Anda di halaman 1dari 38

SISTEM PELAYANAN

KESEHATAN
SASTRA ARIWIBOWO.,M.FARM.,APT
Sistem kesehatan  suatu jaringan penyedia
pelayanan kesehatan (supply side) & orang yang
menggunakan pelayanan tersebut di setiap
wilayah
Pelayanan kesehatan  setiap upaya yg
diselenggarakan sendiri atau secara bersama dlm
suatu organisasi utk memelihara, meningkatkan,
mencegah & menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, kelompok
dan masyarakat (Depkes RI, 2009)

Definisi
Sebuah sub sistem pelayanan kesehatan
yang tujuan utamanya adalah : pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan
sasarannya  masyarakat
Konsep dasar pelayanan kesehatan

1. Mutu  gambaran total sifat dari produk atau jasa


pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya
untuk memberikan kebutuhan kepuasan
2. Mutu  kesesuaian terhadap permintaan persyaratan
(Philip B. Crosby)
3. Depkes : kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan
4. Mutu pelayanan kesehatan  pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa
pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk
serta penyelenggaranya sesuai dengan standar
dan kode etik profesi (Asrul Azwar)
5. Mutu pelayanan kesehatan  penampilan
yang pantas atau sesuai (yang berhubungan
dengan standar) dan suatu intervensi yang
diketahui aman, yang dapat memberikan hasil
kepada masyarakat yang bersangkutan dan
yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak pada kematian,
kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan
gizi (Djoko Wijono)
1. Bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan (masyarakat)
• Memenuhi kebutuhan yang dirasakan
• Sopan dan santun
• Tepat waktu , tanggap
• Mampu menyembuhkan keluhan
• Mencegah berkembangnya atau
meluasnya penyakit.

Persepsi mutu
2. Bagi pemberi layanan
kesehatan
• Ketersediaan peralatan
• Prosedur kerja dan protokol
• Kebebasan profesi dalam setiap
melakukan layanan kesehatan sesuai
dengan teknologi kesehatan mutakhir
• Keluaran atau layanan kesehatan
tersebut.
3. Bagi penyandang dana pelayanan
kesehatan (BPJS/Asuransi)

• Layanan kesehatan yang efektif dan


efisien
(dapat disembuhkan dalam waktu yang
sesingkat mungkin)
• Pencegahan penyakit.
• Layanan kesehatan semakin berkurang.
4. Bagi Pemilik sarana
pelayanan kesehatan

• Menghasilkan pendapatan yang mampu


menutupi biaya operasional dan
pemeliharaannya
• Tarif layanan kesehatan yang masih
terjangkau
 Jenis-jenis pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari dua, yaitu
pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut
penjelasannya:
 1. Pelayanan Kedokteran (Medical Services)
 Pelayanan kedokteran (medical services) merupakan pelayanan
kesehatan yang cara pengorganisasiannya secara individu atau sendiri
(solo practice) maupun berkelompok dalam satu organisasi.
 Pelayanan kedokteran ini mempunyai tujuan pokok demi
menyembuhkan penyakit serta memulihan kesehatan yang sasaran
utamanya adalah individu dan keluarga.
 2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service)
 Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bentuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan secara bersama-sama di dalam organisasi.
 Pelayanan kesehatan masyarakat atau public health services ini
mempunyai tujuan untuk menyembuhkan penyakit, memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit.
 Kelompok dan masyarakat menjadi sasaran utama pada pelayanan
kesehatan ini.

Jenis Pelayanan Kesehatan di


Indonesia
Tingkat pelayanan kesehatan

Health promotion  tingkat pertama,


memberikan pelayanan kesehatan. Bertujuan
 meningkatkan status kesehatan
masyarakat/ sasaran tidak terjadi gangguan
kesehatan
Spesific protection  perlindungan khusus.
Melindungan masyarakat dari bahaya yang
menyebabkan penurunan status kesehatan.
mis: perlindungan terhadap penyakit
tertentu, ancaman kesehatan  pemberian
imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campak dll.
Lanjutan...

