Anda di halaman 1dari 27

TUGAS EKONOMI KESEHATAN

SUPPLY MAKSIMAL DAN BIAYA PRODUKSI


PELAYANAN KESEHATAN

OLEH :

Rahmatu fajar
Windy suganda
Nazla nurariyah
Tasya yuna
Duratul syabania

STIKES AWALBROS PEKAN BARU

PROGAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

TAHUN AJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Supply dalam Pelayanan Kesehatan 4
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Supply Pelayanan Kesehatan 5
2.3 Elastisitas Supply Dalam Pelayanan Kesehatan 13
2.4 Cara Menghitung Supply Maksimal pada Industri Pelayanan Kesehatan 16
BAB 3 PEMBAHASAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari supply dan demand

sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan

kesehatan terhadap populasi. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat

hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi

ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Dalam pemikiran

rasional, semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan merupakan modal untuk

bekerja dan hidup untuk mengembangkan keturunan, sehingga timbul keinginan

yang bersumber dari kebutuhan hidup manusia.


Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi

lainnya. Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas

banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki,

memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seorang. Supply pada pelayanan kesehatan

berbeda dengan supply produk secara umum. Adanya consumer ignorence

menyebabkan provider kesehatan memiliki peran yang lebih. Service yang

diberikan oleh provider bukan karena permintaan pasien tetapi provider sendiri

yang menentukan pelayanan atau tindakan apa yang diberikan sesuai dengan

penyakitnya. Besarnya service yang dapat diberikan pelayanan kesehatan sangat


tergantung pada besarnya resources yang dimilikinya, seperti kemampuan tenaga

medis dan non-medis, besarnya cost atau biaya yang dikeluarkan oleh industri

kesehatan untuk gaji pegawai, pembelian peralatan, dan pemeliharaan lainnya.


Oleh karena itu kami ingin memperdalam informasi dan pengetahuan

mengenai supply pelayanan kesehatan. Supply pelayanan kesehatan merupakan


1
derivate (turunan) dari supply pada umumnya. Dengan demikian supply

pelayanan kesehatan juga merupakan fungsi produksi dimana yang

mempengaruhi supply adalah faktor internal organisasi. Fungsi produksi

menjelaskan hubungan antara hasil/output dari pelayanan yang diberikan dengan

input atau sumber daya yang dimiliki. Dalam ilmu ekonomi, faktor yang

mempengaruhi fungsi produksi adalah sumber daya yang digunakan saat

memproduksi barang dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan Supply Pelayanan Kesehatan ?
b. Bagaimana bentuk kurva Supply Pelayanan Kesehatan?
c. Faktor apa saja yang dapat memengaruhi Supply Pelayanan Keehatan?
d. Bagaimanakah cara menghitung Supply Maksimal pada pelayanan

kesehatan?

1.3 Tujuan
a. Mempelajari definisi dari Supply Pelayanan Kesehatan.
b. Mempelajari bentuk kurva Supply Pelayanan Kesehatan.
c. Dapat mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi Supply Pelayanan

Kesehatan.
d. Mempelajari cara menghitung Supply Maksimal pada industri Pelayanan

Kesehatan.

1.4 Manfaat
Manfaat dari Supply maksimal Pelayanan Kesehatan adalah:
a. Mahasiswa memahami definisi Supply Pelayanan Kesehatan
b. Mahasiswa memahami hukum Supply Pelayanan Kesehatan
c. Mahasiswa memahami bentuk kurva dan faktor yang mempengaruhi Supply

Pelayanan Kesehatan
d. Mahasiswa juga dapat memahami cara menghitung Supply Maksimal pada

industri Pelayanan Kesehatan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Supply dalam Pelayanan Kesehatan

2.5.1 Pengertian supply secara umum

Supply atau Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang

yang ditawarkan. Secara lebih spesifik, penawaran menunjukkan jumlah suatu

barang atau jasa yang mau dan mampu ditawarkan oleh produsen setiap periode

pada berbagai kemungkinan tingkat harga, dengan hal lain diasumsikan konstan.

Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah barang atau jasa yang ditawarkan

berhubungan secara langsung dengan harga barang atau jasa tersebut, dengan hal

lain diasumsikan konstan. Jadi, semakin rendah harga, jumlah barang atau jasa

yang ditawarkan semakin sedikit. Sedangkan semakin tinggi harga barang atau

jasa, semakin tinggi pula jumlah barang atau jasa yang ditawarkan. Secara lebih

spesifik, penawaran menunjukkan jumlah suatu barang atau jasa yang mau dan
mampu ditawarkan oleh produsen setiap periode pada berbagai kemungkinan

tingkat harga, dengan hal lain diasumsikan konstan.

