Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN

PENTINGNYA PENGUATAN KEJUJURAN SISWA MELALUI


PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENGHINDARI KASUS
KECURANGAN DI SMK N 1 MUNTOK

Oleh
Rina Maya Sari, S.Pd
NIP 197708292009032003

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 MUNTOK

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH PENDIDIKAN PENTINGNYA PENGUATAN
KEJUJURAN SISWA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER
UNTUK MENGHINDARI KASUS KECURANGAN DI SMK N 1
MUNTOK

Identitas Peserta

a. Nama Lengkap : Rina Maya Sari, S.Pd


b. NIP : 197708292009032003
c. NUPTK : 3161755656300003
d. Pangkat/Gol. Ruang/TMT : Penata/ IIIc/ 01 Oktober 2016
e. Jenis Guru : Guru Muda
f. Sekolah : SMK Negeri 1 Muntok
g. Kab./Provinsi : Bangka Barat, Kep. Bangka Belitung
h. Alamat email : rina.mayasari29@yahoo.com
i. No. HP : 081272004475

Muntok, 30 Januari 2020


Mengetahui, Kepala Perpustakaan
Kepala SMK Negeri 1 Muntok, SMK Negeri 1 Muntok,

Drs. Arpani Siti Hodijah


NIP. 196111232000121001 NIP. 1971
Abstrak

Maraknya kasus kecurangan di sekolah dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat


kejujuran baik dalam diri murid, guru, dan pihak sekolah. Perlu adanya solusi
yang dapat mengatasi permasalahan kecurangan tersebut. Kejujuran merupakan
salah satu pilar karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang. Minimnya karakter
kejujuran menjadikan kasus kecurangan yang sudah mendarah daging secara
terselubung di sudut-sudut kehidupan di negeri ini. Pendidikan karakter hadir
sebagai solusi dari permasalahan moralitas dan karakter tersebut. Pembahasan ini
memfokuskan pendidikan karakter dalam menguatkan kejujuran untuk
menghindari kasus kecurangan yang terjadi di SMK N 1 Muntok. Kejujuran
menjadi pembahasan utama berikut langkah dan cara menguatkan karakter
kejujuran di sekolah. Salah satu cara untuk berlaku jujur adalah dengan
menghindari perilaku yang nantinya akan membuahkan penyesalan. Oleh karena
itu, sekolah berperan penting dalam adanya pendidikan karakter khususnya
penguatan karakter kejujuran sebagai solusi dari kasus kecurangan yang terjadi.
Diharapkan dengan adanya penguatan kejujuran di sekolah dapat menghilangkan
kasus-kasus kecurangan yang telah banyak muncul dan menghindari akan
terjadinya kasus kecurangan di masa yang akan datang.
Kata kunci: pendidikan, karakter, kejujuran, kecurangan
.BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kasus bertindak curang baik berupa tindakan
mencontek, mencontoh pekerjaan teman atau mencontoh dari buku pelajaran
seolah-olah merupakan kejadian sehari-haridan suatu hal yang lumrah, baik
dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari maupun dalam pelaksanaan ujian
akhir sekolah. di beberapa daerah ditengarai ada guru yang memberikan kunci
jawaban kepada siswa, karena takut muridnya tidak lulus sehingga mencoreng
nama sekolah. Seakan-akan dalam dunia pendidikan kejujuran telah menjadi
barang yang langka, contoh hilangnya kepercayaan masyarakat Indonesia
seperti maraknya korupsi dan kolusi sudah amat banyak.Sebenarnya, kasus
kecurangan sudah menjadi masalah yang sangat rumit. Ini bukan hanya dalam
lingkup pendidikan saja. Kasus kecurangan sudah mendarah daging secara
terselubung di sudut-sudut kehidupan di negeri ini. Itu sebabnya, penyelesaian
untuk mendidik manusia jujur memerlukan strategi dari segala arah. Intinya
adalah sekolah memang menjadi salah satu jalan untuk mengubah perilaku
dengan kerangka akademik. Kerangka ini dirancang dalam bentuk materi
pelajaran yang disajikan dalam kurikulum. Kemudian, materi-materi itulah
yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk materi ajar.

