Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI DIRI

D
I

S
U
S
U
N

O
L
E
H

Nurmala,S.Pd
DESKRIPSI REFLEKSI

Refleksi diri adalah bentuk usaha yang saya lakukan untuk meningkatkan kualitas diri
saya sebagai Perbaikan seorang pendidik. Berbagai upaya perbaikan saya lakukan sebagai bentuk
kewajiban, tanggung jawab, serta kesadaran sebagai seorang pendidik agar senantiasa bisa
meningkatkan kualitas diri sebagai guru profesional. Upaya perbaikan diri yang saya lakukan
adalah dengan merefleksi kembali Penelitian Tindakan Kelas yang sudah saya buat .

Pada September Tahun 2022, Saya membuat Penelitian Tindakan Kelas pada siswa
kelas VII-3 SMPN 1 Siak Kecil. Namun masih banyak kekurangan- kekurangan dalam
penyususan baik dari kata-kata dan kalimat, serta metode dan tekniknya.Kemudian saya
melakukan refleksi atas karya saya agar ada kemajuan saya dalam penulisan .Refleksi antara lain
: judul, sumber penelitian, metode dan teknik yang digunakan dalam penyusunan langkah-
langkah pembutan Peneltian Tindakan Kelas(PTK).

REFLEKSI PELAKSANAAN PENELLITIAN TINDAKAN KELAS


Nama Peneliti : Nurmala, S.P.d

Judul Penelitian : MENGENAL BAHAYA BULLYING MELALUI BIMBINGAN


KLASIKAL DENGAN TEKNIK DISKUSI DI KELAS VII-3 SMPN 1
SIAK KECIL
Tempat Penelitian : SMPN 1 Siak Kecil
Objek Penelitian : siswa kelas VII-3

Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh rendahnya pemahaman bahaya
bullying peserta didik. Terlihat dari pemahaman peserta didik tentang bahaya bullying masih
rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bahaya bullying peserta didik
melalui layanan bimbingan klasikal dengan teknik diskusi.Penelitian ini bertujuan untuk
mengurangi perilaku bullying di SMPN 1 Siak Kecil kelas VII.-3 melalui metode diskusi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), Penelitian ini dilaksanakan di
SMPN 1 Siak Kecil. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII-3 SMPN 1 Siak Kecil yang
terdiri dari 27 siswa. populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII dan sampel yang
digunakan yaitu kelas VII-3.
Metode pengumpulan data dalam penlitian ini menggunakan angket pemahaman
bahaya bullying. Tahapan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, tindakan,observasi dan
refleksi. Bimbingan dan Konseling di sekolah bertujuan untuk membantu siswa untuk mengenal
pribadinya, mengenal lingkungannya dan merencanakan masa depannya. Siswa dibimbing dan
diarahkan untuk menjalani tugas perkembangan yang harus dilaluinya, namun dalam
kenyataannya seringkali siswa menemukan berbagai hambatan dan kesulitan.
Perkembangan dalam dunia pendidikan membawa dampak perubahan pada berbagai
aspek pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien pada perkembangan
pendidikan dipengaruhi oleh suasana yang kondusif dan diciptakan oleh semua komponen
pendidikan untuk berperan aktif dalam mengantar peserta didik agar tercapai tujuan yang
diharapkan. Di dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas Pasal 1 menjelaskan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Guna mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kondisi belajar yang kondusif,
aman, dan nyaman serta jauh dari berbagai tindakan yang mungkin dapat membahayakan diri
siswa. Akhir-akhir ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di Indonesia. Salah
satunya yang cukup marak yaitu kasus kekerasan atau agresivitas baik oleh guru terhadap siswa,
maupun antar sesama siswa sendiri. Kekerasan yang dilakukan tak hanya secara fisik namun juga
secara psikologis. Kekerasan seperti ini merupakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak yang
merasa diri lebih berkuasa atas pihak yang dianggap lebih lemah disebut dengan bullying
(Sejiwa, 2008). Menurut Rigby (2007) bullying merupakan hasrat untuk menyakiti.
Penanganan kasus ini menyadarkan banyak pihak, sayangnya banyak pihak yang
tersadar setelah adanya korban. Jika peraturan dan kebijakan yang telah ada dijalankan dengan
baik dunia pendidikan tidak harus menelan korban bunuh diri. Banyaknya kasus kekerasan yang
terjadi di sekolah menjadikan pendidikan tidak dapat terlaksana secara maksimal. Menurut
beberapa ahli kekerasan yang terjadi di sekolah berasal dari tindakan bullying. Menurut Priyatna
(2010: 2) “satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying, baik itu di
sekolah, di lingkungan masyarakat maupun di dunia maya”.
Begitupun sebaliknya satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan tindakan
bullying pada temannya. Bullying di sekolah bisa dilakukan oleh individu ke individu, kelompok
ke individu atau kelompok ke kelompok. Tak jarang pula terjadi dari guru ke siswa. Tujuannya
adalah pelaku ingin menunjukkan kekuatan kepada yang lain. Menurut Sucipto (2012) bullying
dapat berbentuk fisik seperti pukulan, tendangan,tamparan, dorongan, serta serangan fisik
lainnya. Yang berbentuk non fisik bullying dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu verbal
maupun nonverbal. Selain peran sekolah dan komponennya, disini guru Bimbingan Konseling
(BK) Sangat berperan penting. Beberpa penanganan yang dilakukan untuk bullying yang jauh
untuk mengantisipasi fenomena yang terjadi saat ini. Seperti memberikan layanan yang bersifat
preventif dengan memberikan layanan klasikal.
Jadi berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari bimbingan klasikal adalah membantu semua peserta didik agar memperoleh
perkembangan yang optimal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar
hidupnya dan juga bimbingan klasikal mempunyai manfaat bagi guru dan bagi peserta didik
antara yaitu terjalinnya hubungan emosional antara guru bimbingan dan konseling dengan
peserta didik, terjadinya komunikasi langsung antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan
peserta didik, terjadinya tatap muka, saling berdialog dan serta observasi yang dilakukan Guru
Bimbingan dan Konseling terhadap kondisi peserta didik dalam suasana belajar di kelas.
Menurut POP BK (2016: 63) adapun langkah-langkah bimbingan klasikal yaitu :
1) Persiapan
a) Mengajukan jadwal masuk kelas 2 jam setiap kelas/minggu untuk ditetapkan pimpinan
sekolah sesuai kalender akademik SMP.
b) Mempersiapkan topik materi bimbingan klasikal, yang dirumuskan berdasarkan Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) 11 (Ditjen PMPTK 2007), masalah
yang dihadapi peserta didik/konseli yang diases menggunakan AUM atau DCM, dan
Instrumen lain yang relevan.
c) Menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan
sistematika sebagaimana disajikan dalam format RPL.
d) Mengdokumentasikan rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal yang akan
diberikan.