Early diagnosis and promotion


treatment (diagnosis dini & pengobatan
segera). Pelayanan dimulai dari timbulnya
gejala suatu penyakit. Pelayanan
dilaksanakan mencegah meluasnya
penyakit. Bentuk tingkat pelayanan 
kegiatan survey pencarian kasus
Disability limitation (pembatasan cacat).
Dilakukan utk mencegah agar masyarakat
tdk mengalami dampak kecacatan. Bentuk
kegiatan  perawatan utk menghentikan
penyakit, mencegah komplikasi & kematian
Lanjutan...

Rehabilitation (rehabilitasi). Tingkat


pelayanan dilaksanakan setelah pasien
didiagnosis sembuh
Fase pemulihan terhadap kecacatan 
program latihan
Fasilitas  agar pasien memiliki
keyakinan kembali atau gairah hidup ke
masyarakat, dan masyarakat mau
menerima
Faktor yg mempengaruhi Pel. kesehatan

1. Ilmu pengetahuan & teknologi; pelayanan


kesehatan utk mengatasi penyakit yang
sulit mis: laser
2. Pergeseran nilai masyarakat
3. Aspek legal dan etik. Tuntutan hukum dan
etik, pelayanan kesehatan 
profesionalisme.
4. Ekonomi
5. Politik. Kebijakan pemerintah berpengaruh
terhadap sistem pemberian pelayanan
kesehatan
1. Tersedia & berkesinambungan
2. Dapat diterima dan wajar
3. Mudah dicapai
4. Mudah dijangkau
5. Bermutu

Syarat pelayanan kesehatan


Sesuai pasal 30 UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dan Peraturan Presiden No. 72 Tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN),
Indonesia menganut sistem pelayanan
kesehatan berjenjang yang terbagi menjadi 3
jenjang, yaitu :
Pelayanan tingkat pertama atau primer
Tingkat kedua atau sekunder, dan
Tingkat ketiga atau tersier
Di setiap tingkatan layanan tersebut, terbagi
menjadi 2 upaya pelayanan kesehatan yaitu :
Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
Upaya kesehatan perorangan (UKP)
 Semua fasilitas layanan tersebut dapat
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, dan swasta.
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas, yang dimaksud UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara, meningkatkan
kesehatan serta mencegah, menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat
Berdasarkan Perpres 72 Tahun 2012 tentang SKN,
UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, penyehatan lingkungan, dan penyediaan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
pengamanan penggunaan zat aditif (bahan
tambahan makanan) dalam makanan dan minuman,
pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan
bahan berbahaya, sesrta penanggulangan bencana
dan bantuan kemanusiaan.
Sedangkan UKP adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan
UKP mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit
individu, pengobatan rawat jalan,
pengobatan rawat inap
Dalam UKP juga termasuk pengobatan
tradisional dan alternatif serta pelayanan
kebugaran fisik dan kosmetika
Primer
 pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa
mengabaikan keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Merupakan tanggung-jawab Dinkes Kabupaten/
Kota yg pelaksanaan operasionalnya dpt
didelegasikan kpd Puskesmas
Masyarakat termasuk swasta dpt
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai
peraturan yg berlaku dan berkerjasama dgn
pemerintah
Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat
primer ditanggung oleh pemerintah bersama
masyarakat, termasuk swasta.
KOMPONEN SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Sekunder
Menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat primer & memberikan fasilitasi dlm bentuk
sarana, teknologi, & sumber daya manusia kesehatan serta
didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier
Merupakan tanggung-jawab Dinkes Kabupaten/ Kota dan
atau Provinsi sbg fungsi teknisnya, yakni melaksanakan
pelayanan kesehatan masyarakat yg tidak sanggup/tidak
memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat
primer.
Fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta hrs mempunyai
izin sesuai peraturan yang berlaku serta bekerjasama dgn
unit kerja Pemda, seperti laboratorium kesehatan, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan, dll.
KOMPONEN SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Tersier
Menerima rujukan kesehatan dari pelayanan
kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan
fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber
daya manusia kesehatan, dan rujukan operasional.
Merupakan tanggungjawab Dinkes Provinsi dan
Kemkes yg didukung dgn kerja sama lintas sektor
Institut pelayanan kesehatan masyarakat tertentu
scr nasional dapat dikembangkan untuk
menampung kebutuhan.
Pelaksananya adalah Dinkes Provinsi, Unit kerja
terkait di tingkat Provinsi, Kemkes, & Unit kerja
terkait di tingkat nasional
KOMPONEN SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Lingkup pelayanan kesehatan
Tersier tenaga ahli, sub spesialis (RS
Type A atau B)
Sekunder  RS daerah yg tersedia
tenaga spesialis
Primer  Puskesmas, balai kesehatan
Tujuan pelayanan kesehatan 
pencegahan
Preventif primer  program pendidikan:
imunisasi, penyediaan nutrisi yang baik
dan kesegaran jasmani
Preventif sekunder  pengobatan
penyakit tahap dini utk membatasi
kecacatan, dgn cara menghindari akibat
yg timbul dari perkembangan penyakit
Preventif tersier  pembuatan diagnosa
ditujukan utk melaksanakan tindakan
rehabilitasi: kuratif & rahabilitatif
Sistempelayanan kesehatan (primer 
sekunder  tertier : tidak berdiri sendiri)

