Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang
dibimbing oleh :
Daris Hadianto D., S.Pd., M.Pd.
Oleh : KELOMPOK 8
Amoreta Dinda Santika 1905521
Rokhaidah Hanum 1905692
Maulida Resti Kautsar 1905001
Tio Santa Amelia 1905742
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan Rahmat serta
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Tingkat Bullying di Kampus”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu penulis menerima seluruh kritik dan saran. Penulis pun berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dr. Tutuk Ningsih, “Implementasi Pendidikan Karakter”,
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/2464/1/BUKU%20IMPLEMENTASI%20PENDIDIKAN%20KA
RAKTER.pdf ( diakses pada Minggu 06 Oktober 2019, Pukul 08.00 WIB)
2
Haryanto, “Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewan Tara”,
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656343/penelitian/PENDIDIKAN+KARAKTER+MENURUT+KI+
HAJAR+DEWANTORO.pdf (diakses pada Minggu 06 Oktober 2019, Pukul 08.00 WIB)
1
fungsi pendidikan bukan hanya mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga harus
membentuk karakter anak bangsa menjadi pribadi berakhlak.
2
1.3 Rumusan Masalah
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Adapun arti dari pendidikan karakter yang terdapat dalam buku Model
Implementasi Pendidikan Karakter ialah “Pendidikan karakter juga dapat
didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia
(good character) dari peserta didik dengan mempraktikan dan mengajarkan
nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan
dengan sesama manusia mauapun hubungannya dengan Tuhannya.”
(Rosidatun, 2018, hal 21).
4
mengambil barang yang bukan haknya, memanggil dengan panggilan yang
baik, menyayangi teman, dan memperlakukan hewan dengan baik. Dengan
demikian, jelas bahwa kita menginginkan agar peserta didik kita berkata jujur
(tidak bohong), adil, sopan santun, menghormati orang tua dan guru,
mengerjakan tugas sekolah yang diberikan oleh guru, dan bersikap baik kepada
setiap orang.
Definisi bullying menurut Black dan Jackson adalah perilaku agresif tipe
proaktif yang didalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi,
menyakiti, atau menyingkirkan adanya ketidaksengajaan untuk mendominasi,
menyakiti atau menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan kekuatan baik
secara fisik, usia atau kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status sosial,
5
serta dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak terhadap
anak lain. (Black dan Jackson, 2007).
Definisi bullying menurut Rigby adalah suatu hasrat untuk menyakiti yang
diperlihatkan ke dalam aksi secara langsung oleh seseorang atau sekelompok
yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan
secara senang yang tujuannya untuk membuat korban menderita. (Rigby,
1994).
6
2) Keinginan Untuk Mencederai (Desire To Hurt)
Teori yang beranggapan bahwa dalam bullying tidak ada kecelakaan atu
kekeliruan dan tidak ada ketidaksengajaan dalam pengucilan korbannya.
Bullying berarti menyebabkan kepedihan emosional atau luka fisik,
melibatkan tindakan yang dapat melukai dan tentunya menimbulkan rasa
senang dihati sang pelaku saaat menyaksikan penderitaan korbannya.
4) Teror
7
5) Love (Sacrifice for Others)
6) Positive attitude
7) Hard work
8) Integrity (Honesty w/Yourself)
9) Gratitude
10) Humility (Desire to Be Better) (Raising Good Children;1983)
Bagaimana agar ketadanan seorang guru berbuah hal yang baik pada jiwa,
sikap dan perilaku peserta didiknya dimasa akan datang, maka seorang guru
haruslah ‘profesional’ dalam pengajaran dan hubungan social. Bukan
professional ‘to have’ tetapi professional ‘to be’. Bukan professional
8
disebabkan kebendaan (materi) tetapi professional bersumber dari ‘penguasaan
diri’, ‘pengabdian’ dan ‘kehormatan’ diri dan bangsanya. Sehingga dalam
prosesnya ‘mengajar’ akan menjadi cara hidup seorang guru untuk mencapai
kemanfaatan sebanyak-banyaknya melalui ‘pengabdiannya’ dan proses
menebarkan ‘kehormatan’ tersebut pada hati, kepala dan pancaindera peserta
didiknya.