2) Pelaksanaan
a) Melaksanakan layanan bimbingan klasikal sesuai jadwal dan materi yang telah
dirancang.
b) Mengdokumentasikan rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal yang telah
diberikan.
c) Mencatat perisitiwa dan atau hal-hal yang perlu diperbaiki dan atau tindak lanjut setelah
layanan bimbingan klasikal dilaksanakan.

Tidak dapat disangkal bahwa persoalan karakter dalam kehidupan manusia di muka
bumi sejak dulu sampai sekarang dan juga zaman yang akan datang, merupakan suatu persoalan
yang besar dan penting, kalau tidak dikatakan persoalan hidup dan matinya suatu bangsa. Fakta-
fakta sejarah telah cukup banyak memperlihatkan kepada kita bukti bahwa kekuatan dan
kebesaran suatu bangsa pada hakikatnya berpangkal pada kekuatan karakternya, yang menjadi
tulang punggung bagi setiap bentuk kemajuan lahiriah bangsa tersebut
Priyatna (2010 : 2) bullying yaitu “tindakan yang sengaja oleh pelaku pada korbannya
yang dilakukan secara berulang-ulang, dan disadari perbedaan power yang mencolok”. Jadi,
menurut Priyatna bullying adalah tindakan dari pelaku yang lebih kuat kepada yang lebih lemah,
jika ada perkelahian yang dilakukan antar anak yang memiliki ukuran fisik dan kekuatan yang
sama itu bukan termasuk tindakan bullying.
Selain itu, dampak buruk yang dapat terjadi pada anak yang menjadi pelaku tindakan
bullying, antara lain:
1) Sering terlibat dalam perkelahian
2) Resiko mengalami cedera akibat perkelahian
3) Melakuan tindakan pencurian
4) Minum alkohol,
5) Merokok
6) Menjadi biang kerok disekolah
7) Kabur dari sekolah atau minggat
8) Gemar membawa senjata tajam
9) Yang terparah : menjadi perilaku tindak criminal

