Anda di halaman 1dari 13

Kajian Moral dan Kewarganegaraan.

Volume 08 Nomor 03 Tahun 2020, 1104-1116

PENERAPAN STRATEGI GURU DALAM MENANGANI SCHOOL BULLYING SISWA DI


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAMAN SISWA KOTA MOJOKERTO
(STUDI KASUS DI SMP TAMAN SISWA KOTA MOJOKERTO)
Diana Ika Novitasari
13040254002 (Prodi S-1 PPKn, FISH UNESA) dianaikan@gmail.com
Rr. Nanik Setyowati
0025086704 (PPKn, FISH UNESA) naniksetyowati@unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan penerapan strategi guru dalam menangani school bullying
di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto, (2) Teori Behaviorisme B.F Skinner digunakan untuk
menjawab masalah dalam penelitian ini. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto yang beralamatkan Jl.
Residen Pamuji Mergelo, Purwotengah, Kec. Magersari, Kota Mojokerto Jwa timur 61311. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan teknik
pengumpulan data, penarikan kesimpulan serta keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan strategi guru dalam menangani school bullying di SMP Taman Siswa Kota
Mojokerto yakni (1) mengetahui akar permasalahan terjadinya bullying di sekolah (2) memberikan
hukuman pada siswa yang melakukan pelanggaran (3) memberikan himbauan kepada siswa yang telah
melakukan bullying serta siswa lainnya (4) memberikan beberapa layanan baik dari guru BK maupun
guru yang lainnya. Hambatan dalam mengatasi perilaku bullying di sekolah tersebut yakni: (1)
kesulitan untuk bisa melapor kepada guru dikarenakan tibul rasa ketakutan pada diri korban bullying,
(2) kesulitan dalam mengontrol perilaku siswa pada saat berada di luar kelas serta kurangnya
penerapan guru terhadap perilaku bullying.

Kata Kunci: Penerapan Strategi Guru, perilaku bullying

Abstract

The purpose of this research is: (1) to describe the implementation of teacher strategies in overcoming
behavior of bullying in SMP Taman Siswa Kota Mojokerto, (2) Behaviorism BF Skinner's theory is
used to answer the problem in this study. This research uses a qualitative approach with case study
method. This research in SMP Taman Siswa Kota Mojokerto Jl. Residen Pamuji Mergelo,
Purwotengah, Kec. Magersari, Kota Mojokerto Jawa Timur 61311. Data collection technique used
observation and interview. Data were analyzed using data collection techniques, data presentation,
drawing conclusions, and the validity of the data. The results showed that the strategy of teachers in
dealing with bullying behavior in SMP Taman Siswa Kota Mojokerto namely: (1) determine the root
causes of bullying, (2) provides for punishment, (3) gives an appeal to students who did the bullying
behavior and the other students, (4) provide some services from BK to the student victims of bullying
and bullies. Barriers to cope with bullying behavior: (1) the difficulty in controlling the behavior of the
current students are outside the school, (2) difficulty in controlling student behavior when outside the
classroom and the lack of teacher application of bullying behavior.

Keyword: Implementation of teacher strategy, behavior of bullying.

PENDAHULUAN

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
bertujuan melaksanakan semua proses pembelajaran pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut Ki Hajar
secara optimal dan bermutu untuk dapat melahirkan Dewantara, ada 3 lingkungan pendidikan yang memiliki
siswa yang berkualitas. Siswa dapat memperoleh peranan besar terhadap perilaku serta kepribadian anak
pengetahuan dan wawasan yang diberikan oleh guru yang dikenal dengan “Tri Pusat Pendidikan”. Tri Pusat
dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini manusia Pendidikan meliputi pendidikan di lingkungan keluarga,
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Manusia pendidikan di lingkungan sekolah dan pendidikan
dilingkungan masyarakat. Sekolah merupakan
Penerapan Strategi Guru dalam menangani School Bullying Siswa di Sekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto

lingkungan kedua dimana anak berinteraksi dengan anak-anak, jika ragam kekerasan disekolah tidak di
warga sekolah (kepala sekolah, guru, kariyawan sekolah, antisipasi dengan baik. Jika siswa kerap menjadi korban.
dan siswa lain) dan mengembangkan kemampuannya. Hal ini secara kolektif dapat berdampak buruk terhadap
Andi Priyatna (2010: 78). Perlu diketahui bahwa interaksi
kehidupan bangsa Andri Priyatna (2010:03).
yang dilakukan oleh anak disekolah mengandung muatan
nilai serta aspek-aspek sosiomoral. Banteng merupakan hewan agresif yang suka
Didalam proses interaksi tersebut tidak hanya menyerang siapapun yang berada didekatnya. Sama
berkenaan dengan pendidikan kognisi anak melainkan halnya dengan bullying, suatu tindakan yang di
berkenaan dengan perkembangan aspek-aspek pribadi gambarkan seperti banteng yang cenderung bersifat
lainnya. Sekolah juga bertujuan untuk memfasilitasi destruktif. Bullying merupakan sebuah kondisi dimana
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses telah terjadi penyalah gunaan kekuatan atau kekuasaan
perkembangan siswa agar menjadi pribadi yang sejalan yang dilakukan oleh perseorangan atau kelompok.
dengan norma yang ada di masyarakat di sekolah, siswa Penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan dilakukan pihal
dipersiapkan menjadi seorang pribadi yang memiliki yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi juga secara
kepribadian yang baik. Siswa tidak hanya di didik untuk mental. Sejiwa (2008). Perilaku bullying juga dapat
menjadi warga sekolah yang baik tetapi juga menjadi disebut dengan peer victimization atau hazing. Padahal
warga masyarakat yang baik pula. Pada dasarnya siswa tindakan bullying merupakan suatu fenomena yang
nanti akan terjun dan membaur kedalam lingkungan tersebar diseluruh dunia. Dalam bahasa inggris mob
hidupnya yaitu kehidupan masyarakat dimana siswa akan berarti sekelompok orang yang bersifat anonim yang
menyesuaikan perilaku untuk dapat hidup harmonis terlibat atau bahkan melakukan suatu pelecehan dan
didalam masyarakat. Baharudin dan Nur Wahyudi penekanan terhadap orang lain.
(2008:71). Bullying menurut psikologi Andrew Mellor adalah
Pendidikan harus mempersiapkan siswa agar dapat pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa
hidup berdampingan secara damai dengan orang lain di teraniaya oleh tindakan orang lain dan takut apabila
sekitarnya. Pendidikan mempunyai tugas untuk perilaku tersebut akan terjadi lagi. Ron Banks
membentuk perilaku serta watak pada anak agar kelak memaparkan sebuah penelitian pada tahun 1997 di
dapat menyesuaikan diri pada lingkungan hidupnya. Skandinavia. Ron Banks memaparkan sebuah penelitian
Tentusaja, sekolah tidak hanya menjadi pemeran tunggal pada tahun 1997 di Skandinavia bahwa ada koreksi yang
didalam pembentukan perilaku dan kepribadian anak kuat antara bullying yang dilakuakan oleh siswa selama
tetapi harus berkolaborasi dengan lingkungan rumah dan beberapa tahun. Mereka sebagai korban sering sekali
masyarakat agar lebih optimal. Santrock, Jhon W. mengalami ketakutan untuk sekolah dan menjadi tidak
(2007:98). percaya diri, merasa tidak nyaman serta tidak bahagia.
Beberapa orangtua menyerahkan sepenuhnya dalam Liness Sri Wahyuni dan M. G. Adiyanti, (2010)
hal mendidik anaknya kepada pihak sekolah karena perilaku bullying sebagai intimidasi yang dilakukan oleh
adanya tuntutan dunia kerja yang tidak dipungkiri telah individu atau kelompok baik secara fisik, psikologis,
menyita banyak waktu orangtua tersebut. Padahal sosial, verbal atau emosional, yang dilakukan secara terus
pendidikan yang pertama didapatkan dari lingkungan menerus. Menurut Santrock, Jhon. W (2007:213),
keluarga. Pembentukan perilaku, watak serta kepribadian “bullying didefinisikan sebagai perilaku verbal dan fisik
anak berawal dari lingkunga keluarga. Masing- ,asing yang dimaksudkan untuk mengganggu seseorang yang
keluarga menerapkan pola asuh yang berbeda-beda pula lebih lemah”. Senada dengan hal tersebut menurut Rigby
didalam mendidik anaknya. Perbedaan pola asuh yang Ken (2003:3), perilaku bullying dapat terjadi secara
diterapkan pada setiap keluarga tentu membentuk individual atau berkelompok yang dilakukan seseorang
perilaku anak yang berbeda-beda pula. Dengan peran anak atau kelompok secara konsisten dimana tindakan
sekolah menjadi lebih berat apabila tugas pendidikan tersebut mengandung unsur melukai bagi anak yang jauh
sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Baharudin dan lebih lemah dibandingkan pelaku.
Nur Wahyuni (2008:117). Tindakan tersebut dapat melukai secara fisik atau
Pada kenyataan disekolah masih banyak siswa yang psikis anak atau kelompok lain karena pada umumnya
kurang mencapai perkembangan yang optimal. Salah satu bullying dapat dilakukan secara fisik atau verbal yang
fenomena yang menyita di dunia pendidikan adalah berupa kata-kata kasar bahkan dapat berupa hal lain
kekerasan bullying di sekolah. Hasil konsultasi komisi diluar keduannya. Bullying merupakan suatu perilaku
nasional perlingdungan anak dengan anak-anak di 18 agresif yang bersifat negatif pada seseorang atau
provinsi di Indonesia pada 2007 memperlihatkan bahwa sekelompok orang yang dilakukan secara berulang-ulang
sekolah juga bisa menjadi tempat yang berbahaya bagi dan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain baik

