OLEH:
Rizal Amirul Fath (1181001059)
Akhir-akhir ini banyak munculnya kasus atau masalah yang terkait dengan wawasan
nusantara. Secara garis besar, terlihat bahwa penyebab masalah atau kasus tersebut adalah
kurangnya penanaman dan pemahaman akan konsepsi/esensi dari wawasan nusantara.
Banyak Kasus dan permasalahan terkait pengetahuan akan wawasan nusantara seperti
Ambalat (Pulau Sipadan dan Ligitan), Perang antar suku di Papua, Sengketa Pengakuan
Budaya, Banyaknya KKN pada pejabat negeri, Permasalahan antara pusat dan daerah,
Krisis ekonomi dan sosial di tengah masyarakat yang mulai beradaptasi dengan
globalisasi, dan sebagainya.
Akibat munculnya permasalahan terkait wawasan nusantara, terdapat empat esensi atau
konsepsi dari wawasan nusantara yang mulai luntur atau bahkan hilang. Esensi politik,
ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan merupakan empat esensi atau
konsepsi yang berisi nilai-nilai penting yang menjadi dasar untuk mewujudkan wawasan
nusantara di bangsa Indonesia tercinta ini.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa, wawasan nusantara terdapat pada
landasan visional (pertengahan) yang berarti wawasan nusantara itu berkedudukan
sebagai visi bangsa. Visi merupakan keadaan atau rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan. Jika wawasan nusantara itu berkedudukan sebagai visi bangsa, maka
wawasan nusantara merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan, yaitu
menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh dalam menuju masa depan
yang lebih baik lagi. (Winarno, 2006)
1.2 Pokok Permasalahan
Berbagai kalangan baik di Indonesia maupun luar negeri sangat peduli terhadap
perkembangan Indonesia, mulai dari perkembangan sosial, politik, ekonomi, maupun
budaya. Namun terdapat hal besar, tetapi terlihat kecil, yang harus lebih diperhatikan oleh
semua orang Indonesia saat ini, yaitu kondisi akan perkembangan wawasan nusantara
Indonesia. (Saputra, 2017)
Saat ini, kondisi wawasan nusantara di negeri tercinta terkikis secara perlahan, hal
itu dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang tidak hafal Pancasila, melupakan UUD
1945, dan tak peduli dengan pemerintah dan negara Indonesia. Banyaknya masyarakat
tidak paham tentang falsafah dan dasar Negara ini membuatnya semakin buruk. (Saputra,
2017)
Terlepas dari segala tantangan dan permasalahan yang telah terjadi bersangkutan
dengan lunturnya wawasan nusantara pada anak bangsa generasi masa kini, sebenarnya
ada 4 esensi yang harus tetap dipertahankan pada anak bangsa generasi masa kini untuk
tetap bisa meraih cita – cita dan tujuan nasional, yaitu:
2.1.1.1 Etimologis
A. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa jawa) yang berati pandangan, tinjauan,
atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti
memandang, meninjau, melihat (Winarno, 2006).
B. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya oulau atau kesatuan
kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak sesuatu antara dua unsur. Nusantara
artinya kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua dan dua samudra.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia (Winarno, 2006).
C. Wawasan mengandung arti pandangan, tinjauan, penglihatan atau
respon/tanggapan indrawi. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti
pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa, juga dapat dideskripsikan
sebagai cara pandang, cara tinjau, cara lihat atau cara tanggapan indrawi. (Prof.
Dr. H. Samsul Wahidin, 2010)
D. National menunjukkan kata sifat yang berbentuk kata nation yang berarti bangsa
yang telah mengidentikkan diri dalam kehidupan bernegara atau secara ringkas,
dinyatakan sebagai bangsa yang telah bernegara. (Prof. Dr. H. Samsul Wahidin,
2010)
E. Nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia dan diantara Benua Asia dan Benua Australia. (Prof. Dr. H. Samsul
Wahidin, 2010)
2.1.1.2 Terminologis
2.1.1.3 Epistemologis
Wawasan Nusantara adalah cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara
bersikap, bertindak, berpikir, dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses-proses psikologis, sosiokultural dalam arti yang luas dengan aspek-aspek
astra gatra. (Prof. Dr. H. Samsul Wahidin, 2010)
Wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya memiliki 3 unsur, yaitu wadah, isi, dan tata laku. Unsur wadah dan isi
membentuk konsepsi wawasan nusantara, sedangkan tata laku membentuk konsepsi
pelaksanaan perwujudan wawasan nusantara. (Prof. Dr. H. Samsul Wahidin, 2010)
1) Bentuk Wujudnya
Wadah dari wawasan nusantara ditinjau dari bentuk wujudnya adalah sebagai
nusantara yang manunggal utuh dan menyeluruh.