2.5.2 Definisi Supply Maksimum

Supply maksimum adalah jumlah maksimum atau kemampuan maksimum

atau kapasitas maksimum barang atau jasa yang dapat dihasilkan dalam periode

tertentu. Perhitungan terhadap banyaknya barang yang akan ditawarkan atau

Supply didasarkan pada kemampuan organisasi dalam mengelola resources untuk

melakukan proses produksi. Organisasi ataupun produsen harus dapat

mengkaitkan resources dari suatu input, proses, dan menjadikannya sebuah

produk (output).

2.5.3 Pengertian supply Pelayanan Kesehatan

Supply dalam pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada individu oleh berbagai kombinasi tenaga pelayanan

kesehatan (seperti dokter, perawat, teknisi, dan para asistennya) dan fasilitas

(seperti rumah sakit, klinik rawat jalan, dan laboratorium klinis).

Fungsi Supply (produksi) menggambarkan hubungan antara output yang

berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sumber daya (resources) yang

digunakan untuk memproduksinya.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Supply Pelayanan Kesehatan


2.2.1. Fungsi Penawaran

Berdasarkan hukum penawaran, maka diperoleh fungsi penawaran,

yaitu:

Qs = f (Px | Py, T, C, P……) dengan asumsi cateris paribus


Keterangan :
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
Px = Harga barang itu sendiri
Py = Harga barang lain
T, C, P... = Faktor- faktor selain harga yang dianggap konstan (cateris
paribus)

Berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat Penawaran (Supply)

adalah:

a. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan


Jika biaya pembuatan atau produksi suatu produk sangat tinggi

maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual

yang mahal karena mengantisipasi ketidakmampuannya bersaing

dengan produk sejenis yang mengakibatkan produk tidak laku terjual.

Dengan adanya teknologi canggih maka suatu proses produksi bisa

berjalan lebih efektif dan efisien. Proses produksi yang efektif dan

efisien menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga bisa

memicu penurunan harga.


b. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-

besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin

keuntungan yang besar sehingga harga jual menjadi tinggi. Jika

perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka

perusahaan akan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat

keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk

menarik minat konsumen.


c. Pajak
Harga yang ditetapkan oleh para produsen juga dipengaruhi oleh

pajak yang ditetapkan oleh pemerintah. Pajak yang naik akan

menyebabkan harga jual menjadi lebih tinggi karena perusahaan juga

dituntut untuk mempertahankan keuntungan sehingga perusahan

menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang

turun.
d. Ketersediaan dan harga barang pengganti atau pelengkap
Dalam dunia industri tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat

pasti akan ada pesaing lain yang mempunyai produk sejenis dengan

yang kita produksi. Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan

harga yang lebih murah, maka konsumen akan beralih ke produk

yang lebih murah sehingga mengakibatkan penurunan permintaan,

akhirnya penawaran pun terpaksa dikurangi.


e. Prediksi atau perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual diperkirakan akan mengalami kenaikan di

masa mendatang maka perusahaan akan mempersiapkan diri dengan

memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan /

menjual lebih banyak barang ketika harga naik akibat berbagai faktor.
2.2.2. Fungsi Produksi

Supply pelayanan kesehatan merupakan derivate (turunan) dari supply

pada umumnya. Dengan demikian supply pelayanan kesehatan juga

merupakan fungsi produksi dimana yang mempengaruhi supply adalah

faktor internal organisasi.


Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara hasil atau output dari

pelayanan yang diberikan dengan input atau sumber daya yang dimiliki.
Dalam ilmu ekonomi, faktor yang mempengaruhi fungsi produksi adalah

sumber daya yang digunakan saat memproduksi barang dan jasa.


Fungsi produksi dalam supply pelayanan kesehatan dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Qsmc = f (resources {6M, 2T, 1I} | Px, Py,......)

