Anda di halaman 1dari 7

Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial dikembangkan oleh John Thibaut dan Harlod Kelley pada tahun
1959. Teori ini memiliki asumsi bahwa orang akan secara sukarela memasuki dan tinggal dalam
suatu interaksi sosial dengan mempertimbangkan konsekuensi yang terjadi, yaitu untung rugi.
Pada dasarnya, dalam membangun sebuah interaksi social yang memungkinkan individu untuk
memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.

Teori pertukaran sosial (Social Exchange Theory-SET) didasarkan pada ide bahwa orang
memandang sebuah hubungan dalam konteks ekonomi dan menghitung pengorbanan dan
membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu.
Pengorbanan (cost) adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negative bagi
seseorang. Penghargaan (rewards) adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki
nilai positif. Hubungan yang positif adalah hubungan dimana nilainya merupakan angka positif,
maksudnya penghargaan lebih besar daripada pengorbanan. Hubungan dimana angka nilainya
negative (pengorbanan melebihi penghargaan) cenderung memberikan nilai negatif untuk para
partisipannya.

Teori pertukaran sosial melangkah lebih jauh dengan memprediksikan bahwa nilai
(value) dari sebuah hubungan mempengaruhi hasil akhir (outcome) atau apakah orang akan
meneruskan suatu hubungan atau mengakhirinya. Hubungan yang positif biasanya dapat
diharapkan untuk bertahan, sedangkan hubungan yang negative mungkin akan berakhir.

Terdapat empat konsep dasar, diantaranya adalah:

1. Ganjaran (outcome)
Ganjaran ialah setiap akibat yang di nilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu
hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang
dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan
berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain. Buat orang kaya mungkin
penerimaan sosial lebih berharga daripada uang. Buat si miskin, hubungan interpersonal
yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada
hubungan yang menambah pengetahuan.
2. Biaya (cost)
Biaya adalah akibat yang dinilai negative yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-
kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat
menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-
ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.
3. Hasil atau Laba (reward)
Hasil atau Laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa dalam
suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan
mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, Anda mempunyai kawan
yang pelit dan bodoh. Anda banyak membantunya, tetapi hanya sekedar supaya
persahabatan dengannya tidak putus. Bantuan Anda (biaya) ternyata lebih besar daripada
nilai persahabatan (ganjaran) yang Anda terima. Anda rugi. Menurut teori pertukaran
sosial, hubungan anda dengan sahabat pelit itu mudah sekali retak dan di gantikan dengan
hubungan baru dengan orang lain.
4. Tingkat Perbandingan (rationality)
Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria
dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa
pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya.
Bila pada masa lalu seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang
memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis pernah berhubungan
dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia, ia akan mengukur hubungan
interpersonalnya dengan kawan pria lain berdasarkan pengalamannya dengan kawan pria
terdahulu. Makin bahagia ia pada hubungan interpersonal sebelumnya, makin tinggi
tingkat perbandingannya, berarti makin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal.