a) Nusantara
Dalam bentuk nusantara maka batas- batas negara Indonesia ditentukan
oleh lautan dan di dalamnya terletak pulau-pulau serta gugusan pulau yang
dihubungkan oleh laut dan selat.
b) Manunggal Utuh Menyeluruh
Wadah dari wawasan nusantara yang berwujud gugusan pulau yang
memiliki sifat manunggal utuh menyeluruh yang meliputi:
1. Manunggal di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
2. Manunggal di bidang wilayah
3. Manunggal di bidang bangsa
4. Manunggal di bidang psikologi
5. Berkesinambungan dalam kehidupan.
2) Tata susunan pokok/inti organisasi
Wadah dari wawasan nusantara ditinjau dari sisi lain adalah berbentuk organisasi
negara yang mewadahi para pejabat negara untuk melaksanakan tugasnya di
dalam upaya yang dilaksanakan guna mencapai cita-cita negara. Unsur ini
tercantum dalam UUD 1945 yang secara garis besar telah dirombak melalui
amandemen sebanyak 4 kali. Secara garis besar, perombakan yang kemudian
dijadikan sebagai dasar pijakan dalam mencapai tujuan negara adalah:
a) Bentuk dan Kedaulatan (dalam Bab I Pasal 1)
b) Kekuasaan Pemerintah Negara (dalam Bab III pasal 4 s.d.16)
c) Sistem Pemerintahan Negara (pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945)
3) Tata susunan pelengkap/kelengkapan organisasi
Organisasi negara juga harus dapat mewadahi tata susunan kelengkapan-
kelengkapan organisasi agar organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan dapat
bekerja dengan baik. Adapun kelengkapan organisasi tersebut adalah:
a) Aparatur pemerintah negara
b) Kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat
c) Media massa
d) Peran serta rakyat
NKRI sebagai wadah dari wawasan nusantara perlu diisi dengan kehendak atau
aspirasi dari bangsa Indonesia di dalam mewujudkan satu cara pandang bangsa Indonesia
yang melihat Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan
nasional. Aspirasi bangsa Indonesia dapat dirinci menjadi cita-cita, sifat, dan cara kerja.
1) Cita-cita
Cita-cita ini sama dengan cita-cita nasional seperti yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 yaitu “Mewujudkan Negara Indonesia yang Merdeka,
Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur”. Cita-cita ini bersifat ke dalam dan ke luar:
a) Ke dalam
Bertujuan untuk:
1. Melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa.
b) Ke luar
Bertujuan untuk ikut melaksanakan ketertiban, kebahagiaan, dan
perdamaian dunia bagi seluruh umat manusia.
2) Sifat atau ciri-ciri
Aspirasi bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai satu kesatuan
yang utuh memiliki ciri-ciri atau sifat sebagai berikut:
a) Manunggal b) Utuh Menyeluruh
3) Cara kerja
Cara kerja bangsa untuk mewujudkan wawasan nusantara berpedoman kepada
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional yang memberikan arah mengenai pengendalian hidup
bermasyarakat serta cara penetapan hak asasi dan kewajiban bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, dipersyaratkan agar semua warga negara Indonesia dapat
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik secara objektif
maupun subjektif.
2.1.3.3 Unsur Tata laku (conduct)
1) Tujuan ke dalam
Menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik
alamiah (geografi, demografi, dan kekayaan alam) maupun aspek sosial (ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam) (Prof. Dr. H. Samsul Wahidin,
2010)
2) Tujuan ke luar
Terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial, serta mengembangkan suatu kerja sama dan saling menghormati.
(Winarno, 2006)
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik
berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpisahkan
dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan
yang tidak dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar
budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan
baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi
orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai
budayanya.1 (Istikomah, 2013)
Pendidikan karakter sangat penting untuk generasi muda Indonesia terutama para
pemuda. Karena generasi muda ini nantinya akan menjadi tombak pembangunan bangsa.
Sebagai penerus bangsa diharapkan para generasi muda dapat memberikan teladan baik
sikap dan tingkah lakunya. Mereka bukan hanya harus pandai dan cerdas secara
intelektual namun juga harus pintar dan cerdas dalam moralnya. Dengan terus
mengembangkan rasa ingin tahu maka anak sangat akrab dengan khasanah ilmu.