Keterangan :
Qsmc = Supply pelayanan kesehatan
Resources = Sumber daya yang dimiliki
Px = Harga barang itu sendiri
Py = Harga barang lain

Faktor produksi yang mempengaruhi Supply pelayanan kesehatan

adalah sebagai berikut:

1. Man

Man diartikan sebagai sumber daya manusia. Contoh sumber daya

manusia dalam pelayanan kesehatan diantaranya adalah dokter, dokter

spesialis, bidan, perawat, farmasis, SKM, tenaga administrasi, dan

lain-lain.

2. Money

Money dapat diartikan sebagai modal yang dibutuhkan untuk

melakukan produksi. Modal dalam pelayanan kesehatan adalah biaya

operasional di rumah sakit, biaya investasi, dan biaya lain yang

mendukung proses produksi.

3. Material
Material dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan untuk

proses produksi. Dalam pelayanan kesehatan, yang dimaksud dengan

material berhubungan dengan logistik pelayanan kesehatan, misalnya

obat-obatan, suntik, bahan makanan, dan lain sebagainya.

4. Method

Method diartikan sebagai prosedur kerja. Prosedur kerja dalam

pelayanan kesehatan adalah berupa SOP (Standard Operating

Procedure) rumah sakit, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan lain

sebagainya.

5. Machine

Machine diartikan sebagai mesin untuk produksi. Mesin produksi

dalam pelayanan kesehatan adalah segala peralatan medis yang

menunjang pengoperasian pemberian layanan kesehatan. Di antaranya

yaitu, peralatan laboratorium, peralatan pemeriksaan kesehatan, tempat

tidur opname, dan lain-lain.

6. Market

Wilayah bertemunya produsen dan konsumen disebut sebagai

market. Dalam hal pelayanan kesehatan, market dapat berupa wilayah

kerja pelayanan kesehatan, segmentasi pasar, masyarakat sasaran yang

dibidik berdasarkan proses STP (segmenting, targeting dan

posisioning) dan lain-lain.

7. Technology
Dalam pelayanan kesehatan, kecanggihan dan kemutakhiran

teknologi yang digunakan diantaranya finger print, peralatan operasi

laser, dan lain-lain.

8. Time

Merupakan waktu yang digunakan untuk pemberian layanan

kesehatan atau unit pelayanan pada rumah sakit dan tempat pelayanan

kesehatan lainnya.

9. Information

Informasi untuk menunjang pemberian layanan kesehatan seperti

lewat internet, pamphlet, leaflet, spanduk, dan lain-lain.

2.2.3. Faktor Dominan dalam Supply Pelayanan Kesehatan

Tidak semua faktor produksi memiliki peran dominan dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien. Dari 6M, 2T, dan

1I, hanya dua faktor yaitu Man dan Machine saja yang punya pengaruh

dominan.
Rumus fungsi faktor produksi yang mempengaruhi Supply dalam

pelayanan kesehatan adalah:

Qsmc = f (Man, Machine | 4M, 2T, 1I, Px, Py, C,T, C, P, ….)

Berikut ini adalah contoh Supply pada pelayanan keperawatan. Jika

input adalah pelayanan keperawatan tiap pasien, maka yang termasuk

dalam input dapat berupa jumlah dan tipe perawat dalam unit

keperawatan.
Hubungan antara pelayanan keperawatan pada tiap pasien dengan tipe

perawat dapat ditampilkan dalam fungsi berikut ini:

Qnpc = f (RNs, LPNs, ADs, UN)

Keterangan :
Qnpc = Quantity of nursing patient care (kuantitas pelayanan
keperawatan pasien)
RNs = Registered Nurse (Perawat yang terdaftar)
LPNs = Licensed Practical Nurse (Perawat yang telah
terlisensi/tersertifikasi)
Ads = Nursing Aides (pembantu perawat)
UN = The type of nursing unit (Unit atau tipe perawatan)
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa dalam pelayanan

keperawatan dipengaruhi oleh perawat yang mahir, sudah memiliki surat

ijin praktek, sudah bisa mandiri sebagai perawat panggilan (RNs),

pembantu perawat (AD), perawat praktek yang masih harus dinaungi oleh

institusi (LPN), serta unit atau tipe perawatan (UN). RNs, AD, dan LPN

terkategori dalam man, sedangkan UN terkategori dalam machine. Dari

kesimpulan di atas dapat dirumuskan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi Supply pelayanan kesehatan adalah man dan machine.