Meskipun demikian, ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan, terjadi pada diri manusia
begitu saja tanpa perlu diatur dan dihitung sedemikian rupa. Sebagai manusia yang normal, tentu
dengan sendirinya bisa menentukan apakah hubungannya dengan seseorang sehat atau tidak,
perlukah dilanjutkan atau tidak demi masa depan, dan ini terjadi secara alamiah, wajar, dan
begitu saja.
Asumsi Teori Pertukaran Sosial
Asumsi Teori Pertukaran Sosial tercipta atas dasar beberapa asumsi yang berkenaan
dengan sifat dasar manusia dan sifat dasar hubungan. Berikut ini beberapa asumsi teori
pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia sebagai berikut:
1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman
Sesuai dengan konseptualisasi dari pengurangan dorongan Roloff dalam West&Turner,
pendekatan tersebut berasumsi bahwasannya perilaku seseorang dimotivasi oleh suatu
mekanisme dorongan internal. Ketika seseorang merasakan dorongan ini, mereka
termotivasi untuk menguranginya, dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang
menyenangkan.
2. Manusia adalah makhluk rasional
Manusia akan menghitung pengorbanan dan penghargaan dari setiap kejadian dan ini
akan menuntun perilakunya. Hal itu juga menjadikan kemungkinan apabila manusia
dihadapkan dengan situasi yang tidak memberikan penghargaan maka manusia akan
memilih yang paling sedikit membutuhkan pengorbanan.
3. Standard yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan
bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya. Teori ini
mempertimbangkan adanya keanekaragaman yang nyata dan menjadikan tak ada satu
standard yang berlaku pada semua orang untuk menentukan suatu pengorbanan dan
penghargaan.
Asumsi-asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenai sifat dasar dari suatu
hubungan adalah sebagai berikut:
1. Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan
Dalam suatu hubungan ketika seorang partisipan mengambil suatu tindakan, baik
partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena akibat.
2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses
Pentingnya waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara khusus waktu
mempengaruhi pertukaran karena penglaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian
mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini mempengaruhi pertukaran-
pertukaran selanjutnya.
Contoh Kasus

 Contoh 1 :
Ada seorang anak perempuan yang masih duduk di bangku SMA bernama Nita. Keluarga
Keluarga Nita termasuk dalam keluarga yang kurang mampu di desanya. Namun dengan
keadaan keluarganya yang seperti itu tidak membuat Nita berkecil hati ataupun merasa
minder (tidak percaya diri). Malah sebaliknya, dengan keadaan keluarganya yang seperti
itu membuat Nita semakin giat belajar. 
Setiap hari Nita selalu belajar dan membantu kedua orang tuanya. Nita selalu belajar
empat jam dalam sehari. Kegiatan itu selalu Nita lakukan setiap hari, setelah Nita selesai
membantu kedua orang tuannya. Yang ada di dalam pikiran Nita hanyalah “Nita harus
menjadi anak yang bisa membanggakan kedua orang tuanya dan merubah kehidupan
keluarganya menjadi yang lebih baik lagi.” Akhirnya ia mendapatkan beasiswa sebagai
imbalan yang telah ia lakukan (belajar dengan giat). Beasiswa itu didapat karena ia
menjadi juara satu dari kelas satu sampai kelas tiga sewaktu ia masih duduk di SMP.
Dengan beasiswa itu ia bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA.
Imbalan yang ia dapatkan tidak hanya itu saja, melainkan juga ia menjadi juara satu
pararel dari kelas satu sampai kelas tiga.
Analisis Kasus :
Kasus Nita merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang karena dirinya mendapat
ganjaran seperti yang ia inginkan setelah melakukan pengorbanan. Jadi apabila seseorang
berhasil memperoleh ganjaran (tidak mendapat hukuman) maka orang tersebut cenderung
mengulangi tindakan tersebut. Nita selalu belajar dengan giat karena ia ingin menjadi
juara dan ingin mengubah kehidupan keluarganya. Dan satu persatu apa yang ia inginkan
selalu ia dapatkan setelah belajar dengan giat (melakukan pengorbanan). Dan akhirnya ia
mendapatkan ganjaran seperti yang ia inginkan tanpa ada hukuman. 
 Contoh 2 :
Sepasang suami istri bercerai karena adanya konflik diantara mereka. Di awal pernikahan
kehidupan rumah tangga mereka rukun, mereka mampu saling menghargai, dan
berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Namun keadaan ini hanya berlangsung
sementara waktu. Permasalahannya adalah diketahui oleh sang istri bahwa sang suami
mempunyai istri simpanan dan sudah mempunyai anak. Hal ini, tidak dapat ditolerir oleh
sang istri sehingga menyebabkan perceraian.
Analisis Kasus :
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam Teori Pertukaran Sosial
memiliki unsur Cost, Reward, Outcome, Rationality. Berkaitan dengan kasus tersebut
maka analisisnya sebagai berikut:
a. Cost dalam hal ini adalah adanya seorang yang merasa dirugikan yaitu sang istri, yang
akhirnya menyebabkan konflik diantara hubungan mereka;
b. Reward dalam hal ini adalah tingkah laku positif dalam membangun kehidupan rumah
tangga yang rukun, walaupun hanya brlangsung selama waktu saja, namun dapat dilihat
seperti adanya sikap saling menghargai, membantu, dan komunikatif;
c. Outcome dalam hal ini adalah adanya pengambilan keputusan untuk bercerai karena sang
istri merasa dirugikan. Ini terjadi karena dalam teori pertukaran sosial, bila seseorang
merasa dalam suatu hubungan interpersonal tidak memperoleh laba sama sekali, maka ia
akan mencari hubungan lain yang mampu mendatangkan laba;
d. Rationality dalam hal ini adalah adanya perubahan nilai dari rewards dalam konteks
waktu dan situasi terhadap sesuatu dan relasi sosial dalam kehidupan manusia. Sikap istri
untuk menceraikan suaminya dianggap rasional, karena bagi sang istri dia merasa
dirugikan dan tidak mendapat keuntungan lagi.