1. Tips untuk guru dalam mengatasi perundugan (bullying)


Bullying dapat terjadi pada semua orang dan dapat dihentikan oleh semua orang.Apa
yang harus kita lakukan ketika anak memberi tahu ke kita bahwa dia dibully atau dilecehkan?
1. Tanggapi kejadian itu dengan serius.
2. .Hargai dan berterims kasihlah pada siswa tersebut karena telah melaporkan kepada anda.
3. Yakinkan di bahwa itu bukan salahnya.
4. Tunjukkan empati.
5. Bantu anak yang dibully untuk membela dirinya sendiri, bahwa sia bisa mengatakan tidak
suka jika dikerjai oleh temannya.
6. Tanya kepada anaka tentang apa yang dapat dilakukan untuk membuat dia merasa aman.
7. Bicaralah dengansetiap anak terlibat dalam situasi ini secara terpisah, dan hindari
menyalahkan,mengkritik, atau meneriaki didepan wajah merela.Berilah dorongan dan
menghargai nilai kejujuran mereka.
8. Pertimbangkan peran atau pengaruh kelompok, bullying terkadang dilakukan oleh
kelompok. Jika dilakukan seorang anak, dengan bantuan dan dorongan oleh teman-teman
lain merek juga harus dikenakan konsekuensinya bersama, terutam agar mengetahui
dampak perbuatan mereka kepada anak yang dibully, dan meminta maaf.
9. Ambil tindakan kepada pelaku bullying.Beritahu si anak bahwa orang tuanya dan kelas
mengenai perkembangan kasusnya, dengan menghormati semua pihak.
10. Tindak lanjuti secara teratur dengan anak tersebut mengeani kemajuan yang dibuat
mengenai masalah ini sesudahnya.
11. Jika perlu carilah bantuan dari pihak eksternal. Ketika kita menhadapi masalah yang parah
atau signifikan yang tidak kita ketahui cara mengatasinya, laporkan kepada guru
konseling sekolah, atau pekerja social atu psikolog.

2. Bagaimana cara menghadapi anak-anak yang menjadi pelaku bullying?


a. Dengan mendengarkan cerita mereka.
b. Soroti perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat diterima dan ingatkan mereka akan
aturan dan pedoman anti bullying yang dibuat ditingkat kelas /kelas.
c. Bantu mereka dengan memahami alasan di balik perilaku bullying mereka mereka
(seperti apakah mereka punya masalah dirumah, kurangnya perhatian, pengalaman
bullying sebelumnya)
d. Tunjukkan empati dan kasih saying dengan membagikan perasaan anak yang dibully.
e. Terapkan konsekuensi tertentu untuk membantu mereka belajar dari situasi
ini.Konsekensi yang diberikan harus berhubungan dengan kesalahan mereka, tetap
menghormati anak sebagai pelaku, masuk akal dan logis, serta dapat diterima untuk
mengajarkan anak agar berperilaku lebih baik.
f. Anak yang harus memperbaiki kesalahannya. MIsalnya, dengan meminta maaf kepada
anak yang dibully, melakukan sesuatu yang baik padanya agar dia merasa lebih baik,
membantunya menyelesaikan sesuatu yang sedang dia kerjakan, memperbaiki atau
mengganti sesuatu yang mereka hancurkan atau curi.
g. Menghargai dan mengenal segala perubahan perilaku yang positif, termasuk mengakui
kesalahan.
h. Jelaskan bahwa untuk menerima hak dikelas atau sekolah, mereka harus mematuhi
peraturan,Hak tersebut misalnya untuk berpartisipasi dalam acara sekolah bergabung
dalam ekskul, perjalanan study tour, pelajaran olahraga, kegiatan pentas seni.
i. Bicaralah kepada orang tua mereka dan saling menyetujui rencana agar berbuat baik.
Didalam kelas saya, yang saya lakukan untuk untuk mencegah atau mengurangi bullying pada
teman yaitu:
1. Menddidik diri sendiri tentang bullying dan kekerasan antar sebaya dengan
membaca dan berbagi informasi sesame teman sejawat.
2. Membuat peraturan yang tegas dan jelas terhadap bullying serta buat
kesepakatan

REFLEKSI DIRI

D
I

S
U
S
U
N

O
L
E
H

Nurmala,S.Pd
DESKRIPSI REFLEKSI

Refleksi diri adalah bentuk usaha yang saya lakukan untuk meningkatkan kualitas diri
saya sebagai Perbaikan seorang pendidik. Berbagai upaya perbaikan saya lakukan sebagai bentuk
kewajiban, tanggung jawab, serta kesadaran sebagai seorang pendidik agar senantiasa bisa
meningkatkan kualitas diri sebagai guru profesional. Upaya perbaikan diri yang saya lakukan
adalah dengan merefleksi kembali Penelitian Tindakan Kelas yang sudah saya buat .