9
BAB III
PEMBAHASAN
1) Penindasan Lisan
Penindasan lisan atau verbal bullying merupakan tindakan
penindasan yang dilakukan melalui perkataan atau pun ucapan.
Pada umumnya, penindasan jenis ini banyak dilakukan oleh
10
orang-orang yang sudah berteman dekat satu sama lainnya,
namun jika ucapan itu keluar dari orang asing atau pun dilakukan
secara berlebihan maka akan mempengaruhi kondisi mental
korban.
2) Penindasan Fisik
Penindasan fisik atau physical bullying adalah tindakan
penindasan yang berkaitan dengan fisik atau tubuh. Sering juga
dikenal dengan sebutan tindak kekerasan. Penindasan jenis ini
lebih parah jika dibandingkan dengan penindasan lisan karena
dampak yang ditimbulkannya dapat langsung terlihat oleh kasat
mata karena adanya kontak fisik langsung dan ditambah dengan
tekanan yang dapat menghancurkan mental korban.
3) Penindasan Sosial
Penindasan sosial atau social bullying adalah
jenis penindasan yang tidak hanya dilakukan oleh satu orang.
Sering juga dikenal dengan sebutan tindakan pengucilan, dimana
seorang individu ditinggalkan dan diabaikan oleh lingkungannya
membuat dia terpaksa menyendiri. Sama seperti penindasan
verbal, jenis penindasan ini dapat mempengaruhi kesehatan
mental korban.
11
5) Penindasan Seksual
12
c) Ras
Indonesia merupakan negara dengan beragam adat istiadat
dan budaya yang dating dari berbagai daerah. Indonesia
memiliki tujuh macam ras yang tersebar di daerahnya, tetapi
saat mereka memasuki suatu lingkungan yang menjadikan
mereka kaum minoritas disitulah muncul kesempatan untuk
melakukan tindakan penindasan. Tindakan penindasan atau
bullying yang terjadi adalah penindasan verbal atau
penindasan social.
d) Karakter
Setiap orang memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda,
namun di saat mereka tidak bisa menyesuaikan karakternya
dengan harapan lingkungan dan lingkungan memutuskan
untuk tidak menerima watak korban apa adanya maka akan
berpotensi memunculkan tindakan penindasan. Tindakan
penindasan atau bullying yang terjadi adalah penindasan
verbal atau penindasan social. Kembali lagi seperti
penyebab-penyebab yang telah dijelaskan, ketika seseorang
menjadi individu minoritas di suatu lingkungan maka akan
meningkatkan potensi penindasan.
13
menumpahkan emosinya ke orang lain dengan melalui
tindakan penindasan.
b) Kesulitan Mengendalikan Emosi
Bagi orang-orang yang memiliki masalah dengan
pengendalian emosi yang mereka miliki, penindasan
merupakan salah satu jalan terburuk namun termudah yang
mereka lakukan untuk menyalurkan emosi yang mereka
pendam, bagi pelaku penindasan masalah kecil yang
awamnya dianggap sepela dapat dibesar-besarkan, begitu
pun sebaliknya di saat adanya tindakan kebaikan dari orang
lain atau lingkungannya maka itu tidak dianggap baik
olehnya.
c) Memiliki Keluarga Disfungsional
Tidak semua orang terlahir di keluarga yang
harmonis, ada pula mereka yang kurang beruntung dan harus
tumbuh di lingkungan keluarga yang disfungsional. Sekolah
pertama atau pelajaran pertama yang didapat oleh anak
berasal dari keluarga, maka dari itu jika keluarga yang
dimilikinya disfungsional atau tidak harmonis maka
pelajaran yang anak itu dapatkan tidak akan baik. Anak tidak
mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dan
akhirnya melampiaskan emosinya di luar lingkungan rumah,
anak pun akan mengikuti perilaku orang tuanya.
d) Mendapatkan Keuntungan
Setelah dilakukannya tindakan penindasan, pelaku
akan merasa dirinya mendapatkan keuntungan antara lain,
emosinya yang tersalurkan, mendapat kekuasaan di
lingkungannya, ada pun jika dilakukan pemerasan maka
pelaku akan mendapatkan asupan ekonomi dari tindakan
penindasannya. Dengan dirasakannya keuntungan, pelaku
merasa menang dan akan terus melakukan tindak
penindasan.