Kritik atas Teori Pertukaran Sosial

1) Teori ini hanya mendasarkan perilaku manusia pada formulasi ekonomi saja (economic
behavior) sehingga mengesampingkan faktor-faktor intrinsik manusia, seperti free will,
interest, transendece dsb (Turner & Barat, 2007).
Karena elemen dalam social exchange theory adalah imbalan, pengorbanan, dan
keuntungan maka semuanya mendasarkan pada formulasi ekonomi saja tanpa melihat
dari sisi yang lain. Perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya,
akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka
perilaku tersebut tidak ditampilkan.
2) Dalam teori ini, manusia dipandang sebagai “a rational calculator” sehingga
mengabaikan proses-proses afeksi yang ada (Berger & Rollof, 1980).
3) Karena semua perilaku manusia dilandaskan pada formulasi ekonomi yang hanya
berpusat pada untung dan rugi, maka afeksi (kasih sayang) menghilang dengan pikiran-
pikiran yang rasional sehingga mengabaikan unsur perasaan didalamnya.

4) Tidak semua hubungan sosial diwarnai dengan “transaksi bisnis” (Steve Duck, 1994).
Ada unsur-unsur yang lain yang mewarnai hubungan sosial, tidak hanya untung rugi
seperti transaksi bisnis namun juga ada unsur waktu dalam proporsisi kejenuhan dan
unsur hukuman pada proporsisi nilai .
5) Teori ini gagal menjelaskan tentang solidaritas kelompok berdasarkan pemenuhan
kebutuhan individu (England, 1989). Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam
hubungan pertukaran dengan orang lain karena dari padanya kita memperoleh imbalan.
Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu
imbalan yang resiprokal bagi kita namun hanya sebatas pada antar individu dengan
kepentingan masing-masing sehingga tidak adanya solidaritas.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Pertukaran Sosial

Menurut Katherine Miler Teori Pertukaran sosial memiliki Kelebihan dan Kekurangan
sebagai berikut:

a. Kelebihan :
 Teori ini sangat sederhana sehingga memungkinkan sebagian besar manusia untuk
memahami asumsi-asumsi umum yang terkait.
 Teori ini membantu menjelaskan beragam permasalahan dalam komunikasi keluarga.
 Pengetahuan yang baik tentang teori ini dapat menjadikan keseimbangan dalam
kehidupan.
b. Kekurangan :
 Teori ini dipandang sebagai proses yang berlangsung satu arah.
 Asumsi yang menyatakan bahwa manusia siap memutus hubungan dengan manusia lain
manakala biaya lebih tinggi dibandingkan keuntungan yang didapat dinilai tidak selalu
akurat.
 Teori ini menempatkan hubungan ke dalam struktur yang linear ketika beberapa
hubungan melewatkan tahapan-tahapan kedekatan
Anggota Kelompok :

 Januar Dimas Rifa’i (B95219105)


 Nafa Rihhadatul Aisy (B95219117)
 Orly Ortaqilla Latmafanie (B95219119)

Anda mungkin juga menyukai