Pendidikan karakter hadir sebagai solusi dari problem moralitas dan


karakter tersebut. Meski bukan sebagai sesuatu yang baru, pendidikan
karakter cukup menjadi semacam angin segar bagi dunia pendidikan pada
khususnya untuk membenahi moralitas generasi muda. Berbagai alternatif
guna mengatasi krisis karakter, memang sudah dilakukan dan penerapan
hukum yang lebih kuat. Altenatif lain yang banyak dikemukakan untuk
mengatasi, paling tidak mengurangi masalah budaya dan karakter bangsa
yang dibicarakan itu adalah melalui pendidikan karakter.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:
(1) Apa pengertian karakter?
(2) Apa contoh kasus tentang ketidakjujuran dalam pembelajaran siswa di
SMK N 1 Muntok?
(3) Bagaimana implementasi kejujuran dalam pembelajaran?

3. Tujuan Penulisan
(1) Mengetahui dan memahami pengertian karakter;
(2) Mengetahui contoh kasus tentang kejujuran siswa dalam pembelajaran
di SMK N 1 Muntok;
(3) Untuk mengetahui dan dapat menerapkan kejujuan pada siswa di SMK
N 1 Muntok.

4. Manfaat Penulisan
(1) Bagi penulis tentunya dapat membuka wawasan pentingnya karakter
(2) Dengan melihat kasus yang terjadi di sekolah dapat merubah konteks
ketidakjujuran menjadi kejujuran yang berarti

5. Metode penulisan
Metode yang digunakan adalah metode observasi atau pengamatan dengan
mengambil sampel siswa kelas XI kompetensi keahlian Teknik Komputer
dan Jaringan sesuai penulis mengajar di kelas tersebut.

6. Kajian Teori
1. Pengertian karakter
Menurut Philips dalam Mu’in (2011:160) karakter adalah
kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Jadi, karakter
memiliki ciri-ciri antara lain sebagi berikut: (1) Karakter adalah siapa
dan apakah kamu pada saat orang lain sedang melihat kamu; (2)
Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan; (3)
Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua;
(4) Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan oleh orang lain
terhadapmu; (5) Karakter bukanlah seberapa baik kamu daripada orang
lain; (6) Karakter tidak relatif.
Sedangkan menurut Lorens Bagus dalam Syamsul menguraikan
karakter sebagai nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencaakup
perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan,
kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan pola-pola pemikiran. Suyanto
mendefinisikan sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi dapat diimpulkan bahwa
karakter adalah kerangka kepribadian seseorang yang mewujudkan ciri-
ciri kepribadian diri seseorang.
2. Pengertian Kejujuran
Menurut Mahmud Muhammad dalam Shobroh, kejujuran
merupakan kualitas manusiawi melalui mana manusia
mengomunikasikan diri dan bertindak secara benar (truthfully). Karena
itu, kejujuran sesungguhnya berkaitan erat dengan nilai kebenaran,
termasuk di dalamnya kemampuan mendengarkan, sebagaimana
kemampuan berbicara, serta setiap perilaku yang bisa muncul dari
tindakan manusia.
Menurut Arifin dalam Shobroh, Kejujuran dalam proses
belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena
kejujuran mendasari semua aktivitas dalam belajar mengajar. Ada lima
implikasi kejujuran terhadap proses belajar mengajar yaitu; tujuan
pendidikan, pendidik, anak didik, alat pendidikan, dan lingkungan
sekitar. Menurut jamal ma’mur dalam Shobroh, Kejujuran
merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan
pada perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri
maupun pada pihak lain.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Analisis

Dalam dunia pendidikan kasus bertindak curang baik berupa


tindakan mencontek, mencontoh pekerjaan teman atau mencontoh dari buku
pelajaran seolah-olah merupakan kejadian sehari-hari. Bahkan dalam
pelaksanaan ujian akhir sekolah di beberapa daerah ditengarai ada guru yang
memberikan kunci jawaban kepada siswa, karena takut muridnya tidak lulus
sehingga mencoreng nama sekolah. Seakan-akan dalam dunia pendidikan
kejujuran telah menjadi barang yang langka, contoh hilangnya
kepercayaan masyarakat Indonesia seperti maraknya korupsi dan kolusi
sudah amat banyak. Keprihatinan ini telah menjadi keprihatinan nasional,
presiden Republik Indonesia menyampaikan dalam pidatonya :
“pembangunan watak amat penting, kita ingin membangun manusia
Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku yang baik.
Bangsa ini ingin memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban
yang demikian dapat dicapai apabila masyarakat kita juga merupakan
masyarakat yang baik (good society). Keharuman nama jarang bisa
dipulihkan, ketika karakter lenyap semuanya juga lenyap. Satu-satunya
mutiara kehidupan yang paling berharga sirna selamanya.

