Anda di halaman 1dari 8

Mini program

“LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGANTISIPASI TINDAKAN


BULLYING PADA TEMAN SEBAYA DI SMP DENGAN TEKNIK PEMBERIAN
INFROMASI, DISKUSI SERTA TEKNIK PROBLEM SOLVING”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Praktikum BK Pribadi Sosial” Dosen

Pembimbing :

Drs. Martunis, M.Pd.

Evi Rahmiyati, S.Pd.,M.Ed.

Fitra Marsela, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh
:

Shabana Azmi 1906104030038

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN AJARAN
2021
1. Rasional

Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. Menurut
Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan
usaha bimbingan dalam menghadapi dan memcahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian
diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Remaja (Adolescence) adalah individu yang sedang
berada pada masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional”( Santrock 2003). Pada masa ini,
remaja mengalami berbagai macam perubahan dengan melalui proses yang cukup rumit dan
berhubungan dengan tugas perkembangan masa remaja. Hurlock (dalam Pandiangan, 2011:16) “
yang terpenting perubahan sosial yang dialami remaja adalah penyesuaian diri dengan
meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial,
pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru
dalam penerimaan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam menerima atau tidak
menerima anggota-anggota berbagai kelompok sebaya seperti kelompok besar atau geng.

Nilai ini terutama didasarkan pada nilai kelompok sebaya yang digunakan untuk
menilai anggota-anggota kelompok. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi para
remaja berhubungan dengan penolakan teman sebaya adalah munculnya perilaku
bullying. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (dalam Chakrawati, 2015:11)
mengatakan bahwa: “bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang
yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu
mempertahankan diri”. Bullying menurut Andrew Mellor (dalam Musbikin, 2012:122)
mengatakan bahwa “bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya dan direndahkan
oleh tindakan orang lain, baik yang berupa verbal, fisik, maupun mental dan orang
tersebut takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi”. Sejalan dengan pendapat Coloroso
(2004:178) mengatakan bahwa “Bullying is verbal or physical behavior designed to
disturb someone less powerful” Artinya bullying adalah perilaku verbal atau fisik yang
dirancang untuk mengganggu seseorang yang kurang kuat. Maka dapat disimpulkan
bahwa bullying adalah tindakan yang sengaja dilakukan oleh peserta didik atau
sekelompok peserta didik untuk menyakiti peserta didik yang lain baik secara fisik atau
psikis tanpa alasan yang jelas dan terjadi berulang-ulang. Sebagai seorang pendidik
ataupun orang tua sangat penting untuk memahami dampak bullying, bagi korban
tindakan bullying menurut Wiyani (2012:4) mengatakan bahwa dampak yang dapat
terjadi pada anak yang menjadi korban tindakan bullying antara lain: Kecemasan, merasa
kesepian, rendah diri, tingkat kompetensi sosial yang rendah, depresi, penarikan sosial,
keluhan pada kesehatan fisik, lari dari rumah, bunuh diri, dan penurunan performansi
akademik.
Korban dari pelaku bullying akan merasa takut sampai yang terjadi adalah ketika
korbannya adalah peserta didik, mereka malas untuk belajar, prestasi dalam belajar
menurun, menyendiri, mengucilkan diri, depresi sampai akhirnya ingin pindah kelas hal
itu merupakan akibat dari perilaku bullying. Untuk mereka yang menyaksikan tindakan
bullying munurut Prayitna (2010:5) mengatakan resiko bagi mereka yang
menyaksikannya: 1. Menjadi penakut dan rapuh. 2. Sering mengalami kecemasan. 3.
Rasa keamanan diri yang rendah. Berkaitan penelitian ini dampak yang muncul dari
pelaku, korban serta yang menyaksikan tindakan bullying dominan ke perilaku yang
negatif. Bimbingan dan konseling berperan rsebagai sesuatu aktivitas untuk menghindari
dan mengatasi persoalan-persoalan di dalam kehidupan sebenarnya, pengertian konseling
menurut Smith (dalam Prayitno, 2004:100) suatu proses dimana konselor membantu
konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan
pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya. Berkaitan dengan
program ini bimbingan dan konseling untuk peserta didik yang mengalami bullying
adalah proses bantuan yang melibatkan hubungan antar pribadi si konseli dan klien
dengan metode psikologis untuk memperoleh bantuan dalam mengatasi korban yang
mengalami perilaku bullying
Pada layanan bimbingan kelompok terdapat beberapa Teknik dan pendekatan
yang dapat digunakan untuk memberikan informasi bagaimana dampak serta cara
mengatasi perilaku bullying pada teman sebaya. Beberapa teknik yang biasa digunakan
dalam pelaksanaan bimbingan kelompok ini adalah Teknik pemberian informasi, Teknik
diskusi dan juga Teknik problem solving.