Pelayanan kesehatan merupakan bisnis jasa, jadi man yang memberi

pelayanan (man sebagai pemberi jasa). Man pada pelayanan kesehatan

memiliki kompetensi secara khusus. Kompetensi ini meliputi

keterampilan, kemampuan yang disertai kewenangan yang dilindungi

undang-undang.
Machine dalam pelayanan kesehatan dapat berupa fasilitas ataupun

sarana khusus untuk pelaksanaan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan,

seperti dental chair, X-ray, tempat tidur rumah sakit, dan lain-lain.
Dalam mencapai efisiensi dari Supply dalam pelayanan kesehatan,

kombinasi input yang tepat sangat diperlukan. Contohnya pada pelayanan

keperawatan di atas, satu orang LPNs tidak dapat menggantikan satu

orang RNs. RNs mungkin memiliki keahlian yang lebih sebagai hasil dari

pelatihan tambahan mereka. Oleh karena itu, LPNs mungkin dapat

menggantikan sebagian pekerjaan dari RNs, namun tidak bisa semuanya.

Kombinasi antara berbagai jenis tenaga kesehatan sangat penting untuk

ditentukan dengan tepat oleh para pengambil keputusan, karena dapat

meminimalkan biaya penyediaan keperawatan.


Meskipun faktor dominan yang mempengaruhi Supply pelayanan

kesehatan adalah Man dan Machine, faktor yang termasuk dalam 6M, 2T,

1I dan faktor lainnya tetap tidak boleh dihilangkan. Bila salah satu faktor

produksi tidak ada, maka output juga akan menjadi produk atau

pelayanan kesehatan yang tidak maksimal.

2.3 Elastisitas Supply Dalam Pelayanan Kesehatan

Elastisitas adalah ukuran respons jumlah penawaran terhadap perubahan

salah satu penentunya. Elastisitas penawaran/supply (Es) yaitu presentase

perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu

sendiri. Supply dalam pelayanan kesehatan bersifat relatif inelastis. Kondisi

supply inelastis pada pelayanan kesehatan karena, peningkatan biaya yang harus
dikeluarkan oleh penerima pelayanan kesehatan lebih besar sementara pelayanan

kesehatan yang dapat diberikan lebih sedikit seperti yang terlihat pada kurva di

bawah ini (Gambar 2.1) menggambarkan kondisi supply pelayanan kesehatan.

Penyebab supply pelayanan kesehatan relatif inelastis adalah penyedia

pelayanan kesehatan tidak berusaha untuk meminimalkan biaya pengeluaran

pemberian pelayanan kesehatan dan atau penyedia pelayanan kesehatan sulit

mengubah / mencari sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan pelayanan

kesehatan.

(Inelastis sempurna) (Inelastis)


Price

Q/T

Kuantitas pelayanan medis


Gambar 2.1. Kurva Inelastis sempurna dan Inelastis pada Supply
Pelayanan Kesehatan

Sebagai contoh yaitu di poli gigi, penawaran pelayanan kesehatan gigi sangat

ditentukan oleh faktor produksi seperti dokter gigi dan dental chair.

Suatu saat harga yang ditawarkan di pelayanan kesehatan di poli gigi naik,

maka kenaikan harga tersebut tidak mempengaruhi kuantitas jumlah pasien yang

dapat diperiksa di poli gigi. Hal ini dikarenakan jumlah man dan machine berupa

dokter gigi dan dental chair terbatas, sehingga meskipun biaya periksa per pasien

naik, maka dokter gigi tetap tidak bisa memaksakan untuk melayani lebih banyak

pasien dari supply maksimumnya. Selain itu, provider pelayanan kesehatan tidak

mungkin menambah jumlah dokter gigi dan dental chair dalam jangka waktu

pendek.

Dari penjelasan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kurva elastisitas

supply pelayanan kesehatan adalah inelastis. Sebab perubahan harga tidak

mempengaruhi perubahan kuantitas pelayanan yang ditawarkan.

2.3.1 Faktor Penentu Elastisitas Penawaran

Dua faktor yang penting dalam menentukan elasisitas penawaran pada

pelayanan kesehatan, yaitu :

a. Sifat Perubahan Biaya Produksi

Penawaran akan tidak bersifat elastis apabila kenaikan penawaran

hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi.


Bila biaya tambahan yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi, penawaran

akan bersifat elastis.

b. Jangka Waktu Analisis

Dalam menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas penawaran,

dibedakan atas 3 jenis jangka waktu, yaitu :

1) Masa sangat singkat, yaitu : masa waktu dimana para provider

kesehatan tidak dapat merubah penawarannya (penawaran bersifat

tidak elastis sempurna). Contohnya: ketika harga di suatu poli mata di

naikkan, namun pasien yang dapat di tangani tetap dikarenakan

jumlah alat medis dan dokter yang menangani terbatas. Maka jumlah

pasien yang mendapat pelayanan kesehatan tidak berubah sama sekali.