1105
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 03 Tahun 2020, 1104-1116

secara mental ataupun yang lainhya karena adanya sebagai bercandaan terhadap teman-temannya. Dalam hal
penyalahgunaan ketidak seimbangan kekuatan. ini guru sebagai pendidik yang ada di lembaga sekolah
Salah satu contohnya adalah anak-anak sekolah yang harus mempunyai teknik atau strategi untuk dapat
melakukan bullying terhadap temannya sendiri, pada mengatasi perilaku bullying yang ada disekolah.
kasus bullying umumnya yang menjadi korban bullying Guru yang baik akan menekankan kepada siswa
hanyalah sebagian siswa, sisanya jika tidak menjadi dengan menanamkan contoh perilku yang baik dan mulia
pelaku, biasanya menjadi penonton aktivitas bullying dengan bertutur kata yang santun dan juga sopan dimana
yang terjadi disekitarnya. Bullying orang yang mencatat agar siswa dapat mencontoh perilaku yang baik tersebut.
85% kejadian bullying ditempat bermain atau dikelas Dalam hal ini guru haruslah lebih tegas dengan
melibatkan penonton dari teman-temannya sendiri. memberikan sanksi berupa hukuman dan teguran yang
beberapa orang yang menjadi penonton tidak diberikan kepada siswa yang melakukan tindakan
memberikan empati atau pertolongan terhap bullying. Dalam masyarakat fenomena bullying telah ada
korban,sehingga bagi penonton yang berpihak pada sejak lama, pengucilan dan pemalakan sudah umum di
pelaku akan semakin agresif dan tidak sensitif terhadap kenal oleh masyarakat. Penggunaan kekuasaan dan
penderitaan korban (detik.com, 2007).belum lagi perilaku kekuatan biasa di lakukan untuk menyakiti orang lain.
anti sosial lainnya yang semakin banyak terjadi karena Dampak bullying dapat berlangsung secara terus
kurangnya pendidikan moral, terutama empati anak yang menerus hingga kelak mereka dewasa. Sebuah studi
tidak pernah terasah semenjak dini. longitudinal terhadap laki-laki dewasa yang menjadi
Pendidikan memegang peranan penting dalam korban bullying ketika masa kanak-kanak dimana mereka
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas menyatakan bahwa diusia dua puluhan mereka lebih
dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu depresi di bandingkan dengan rekan-rekannya yang tidak
pengetahuan dan ilmu teknologi. Kegiatan belajar menjadi korban bullying pada masa kanak-kanak.
merupakan kegiatan yang paling pokok yang ada di Kebijakan anti bullying sebagai upaya dalam mengatasi
sekolah. Jika dilihat dari kenyataan saat ini tujuan perilaku bullying disekolah merupakan sebuah sistem
pendidikan telah di rancang dengan sangat baik, tetapi hal yang akan diterapkan nantinya. Meskipun penerapan
itu tidak otomatis berjalan dengan baik dan tidak terjadi penentuan di lapangan di sesuaikan dengan kondisi
permasalahan dari hal yang ringan seperti mencontek saat masing-masing di sekolah. Olweus (1994) dalam
ujian sampai perkelahian serta pemukulan sampai Santrock, (2007:120).
berakibat pada kematian. Slamento (2010:1) Bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi mulai
Kasus bullying di Indonesia seringkali terjadi institusi dari lingkungan pergaulan hingga di lingkungan di
pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan data dari Komisi lingkungan sekolah sangatlah beragam. Menurut Robison
Nasional perlindungan anak pada tahun 2011 menjadi Kathy (2010:1), bentu-bentuk perilaku bullying dapat di
tahun dengan tingkat kasus bullying tertinggi lakukan secara langsung yang berupa agresi fisik atau
dilingkungan sekolah yaitu 339 kasus kekerasan dan 82 biasanya memukul atau menendang, agresi verbal
diantaranya meninggal dunia. Komnas PA (2011). biasanya berupa ejekan, pendapat yang berbau ras atau
Fenomena bullying dilingkungan sekolah di Indonesia pun seksual dan agresi non verbal dimana berupa gerakan
saat ini sangatlah memprihatinkan. Diantaranya kasus tubuh yang menunjukkan ancaman. Bullying tidak
tersebut lima kasus bullying yang sempat ramai menjadi langsung dapat secara fisik atau mengajak seseorang
pemberitaan di media adalah yang terjadi di SMA di untuk menyerang orang lain, verbal atau menyebarkan
Jakarta yaitu kasus bullying di SMA 90 Jakarta korban di rumor buruk dan non verbal atau mengeluarkan
paksa lari dan ditampar oleh seniornya. Kemudian pada seseorang dari kelompok atau kegiatan penindasan yang
kasus Ade Fauzan siswa kelas 1 yang menjadi korban dilakukan di dunia maya. Baik anak laki-laki dan
kekerasan dari siswa kelas III SMA 82 Jakarta. Pada saat perempuan yang melakukan bullying terhadap orang lain
itu Ade sampai dirawat di RS Pusat Pertamina (RSPP). secara langsung atau tidak langsung. Tetapi dalam hal ini
Kasus yang terahir adalah kasus yang di alami siswa anak laki-laki lebih mungkin untuk menggunakan jenis
SMA 70 Jakarta. bullying fisik. Kalau anak perempuan lebih cenderung
Sama halnya juga di sekolah yang dijadikan tempat melakuakn atau menyebarkan rumor serta menggunakan
penelitian yakni di sekolah SMP Taman Siswa Kota pengucilan sosial atau isolasi, jenis bullying juga dikenal
Mojokerto dengan berdasarkan pada observasi awal pada dengan istilah Agresi Asrelational.
guru BK dan juga tidak lupa dengan sejumlah siswa Perilaku bullying di kategorikan menjadi tiga: (1)
ditemukan bahwa bullying di lingkungan sekolah sudah bullying fisik yang merupakan bentuk perilaku bullying
dianggap hal yang biasa dilakukan dan juga sering terjadi yang dapat dilihat secara kasat mata. Bentuk bullying
dan sebagian siswa telah menganggap hal tersebut fisik adalah menampar dan menjambak (2) bullying
Penerapan Strategi Guru dalam menangani School Bullying Siswa di Sekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto

verbal merupakan bentuk perilaku yang bisa di tangkap mengatasi perilaku bullying yang ada disekolah. Dalam
melalui indra pendengaran. Bentuk bullying verbal antara mengatasi perilaku bullying tentunya guru juga
lain dengan menjuluki, meneriaki, memaki dan menghina menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinnya
(3) bullying mental (psikologis) merupakan bentuk dimana tujuannya agar dapat memberikan perubahan
perilaku yang bisa dilakukan secara sadar. Bentuk tingkah laku pada para pelaku bullying. Caranya yaitu
bullying mental (psikologis) antara lain mendiamkan, dengan cara mengacu pada penerapan penguatan yang
mengucilkan dan mencibir. Sejiwa (2008:2) berupa penguatan positif dan penguatan negarif. Dimana
Sejalan dengan pendapat diatas, Nels Ericson dalam kedua penguatan tersebut diberikan untuk mengubah
dalam bullying at school, (2003:7-8) menyatakan bahwa aspek tingkah laku yang diinginkan terhadap siswa
bullying may be physical hitting, kicking, spitting, perlaku bullying.
pushing, verbal tauting, malicious teasing, name calling, Penguatan negatif diberikan ke pada siswa dengan
treatening, or psycological (spreading rumors, mengurangi nilai sikap mereka dan menunda pemberian
manipulating social relationships, or promoting social penghargaan kepada siswa pelaku bullying. Sebaikanya
exclusion, extortion, or intimidation). Atinya bullying penguatan positif diberikan ke siswa pelaku bullying
terjadi secara fisik memukul, menendang, meludah, karena siswa yang menjadi pelaku bullying dapat
mendorong. Verbal dimana mengejek, menggoda, merubah perilakunya kearah yang lebih baik lagi. Dengan
memberi julukan, mengancam. Psikologis dimana adanya kedua penguatan tersebut dan perubahan perilaku
biasanya menyebar rumor, memanipulasi hubungan kearah yang lebih baik untuk tidak melakukan perilaku
sosial atau melakukan pengucilan sosial, pemerasaan dan bullying lagi maka guru akan memberikan penghargaan
intimidasi. kepada siswa berupa menaikkan nilai sikapnya serta tidak
Peranan guru di sekolah adalah sebagai pengawal menutup kemungkinan guru juga akan memberikan
dalam hubungan kedinasan, sebagai pendidik dalam hadiah yang berupa apresiasi dan juga barang paka siswa
hubunganya dengan siswa, sebagai pengatur disiplin serta tersebut.
sebagai pengganti peran orang tua. Seorang guru
difungsikan untuk mengendalikan, memimpin atau METODE PENELITIAN
mengarahkan siswa pada waktu pengajaran. Sedangkan Berangkat dari fokus permasalahan dalam penelitian ini
siswa yang terlibat langsung, sehingga di harapkan untuk maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah
keaktifannya dalam proses pengajaran di sekolah. pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi
Strategi guru adalah bagaimana cara yang dilakuakan kasus (case study). Pendekatan studi kasus digunakan
oleh guru dalam mengatasi perilaku bullying di sekolah. untuk memberikan suatu gambaran mengenai kondisi dan
Penerapan strategi guru digunakan sebagai tolak ukur juga kenyataan dilapangan yakni penerapan strategi yang
dari keberhasilan guru dalam mengatasi perilaku bullying dilakukan oleh guru dalam menangani school bullying
di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto. Adapun strategi siswa disekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto.
yang diterapkan oleh guru dalam mengatasi perilaku Pendekatan kualitatif dipilih dalam penelitian ini (1)
bullying disekolah diantaranya adalah dengan mengetahui penelitian merupakan upaya untuk mendeskripsikan
terlebih dahulu akar permasalahan yang ada dan dengan bagaimana penerapan strategi guru dalam menangani
memberlakukan hukuman punishment kepada setiap school bullying di sekolah SMP Taman Siswa Kota
pelaku bullying serta memberikan kampanye anti Mojokerto dan permasalahan apa yang timbul di
bullying dan menerapkan pengawasan yang ketat pada dalamnya. (2) penelitian ini bersifat induktif yang berarti
siswa saat berada di sekolah. Berbagai macam penerapan bahwa penelitian berusaha mendeskripsikan proses dan
strategi yang dilakukan guru di sekolah untuk merubah permasalahan yang timbul berdasarkan data yang terbuka
dan memberikan efek jera pada siswa agar tidak untuk penelitian lebih lanjut.
melakukan perbuatan yang bisa merugikan dirinya Dalam Sugiono (2014:333) berpendapat bahwa yang
sendiri ataupun merugikan orang lain. dimaksud dengan data adalah bahan-bahan dasar mentah
Penelitian ini menggunakan teori behaviorisme dari yang telah dikumpulkan para periset dari dunia atau
B.F Skinner. Skinner mendefinisikan belajar sebagai lapangan yang ditelitinya bahan-bahan itu berupa hal-hal
proses perubahan perilaku, dimana proses perubahan khusus yang telah menjadi bahan dasar analisa.
perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar tersebut Data meliputi bahan-bahan yang telah direkam secara
melalui peoses penguatan perilaku baru yang muncul aktif oleh orang yang melakukan studi. Sukardi (2006:47)
yakni operant conditioning (kondisioning operan). berbendapat agar informasi atau data lapangan dari
Baharudin dan Nur Wahyunu (2008: 67-68). responden dapat dikumpulkan. Dalam penelitian
Teori Behaviorisme B.F Skinner dipilih dalam kualitatif naturalistik dianjurkan untuk melakukan sendiri
penelitian ini karena sebagai acuan untuk guru dalam atau terjun dan berinteraksi dengan responden.

1107
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 03 Tahun 2020, 1104-1116

Peneliti ingin mendapatkan data dari sekolah SMP selektif dan juga akan disesuaikan dengan permasalahan
Taman Siswa Kota Mojokerto mengenai penerapan yang diangkat dalam penelitian. Analisis data yang terdiri
strategi guru dalam menangani school bullying siswa di dari sejumlah komponen antara lain reduksi data,
sekolah. Data yang dibutuhkan peneliti adalah data dilakukan setelah mendapatkan data dari hasil wawancara
primer maupun sekunder yang telah diperoleh melalui yang di lakukan kepada perwakilan guru di SMP Taman
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Siswa Kota Mojokerto. Selanjutnya mengelompokkan
Wawancara di lakukan dengan guru BK, karena guru data berdasarkan tema. Dengan hal tersebut data yang
BK merupakan pembina serta yang menciptakan konteks telah di reduksi akan mendapatkan gambaran yang jelas
sosial yang mendukung dan menyeluruh yang mana tidak dan tajam.
akan mentolerir perilaku agresif dan kekerasan di sekolah Dalam penelitian ini menyajikan teks naratif yang
yang dilakukan oleh siswa. Selanjutnya peneliti akan mana akan menggambarkan objek yang diteliti yaitu
melakukan wawancara dengan perwakilan walikelas atau bagaimana penerapan strategu guru dalam menangani
guru yang dapat membantu guru BK terkait masalah yang school bullying siswa di sekolah SMP Taman Siswa Kota
sedang di hadapi oleh siswanya di sekolah baik sebagai Mojokerto. Selanjutnya adalah tahapan terahir dimana
pelaku maupun sebagai korban bullying. Tahapan yaitu analisis data model interaktif ialah penarikan
selanjutnya peneliti akan melakuakn wawancara kepada kesimpulan. Peneliti dalam hal ini mencari data yang bisa
guru PPKn selain kepada guru BK dan perwakilan guru mendukung terkait dengan penerapan strategi yang
yang lainnya guru PPKn diharapkan mampu untuk dilakuakan oleh guru dalam menangani perilaku school
memberikan pengajaran kepada siswa tentang bagaimana bullying di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto.
berperilaku yang baik sesuai dengan norma-norma Teknik analisis data adalah proses mencari, menyusun
Pancasila yang ada di masyarakat, bangsa dan juga secara sistematis. Deskriptif data ini dilakuakn dengan
negara. Hal tersebut bertujuan agar siswa tidak cara menyusun dan mengelompokkan data, sehingga bisa
berperilaku di luar norma-norma yang berlaku seperti memberikan gambaran nyata terhadap responden
saja contohnya kekerasan atau biasa disebut dengan (Sukardi 2009:86). Mengolah data kualitatif dilakuakan
istilah bullying yang dilakuak siswa disekolah. melalui tahap reduksi terlebih dahulu kemudian
Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah data penyajian data dan terahir adalah penarikan kesimpulan.
pelengkap yang bersumber pada dokumen yang berasal Sugiono (2012:246)
dari sekolah terkait dengan perilaku kekerasan atau Analisis data interaktif Miles dan Huberman antara
bullying yang dilakukan oleh siswa di sekolah SMP lain yang pertama adalah reduksi data dimana mereduksi
Taman Siswa Kota Mojokerto. Dalam hal ini peneliti berarti merangkum, memilah hal pokok dan penting
memperoleh sumber data yang berasal dari kata-kata kemudian setelah itu dicari tema dan polanya. Sugiono
yang digali dari informan melalui wawancara kepada (2012:247). Pada tahapan ini peneliti memilah-milah
narasumber yang ada di sekolah tersebut. informan mana yang relefan dan mana yang tidak relevan
Pengamatan dalam penelitian ini tidak selalu dengan penelitian. Setelah direduksi data akan
dilakukan dengan pengamatan strategi yang dijalankan mengerucut, semakin sedikit dan mengarah ke inti
disekolah namun juga dari apa yang terlihat dengan cara permasalahan sehingga mampu memberikan gambaran
pencatatan dan dokumentasi ketika guru BK melakukan yang lebih jelas mengenai objek penelitian. Setelah
bimbingan konseling secara langsung kepada para siswa memperoleh data wawancara yang di peroleh dari
di sekolah. Kegiatam observasi dalam penelitian ini beberapa informan akan di lakukan reduksi data
digunakan hanya sebagai pendukung untuk mengetahui Tahapan yang selanjutnya adalah penyajian data yang
muatan-muatan yang telah diberikan oleh guru BK dalam telah direduksi kemudian di sajikan dalam bentuk
mengatasi bullying di SMP Taman Siswa Kota deskriptif berdasarkan aspek-aspek dalam penelitian.
Mojokerto. Lokasi penelitian bertempat di SMP Taman Biasanya dalam penelitian, peneliti akan mendapatkan
Siswa Kota Mojokerto Jl. Residen Pamuji Mergelo, data yang banyak. Penelitian ini juga menyajikan teks
Purwotengah, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto naratif yang menggambarkan objek yang diteliti yaitu
Jawa Timur 61311. Pengumpulan data dilakukan dengan penerapan strategi guru dalam menangani school bullying
menggunakan handphone dan pedoman wawancara. siswa disekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto.
Wawancara mendalam dalam penelitian ini bertujuan Peneliti juga mencari data yang mendukung terkait
untuk mengumpulkan keterangan tentang bagaimana dengan penerapan strategi guru dalam menangani school
penerapan strategi guru dalam menangani school bullying bullying siswa di sekolah SMP Taman Siswa Kota
siswa disekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto. Mojokerto.
Setelah data yang diperoleh oleh peneliti sudah Penelitian kualitatif menggunkakan teknik triangulasi
terkumpul selanjutnya akan dilakuakan pemilihan secara dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang
Penerapan Strategi Guru dalam menangani School Bullying Siswa di Sekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto

peneliti temukan dari wawancara dengan guru BK, wali Selanjutnya akan diuraikan permasalahan yang
kelas dan siswa untuk mengetahui bagaimana penerapan peneliti temukan di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto
strategi guru dalam menangani school bullying siswa di yang berhubungan dengan penyimpangan perilaku siswa
sekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto. Dari hasil terhadap temannya baik dikelas ataupun di luar kelas.
wawancara peneliti dengan informan kunci lainnya yang Dalam hal ini penelitian dilakuakn dan di fokuskan
kemudian peneliti dan juga hasil pengamatan kemudian kepada siswa dan siswa SMP Taman Siswa Kota
peneliti melakukan dokumentasi yang berhubungan Mojokerto baik yang menjadi pelaku bullying atau pun
dengan penelitian. Selanjutnya hasil pengamatan peneliti yang menjadi korban dari bullying tersebut. Dalam hal ini
dilapangan sehingga akan tercipta keabsaan data dan juga siswa SMP dapat dikategorikan sebagai masa peralihan
aka terjamin. dari anak-anak ke remaja dan tentuya membutuhkan
pendampingan bai dari orang tua atau guru di sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Oleh karena itu masa remaja seringkali tidak bisa
Dalam hal ini yang dimaksud strategi guru adalah mengontrol emosinya dengan baik. Dalam hal ini siswa
bagaimana cara yang dilakukan oleh guru dalam secara tidak sadar telah melakukan tindakan bullying
mengatasi perilaku bullying di sekolah. Strategi guru dimana siswa sering sekali mengejek temannya didepan
disini digunakan sebagai tolak ukur dari keberhasilan teman yang lainnya. Berikut ini peneliti telah
guru dalam mengatasi perilaku bullying di SMP Taman mewawancarai beberapa siswa yang berada di sekolah
Siswa Kota Mojokerto. Adapun penerapan strategi yang tersebut. Guru disini dituntut untuk bisa mengatasi
diterapkan oleh guru dalam mengatasi perilaku bullying perilaku-perilaku bullying dan menerapkan strategi apa
adalah yang pertama guru harus mengetahui akar yang tepat yang akan dilakukan nantinya. Dengan hal ini
permasalah dengan memberikan pemberian hukuman salah satu walikelas yang bernama Bu Riya yang akan
kepada setiap siswa atau pelaku bullying yang kedua memaparkan pernyataannya.
membuat suasana belajar didalam kelas terasa nyaman “Dimana dalam mengatasi masalah bullying ini
dan tidak berisik. Memberikan kampanye untuk stop kita harus mengetahui permasalahan terlebih
bullying pada setiap kesempatan. Memberikan layanan dahulu, kemudian memberikan penanganan atau
bimbingan konseling dan tentunya memberikan penyelesaian pada siswa yang menjadi korban
bullying tersebut dengan sabar kita memberikan
pengawasan yang ketat kepada siswa saat berada di
masukan-masukan yang baik agar bisa diterima
sekolah. Ada beberapa macam strategi yang diterapkan oleh siswa tersebut. Langkah selanjutnya kita harus
tentunya yang bertujuan untuk memberikan perubahan menghargai dan berterimakasih kepada siswa
sikap siswa ke arah yang lebih baik lagi serta untuk karena mereka sudah berani melaporkan kepada
kepentingan bersama puala kedepannya. pihak guru. Kita juga harus berbicara kepada setiap
Dalam hal ini peranan guru di sekolah sangatlah anak yang terlibat dalam situasi ini secara terpisah
penting dimana guru sebagai pegawai dalam hubungan dan kita sebagai guru harus bisa menghindari atau
menyalahkan, mengkritik atau bahkan membentak
kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya dan
dan berbicara keras didepan mereka. Kita sebagai
sebagai pendidik dalam hubungannya dengan siswa serta guru juga harus terus memberikan dorongan dan
sebagai pengatur disiplin dan sebagai pengganti orang tua meghargai nilai kejujuran mereka. Dengan adanya
saat siswa berada di sekolah. Sebagai seorang guru sikap berani melapor pada guru itu berarti siswa
difungsikan untuk mengendalikan, memimpin dan juga telah merasa nyaman dalam bercerita. Guru juga
mengarahkan waktu mengajarnya. Guru disebut sebagai dengan senang hati mendengarkan semua curhatan
subjek atau pelaku, pemegang peranan utama dalam siswa mulai dari masalah yang ringan hingga
masalah yang rumit. Saat siswa sedang bercerita
pengajaran di sekolah. Untuk menciptakan pengajaran
kepada kita kita sebagai guru harus bisa
yang kondusif itu tugas dan tanggung jawab guru. Dalam memposisikan diri sebagai teman jadi siswa tidak
proses pembelajaran siswa di tuntut untuk keaktifannya. akan merasa canggung dan akan leluasa saat
Proses pengajaran bisa tercipta setelah ada arahan dan bercerita kepada kita sebagai guru. (wawancara
masukan dari guru. dilakukan Selasa 16 Januari 2018)”
Pada tahapan ini akan menjelaskan tentang hasil Dalam hal ini pernyataan Bu Riya juga ditambah satu
penelitian mengenai penerapan strategi guru dalam bulan Leho tidak mau dengan pernyataan Pak Sumadi
menangani school bullying di sekolah SMP Taman Siswa selaku guru matematika dan walikelas kelas VII.
Kota Mojokerto serta bagaimana strategi yang akan “Kita sebagai guru harus bisa menempatkan siswa
yang menjadi korban bullying agar bisa nyaman
dilakukan guru dalam menanganinya. Didalam hal ini
dan leluasa dalam menyampaikan atau
peneliti melakukan wawancara disekolah tempat kejadian menceritakan permasalahan kepada kita selaku
bullying yang dilakukan siswa kepada teman-temannya. guru mereka saat berada di sekolah. Siswa boleh
menceritakan semua tentang permasalahan yang