Pada September Tahun 2022, Saya membuat Penelitian Tindakan Kelas pada siswa
kelas VII-3 SMPN 1 Siak Kecil. Namun masih banyak kekurangan- kekurangan dalam
penyususan baik dari kata-kata dan kalimat, serta metode dan tekniknya.Kemudian saya
melakukan refleksi atas karya saya agar ada kemajuan saya dalam penulisan .Refleksi antara lain
: judul, sumber penelitian, metode dan teknik yang digunakan dalam penyusunan langkah-
langkah pembutan Peneltian Tindakan Kelas(PTK).

REFLEKSI PELAKSANAAN PENELLITIAN TINDAKAN KELAS


Nama Peneliti : Nurmala, S.P.d

Judul Penelitian : MENGENAL BAHAYA BULLYING MELALUI BIMBINGAN


KLASIKAL DENGAN TEKNIK DISKUSI DI KELAS VII-3 SMPN 1
SIAK KECIL
Tempat Penelitian : SMPN 1 Siak Kecil
Objek Penelitian : siswa kelas VII-3

Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh rendahnya pemahaman bahaya
bullying peserta didik. Terlihat dari pemahaman peserta didik tentang bahaya bullying masih
rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bahaya bullying peserta didik
melalui layanan bimbingan klasikal dengan teknik diskusi.Penelitian ini bertujuan untuk
mengurangi perilaku bullying di SMPN 1 Siak Kecil kelas VII.-3 melalui metode diskusi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), Penelitian ini dilaksanakan di
SMPN 1 Siak Kecil. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII-3 SMPN 1 Siak Kecil yang
terdiri dari 27 siswa. populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII dan sampel yang
digunakan yaitu kelas VII-3.
Metode pengumpulan data dalam penlitian ini menggunakan angket pemahaman
bahaya bullying. Tahapan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, tindakan,observasi dan
refleksi. Bimbingan dan Konseling di sekolah bertujuan untuk membantu siswa untuk mengenal
pribadinya, mengenal lingkungannya dan merencanakan masa depannya. Siswa dibimbing dan
diarahkan untuk menjalani tugas perkembangan yang harus dilaluinya, namun dalam
kenyataannya seringkali siswa menemukan berbagai hambatan dan kesulitan.
Perkembangan dalam dunia pendidikan membawa dampak perubahan pada berbagai
aspek pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien pada perkembangan
pendidikan dipengaruhi oleh suasana yang kondusif dan diciptakan oleh semua komponen
pendidikan untuk berperan aktif dalam mengantar peserta didik agar tercapai tujuan yang
diharapkan. Di dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas Pasal 1 menjelaskan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Guna mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kondisi belajar yang kondusif,
aman, dan nyaman serta jauh dari berbagai tindakan yang mungkin dapat membahayakan diri
siswa. Akhir-akhir ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di Indonesia. Salah
satunya yang cukup marak yaitu kasus kekerasan atau agresivitas baik oleh guru terhadap siswa,
maupun antar sesama siswa sendiri. Kekerasan yang dilakukan tak hanya secara fisik namun juga
secara psikologis. Kekerasan seperti ini merupakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak yang
merasa diri lebih berkuasa atas pihak yang dianggap lebih lemah disebut dengan bullying
(Sejiwa, 2008). Menurut Rigby (2007) bullying merupakan hasrat untuk menyakiti.
Penanganan kasus ini menyadarkan banyak pihak, sayangnya banyak pihak yang
tersadar setelah adanya korban. Jika peraturan dan kebijakan yang telah ada dijalankan dengan
baik dunia pendidikan tidak harus menelan korban bunuh diri. Banyaknya kasus kekerasan yang
terjadi di sekolah menjadikan pendidikan tidak dapat terlaksana secara maksimal. Menurut
beberapa ahli kekerasan yang terjadi di sekolah berasal dari tindakan bullying. Menurut Priyatna
(2010: 2) “satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying, baik itu di
sekolah, di lingkungan masyarakat maupun di dunia maya”.
Begitupun sebaliknya satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan tindakan
bullying pada temannya. Bullying di sekolah bisa dilakukan oleh individu ke individu, kelompok
ke individu atau kelompok ke kelompok. Tak jarang pula terjadi dari guru ke siswa. Tujuannya
adalah pelaku ingin menunjukkan kekuatan kepada yang lain. Menurut Sucipto (2012) bullying
dapat berbentuk fisik seperti pukulan, tendangan,tamparan, dorongan, serta serangan fisik
lainnya. Yang berbentuk non fisik bullying dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu verbal
maupun nonverbal. Selain peran sekolah dan komponennya, disini guru Bimbingan Konseling
(BK) Sangat berperan penting. Beberpa penanganan yang dilakukan untuk bullying yang jauh
untuk mengantisipasi fenomena yang terjadi saat ini. Seperti memberikan layanan yang bersifat
preventif dengan memberikan layanan klasikal.
Jadi berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari bimbingan klasikal adalah membantu semua peserta didik agar memperoleh
perkembangan yang optimal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar
hidupnya dan juga bimbingan klasikal mempunyai manfaat bagi guru dan bagi peserta didik
antara yaitu terjalinnya hubungan emosional antara guru bimbingan dan konseling dengan
peserta didik, terjadinya komunikasi langsung antara Guru Bimbingan dan Konseling dengan
peserta didik, terjadinya tatap muka, saling berdialog dan serta observasi yang dilakukan Guru
Bimbingan dan Konseling terhadap kondisi peserta didik dalam suasana belajar di kelas.
Menurut POP BK (2016: 63) adapun langkah-langkah bimbingan klasikal yaitu :
1) Persiapan
e) Mengajukan jadwal masuk kelas 2 jam setiap kelas/minggu untuk ditetapkan pimpinan
sekolah sesuai kalender akademik SMP.
f) Mempersiapkan topik materi bimbingan klasikal, yang dirumuskan berdasarkan Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) 11 (Ditjen PMPTK 2007), masalah
yang dihadapi peserta didik/konseli yang diases menggunakan AUM atau DCM, dan
Instrumen lain yang relevan.
g) Menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan
sistematika sebagaimana disajikan dalam format RPL.
h) Mengdokumentasikan rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal yang akan
diberikan.

