Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK PSIKOLOGI LINGKUNGAN

“KEPADATAN”
Dosen Pembimbing: Leni Armayati , S.Psi., M.si

OLEH:
 Muniroh : 188110221
 Nur Khaffah : 188110187
 Syafitri : 188110040

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunianya baik itu berupa
kesehatan jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Psikologi Lingkungan ini.
Selanjutnya, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penyusunan laporan ini terutama kepada:
1. Ibu Leni Armayati , S.Psi., M.si selaku dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Lingkungan yang telah banyak memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada penulis
2. Dan juga kepada teman-teman kelompok yang sudah memberikan
informasi atau berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan yaitu baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
sebab itu, penulis mohon segala saran dan kritik dari para pembaca agar penulis
dapat memperbaiki laporan ini.
Pekanbaru, 2 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. PENGERTIAN KEPADATAN.................................................................3
B. KATEGORI KEPADATAN.....................................................................4
C. AKIBAT-AKIBAT KEPADATAN TINGGI...........................................6
D. ANALISIS KEPADATAN DAN PERBEDAAN BUDAYA...................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7
A. KESIMPULAN...........................................................................................7
B. SARAN........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kepadatan penduduk yang terus meningkat utamanya di wilayah
perkotaan akan mempengaruhi kualitas kota yaitu pada penghasil limbah
serta pecemaran lingjungan akibat ulah mereka.hal ini karena pola hidup
mereka cenderung tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan yang
kemudian akan mengancam kesehatan masyarakat serta keberlanjtan
lingkungan itu sindiri.

Kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan. Atau


sejumlah individu yang brada di suatu ruang atau wilayah tertantu dan lebih
bersifat fisik. Pertambahan penduduk yang eksplosif dan lajunya arus
urbanisasi ini Jelas merupakan beban bagi perkotaan. Salah satu masalah
yang timbul adalah masalah penyediaan pemukiman bagi penduduk karena
kebutuhan akan pemukiman sudah merupakan kebutuhan masyarakat di
samping sandang dan pangan.

Pada waktu penduduk kota belum begitu banyak, masalah kebutuhan


akan tempat tinggal bukanlah masalah yang merisaukan, karena penduduk
masih dapat membangun tempat tinggalnya dengan 1eluasa. Akan tetapi
pertambahan penduduk dan keterba· tasan lahan untuk pemukiman di kola
menimbulkan daerah pemukiman yang semakin padat.

Dalam tinjauan psikologi lingkungan, maka pemukiman penduduk


perkotaan pada umumnya rnempunyai dua ciri yaitu, kepadatan (density)
dan kesesakan (crowdingJ yang tinggi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian kepadatan ?
2. Apa saja kategori kepadatan ?
3. Apa akibat kepadatan tinggi ?
4. Apa kepadatan dan perbedaan budaya ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepadatan

Menurut sundstrom, kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap


unit ruangan (dalam wrightsman & Deaux, 1981).atau sjumlah individu
yang berada di suatu ruang atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik.
Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada
suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas
ruangannya(sarwono, 1992).

Penelitian tentang kepadatan pada manusia berawal dari penelitian


terhadap hewan yang dilakukan oleh john Calhoun.penelitian Calhoun ini
bertujuan untuk mengetahui dampak negative kepadatan dengan
menggunakan hewan percobaan tikus. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya perilaku kanibal pada hewan tikus seiring dengan bertambahnya
jumlah tikus (dalam worchel dan cooper,1983).

B. Kategori kepadatan

Menurut altman (1975), di dalam studi sosiologi sjak tahun 1920-an,


variasi indicator kepadatan berhubungan dengan tingkah laku social. Variasi
indicator kepadatan itu meliputi jumlah individu dalam sebuaha kota,
jumlah individu pada daerah sensus, jumlah individu pada unit tempat
tinggal, jumlah bangunan pada alingkungan sekitar dan lain-lain.
Sedangkan menurut jain (1987) berpendapat bahwa atingkat kepadatan
penduduk akan dipengaruhi oleh unsur-unsur yang jumlah individu pada
setiap ruang,jumlah ruang pada sertiap unit tempat tinggal, jumlah unit
rumah tinggal pada setiap struktur hunian dan jumlah struktur hunian pada
setiap wilayah pemukiman. Hal ini berarti bahwa setiap pemukiman

3
memiliki tingkat kepadatan yang berbeda tergantung dari konstribusi unsur-
unsur tersebut.
Kepadatan daapat dibedkan kedalam beberapa kategori. Holahan (1982)
menggolongkan kepadatan ke dalam dua kategori, yaitu :
1. kepadatan spasial yang terjadi bila besar atau luas ruangan diubah
menjadi lebih kecil atau sempit sdangkan jumlah individu tetap, sehingga
didapatkan kepadatan meningkat sejalan menurunnya besar ruang,
2. kepadatan social yang terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa
diiringi dengana penambahan besar atau luas ruaangaan sehingga
didapatkan kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya individu.

Altman (1975) membagi kepadatan menjadi dua, yaitu :


1. Kepadatan dalam, yaitu sejumlah individu yang berda dalam suaturuang
atau tempat tinggal seperti kepadatan didalam rumah,kamara.
2. Kepadaatan luar, yaitu sejumlah individu yang berada pada suau wilayah
tertentu, seperti jumlah penduduk yang bermukim di suatu wilayah
permukiman.