Berikut ini contoh kasus ketidakjujuran siswa dalam pembelajaran


yang terjadi terutama terhadap mata pelajaran yang saya ampu :

1. Pada saat diadakan ulangan seringkali guru menyampaikan hal tersebut


satu minggu sebelum pelaksanaan ulangan, namun yang terjadi siswa
kebanyakan bersikap santai dan pada akhirnya tergantung kepada
temannya yang lain untuk membantu menjawab soal tersebut.
2. Pada saat pelaksanaan praktek disekolah kebanyakan siswa tidak
mempunyai laptop sehingga mereka tergantung kepada temannya,
sehingga hal tersebut memunculkan terjadinya copy paste dalam
mengerjakan tugas yang berkaitan dengan jobsheet.
Contoh kasus ketidakjujuran siswa juga banyak dijumpai didalam
lingkungan sekolah terutama yang berkaitan dengan disiplin, diantaranya
adalah :
1. Pada saat jam bel masuk yang seharusnya mereka sudah masuk kelas
ternyata masih banyak yang masih berkeliaran di luar kelas dan begitu
masuk beragam alasan yang dikemukakan.
2. Pada waktu pelaksanaan sholat banyak siswa yang beragam alasan tidak
melaksanakan dan mereka lebih suka berkeliaran dikantin.
3. Pada waktu pelaksanaan upacara ataupun kegiatan keagamaan pun
banyak dijumpai siswa yang tidak hadir dan akan hadir apabila sudah
selesai dan beragam alasan pun dikemukakan,

Dan masih banyak contoh kasus ketidakjujuran yang dilakukan oleh


siswa dan sering kita temui selaku pendidik di sekolah,

Seorang pendidik memiliki peran vital dalam pengembangan dan


pendidikan karakter baik di sekolah maupun di luar sekolah. Karena pendidik
yang baik memilik karakter yang baik tidak hanya ketika di sekolah saja,
ketika di luar sekolahpun karakter baik tersebut harus tetap ada sebagai
cerminan dari kepribadian yang baik seorang pendidik. Pendidik dalam dunia
ssekolah disebut juga ebagai guru yang dalam bahasa Jawa adalah digugu lan
ditiru berarti orang yang sering diikuti dan dicontoh. Dari kalimat tersebut
dengan jelas dapat dipahami bahwa segala sesuatu yang ada dalam diri
seorang guru merupakan hal yang akan ditiru oleh masyarakat didiknya. Guru
sebagai role model utama dalam kehidupan sekolah. Seorang guru yang
memahami dengan baik dan menerapkan pendidikan karakter dalam dirinya
tentu akan menjadi guru yang baik untuk anak didiknya. Ketika pendidikan
karakter yang dipahami oleh guru dilaksanakan dalam kehidupannya dapat
dilihat dari apa yang guru bicarakan dan bagaimana seorang guru memaknai
sesuatu. Guru dengan karakter yang baik akan disegani dan dicontoh oleh
anak didiknya.

Manfaat dari pendidikan karakter, guru tidak memandang murid


sesuai dengan kemampuan akademik saja namun guru dapat memahami
semua kemampuan dan arakter anak didinya, guru membentuk karakter anak
didik tidak melalui teori atau nasehat saja, namun guru mencontohkan dan
mempraktekkannya langsung dalam kehidupannya sehingga anak dapat
dengan nyata melihat dan pada akhirnya meniru karakter baik dari gurunya.
Beberapa manfaat pendidikan karakter untuk calon pendidik, diantaranya: (1)
Dapat memahami dengan baik setiap anak didiknya; (2) Menjadi tulus, sabar,
dan penuh komitmen untuk membentuk karakter murid-muridnya; (3) Tidak
mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Tak memdeulikan dirinya selama
ia bisa melihat murid-muridnya tumbuh dan berkembang dengan baik; (4)
Menjadi role model yang baik untuk anak didiknya; (5) Tidak mudah terbawa
arus atau terprovokasi dengan permasalahan dalam sekolah yang tidak
mementingkan siswa; (6) Disegani dan dihormati oleh anak didiknya; (7)
Setiap arahan dan nasehatnya diterima baik oleh murid-muridnya; (8)
Menjadi sosok yang dekat dengan murid sebagai orangtua, teman, dan lain-
lain, dan banyak yang lainnya.