2) Jangka Pendek, dimana kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak

dapat ditambah, kenaikan produksi dilakukan dengan cara

menggunakan faktor - faktor produksi secara lebih intensif.

(penawaran bersifat tidak elastis) contohnya: ketika harga di suatu

poli mata di naikkan serta menambahkan waktu jam buka pasien

sedikit lebih lama dari yang biasanya, namun jumlah alat medis dan

dokter yang menangani tetap terbatas. Maka pelayanan kesehatan

yang akan di tawarkan kepada pasien akan sedikit meningkat dari

biasanya.

3) Jangka Panjang, produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat

dengan mudah ditambah dalam jangka panjang (penawaran bersifat

elastis) contohnya: setelah merekrut dokter umum, lalu menjadikan


sebagai pegawai tetap selanjutnya sekolahkan dia, dengan begitu

dokter yang sudah lama praktek di klinik tersebut sudah ada

penggantinya selain itu, menjalin kerjasama antara ntar para dokter

yang sudah tersertifikasi juga penting.

2.4 Cara Menghitung Supply Maksimal pada Industri Pelayanan Kesehatan

Dalam bidang kesehatan, cara menghitung Supply maksimum dapat

diterapkan dalam 3 jenis pelayanan, antara lain rawat jalan, penunjang medis,

dan rawat inap sebagai berikut :

1. Rawat jalan

Rumus menghitung supply maksimum di rawat jalan yaitu :

2. Pemeriksaan Penunjang

Rumus menghitung supply maksimum Pemeriksaan Penunjang yaitu :


3. Rawat inap

Rumus Menghitung Supply maksimum di rawat inap bisa dilakukan dengan


dua cara yaitu :

a. Berdasarkan jumlah hari yang disediakan :


Supply maksimum = 365 X Jumlah TT x 24 Jam
24 Jam

b. Berdasarkan Jumlah Pasien


Supply maksimum = 365 X Jumlah TT x 1 Hr
Alos

BAB 3

PEMBAHASAN

Dalam bidang kesehatan, cara menghitung Supply maksimum dapat diterapkan

dalam pelayanan rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Sukorambi Jember sebagai

berikut:

A. RAWAT JALAN (POLI UMUM)

Hari Buka : Senin S/D Sabtu


Jam Pelayanan : 07.00 S/D 14.00
Jam Istirahat : 12.00 S/D 13.00

1. RESOURCES
KATEGORI RESOURCES KETERSEDIAAN
Man 1. Perawat 1
2. Dokter umum 1
Machine 1. Kipas angina 1
Material 1. Tensimeter 2
2. Respiratory rate time 2
3. Senter 1
4. Thermometer 2
5. Timbangan 1
6. TB 1
7. THT Set 1
8. Snellen mata 1
9. Tourniquet 1
10. Lamppu X-Ray foto 1
11. Buku isiharah 1
12. Bed 1
13. Meja tulis 1
14. Lemari arsip 1
15. Lemari alkes 1
Market Seluruh masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
Technology 1. Computer 1
2. Internet speedy 1
Time 5-10 menit
Information Poster Alur pelayanan poli

2. PERHITUNGAN SUPPLY MAKSIMAL


a. Sumber Daya
Sumber daya paling dominan pada rawat jalan adalah Man ( dokter) dengan

material Tensimeter, senter, termometer,Timbangan BB, Bed pasien, stetosko.

maka untuk 5M 2T 1i, diasumsikan sebagai faktor penunjang dan terpenuhi.