C. Akibat-akibat kepadatan tinggi

Rumah dan lingkungan pemukiman akan memberi pengaruh psikologis


pada individu yang menempatinya.
Taylor (dalam gifford,1982) berpendapat bahwa lingkungan sekitar dapat
merupakan sumber yang penting dalam mempengaruhi sikap,perilaku dan
keadaan internal individu di suatu tempat tinggal. Rumah dan lingkungan
pemukiman yang memiliki situasi dan kondisi yang baik dan nyaman seperti
memioliki ruang yang cukup untuk kegiatan pribadi akan memberikan
kepuasan psikis pada individu yang menempatinya.

4
Schorr (dalam ittelson,1974) mempercayai bahwa macam dan kualitas
pemukiman dapat memberikan pengaruh penting terhadap persepsi diri
penghuninya, stress dan kesehatan fisik,sehingga kondisi pemukiman ini
tampaknya berpengaruh pada perilaku dan sikap-sikap orang yang tinggal di
sana (ittelson,1974).
Akibat secara fisik yaitu reaksi fisik yang dirasakan individu seperti
peningkatan detak jantung,tekanan darah, dan penyakit fisik lain (heimstra
dan mcfarling, 1978).
Akibat secara social antara lain adanya masalah social yang terjadi
dalam masyarakat seperti mningkatnya kriminalitas dan kenakalan remaja
(heimstra dan mcfarling, 1978).
Akibat secara psikis antara lain :
1. Stress, kepadatan tinggi dapat menumbuhkan perasaan negative, rasa
cemas,stress (jain,1987)dan perubahan suasana hati (holahan,1982).
2. Menarik diri, kepadatan tinggi menyebabkan individu cenderung untuk
menarik diri dan kurang mau berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya(heimstra dan mcfarling, 1978; holahan,1982; gifford,1982).
3. Perilaku menolong (perilaku prososial), kepadatan tinggi juga
menurunkan keinginan individu untuk menolong atau memberi bantuan
pada orang lain yang membutuhkan, terutama orang yang tidak di kenal
(holahan,1982;fisher dkk,1984).
4. Perilaku agresi, situasi padat yang dialami individu dapat mnumbuhkan
frustasi dan kmarahan, serta pada akhirnya akan terbentuk perilaku agresi
(heimstra dan mc farling,1987;holahan,1982).

Menurut jain(1987) banyaknya unit rumah tinggal di kawasan


pemukiman menyebabkan timbulnya pemukiman padat yang umumnya
menyebabkan perbandingan antara luas lantai yang didiami tidak sebanding
dengan banyaknya penghuni.

5
Stokols(dalam brigham,1991) mengatakan bahwa apabilaa kesesakan
tidak dapat diatasi,maka akan menyebabkan stress pada individu. Stress
yang dialami individu dapat memberikan dampak yang berbeda tergantung
pada kemampuan individu dalam menghadapi stress.

Di pemukiman padat, individu umumnya akan dihadapkan pada keadaan


yang tidak menyenangkan. Disamping keterbaatasan ruang,individu juga
mengalami kehidupan social yang lebih rumit.keadaan padat ini
memungkinkan individu tidak ingin mengetahui kebutuhan individu lain di
sekitarnya tetapi lebih memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingannya serta kurang memperhatikan isyarat-isyarat social yang
muncul.

D. Analisis Kepadatan dan perbedaan budaya

Menurut koerte (dalam budihardjo,1991) factor-faktor seperti


ras,kebiasaan,adat-istiadat,pengalaman masa silam, stuktur social, dan lain-
lain.akan sangat menentukan apakah kepadatan tertentu dapat menimbulkan
perasaan sesak atau tidak.
Epstein(dalam sears dkk,1994)menemukan bahwa pengaruh kepadatan
tinggi tempat tinggal tidak akan terjadi apabila penghuni mempunyai sikap
kooperatif dan tingkat pengendalian tertentu.pada suatu keluarga tampaknya
tidak akan banyak mengalami kesesakan,karena merek umumnya
mampu”mengendalikan” rumah mereka dan mempunyai pola interaksi yang
dapat meminimalkan timbulnya masalah tempat tinggal yang memiliki
kepadatan tinggi.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan. Atau


sejumlah individu yang berada di suatu ruang atau wilayah tertntu dan lebih
bersifat fisik. Kepadatan terdapat dalam beberapa kategori.menurut holahan
menggolongkan kepadatan ke dalam dua ketegori yaitu, kepadatan spasial,
dan kepadatan social. Dan akibat dari kepadatan tinggi secara psikis yaitu :
stress,menarik diri, perilaku menolong, kemampuan mengerjakan
tugas,perilaku agresi. Kepadatan dan perbadaan budaya menurut esptein
(dalam sears dkk,1994) menemukan bahwa pengaruh kepadatan tinggi
tempat tinggal tidak aian terjadi apabila penghuni mempunyai sikap
kooperatif dan tingkat pengendalian tertentu.

B. SARAN
Demikian makalah yag kami buat, semoga dapat bermafaat bagi
pembaca, apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada beberapa kesalahan mohon dapat
dimaafkan dan memaklumi, karena kami adalah hamba ALLAH yang tak
luput dari salah khilaf.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fisher,J. D., Bell, P. A. & Baum, A. (1984). Environmental psychology.


2nd ed. New York:Holt, Rinehart and Winston. Chapt.7. Crowding, 192-226.

Holahan, C. J. (1982). Environmental psychology. New York:Random


House. Chapt. 7, Coping with crowding,195-235.

Anda mungkin juga menyukai