Pendidikan karakter memiliki banyak manfaat bagi diri sendiri baik


dalam kehidupan sosial maupun sebagai calon pendidik. Pada intinya,
pendidikan karakter tidak akan berjalan dengan baik bial hanya berupa teori
tanpa praktek yang nyata dalam keseharian seseorang. Oleh karena itu,
pendidikan karakter dapat dibentuk dengan sedikit demi sedikit
mempraktikkan perilaku yang baik, berkarakter, bermoral, beretika, patuh
pada nilai dan norma sehingga karakter yang baik akan tertanam kuat dalam
diri kita semua dan mencerminkan perilaku yang baik tanpa harus banyak
berkata namun nihil aksinya.
Kejujuran juga merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Dengan demikian, sesuai pendapat
para ahli diatas bisa disimpulkan bahwa pembentukan kejujuran adalah
proses atau perbuatan untuk membentuk seseorang bertindak secara benar
sehingga menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Dengan membentuk diri
sebagai manusia yang jujur bisa diterapkan kapanpun, dimanapun, dan dari
berbagai aspek.

Ada beberapa hal yang dapat mendorong terbentuknya sifat jujur,


antara lain: (1) Membiasakan berbicara sesuai dengan perbuatan; (2)
Mengakui kebenaran orang lain dan mengakui pula kesalahan diri sendiri jika
memang bersalah; (3) Selalu mengingat bahwa semua perbuatan manusia
dilihat oleh Allah SWT (4) Meyakini bahwa kejujuran mengantarkan
manusia kejenjang derajat yang terhormat; (5) Berlaku bijaksana sesuai
dengan aturan hukum; (6) Meyakini bahwa dengan jujur, berarti menjaga
diri dari hitamnya wajah diakhirat kelak.

Cara terbaik memulai bersikap jujur adalah dengan cara tidak berbuat
sesuatu yang memalukan atau tidak etis sehingga memaksa kita untuk
berbohong di kemudian hari. Proses perkembangan jujur harus dimulai
dari hal yang terkecil, mulailah dengan kejujuran dalam berbicara dan
berbuat. Dengan membiasakan hal yang kecil dengan kejujuran maka
akan terbiasa pada hal-hal yang besar pun akan melakukannya dengan
jujur.
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan karakter hadir sebagi solusi problem moralitas dan karakter


itu. Meski bukan sebagai sesuatu yang baru, pendidikan karakter cukup
menjadi semacam penyembuh bagi dunia pendidikan pada khususnya untuk
membenahi moralitas generasi muda. Kejujuran adalah salah satu karakter yang
harus dibangun dalam dunia pendidikan. Dengan kejujuran akan menjadikan
karakter pendidikan di Indonesia menjdi lebih baik. Sistem pendidikan
memerlukan penjilmaan dalam materi nyata berupa sikap jujur dan pengetahuan
materi pembelajaran sebagai penguatan karakter bagi peserta didik.

Rekomendasi

Kejujuran hendaknya diterapkan di setiap sekolah dan di lingkungan anak


usia dini. Sebagai seorang guru, hendaknya lebih memberikan contoh yang baik
kepada peserta didik karena guru dipandang sebagai role model.

Karya tulis ini perlu banyak kritikan dan saran dari pembaca agar pada
penulisan berikutnya mampu menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Syamsul. 2014. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz media.


Mu’in, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter:Konstruksi Teoritik & Praktik.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Shobroh, Amanatus. 2013. Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap
Pembentukan Kejujuran Siswa Mts Negeri Galur Kulon Progo Yogyakarta.
www.ejournal.uny.ac.id. Diakses pada 31 Mei 2016.

Anda mungkin juga menyukai