2. Deskripsi Kebutuhan
Deskripsi kebutuhan didasarkan pada hasil penelitian yang diterima oleh Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yaitu setidaknya ada 37.381 laporan perihal
perundungan dalam kurun waktu 2011 hingga 2019. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.473
kasus disanyilir di dunia Pendidikan. Konselor sangat perlu memberikan informasi terntang
mengantisipasi kekerasan bullying pada teman sebaya agar peserta didik sadar bahwa
Tindakan seperti bullying adalah Tindakan yang tidak dapat dibenarkan sehingga dibuatlah
bimbingan kelompok untuk mengetahui dampak dan cara mengatasi bully.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil :

3. Tujuan
Tujuan bimbingan kelompok yaitu agar individu mampu memberikan informasi seluas-luasnya
kepada angota kelompok supaya mereka dapat membuat rencana yang tepat serta membuat
keputusan yang memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masa depan serta cenderung
bersifat pencegahan (Mungin, 2005:39). Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok
yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan pribadi, dan
pembahasan masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi
para anggota kelompok (Prayitno, 2004: 310).

Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang
mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu bimbingan kelompok juga bertujuan
untuk mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang
muncul dalam kegiatan ini, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
Sedangkan secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:

a. melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat,


b. melatih siswa untuk bersikap terbuka,
c. melatih siswa untuk membina keakraban dengan teman-temannya,
d. melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri,
e. melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa,
f.  melatih siswa untuk memperoleh keterampilan social, dan
g. melatih siswa untuk mengenali dan memahami dirinya (Amti, 1991: 108-109).
.

Dengan demikian, bimbingan kelompok dilakukan dengan menginformasikan tentang stop


kekerasan/bullying pada teman sebaya dengan Teknik pemberian informasi. Teknik diskusi serta
juga Teknik problem solving dengan bertujuan agar peserta didik memahami bagaimana dampak
langsung dari terjadinya prilaku bullying dan serta mengetahui cara mengatasi prilaku bully.
4. Komponen Layanan Kegiatan

Program bimbingan dan konseling dalam memberikan informasi pada peserta didik dilakukan
dengan layanan dasar yaitu layanan informasi menggunakan strategi bimbingan kelompok .

1) Layanan informasi
Layanan informasi akan diberikan kepada peserta didik dalam bimbingan
kelompok yang bertujuan untuk menginformasikan berbagai hal tentang materi
perundungan yang selanjutnya diharapkan agar peserta didik menerapkan apa
yang telah diinformasikan guru bk ke kehidupan sehari-hari dan peserta didik
dapat lebih waspada dan tidak menjadi pelaku korban perundungan.

5. Bidang Layanan

Bidang layanan pada bimbingan dan konseling meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan
karir. Berdasarkan deskripsi kebutuhan maka bidang layanan yang akan diberikan adalah layanan
bimbingan kelompok.

6. Rencana Operasional (Terlampir)

7. Pengembangan RPLBK (Terlampir)

8. Evaluasi, Pelaporan, Tindak Lanjut

a. Evaluasi

Melakukan evaluasi program layanan yang telah diberikan pada pescrta didik mengenai bullying.
Pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik pemberian informasi, diskusi serta
problem solving dapat membantu peserta didik lebih sadar akan Tindakan perundungan dan lebih
mengantisipasi adanya prilaku perundungan.

b. Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan program layanan BK yang telah diberikan kepada peserta didik mengenai
antisipasi Tindakan bullying pada teman sebaya. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan
teknik pemberian informasi, diskusi serta problem solving peserta didik diharapkan mampu untuk lebih
sadar akan Tindakan bullying bukan prilaku yang baik dan sangat tidak patut untuk dicontoh.
c. Tindak Lanjut

Memberikan upaya tindak lanjut kepada peserta didik berkenaan dengan masalah bullying. Setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok dengan Teknik pemberian informasi, diskusi dan problem
solving, peserta didik diharapkan mampu agar mengamalkan informasi yang telah diberikan, mampu
bersosialisasi dengan teman teman nya dan memiliki hubungan yang baik dengan teman-temannya.
REFERENSI

Sukardi, Ketut, Dewa. 1993.Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Pandiangan, Arini Pinondang. (2011). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Depresi pada
Remaja Awal Korban Bullying. Medan: Skripsi Sarjana Psikologi Universitas Sumatra

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2018/01/13/layanan-bimbingan-kelompok/

https://www.kompas.com/edu/read/2021/03/20/084259871/41-persen-murid-indonesia-alami-
bully-siswa-sma-buat-aplikasi-atasi-trauma?page=all

Anda mungkin juga menyukai