Sistem yang saling berhubungan. Apabila


pelayanan kesehatan primer tdk dapat
melakukan tindakan medis tingkat primer,
ia menyerahkan tanggung jawab pada
pelayanan kesehatan lain  “RUJUKAN”
Suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal (dari
unit yg lebih mampu menangani) atau
secara horizontal (antar unit yang
setingkat kemampuannya)

Sistem rujukan
Menurut Dubois dan Milley
Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan
pelayanan interdisipliner, komprehensif dan
kompleks terdiri dari aktifitas diagnosis, treatment,
rehabilitasi, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan untuk masyarakat pada seluruh
kelompok umur dalam berbagai keadaan
Sedangkan sistem Kesehatan nasional adalah suatu
tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi
tinggi nya sebagai perwujudan kesejahteraan umum
seperti dimaksud dalam pembukaan UUD 1945

HUBUNGAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DAN SISTEM


KESEHATAN NASIONAL
Sistem pelayanan kesehatan akan
terlaksana dengan baik bila didukung
dengan sistem kesehatan nasional 
dengan peningkatan APBN bidang
kesehatan

Karena tujuan dari sistem kesehatan


nasional itu sendiri yaitu menyehatkan
bangsa dalam hal ini bebas sakit, bebas
disabiliti, sosial ekonomi yang sehat, hal itu
semua bisa tercapai dengan peningkatan
mutu sumber daya manusia dan sistem
pendanaan nya
INDIKATOR KINERJA SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN

Input  masukan u/ berfungsinya suatu


sistem : potensi masyarakat, tenaga
kesehatan, sarana kesehatan dll
Proses  Suatu kegiatan yang berfungsi
untuk mengubah sebuah masukan untuk
menjadikan sebuah hasil  kegiatan dalam
pelayanan kasehatan
Output  Hasil yang diperoleh dari sebuah
proses : pelayanan kesehatan berkualitas,
efektif, dan efisien serta dapat dijangkau
Dampak  akibat yang dihasilkan sebuah
hasil dari system : masy.sehat, angka
kematian dan kesakitan berkurang
Umpan balik  suatu hasil yang sekaligus
menjadikan masukan : kualitas tenaga
kesehatan yang juga dapat menjadikan
input yang selalu meningkat
Lingkungan  semua keadaan diluar
system tetapi dapat mempengaruhi
pelayanan kesehatan : situasi kondisi
sosial,
 di tahun 2019 Pemerintah mencanangkan pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan jaminan kesehatan,
ekonomi, dan sosial bagi seluruh Warga Negara
Indonesia
 semua Warga Negara Indonesia (WNI) wajib menjadi
peserta BPJS. Karena kurangnya informasi
menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak
begitu paham tentang BPJS, dan mereka kurang
menyadari akan pentingnya memiliki jaminan
kesehatan.
 Sebenarnya, BPJS adalah program pemerintah, akan
tetapi BPJS sendiri bukanlah program baru, namanya
saja yang baru, akan tetapi untuk program-program
yang dijalankan BPJS merupakan program peralihan
dari program-program pemerintah sebelumnya yaitu:
Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan Jamsostek.
Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan
BPJS kesehatan adalah hasil peralihan
(transformasi) dari Askes, Jamkesmas,
Jamkesda, dan juga program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang
sebelumnya dimiliki oleh Jamsostek.
Dahulu sebagian orang mengenal Askes,
namun sekarang Askes sudah tidak ada
dan berubah menjadi BPJS Kesehatan

