situasi sosial (Sosial condusivennes)
- Kejengkelan atau tekanan sosial ( Structuralstrain).
- Berkembangnya prasangka kebencian yang meluas (Generalizedhostilebelief) terhadap suatu
sasaran tertentu, yang berkaitan erat dengan faktor pencetus (precipitatingfactor).
- Mobilisasi massa untuk beraksi (Mobilizationforaction).
- Kontrol sosial (Socialcontrol).
Dengan timbulnya kelima syarat determinan secara berurutan dan tiap-tiap determinan menambah
nilai determinan sebelumnya, maka TheoryofCollectiveBehavior oleh N.J. Smelser akan dapat
terpenuhi, sehingga akhirnya akan dapat menyebabkan gerakan massa/perilaku massa yang bila tidak
dapat terkendali bisa menimbulkan kerugian pada semua pihak.