14
e) Egois
Pelaku tindakan penindasan merupakan individu
dengan rasa ego yang besar dan kurangnya rasa empati di
dalam dirinya. Mereka tidak memikirkan apa yang akan
dirasakan oleh korbannya dan terus melakukan tindak
penindasan untuk kepuasan hati mereka sendiri.
f) Merupakan Korban Penindasan
Merupakan terusan dari poin penjelasan sebelumnya
ketika seseorang merupakan korban penindasan dan mereka
merupakan individu dengan rasa ego yang besar maka akan
timbul keinginan untuk membalas dendam. Contohnya
asalah jika pelaku penindasan merupakan korban penindasan
di rumahnya atau di dunia maya.
1) Depresi
15
dalamnya termasuk hialngnya semangat belajar yang nantinya
akan mempengaruhi karir korban.
2) Gangguan Kecemasan
16
Menurut Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional 2010,
pendidikan karakter bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional dan karakter yang sudah mencakup keempat aspek tersebut
adalah:
17
14) Cinta damai, tidak menimbulkan keributan dan menjadi profokator di
lingkungan
15) Gemar membaca, dapat meningkatkan kemampuan literasi sehingga
memperluas wawasan yang dimiliki
16) Peduli lingkungan, bersikap kritis terhadap masalah yang terjadi di
sekitar dan dapat menemukan solusi yang tepat bagi lingkungan
17) Peduli sosial, kiritis terhadap masalah social yang muncul di
lingkungan dan dapat menyelesaikannya dengan solusi yang tepat
18) Tanggung jawab, sikap sadar diri dan amanah terhadap tugas dan
kewajiban yang dimiliki.
Adapun tiga fungsi dari Pendidikan karakter menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional, 2010
adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan potensi kalbu atau nurani atau afektif peserta didik
sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa
b) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religious
c) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan bertanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa
d) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
e) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan
Melihat dari fungsi dan cakupan Pendidikan karakter dan fungsi yang
dimiliki dapat dikatakan bahwa Pendidikan karakter merupakan aspek yang
sangat penting dan pengaplikasiannya pun diatur di dalam undang-undang antara
lain di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di
18
dalam Bab II Pasal 2 yang mengatakan “Pendidikan nasional berdungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Dengan membunyikan isi yang sama pendidikan karakter ini pun diatur di
dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional, Ketetapan MPRS No.XXVII/MPR/1966, Ketetapan MPR
No.II/MPR/1988, Permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan, dan Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang Standar kompetensi
Lulusan. Dari semua isi peraturan tersebut menjelaskan bahwa pendidikan
karakter tidak hanya berlaku di dalam sekolah, tetapi selama individu itu
merupakan peserta didik yang artinya meliputi lingkungan kampus.
19
b) Budaya Organisasi
Di dalam lingkungan kampus terdapat berbagai macam jenis kepengurusan
atau organisasi dari mulai tingkat departemen atau jurusan, naik menjadi
tingkat fakultas, dan terakhir menjadi tingkat universitas. Tidak hanya
berhenti disitu mahasiswa pun dapat mengikuti organisasi di luar
lingkungan kampus seperti himpunan. Dengan ini, dalam menerapkan salah
satu aspek Pendidikan karakter yaitu komunikatif.