Berikut contoh supply maksimal pada Puskesmas Sukorambi dengan satu

dokter
1) Dokter 1 ORANG
Pelayanan Kesehatan untuk 1 pasien berupa:

1. Anamnesa 2 menit

2. Pemeriksaan fisik 3 menit

3. Penentuan diagnosis 1 menit

4. Pemberian obat 2 menit

5. Pemberian KIE 2 menit


TOTAL 10 menit

2) Jam Pelayanan 07.00-14.00

a) Waktu pelayanan

Jam Kerja pukul : 07.00 – 14.00, dan istirahat pukul 12.00 – 13.00

Jadi dalam 1 hari dokter memiliki jam pelayanan selama 6 jam = 360

menit

b) Hari pelayanan

Hari Pelayanan yaitu Senin – Sabtu

Jadi dalam 1 minggu dokter memilki hari pelayanan selama 6 hari

b. Supply maksimal dalam satu bulan

1) Jumlah hari pelayanan dalam 1 bulan

30 hari – 4 hari = 26 hari

2) Pasien yg dapat dilayani dalam 1 bulan

= Jumlah waktu pelayanan x jumlah hari x jumlah man ( dokter)


Waktu pelayanan untuk 1 pasien
= 360 x 26 x 1
10

= 936 pasien/bulan

B. RAWAT INAP

Hari Buka : Senin s/d Minggu

Jam Pelayanan : 24 Jam

1. RESOURCE
KATEGORI RESOURCES KETERSEDIAAN
Man 1. Dokter umum 2
2. Perawat 11
3. Administrasi 2
Machine Tempat Tidur 15
Material obat, infus, selimut, seprei, oksigen
Market Seluruh masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
Technology
Time 24 jam
Information Poster mengenai tata cara dan waktu
besuk, cara mencuci tangan WHO

BULAN APRIL 2015


ALOS : 3 hr
TT 15
BOR : 38,2
TOI : 4,48

2. PERHITUNGAN SUPPLY MAKSIMAL RAWAT INAP


a. Sumber Daya
Sumber daya paling dominan pada rawat inap adalah material (tempat tidur),

Material disini adalah sarana dan prasarana yang berhubungan dengan tempat

tidur di rumah sakit. Material yang dimaksud adalah bantal, sarung bantal,

guling, sarung guling dan seprei, untuk 5M 2T 1i, diasumsikan sebagai faktor

penunjang dan terpenuhi. Berikut pelayanan rawat inap Puskesma Sukorambi

dengan jumlah tempat tidur 15 buah

b. Supply Maximal
Perhitungan supply maximal untuk pelayanan rawat inap di PKM. Sukorambi

dengan jumlah tempat tidur sebanyak 15 buah adalah sebagai berikut :

1.)  pasien yg dirawat = 365 hari x 1 hari x 15 TT


Rata-rata hari pasien yang dirawat
Apabila rata-rata hari pasien yang dirawat adalah 3 hari maka :
 pasien yg dirawat = 365 x 1 x 15
3
= 5.475/ 3
= 1.825
Jadi jumlah pasien maksimal yang dirawat untuk 15 TT dalam waktu 1
tahun adalah 1085 pasien.
2.)  hari rawat = 365 hari x jumlah TT x 24 jam
24 jam
= 365 x 15 x 24
24 jam
= 131.400 / 24
= 5.475 hari
Jumlah hari rawat maksimal untuk 15 TT dalam waktu 1 tahun adalah
5.475 hari

C. penunjang (Radiologi)
a. Sumber Daya

Sumber daya paling dominan pada rawat penunjang adalah material

(alat) maka untuk 5M 2T 1i, diasumsikan sebagai faktor penunjang dan

terpenuhi.

1) Instalasi Radiologi RS. Citra Husada Jember

2) Jumlah Alat rontgen : 1 ( dua ) unit

3) Waktu Pelayanan : Senin sampai Minggu, pukul 07.00 sampai

21.00 WIB. Istirahat selama 1 jam, pukul 12.00-13.00 dan 17.00 – 18.00

WIB
4) Total pelayanan : 07.00 sampai 21.00, istirahat 2 jam
= 12jam
= 12 x 60 menit
= 720 menit

5) Lama @ Pelayanan : Foto Rontgen à 10 menit

6) Supplay Maximal 1 hari,

=jumlah waktu pelayanan tersedia × jumlah alat


Waktu rata2 pelayanan
= 720 × 1
10
= 72 kali rongten/ hari
SURVEI BIAYA PRODUKSI POLI REHABILITASI MEDIS X, BATANG, JAWA
TENGAH

Analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung biaya untuk berbagai jenis pelayanan
yang ditawarkan, baik secara total maupun perpelayanan per klien dengan cara menghitung seluruh
biaya pada sebuah unit layanan.

Seperti halnya unit pelayanan rekam medik di Rumah Sakit X, Batang dalam
menyelenggarakan pelayanannya memerlukan biaya-biaya yang diklasifikasikan dalam biaya tetap
dan biaya variabel.