2) Pelaksanaan
d) Melaksanakan layanan bimbingan klasikal sesuai jadwal dan materi yang telah
dirancang.
e) Mengdokumentasikan rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal yang telah
diberikan.
f) Mencatat perisitiwa dan atau hal-hal yang perlu diperbaiki dan atau tindak lanjut setelah
layanan bimbingan klasikal dilaksanakan.

Tidak dapat disangkal bahwa persoalan karakter dalam kehidupan manusia di muka
bumi sejak dulu sampai sekarang dan juga zaman yang akan datang, merupakan suatu persoalan
yang besar dan penting, kalau tidak dikatakan persoalan hidup dan matinya suatu bangsa. Fakta-
fakta sejarah telah cukup banyak memperlihatkan kepada kita bukti bahwa kekuatan dan
kebesaran suatu bangsa pada hakikatnya berpangkal pada kekuatan karakternya, yang menjadi
tulang punggung bagi setiap bentuk kemajuan lahiriah bangsa tersebut
Priyatna (2010 : 2) bullying yaitu “tindakan yang sengaja oleh pelaku pada korbannya
yang dilakukan secara berulang-ulang, dan disadari perbedaan power yang mencolok”. Jadi,
menurut Priyatna bullying adalah tindakan dari pelaku yang lebih kuat kepada yang lebih lemah,
jika ada perkelahian yang dilakukan antar anak yang memiliki ukuran fisik dan kekuatan yang
sama itu bukan termasuk tindakan bullying.
Selain itu, dampak buruk yang dapat terjadi pada anak yang menjadi pelaku tindakan
bullying, antara lain:
1) Sering terlibat dalam perkelahian
2) Resiko mengalami cedera akibat perkelahian
3) Melakuan tindakan pencurian
4) Minum alkohol,
5) Merokok
6) Menjadi biang kerok disekolah
7) Kabur dari sekolah atau minggat
8) Gemar membawa senjata tajam
9) Yang terparah : menjadi perilaku tindak criminal