1109
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 03 Tahun 2020, 1104-1116

sedang dihadapi oleh siswa kepada guru yang kalau sisa uang jajannya telah diminta atau dipalak oleh
lainnya tidak hatus ke guru BK, ya senyamannya kakak kelasnya. Peneliti kemudian bertanya pada siswa
mereka menganggap siapa guru yang dirasa enak tersebut yang bernama cencen kenapa tidak melaporkan
untuk diajak bercerita. Terkadang siswa juga ada
kejadian tersebut pada guru atau orang tua.
yang bercerita kepada saya dan saya langsung
meberi tahu atau sering dengan guru BK anak ini “Tidak kak saya tidak berani melaporkan kepada
kelas ini tadi bercerita pada saya dan guru BK guru apalagi melaporkan pada orang tua takut
memberi solusi apa yang baik setelah itu saya saya”
bertemu anak tersebut untu menceritakan dan Dari kejadian tersebut siswa merasa ketakutan untuk
menjelaskan apa yang sebaiknya yang dapat bisa melaporkan pada guru atau orang tua. Dengan
dilakukan” adanya rasa takut untuk melaporkan kejadian tersebut
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan maka akan terulang lagi dan lagi dan akan menjadi
bersama Bu Riya dan Pak Sumadi dapat ditarik kebiasaan nantinya. (wawancara Bersama salah satu
kesimpulan bahwa dalam mengatasi perilaku bullying siswa kelas VII-C dilakukan 16 Januari 2018). Sedikit
guru wajib terlebih dahulu mengetahui akar
wawancara bersama cecen yang dilakukan peneliti. Ada
permasalahan dengan jelas kemudian mengidentifikasi
dari berbagai alasan baru kemudian melakukan tindakan. apa dik saya lihat kamu disamperin sama siswa kelas VII
Dari pernyataan tersebut beberapa guru seperti Bu Ulfa ada masalah apa sampai mereka bicara dengan nada
selaku guru BK dan juga ada Bu Yanti juga sependapat keras?
dengan pernyataan yang telah disampaikan oleh Bu Riya. “Wes biasa kak nhunu iku mintak uang ku, wes
(wawancara dilakukan Kamis 18 Januari 2018 dikelas gelek malahan. (sudah biasa kak mereka sering
VII-B). Pernyataan yang disampaikan Bu Indah juga meminta uang saya, sering malahan kak)” Kenapa
pada intinya sama dengan pernyataan yang diberikan oleh tidak melaporkan ke guru atau memberitahu ke
Bu Riya. orang tua?
“Langkah pertama yang harus dilakukan guru “Gak wani wedi aku kak konco ku seng laine juga
dalam mengatasi bullying harus mengetahui akar sering dijaluk ambek arek iku entah duwek, jajan,
permasalahannya seperti apa, ditanya secara baik- ambek kadang sak enak e nyuruh kene seng
baik dan personal mengapa dia melakukan bullying nukokno es ndok kantin. (tidak berani kak saya dan
kepada temannya. Dari situ kan kita sebagai guru teman saya sering diminta uang jajannya sama
bisa tau dan menindak lanjuti perilaku yang mereka, terkadang mereka juga menyuruh kita
dilakukan siswa tersebut. Setelah kita tahu akar untuk membelikan es di kantin)” Seharusnya kalian
permasalahannya langsung ambil tindakan melapor ke guru BK atau walikelas biar mereka
memanggil pelaku bullying kalau memang yang menganggu kalian bisa ditindak lanjuti atau
diperlukan juga memanggil orangtuanya untuk dipanggil ke BK agar tidak seenaknya sendiri.
datang ke sekolah dan besama-sama mencari solusi “Takut lah mbak engkok tambah urusane dowo,
kedepannya bagaimana. (wawancara dilakukan kene mah meneng ae seng penting kene aman gak
Kamis 18 Januari 2018)” diganggu maneh ambek arek kelas 8 ambek arek
Wawancara tidak hanya dilakukan dengan guru saja kelas 9. (takut kita kak nanti urusannya panjang,
melainkan dengan sebagian siswa yang berada disekolah kita diam saja mencari aman dan kita tidak
diaman peneliti menemukan beberapa contoh kasus diganggu lagi sama anak kelas 8 dan kelas 9).
kekerasan bullying verbal yang menunjukkan bahwa Kalau kalian takut pasti akan di ganggu terus sama
kakak kelas?
salah seorang siswa yang bernama Leho tidak mau masuk
“Wes balah kak wes nasib adik kelas ket biyen ya
sekolah lagi. Hal tersebut dikarenakan Leho sering sekali wes ngunu. (sudah biarkan kak sudah nasib kita
diejek serta sering sekali dikerjain sama teman-temannya. menjadi adik kelas dan sudah dari dulu)” Ayo
Orangtua serta guru sudah membujuk Leho untuk masuk cobalah kalian untuk memberanikan diri melapor
ke sekolah, tetapi Leho tidak mau dikarenakan takut sama kepada guru, kalau tidak berani ke guru BK bisa
teman-temannya. Dalam hal ini wali kelas Leho bercerita melapor ke wali kelas atau ke guru yang kalian
pada peniliti bahwa hampir masuk ke sekolah samapi- rasa nyaman untuk bercerita.
“Sakjane kene yo pengin cerito nang wali kelas
sampai saat masuk ke sekolah orang tuanya menunggu di
tapi mesti wedi ndisik i nek kajange cerito.
luar sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahaya (sebenarnya kita mau bercerita kepada walikelas
bullying ternyata mengerikan dibanding yang tetapi kami takut duluan sebelum melapor)” Tidak
dibayangkan. hanya saat jam pelajaran berlangsung banyak siswa
Dimana siswa melakukan bullying terhadap dijumpai sedang berada di kantin untuk membeli
temannya. Saat pulang sekolah peneliti tidak sengaja makanan.
“Ngak se kak kita Cuma ijin sebentar saja lah lesu
menjumpai anak kelas VII yang sedang terdiam dan tiba-
e isuk mau belum sarapan nang omah mosok lesu
tiba datanglah beberapa anak kelas VIII. Peneliti gak oleh nang kantin. (tidak lah kak hanya ijin
kemudian mencoba mencari tahu dan juga bertanya
kepada anak tersebut. Ia mengatakan kepada peneliti
Penerapan Strategi Guru dalam menangani School Bullying Siswa di Sekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto

sebentar saja kita lapar pagi tadi tidak sempat Penyimpangan perilaku lainnya yaitu terdapat siswa
sarapan dirumah masak lapar tidak boleh makan)” kelas VII yang di ejek oleh salah satu kakak kelasnya
Ya boleh sih tidak ada yang melarang tapi bisa kan dimana siswa tersebut diejek karena dia memakai pakaian
saat jam istirahat tiba?
yang serba kebesaran muali dari baju sampai rok yang
“Halah kak paling-paling cumak disuruh melbu
kelas wes ngunu tok biasane nek konangan. (tidak dipakainya. Tidak hanya itu saja mereka juga menjuluki
usah kawatir kak kemungkinan kita nanti disuruh atau berteriak teriak ke anak tersebut dengan mengatakan
masuk kedalam kelas sama guru)” Ya tidak boleh “kurang besar itu dik bajunya” sampai-sampai anak
begitu kalian seharusnya mematuhi aturan yang tersebut merasa malu dan menagis serta melaporkan
sudah ada di sekolah kalau belum jam istirahat kejadian tersebut pada gurunya. Di sekolah banyak siswa
tidak boleh pergi ke kantin? yang menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa
“Wes biasane kak santai wae arek-arek ya ngunu
namun perilaku tersebut bisa menganggu mental anak
biasane malahan ngowo jajan nang kelas pokok e
gak konangan ambek gurune wes lah santai ae yang menjadi korban bullying yang dilakukan oleh
sampean iku kak. (sudah biasa kak tenang saja temannya. (suber Seli siswa kelas VII-D wawancara
anak-anak yang lain juga seperti itu. Terkadang dilakukan 18 Januari 2018). Selanjutnya adalah siswa
membawa jajan kedalam kelas yang penting jangan tidak sesuai dengan identitas gendernya atau
sampai ketahuan sama gurunya sudah tenang saja transeksualisme. Kamu tidak marah dikata-katain sama
kak)” Tapi tidak semua guru yang bisa teman-teman cowok seperti itu?
membiarkan sikap kalian, hati-hati bila guru
“Halah kak sudah biasa biarin saja lah apa yang
melihat bisa-bisa kalian mendapat poin atau
mereka suka biar saja dilakukan lagian aku tidak
teguran dari guru?
masalah dan tidak ambil pusing aku nyaman
“wes ngerti kak tapi santai wae guru nang kene
seperti ini mau diapain lagi”
santai-santai. (sudah ngerti kak tapi tenang saja
Salah seorang siswa laki-laki bertingkah laku seperti
guru di sini biasa saja)”
Selanjutnya adalah rasa hormat siswa kepada guru anak perempuan. Cara bicara siswa tersebut suka
pun sangatlah kurang terbukti terdapat banyak siswa yang merengek-rengek manja seperti anak perempuan hal lain
di jumpai saat pelajaran sedang berlangsung banyak yang dilakukan siswa tersebut seringkali meminjam jepit
siswa yang berada dikantin sekolah padahal belum rambut, sisir, kaca dan masih banyak lagi. Namun siswa
saatnya jam istirahat sekolah. Pada saat ditanya siswa tersebut tidak pernah merasa malu melaikan ia malah
tersebut dengan santainya menjawab belum sarapan pagi senyum-senyum seperti tidak menganggap ejekan teman-
dan merasa lapar mereka beralasan jika menunggu jam temannya yang sedang mengejeknya sambil teriak
istirahat terlalu lama. Siswa juga cenderung sibuk main bersorai-sorai. (sumber Bagus siswa kelas VII-F
hanphone atau sibuk berbicara sama teman sebangkunya wawancara dilakukan 20 Januari 2018)
saat guru sedang menjelaskan materi di depan kelas. Pihak sekolah seharusnya lebih peduli akan hal
Siswa seolah-olah tidak merasa takut jika ditegur oleh tersebut misalnya saja memberikan siswa yang
guru yang sedang mengajar. (sumber Angga siswa kelas melakukan bullying dengan hukuman. Bentuk hukuman
VII-E wawancara dilaksanakan 22 Januari 2018). Pada diberikan kepada anak disesuaikan dengan bentuk
saat jam istirahat ada beberapa siswa yang meneriaki perilaku bullying yang dilakukan. Pemberian hukuman
salah satu anak. ini sebagai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan diri,
“Biasa mbak ada anak baru kelas VII dia memakai memotivasi belajar dan perbaikan perilaku. Pemberian
pakaian kebesaran, mangkanya di olok-olok sama hukuman tidak sebatas pada menjatuhkan hukuman pada
siswa yang lainnya” Kenapa kan lebih baik siswa karena suatu kesalahan, perlawanan atau
kebesaran jadi nanti kalau sudah naik ke kelas 9 pelanggaran melainkan juga untuk meningkatkan
tidak harus menjahit lagi kan seharusnya ya tidak kedisiplinan siswa, memotivasi belajar dan perbaikan
boleh seperti itu bisa menyinggung perasaan dia
perilaku moralitas siwa natinya.
nantinya?
“Iya mbak bener tapi tidak mengerti lah mbak Hukuman yang diberikan juga bertujuan agar para
sama teman-teman ada saja yang bisa dijadikan pelaku bullying merasa jera sehingga dia tidak melakuakn
bahan omongan” Seharusnya tidak boleh seperti itu perilaku tersebut secara terus menerus. Berdasarkan
kita kan di sekolah selalu di ajarkan untuk saling wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa denga
menghormati satu sama lain? adanya hukuman yang di internalisasikan didalam
“Wes biasa seperti itu mbak santai saja” Sebelum sekolah kepada siswa pelaku bullying akan merasa jera
kalian mengejek teman, kalian pernah tidak
serta untuk siswa lainnya yang berpotensi menjadi pelaku
memposisikan diri kalian jika menjadi mereka?
“Ya jangan sampai terjadi kepada saya lah kak bullying dapat menghindari hal tersebut. Hukuman yang
kejadian seperti itu, semoga saja tidak ya kak” diterapkan diantaranya pengurangan di penilaian sikap,
guru memerintahkan kepada siswa pelaku bullying untuk

1111
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 03 Tahun 2020, 1104-1116

membuat surat pernyataan tertulis dan juga berjanji untuk untuk melakukan apa yang nantinya bisa dihadiahi apa
tidak melakukan perilaku tersebut lagi. Jika pada saat jam yang anak inginkan.
pelajaran terdapat siswa yang melakukan bullying maka Pola asuh terhadap anak juga tidak boleh terlalu keras
guru tidak memperbolehkan siswa tersebut mengikuti dimana biasanya sebagian orangtua mengekang atau
pelajaran yang sedang berlangsung. Memberikan mendoktrik anak sehingga apa-apa tidak boleh dan
konsekuensi berupa surat peringatan ke dua setelah dilarang. Dan dalam memberikan pola asuh jangan pakai
diberikan surat peringatan yang pertam. Tidak lupa guru kekerasan misalnya saja memukul, menjewer atau
juga akan memberikan poin dengan menyesuaikan menendang. Orangtua juga harus melihat tontonan apa
jumlah pelanggraan yang dialkukan siswa serta akan yang dilihat oleh anak misalnya saja tontonan di televisi
memanggil orangtua untuk diminta datang ke sekolah. orangtua juga harus bisa mengarahkan apa yang boleh
Hambatan dalam penerapan strategi guru dalam dilihat dan apa yang tidak boleh dilihat. Apalagi pada
menangani school bullying siswa di sekolah SMP Taman zaman sekarang anak lebih leluasa lagi dalam melihat
Siswa Kota Mojokerto antara lain yaitu kesulitan dalam vidio yang ada di youtube. Anak dengan mudahnya
mengontrol perilaku para siswa pada saat di luar sekolah, mengakses apa yang ingin mereka tonton. Disini
tidak terbukanya para siswa korban bullying untuk orangtua harus lebih lagi dalam menerapkan aturan yang
melaporkan kejadian yang menimpa mereka kepada guru boleh atau tidak boleh ditonton si anak.
walikelas atau pun melaporkannya kepada guru BK, Menurut Costrie Ganes Widayanti (2009) menyatakan
kurangnya pemahaman semua guru terhadap bahayanya bahwa anak-anak yang telah melukai temannya baik
bullying yang terjadi pada siswa saat berada di sekolah secara fisik maupun secara psikis tanpa merasa empati
ataupun diluar sekolah. Kesulitan dalam mengontrol atau iba disebabkan oleh perasaan berhak yang berkaitan
perilaku siswa pada saat berada diluar lingkungan dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh si
sekolah berbeda pada saat siswa sedang berada di dalam anak untuk mengendalikan, mengontrol bahkan menindas
sekolah. Tetapi pada saat siswa sedang berada di luar atau menyiksa orang lain.
sekolah guru cenderung kesulitan untuk mengontrol Penerapan strategi guru dalam menangani school
siswa. Dalam hal ini guru dan orang tua harus bekerja bullying dengan memberikan pengarahan yang tepat
sama. Hambatan dalam mengatasi perilaku bullying yang kepada siswa siswi SMP Taman Siswa Kota Mojokerto
selanjutnya yaitu tidak terbukanya siswa korban bullying dimana yang bertujuan untuk menyadarkan semua siswa
untuk melapor ke guru. Siswa yang menjadi korban bahwa tindakan bullying sangatlah berbahaya jika
disekolah cenderung diam dan tidak berani melaporkan dilakukan di sekolah sebab akan menciptakan rasa takut
perlakuan yang dialaminya kepada guru. atau trauma yang lama pada si korban dimana di sekolah
Pada tahapan ini akan dijelaskan faktor apa saja yang seharusnya bisa tercita suasana yang aman dan nyaman
mempengaruhi perilaku bullying siswa di sekolah untuk belajar disini tugas seorang guru adalah
maupun diluar sekolah. Bullying terjadi tidaklah hanya mengarahkan dan memberitahukan pada siswa bahwa
disebabkan oleh faktor saja tetapi juga setiap bagian- tindakan bullying jangan sampai terjadi sebab bila hal
bagian yan ada disekitar anak tersebut juga ikut tersebut terjadi kalian yang melakukannya akan
mempengaruhinnya. Salah satu faktornya adalah dari mendapatkan sanksi yang tegas baik berupa poin atau
lingkungan keluarga dimana anak cenderung mencontoh bahkan berupa surat peringatan yang akan ditujukan pada
apa yang mereka lihat misalnya saja kakak sedang orang tua.
bertengkar dengan adik atau ayah sedang bertengkar Tindakan yang bisa dilakukan oleh guru adalah
dengan ibu apalagi dalam pertengkaran terjadi tindak menciptakan program dan peraturan yang ketat untuk
kekerasan dan anak tersebut langsung melihatnya. Tidak mencegah terjadinya bullying di sekolah. Dengan adanya
menutup kemungkinan anak juga bisa meniru apa yang program dan peraturan yang telah di buat oleh sekolah
sedang mereka lihat. diharapkan akan tercipta suasana aman dan nyaman saat
Dalam hal ini pola asuh dari orangtua juga sangat proses belajar berlangsung. Pengarahan yang diberikan
berpengaruh terhadap anaknya dimana pola asuh yang guru akan menjadi bekal setiap siswa. Diharapkan siswa
benar akan membuat anak merasa nyaman dan merasa agar dapat mengerti bagaimana menghindari perilaku
patut di hargai sedangkan pola asuh yang salah akan bullying baik di sekolah atau diluar sekolah. Pengarahan
membuat anak cenderung tidak menghiraukan apa yang dan pemahaman yang tepat akan dilakukan guna
diperintah oleh orang tua. Hal tersebut haruslah dihindari memberikan informasi yang mendalam terkait tentang
dalam pola asuh di rumah ataupun di lingkungan rumah. bullying. Sehingga dengan pengarahan dan pemahaman
Jangan juga dibiasakan anak selalu dimanja dengan apa tersebut akan berdampak pada berkurangnya kasus
yang anak minta bisa di kabulkan sesekali ajari anak bullying yang ada disekolah sehingga siswa siswi akan
Penerapan Strategi Guru dalam menangani School Bullying Siswa di Sekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto

merasa senang dan nyaman saat berada disekolah tanpa yang disisipkan pada saat pertemuan orang tua yakni
merasa ada yang menganggunya lagi. mengurangi untuk menonton siaran televisi yang ada
Dari wawancara yang telah dilakukan maka dapat di adegan berantemnya. Acara yang disiarkan di televisi
analisa bagaimana dampak bullying yang dapat ikut membentuk pribadi masyarakat terutama siswa yang
ditimbulkan oleh pelaku bullying di sekolah. Guru cenderung akan meniru saat berada di sekolah atau saat
pembimbing bisa memberikan layanan yang maksimal bermain, orang tua juga harus mengawasi anak-anak
dengan cara yang bisa diterima dengan baim oleh semua mereka dikala sedang melihat youtube di handphone
siswa yang ada disekolah dalam mengatasi perilaku dimana mereka akan dengan mudah untuk
bullying di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto. Dalam mengaksesnya.
sekolah tersebut guru BK memberikan beberapa layanan Langkah selanjutnya yakni memberikan program atau
yang diantaranya layanan informasi, orientasi, dan materi ini agar disisipkan pada materi BK dan materi
mediasi. pembelajaran PPKn baik dalam penjelasan saat pelajaran
Dimana yang ke (1) Layanan informasi diberikan ataupun catatan di buku tugas siswa. Sebagian guru juga
untuk mengenalkan siswa pada hal-hal yang berkaitan menerapkan program dengan cara mengajarkan siswa
dengan bullying. Jadi bagaimana cara menjalin hubungan untuk meningkatkan kepedulian sosial terhadap sesama
antar teman yang baik supaya bisa menghindari perilaku yang saling membutuhkan atau kesusahan, untuk
bullying. Layanan informasi yang diberikan bertujuan mencegah dan mengatasi praktek bullying di sekolah.
untuk memberikan pemahaman pada siswa mengenai Pada saat wawancara tak lupa bu indah selaku guru mata
bahaya dari perilaku bullying akan berdampak pada pelajaran PPKn memberikan pendapatnya mengenai
psikologi dan mental mereka. Yang ke (2) layanan bagaimana cara penerapan strategi guru dalam
orientasi yang diberikan untuk siswa yang menjadi menangani school bullying penerapan strategi stop
korban bullying, layanan orientasi bertujuan untuk bullying ini kan dirancang untuk menghindarkan siswa
memberikan pemahaman dan pengetahuan ke siswa supaya siswa menjauhi perilaku bullying.
bahwa guru BK bisa menyelesaikan dengan memberikan Program ini saya rasa tepat agar siswa dan orang tua
saran yang baik untuk permasalahan yang dihadapi oleh mengerti bahaya bullying. Pada mata pelajaran PPKn
siswa yang jadi korban bullying. Layanan yang terakhir yang saya ajarkan ke siswa, saya sisipkan setiap
(3) yaitu mediasi, di layanan ini dua pihak yang menjadi membuka pembelajaran kan tentunya berdoa dulu, lalu
pelaku maupun korban akan di pertemukan dan saling saya berikan masukan serta nasehat bahwa jagalah
meminta maaf agar pelaku bullyingnya tidak mengulangi hubungan baik dengan teman-teman meskipun kalian dari
lagi kesalahan yang telah merugikan temannya sendiri. bermacam daerah dengan tidak memberikan julukan
Misalnya saja contoh siswa tidak boleh membedakan nama yang buruk, menghina atau memanggil teman
berteman satu dengan yang yang lainnya. Harus saling bukan dengan nama aslinya. Serja jangan mengejek atau
menghormati dan menghargai. Tidak lupa ke dua siswa menghina teman dalam bentuk bullying lainnya yang
yang sedang bertengkar tersebut dipanggil ke ruangan akan membuat teman kalian merasa sakit hati. Sebab
BK untuk dilakukan mediasi dan saling meminta maaf. dengan kalian melakukan penghinaan atau bullying
kalian sama saja melanggar norma dan perilaku tersebut
Memberikan program stop bullying di SMP Taman tidak mencerminkan sifat dan sikap Pancasila sila ke 2
Siswa Kota Mojokerto dimana Salah satu program dimana dalam sila ke 2 jelas disebutkan bahwa
untuk mencegah maupun menekankan terjadinya bullying kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam sila ini
yakni program stop bullying. Program ini dirancang menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial
untuk memberikan pemahaman kepada semua elemen memiliki hak dan kewajiban yang sama (Wawancara
sekolah baik kepala sekolah, guru, staf sekolah maupun dilakukan 19 januari 2018).
siswa-siswi kelas VII, VIII, dan IX. Dengan membuat
program stop bullying di harapkan bisa menyadarkan ke Pembahasan
semua siswa, guru, staf yang ada di sekolah. Peraturan Pengentasan masalah bullying di sekolah tentunya harus
tersebut dibuat agar semua siswa, guru, staf sekolah dilakukan dengan serius dengan cara bekerja sama antara
menjadi takut bilamana mau melakukan pembullian guru, wali kelas, siswa, dan orang tua. Menanamkan
kepada teman atau orang yang tidak disukainnya. Dalam pemahaman pada siswa tentang dampak yang di
hal ini guru bisa menyisipkan materi tentang stop timbulkan dari bullying merupakan tugas guru di sekolah.
bullying pada setiap pertemuan orang tua siswa baik pada Untuk mengatasi perilaku bullying perlu adanya
saat rapat atau pada saat pengambilan rapot siswa agar beberapa strategi yang dapat merubah perilaku siswa
para orangtua juga ikut untuk mengingatkan anaknya yang menjadi pelaku bullying. Berbagai macam strategi
bahwa tindakan bullying itu tidak baik dilakukan. Materi yang dilakukan oleh guru guna mencapai tujuan