Biaya depresiasi alat medis dan gaji pegawai yang termasuk dalam kelompok biaya tetap
jumlahnya paling besar dibandingkan biaya lainnya karena merupakan inti dari pelaksanaan
pelayanan.

Sedangkan biaya variabel jumlahnya tidak signifikan karena hanya berisi biaya-biaya bahan habis
pakai baik medis maupun non medis, dan biaya insentif pegawai.

Biaya satuan yang secara normative dihitung untuk menghasilkan suatu jenis pelayanan
kesehatan menurut standar baku disebut UC normative.

Besarnya biaya satuan normative ini terlepas dari apakah pelayanan tersebut dipergunakan pasien
atau tidak.
Dalam menghitung biaya satuan normative, semua biaya di unit produksi tertentu diklasifikasikan
kembali menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
jadi UC normative merupakan biaya yang sesuai dengan nilai biaya yang melekat pada suatu unit
produksi (pelayanan), yang dihitung adalah biaya satuan investasi (yang besarnya ditentukan
oleh biaya total dan kapasitas produksi) dan biaya satuan variabel (yang besarnya ditentukan oleh
biaya variabel dan jumlah produksi).

Penentuan tarif merupakan kebijakan masing-masing RS. Berdasarkan wawancara mendalam ke


pihak manajemen RS X Batang, untuk pelayanan di Poli Rehabilitasi keuntungan yang diinginkan
adalah 15% persen. Jadi dengan perhitungan tersebut poli bisa memenuhi biaya
operasionalnya.

Hasil perhitungan tarif dengan menggunakan Uc normative dan konstanta, sedangkan konstanta
merupakan perkalian asumsi keuntungan dikalikan UC normative, maka didapatkan bahwa
tarifnya adalah sebesar Rp. 145.548,32.Tarif sebesar Rp. 145.548,32 bagi poli rehabilitasi medik
tersebut perlu diperhitungkan dengan kemampuan atau daya beli masyarakat yang
memanfaatkannya.

Dari perhitungan didapatkan hasil BEP Unit sebesar 17.978 pasien. Sedangkan BEP sales sebesar
Rp. 467.437.249,35. Poli Rehabilitasi Medis RS X Batang harus mencapai BEP sesuai
hitungan sehingga seluruh biaya total bisa dipenuhi dengan baik. Perkiraan biaya dan analisis
keuntungan dan kerugian diperlukan untuk pelayanan kesehatan.
Analisis BEP adalah metode akuntansi biaya yang biasanya digunakan untuk menentukan berapa
besar pendapatan yang diperlukan untuk menutupi total biaya.

BAB 4

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Supply atau Penawaran adalah hubungan antara harga dan jumlah barang

yang ditawarkan.

2. Hukum penawaran menyatakan bahwa jumlah barang atau jasa yang

ditawarkan berhubungan secara langsung dengan harga barang atau jasa

tersebut, dengan hal lain diasumsikan konstan.

3. Supply maksimum adalah jumlah maksimum atau kemampuan

maksimum atau kapasitas maksimum barang atau jasa yang dapat

dihasilkan dalam periode tertentu.

4. Supply dalam pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada individu oleh berbagai kombinasi

tenaga pelayanan kesehatan (seperti dokter, perawat, teknisi, dan para

asistennya) dan fasilitas (seperti rumah sakit, klinik rawat jalan, dan

laboratorium klinis).

5. Faktor yang mempengaruhi Supply dalam pelayanan kesehatan yaitu

fungsi penawaran dan fungsi produksi yang melputi 6M, 2T, 1I.
6. Faktor dominan yang mempengaruhi supply dalam pelayanan kesehatan

adalah man dan machine.

7. Kurva Supply dalam pelayanan kesehatan cenderung bersifat inelastis.

8. Cara pengukuran supply maksimum dalam pelayanan kesehatan dapat

diterapkan pada rawat jalan, penunjang medis, dan rawat inap.


DAFTAR PUSTAKA

McMahon, Rosemary, Elizabeth Barton , Maurice Piot. 1999. Manajemen Pelayanan


Kesehatan Primer. Jakarta: EGC

Muninjaya, A.A.Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Novijan Janis. 2014. BPJS Kesehatan, Supply, dan Demand Terhadap Layanan
Kesehatan.

Puskesmas Sukorambi. 2014.

Anda mungkin juga menyukai