1. Tips untuk guru dalam mengatasi perundugan (bullying)


Bullying dapat terjadi pada semua orang dan dapat dihentikan oleh semua orang.Apa
yang harus kita lakukan ketika anak memberi tahu ke kita bahwa dia dibully atau dilecehkan?
12. Tanggapi kejadian itu dengan serius.
13. .Hargai dan berterims kasihlah pada siswa tersebut karena telah melaporkan kepada anda.
14. Yakinkan di bahwa itu bukan salahnya.
15. Tunjukkan empati.
16. Bantu anak yang dibully untuk membela dirinya sendiri, bahwa sia bisa mengatakan tidak
suka jika dikerjai oleh temannya.
17. Tanya kepada anaka tentang apa yang dapat dilakukan untuk membuat dia merasa aman.
18. Bicaralah dengansetiap anak terlibat dalam situasi ini secara terpisah, dan hindari
menyalahkan,mengkritik, atau meneriaki didepan wajah merela.Berilah dorongan dan
menghargai nilai kejujuran mereka.
19. Pertimbangkan peran atau pengaruh kelompok, bullying terkadang dilakukan oleh
kelompok. Jika dilakukan seorang anak, dengan bantuan dan dorongan oleh teman-teman
lain merek juga harus dikenakan konsekuensinya bersama, terutam agar mengetahui
dampak perbuatan mereka kepada anak yang dibully, dan meminta maaf.
20. Ambil tindakan kepada pelaku bullying.Beritahu si anak bahwa orang tuanya dan kelas
mengenai perkembangan kasusnya, dengan menghormati semua pihak.
21. Tindak lanjuti secara teratur dengan anak tersebut mengeani kemajuan yang dibuat
mengenai masalah ini sesudahnya.
22. Jika perlu carilah bantuan dari pihak eksternal. Ketika kita menhadapi masalah yang parah
atau signifikan yang tidak kita ketahui cara mengatasinya, laporkan kepada guru
konseling sekolah, atau pekerja social atu psikolog.

3. Bagaimana cara menghadapi anak-anak yang menjadi pelaku bullying?


j. Dengan mendengarkan cerita mereka.
k. Soroti perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat diterima dan ingatkan mereka akan
aturan dan pedoman anti bullying yang dibuat ditingkat kelas /kelas.
l. Bantu mereka dengan memahami alasan di balik perilaku bullying mereka mereka
(seperti apakah mereka punya masalah dirumah, kurangnya perhatian, pengalaman
bullying sebelumnya)
m. Tunjukkan empati dan kasih saying dengan membagikan perasaan anak yang dibully.
n. Terapkan konsekuensi tertentu untuk membantu mereka belajar dari situasi
ini.Konsekensi yang diberikan harus berhubungan dengan kesalahan mereka, tetap
menghormati anak sebagai pelaku, masuk akal dan logis, serta dapat diterima untuk
mengajarkan anak agar berperilaku lebih baik.
o. Anak yang harus memperbaiki kesalahannya. MIsalnya, dengan meminta maaf kepada
anak yang dibully, melakukan sesuatu yang baik padanya agar dia merasa lebih baik,
membantunya menyelesaikan sesuatu yang sedang dia kerjakan, memperbaiki atau
mengganti sesuatu yang mereka hancurkan atau curi.
p. Menghargai dan mengenal segala perubahan perilaku yang positif, termasuk mengakui
kesalahan.
q. Jelaskan bahwa untuk menerima hak dikelas atau sekolah, mereka harus mematuhi
peraturan,Hak tersebut misalnya untuk berpartisipasi dalam acara sekolah bergabung
dalam ekskul, perjalanan study tour, pelajaran olahraga, kegiatan pentas seni.
r. Bicaralah kepada orang tua mereka dan saling menyetujui rencana agar berbuat baik.
Didalam kelas saya, yang saya lakukan untuk untuk mencegah atau mengurangi bullying pada
teman yaitu:
3. Menddidik diri sendiri tentang bullying dan kekerasan antar sebaya dengan
membaca dan berbagi informasi sesame teman sejawat.
4. Membuat peraturan yang tegas dan jelas terhadap bullying serta buat
kesepakatan

Anda mungkin juga menyukai