(Istikomah, 2013)
1 Said Hasan, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, 2010, hlm. 3.
Pendidikan karakter dapat dilaksanakan dalam sekolah formal maupun nonformal
mengingat pendidikan adalah cara yang efektif dalam pembentukan karakter generasi
muda Indonesia. Sebenarnya pendidikan karakter tidak hanya diberikan kepada generasi
muda saja namun juga harus diberikan kepada seluruh warga negara Indonesia demi
tercapainya karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. (Istikomah, 2013)
Pendidikan karakter perlu diberikan sejak anak masih usia dini. Ketika mereka masih
usia dini akan lebih mudah membentuk karakter baik yang diharapkan akan menjadi
karakternya kelak dari pada memberikan pendidikan karakter kepada anak yang mulai
tumbuh remaja. Namun pada intinya pendidikan karakter harus diberikan secara
berkelanjutan dan saling berhubungan di tiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu
pendidikan karakter perlu diberikan mulai tingkat PAUD, SD, SMP, SMA, hingga
Perguruan Tinggi. (Istikomah, 2013)
Jika kita lihat dari bidang yang terkait dengan masalah/kasus-kasus tersebut, kita
dapat melihat bahwa ada empat esensi/konsepsi dari wawasan nusantara yang mulai
luntur atau bahkan hilang. Kita perlu tahu bahwa empat esensi/konsepsi ini merupakan
nilai-nilai penting yang menjadi dasar untuk mewujudkan wawasan nusantara di bangsa
Indonesia tercinta ini. Empat esensi/konsepsi tersebut, yaitu:
1. Aspek Politik,
2. Aspek Ekonomi,
3. Aspek Sosial dan Budaya, dan
4. Aspek Hankam
Dari segi waktu, kita tidak dapat mengulang atau kembali ke masa lalu dan mencegah
terjadinya kasus/masalah tersebut dengan cara meningkatkan penanaman dan pendidikan
karakter bangsa akan empat esensi/konsepsi wawasan nusantara kepada Warga Negara
Indonesia. Namun, dengan belajar dari kesalahan yang telah terjadi di masa lalu, kita
dapat mencegah atau meminimalkan munculnya kembali kasus/masalah yang mungkin
terjadi pada anak bangsa generasi masa kini dengan cara mengajarkan empat
konsepsi/esensi tersebut kepada anak bangsa generasi masa kini sebagai pokok-pokok
pendidikan dan pengembangan karakter bangsa.
Setelah kita ajarkan kepada anak bangsa generasi masa kini, kita juga harus
membudidayakan konsepsi/esensi tersebut dengan cara mengimplementasikan empat
konsepsi/esensi tersebut dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar berperilaku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan satu cara pandang yaitu
melihat Indonesia sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam
dimana Wawasan nusantara sebagai dasar dan landasan substansinya.
Untuk dapat mewujudkan konsepsi/esensi wawasan nusantara tersebut perlu
dilakukan implementasi/aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Aspek Politik
Dalam bidang ekonomi ini, dapat menciptakan tatanan ekonomi yang menjadi
pemenuhan dan kesejahteraan rakyat dengan merata, adil, dan makmur dengan
cara mewujudkan aspek pemerataan terutama pada sumber daya alam (SDA) yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat dan kelestariannya, baik potensial maupun
efektif, meningkatkan pengembangan ekonomi yang seimbang di seluruh daerah.
Implementasinya seperti:
Wawasan nusantara adalah sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenal diri
dan tanah air sebagai Negara kepulauan dari berbagai aspek kehidupan. Sebagai warga
negara yang baik, untuk bersama-sama menuju tujuan dan cita-cita nasional bangsa
Indonesia dengan memanfaatkan sosial budaya, sejarah, sumber daya alam, dsb untuk
mewujudkan hal tersebut. Dengan landasan dari falsafah Pancasila serta UUD 1945.
Sehingga kita dapat bersama-sama memandang diri serta lingkungan yang ada dengan
berbagai asas, dan unsur yang telah ada. Yang juga akan menghasilkan implementasi
yang berguna di berbagai bidang kehidupan. (Rahayu, 2017)
4.2 Saran
Budiasih, D. (2015, June 24). Pengertian, Contoh Kasus dan Manfaat Wawasan Nusantara.
Retrieved March 27, 2019, from Kompasiana Beyond Blogging:
https://www.kompasiana.com/muthiputri/552837a2f17e61dd2a8b45a2/wawasan-
nusantara-dan-contoh-kasusnya
Istikomah. (2013, December 22). Karya Tulis :Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Generasi
Muda Indonesia. 7. Retrieved March 30, 2019, from Pendidikan Karakter Generasi
Muda:
https://www.academia.edu/11218961/Pendidikan_karakter_untuk_generasi_muda
Jana, I. (2016, December 26). Wawasan Nusantara (pengertian,study kasus). Retrieved March
31, 2019, from Pengertian contoh kasus wawasan nusantara, Materi PKN:
http://wawasannusatara.blogspot.com/2016/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
Rahayu, A. F. (2017, April 1). Makalah Wawasan Nusantara. Retrieved March 31, 2019, from
Ayu Fenti Rahayu:Wawasan Nusantara:
http://fentiayublog.blogspot.com/2017/04/wawasan-nusantara.html
Saputra, D. (2017, July 11). Lunturnya Wawasan Nusantara Anak Bangsa. Retrieved March 27,
2019, from Kompasiana Beyond Blogging:
https://www.kompasiana.com/danusaputra/5963d0da2f283c09be459e92/lunturnya-
wawasan-nusantara-anak-bangsa