c) Kegiatan Kemahasiswaan
Di setiap universitas atau kampus pasti memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa
atau UKM yang di dalamnya mengelompokan mahasiswa berdasarkan
potensi dan kelebihan serta bakatnya masing-masing. Dengan ini, dalam
memicu peserta didik untuk mengembangkan kreatifitasnya dan terus
berinovasi dalam mengembangkan dirinya menjadi lebih baik tidak hanya
di bidang akademis tetapi di bidang sosial dan budaya.
d) Kegiatan Keseharian
Dua aspek di dalam Pendidikan karakter adalah peduli lingkungan dan
peduli social. Mahasiswa diharapkan dapat aktif di dalam kegiatan sehari-
harinya yakni di lingkungan hidupnya sehingga dapat mengetahui masalah-
masalah yang sedang dihadapi dan dapat menemukan solusi yang cepat dan
tepat dalam menyelesaikannya.
e) Budaya Akademik
Yang paling penting karena mahasiswa merupakan peserta didik yang masih
menuntut ilmu maka untuk dapat memenuhi aspek Pendidikan karakter
kerja keras, mandiri, dan rasa ingin tahu mahasiswa haruslah terus
mendalami pelajaran akademis yang dimilikinya sesuai dengan jurusan
mereka. Dengan itu, pada akhirnya mereka akan menjadi generasi penerus
bangsa yang dapat memakmurkan dan mengambangkan Indonesia sesuai
dengan aspek Pendidikan karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
20
mengetahui pengaruh penerapan dari Pendidikan karakter di lingkungan
kampus terhadap tingkat penindasan yang terjadi. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa kasus penindasan di tingkat perguruan tinggi
menduduki peringkat terendah dengan sebanyak 3%. Maka dari itu, dari fakta
tersebut saja dapat dilihat bahwa Pendidikan karakter yang telah dimulai sejak
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas sudah meminimalisir tingkat
penindasan yang terjadi di lingkungan kampus.
8%
92%
21
PERLUKAH PENDIDIKAN KARAKTER DITERAPKAN
UNTUK MEMINIMALISIR TINGKAT PENINDASAN DI
LINGKUNGAN KAMPUS?
YA TIDAK
0%
100%
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari data di atas adalah bahwa
Pendidikan Karakter memberikan pengaruh yang baik terhadap tingkat kasus
penindasan yang terjadi di lingkungan kampus. Mengapa bisa begitu? Seperti
yang sudah dijabarkan sebelumnya bahwa penyebab dari penindasan jika
dilihat dari sisi pelaku adalah kurangnya pembentukan karakter saling
menghargai, toleransi, dan pengendalian emosi. Sebaliknya, di dalam
pendidikan karakter mengandung aspek-aspek yag mewujudkan peserta didik
dengan watak dan karakter yang sesuai dengan agama, Pancasila, dan norma-
norma yang berlaku di dalam masyarakat.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
23
Dengan terus ditanamkannya nilai-nilai kebaikan tersebut, dapat
dipastikan jika tingkat bullying di lingkungan mahasiswa akan berkurang.
Hal tersebut tidak kelas dari pemikiran para ahli bahwa pendidikan karakter
berpengaruh besar pada perilaku manusia. Pendidikan karakter yang
diajarkan sejak dini akan melahirkan anak-anak yang memuliki mental sehat.
Jelaslah bahwa pendidikan karakter sangat berpengaruh pada tingkat bullying
yang terjadi di kampus.
4.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Sri, Lisye (2019, Mei 02). KPAI : Angka Kekerasan Pada Anak Januari-April 2019
Masih Tinggi. Dikutip 04 Oktober 2019 dari News Detik
Suara Merdeka (2017, Juli 27). Bullying Urutan Keempat Kasus Kekerasan Anak
di Indonesia. Dikutip 4 Oktober 2019 dari Suara Merdeka
25
Surhayanto, Arby (2019, 21 Oktober) 12 Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap
Jiwa Anak
Surhayanto, Arby (2019, 21 Oktober). Teori Bullying Dalam Psikologi yang Wajib
Diketahui
26