Jenis Kepesertaan BPJS


BPJS-PBI ( Penerima Bantuan Iuran)
Jenis kepesertaan BPJS-PBI (Peserta Bantuan Iuran) hanya
diperuntukkan untuk fakir miskin atau orang tidak mampu
menurut data dari di Dinas Sosial. Peserta BPJS-PBI ini tidak
dibebani biaya iuran bulanan karena semua biaya
sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Selain fakir miskin
dan orang tidak mampu, yang berhak menjadi peserta
BPJS-PBI adalah yang  mengalami cacat total tetap.
Peserta BPJS ini hanya berhak atas kelas III, & hanya akan
mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas kelurahan
atau desa setempat. Bagi seluruh warga yang dulunya
merupakan peserta program Jamkesda dan Jamkesmas,
sekarang dialihkan menjadi peserta BPJS-PBI.

Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan


BPJS-Non-PBI (Bukan Penerima
Bantuan Iuran)
Berbeda dengan BPJS-PBI yang iuran
bulanannya ditanggung pemerintah, peserta
BPJS-Non-PBI berkewajiban membayar
biaya bulanan sendiri. Hal itu dikarenakan
peserta BPJS-Non-PBI dianggap mampu dan
tidak termasuk dalam kategori fakir miskin
maupun orang tidak mampu
Jenis Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
BPJS ketenagakerjaan adalah program
pemerintah yang memberikan jaminan sosial
ekonomi untuk setiap pekerja di Indonesia,
perusahaan wajib mendaftarkan setiap
karyawannya untuk menjadi peserta dari BPJS
ketenagakerjaan dengan iuran bulanan yang
sebagian ditanggung oleh perusahaan.

Jenis Kepesertaan BPJS


Pekerja Penerima Upah (PPU)
Pekerja Penerima Upah (PPU) adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima gaji atau upah dari pemberi kerja.
Kategori Pekerja Penerima Upah (PPU) meliputi pekerja sektor
formal non-mandiri, seperti  PNS, TNI/POLRI, karyawan
BUMN/BUMD, karyawan swasta, dan yayasan.
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
Pekerja Bukan Penerima Upah adalah setiap orang yang
bekerja dan memperoleh penghasilan secara mandiri. Kategori
kepesertaannya meliputi pemberi kerja/pengusaha, pekerja di
luar hubungan kerja, pekerja mandiri, pekerja yang bukan
penerima upah, dan pekerja informal. Contohnya : pengacara,
dokter, pedagang, petani, nelayan, artis, dan sopir angkot.
Pekerja Jasa Konstruksi (Jakon)
Kategori Jakon meliputi pekerja pada pelayanan jasa
konsultasi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pekerjaan konstruksi. Pekerja yang dimaksud adalah
pekerja kontrak Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT),
pekerja harian lepas, dan pekerja borongan yang terlibat
dalam proyek APBN/APBD atas dana internasional,
swasta, perorangan, dan sebagainya.
Pekerja Migran Indonesia (PMI)
Kategori PMI meliputi setiap warga negara Indonesia yang
akan, sedang, dantelah melakukan pekerjaan dengan
menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai