Anda di halaman 1dari 4

Anastasia Mutiara Melinda

21040118130095

Retorika dan Lobbying


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Retorika merupakan suatu keterampilan berbahasa
secara efektif, selain itu juga diartikan seni berbicara. Retorika memiliki berbagai fungsi, yakni untuk
menginformasikan kepada para pendengar tentang suatu pengertian. untuk meyakinkan pendengar,
untuk menimbulkan inspirasi dengan cara penyampaian yang baik dan bijaksana, untuk menghibur
para pendengar, untuk menggerakkan dan mengarahkan para pendengar agar bertindak menetralisir
dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan.
Jenis-jenis retorika dibagi menjadi 3 jenis, yakni monologika, dialogika, dan pembinaan teknik
berbicara. Monologika dilihat dari penyusun katanya yakni ‘monolog’ yakni hanya ada seorang yang
berbicara, seperti pidato, kata sambutan, dsb. Sedangkan, dialogika dari penyusun katanya yakni
“dialog” yakni ada dua orang yang saling berbicara dan saling menanggapi satu sama lain, seperti
tanya jawab, debat, percakapan, dsb. Jenis lainnya yakni pembinaan teknik berbicara, pembinaan ini
meliputi pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan bercerita.
Namun yang dikenal oleh masyarakat luas, hanya ada 2 jenis yakni monologika dan dialogika.
Sedangkan pembinaan teknik berbicara jarang diterapkan di Indonesia, jadi banyak masyarakat
Indonesia yang belum memiliki teknik berbicara yang tepat, bahkan beberapa masyarakat pelosok
masih tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Strategi penyusunan retorika terdiri dari 5 tahapan, yakni invention (penemuan bahan),
disposito/arragngement (penyusunan bahan/materi), style/elocution (gaya/pemilihan bahasa yang
indah), memory (mengingat materi), pronountiatio (penyampaian). Invention, bertujuan untuk
menemukan, mengumpulkan, menganalisis dan memilih materi yang akan ditujukan kepada
pendengar. Dispositio/Arrangement, bertujuan untuk menata ide, dan membantu pendengar
memahami hubungan antar ide. Style/Elocutio, bertujuan agar gaya bahasa dapat mengekspresikan
ide, menggunakan bahasa efektif untuk menyampaikan pendapat. Memory, bertujuan untuk dapat
mengingat ide untuk dapat disampaikan kepada pendengar secara berurutan. Pronountiatio/Delivery,
bertujuan untuk melatih vokal dan fisik agar presentasi dapat disampaikan kepada pendengar sesuai
dengan ide.
Ada 3 unsur retorika, yakni logis atau rasional, etika dan nilai-nilai moral, dan diksi (pilihan
kata). Unsur pertama, logis atau rasional, yakni suatu retorika harus logis atau dapat diterima oleh
logika manusia, tidak bersifat imajinatif. Unsur logis dapat diperoleh dari suatu pernyataan, sesuai
dengan kondisi di lapangan yang diperbaiki dan dapat direalisasikan. Etika dan nilai-nilai moral,
yakni dalam menyampaikan suatu retorika harus beretika dan menuruti segala nilai-nilai moral yang
ada di wilayah tersebut. Tidak boleh berperilaku seenaknya, melainkan harus mementingkan sopan
santun dan tata karma saat beretorika. Diksi atau pemilihan kata, yakni dalam beretorika atau
berbicara dengan diksi yang tepat. Diksi yang tepat ini dalam arti tidak kasar dan terlalu melebih-
lebihkan, meskipun tetap boleh melebih-lebihkan dengan keadaan sesungguhnya atau masih dapat
diterima oleh tata bahasa yang berlaku di wilayah pada saat terjadinya retorika.
Lobbying adalah suatu pendekatan untuk mempengaruhi untuk kepentingan tertentu. Lobby
yakni langkah awal untuk mencapai tujuan yang menguntungkan salah satu ataupun kedua belah
pihak. Lobbying sendiri bertujuan agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan pelobi. Hal-hal yang
perlu dilakukan sebelum melakukan lobbying yakni mengumpulkan dan menganalisa informasi yang
bertujuan untuk menentukan strategi lobbying, melakukan pengembangan desain lobbying yang
mencakup kontak, memilih tempat, menformat isi dan melakukan aktivitas follow up untuk
mendukung keberjalanan lobbying.
Norma dan etika dalam lobbying, dalam melobi seseorang perlu adanya norma, karena
kemungkinan besar seseorang yang akan dilobi akan lebih tua disbanding pelobi. Etika yang termasuk
dalam lobbying yakni etika menghubungi, etika menyampaikan materi, dan sebagainya. Cara untuk
melobi seseorang atau suatu organisasi yakni melakukan pertemuan untuk menggalang koalisi,
mengumpulkan informasi dan mengumpulkan laporan-laporan, melakukan kontak, mempersiapkan
pengamat dan pembicara ahli, memusatkan debat pada isi kunci, fakta, dan bukti-bukti yang
mendukung organisasi.
Sumber :

Rakhmat, J. (2003). Retorika modern. Bandung: Rosdakarya.

Hendrikus, P. D. W., & others. (1991). Retorika, Terampil berpidato, berdiskusi,


berargumentasi, bernegosiasi. Kanisius.

Sunarjo, D. S. (1983). Komunikasi Persuasi dan Retorika. Yogyakarta: Liberty.

Mulyana, D. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Baumgartner, F. R., Berry, J. M., Hojnacki, M., Leech, B. L., & Kimball, D. C. (2009).
Lobbying and policy change: Who wins, who loses, and why. University of Chicago
Press.
Anastasia Mutiara Melinda
21040118130095

Personal Branding
Personal branding merupakan penilaian oranglain terhadap diri kita menurut kepribadian,
kemampuan dan prestasi yang ada dalam diri kita. Personal branding perlu dibangun dan dilatih
karena personal branding dapat menjadi citra diri kita dimata orang lain, agar dapat membantu
kesuksesan kita. Oleh sebab itu, langkah awal personal branding adalah memahami diri sendiri dan
mampu mengidentifikasi ciri khas dalam diri kita. Ciri khas tersebut dapat berupa keunggulan atau
kekhasan kita dibandingkan dengan orang lain, dan memiliki hal pembeda diri kita dengan orang lain.
Langkah selanjutnya yakni mengawali branding melalui media sosial untuk memperluas
jaringan kita dan menjadi diri kita sendiri tanpa harus menjadi orang lain. Media sosial yang biasa
digunakan yakni Facebook, Twitter, dan yang paling booming saat ini yakni Instagram. Personal
Branding tidak hanya menampilkan tentang suatu bakat melainkan juga hal-hal bermanfaat lainnya
yakni debat yang sesuai tata bahasa yang baik, tidak hanya asal berdebat dengan bahasa yang kasar.
Cara lain untuk personal branding yakni menghadiri acara dapat berupa konferensi, lomba, dan acara-
acara lainnya. Selanjutnya yakni menjaga personal branding agar tidak menurunkan personal
branding yang telah dibangun.
Kegunaan dari personal branding adalah banyaknya koneksi atau jaringan pertemanan pada diri
kita. Secara lebih lanjutnya, personal branding akan menguntungkan bagi diri kita maupun dengan
pihak lawan. Keuntungan personal branding dalam diri kita sendiri yakni mendapat kenalan dengan
orang baru, apabila diri kita memiliki project, maka akan diterima dengan baik oleh orang lain, bahkan
terdapat saran-saran yang akan membuat diri kita lebih berkembang secara maksimal. Selain itu
ketika kita mencari dana, maka orang-orang kenalan kita akan membantu kita dalam pencarian dana,
bahkan juga menyumbangkan dana kepada kita.
Suatu personal branding agar lebih mudah tersebar secara publik yakni dengan ‘menjual’ suatu
keunikan dalam diri kita yang kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain. Sehingga memungkinkan
untuk berkolaborasi agar menciptakan suatu keunikan jika dipromosikan ke publik, Personal branding
dari sisi masyarakat memiliki 2 jenis hal yang akan di branding, yakni produk dan jasa.
Produk yang akan dijual dari personal branding dapat berupa sebuah inovasi dalam diri, selain
itu juga dapat membuat suatu kolaborasi. Personal branding juga dapat dilakukan kolaborasi, hal ini
berguna agar personal branding makin meningkat, apalagi seseorang atau organisasi yang diajak
berkolaborasi merupakan pribadi atau kelompok yang terkenal di kalangan masyarakat. Selain
mendapatkan untung pada kedua belah pihak, terlebih pada salah satu pihak karena mendapat koneksi
dengan kelompok terkenal, sehingga jika ingin berkolaborasi selanjutnya dengan kelompok yang lain
akan lebih dimudahkan
Jasa yang ditawarkan dari personal branding berupa jasa yang nantinya akan membantu
berjalannya kehidupan masyarakat. Pada bidang jasa pula dapat dilakukan peningkatan inovasi dan
dapat pula menjadi multi-tasking, sehingga kita lebih bisa mendapatkan banyak pengalaman,
selain itu juga kita mendapatkan banyak keuntungan dari banyaknya apa yang kita layani,
karena jasa ini dapat pula diartikan sebagai pelayanan kepada orang lain. Jasa juga dapat
berkolaborasi dengan individu maupun kelompok atau organisasi yang mendukung
keberjalanan personal branding kita.
Sumber :

Labrecque, L. I., Markos, E., & Milne, G. R. (2011). Online personal branding: Processes,
challenges, and implications. Journal of Interactive Marketing, 25(1), 37–50.

Lair, D. J., Sullivan, K., & Cheney, G. (2005). Marketization and the recasting of the
professional self: The rhetoric and ethics of personal branding. Management
Communication Quarterly, 18(3), 307–343.

Anda mungkin juga menyukai