1113
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 03 Tahun 2020, 1104-1116

pembelajaran yang kondusif dan merubah perilaku siswa yang jauh lebih lemah dibanding pelaku. Tindakan
ke arah yang lebih baik lagi dan dikehendaki. Beberapa tersebut dapat melukai secara fisik atau psikis anak atau
penerapan strategi yang dilakukan guru dalam mengatasi kelompok lain karena pada umumnya bullying dapat
perilaku bullying harus dijalankan secara serius kepada dilakukan secara fisik atau verbal yang berupa kata-kata
siswa dan tepat sasaran. Adapun strategi guru dalam kasar.
mengatasi perilaku bullying di SMP Taman Siswa Kota Bullying terjadi tidak hanya disebabkan oleh satu
Mojokerto antara lain mencari akar permasalahan dengan faktor saja tetapi setiap bagian yang ada di sekitar anak
cara bertanya seputar alasan siswa melakukan bullying, juga turut memberikan kontribusi baik langsung maupun
memberikan hukuman (punishment) sebagai penguatan tidak langsung dalam munculnya perilaku tersebut. Andi
negatif yang bertujuan untuk memberikan efek jera bagi Priyatna (2010:6-8) mengemukakan bahwa faktor-faktor
siswa pelaku bullying, memberikan beberapa layanan dan tersebut antara lain (1)Faktor dari Keluarga, Pola asuh
mengampanyekan program “stop bullying”, dan dalam suatu keluarga mempunyai peran dalam
pengawasan (monitoring). semua itu dilakukan guru pembentukan perilaku anak terutama pada munculnya
untuk mecapai proses pembelajaran yang kondusif. perilaku bullying. Keluarga yang menerapkan pola asuh
Dari teori Skinner dapat di terapkan di sekolah yaitu permisif membuat anak terbiasa untuk bebas melakukan
Guru mencari akar permasalahan apa yang sedang segala sesuatu yang diinginkannya. Anak pun juga
dilakukan oleh siswa siswinya dan menanyakan secara menjadi manja, akan memaksakan keinginannya. Anak
langsung apa yang terjadi sehingga bullying tersebut bisa juga tidak tahu letak kesalahannya ketika ia melakukan
terjadi. Setelah mengetahui akar permasalahannya apa kesalahan sehingga segala sesuatu yang dilakukannya
barulah guru memberikan solusi yang baiknya seperti dianggapnya sebagai suatu hal yang benar. Begitu pula
apa. Dalam hal ini guru di SMP Taman Siswa dengan pola asuh yang keras, yang cenderung
memberikan masukan-masukan atau bahkan pendapat mengekang kebebasan anak. Anak pun terbiasa
pada siswa yang menjadi korban atau siswa yang menjadi mendapatkan perlakuan kasar yang nantinya akan
pelaku tersebut. Guru mengajak mereka berdiskusi dipraktikkan dalam pertemanannya bahkan anak akan
baiknya gimana untuk kedepannya dan juga menganggap hal tersebut sebagai hal yang wajar.
mendengarkan keluh kesah mereka dengan sabar. Anantasari (2006:57) menyatakan bahwa lingkungan
Selanjutnya guru akan memberikan hukuman jika keluarga si anak apabila cenderung mengarah pada hal-
diperlukan untuk memberikan efek jera kepada para hal negatif seperti sering terjadi kekerasan (memukul,
siswa yang melakukan bullying pada temannya. menendang meja dan lain-lain), sering memaki-maki
Hukuman bisa disesuaikan dengan seberapa fatalnya dengan menggunakan kata kotor, sering menonton acara
kasus yang telah dilakukan oleh siswa tersebut, dengan televisi yang mana terdapat adegan-adegan kekerasan
catatan tidak akan mengganggu mental anak yang akan dapat berimbas pada perilaku anak. Sifat anak yang
mendapat hukuman. Misalnya saja mendapatkan poin cenderung meniru (imitation) akan melakukan hal yang
atau bisa dengan memanggil ke dua orangtuanya untuk sama seperti apa yang dilihatnya. Selain itu anak akan
bersama-sama mencari solusi apa nantinya. membentuk kerangka pikir bahwa perilaku yang sering
Selanjutnya yaitu selalu mengampanyekan program dilihatnya merupakan hal yang wajar bahkan perlu untuk
stop bullying pada setiap pelajaran misalnya bahwa dilakukan. (2) Faktor dari Pergaulan, teman sepermainan
jangan sampai kalian melakukan bullying pada teman yang sering melakukan tindakan kekerasan terhadap
kalian sendiri sebab nanti akan bisa mengganggu psikis orang lain akan berimbas kepada perkembangan si anak.
serta mental teman kalian. Dan jika kalian melakukannya Anak juga akan melakukan hal yang sama dengan apa
akan mendapatnkan teguran dari guru BK, mendapatkan yang dilakukan oleh teman-temannya. Selain itu anak
poin dan orangtua bisa dipanggil ke sekolah. Tidak hanya baik dari kalangan sosial rendah hingga atas juga
itu saja sekolah juga harus melakukan pengawasan melakukan bullying dengan maksud untuk mendapatkan
terhadap semua muridnya dan juga memberikan aturan pengakuan serta penghargaan dari teman-temannya.
yang lebih ketat lagi sehingga siswa akan berfikir dua Menurut Costrie Ganes Widayanti (2009) menyatakan
kali untuk melakukan perbuatannya tersebut. bahwa anak-anak yang melukai temannya baik secara
Bullying didefinisikan sebagai perilaku verbal dan fisik ataupun psikis tanpa merasa empati atau iba
fisik yang dimaksudkan untuk mengganggu seseorang disebabkan (1) Perasaan berhak, berkaitan dengan
yang lebih lemah. Senada dengan hal tersebut menurut kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki anak untuk
Rigby Ken (2003:3) Perilaku bullying dapat terjadi secara mengendalikan, mengontrol dan menindas. (2) Fanatisme
individual ataupun berkelompok yang dilakukan seorang pada perbedaan, perbedaan yang ada baik fisik, agama,
anak ataupun kelompok secara konsisten dimana kemampuan ekonomi, hingga kemampuan akademik
tindakan tersebut mengandung unsur melukai bagi anak
Penerapan Strategi Guru dalam menangani School Bullying Siswa di Sekolah SMP Taman Siswa Kota Mojokerto

dipandang sebagai kelemahan yang tidak pantas untuk perilaku bullying di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto
mendapatkan penghargaan. cukup beragam, diantaranya yaitu kesulitan dalam
Karakteristik Pelaku Bullying dalam setiap aksi mengontrol perilaku siswa jika berada di luar lingkungan
kekerasan tentu saja terdapat pelaku aksi kekerasan serta sekolah. Untuk itu guru harus menyelesaikan segala
korban aksi kekerasan. Dimana keduanya memiliki hambatan yang ada dan mencegah agar perilaku bullying
karakteristik tersendiri yang dapat diamati. Pelaku tidak terjadi kembali di lingkungan sekolah SMP Taman
bullying biasanya anak-anak yang secara fisiknya Siswa Kota Mojokerto.
berukuran besar dan kuat. Tidak menutup kemungkinan
apabila pelaku bullying memiliki ukuran tubuh yang kecil Saran
atau sedang dengan dominasi kekuatan serta kekuasaan Bagi pihak sekolah agar lebih tegas lagi dalam
yang besar di kalangan teman-temannya. Pelaku bullying menerapkan sikap sopan dan santun terhadap siswa
juga memiliki tempramen yang tinggi. Mereka akan ataupun guru serta juga menghargai orang yang berda di
melakukan bullying terhadap temannya sebagai wujud sekeliling kita. Serta lebih tegas lagi dalam melakukan
kekecewaan, bahkan kekesalan mereka (Sejiwa, 2008:14- tindakan kekerasan yang ada disekolah agar kasus seperti
15). Hambatan yang ditemui guru di SMP Taman Siswa ini tidak terjadi lagi dan lagi. Tidak hanya siswa saja
Kota Mojokerto cukup beragam, untuk itu perlu adanya yang harus mentaati peraturan tersebut melainkan semua
kerja sama yang sungguh-sungguh antara semua elemen warga sekolah untuk bisa membudidayakan sikap sifat
baik kepala sekolah, guru, staf, maupun orang tua siswa saling menghargai orang yang ada di sekeliling kita. Bagi
dalam membina dan menjadi contoh dalam berperilaku orang tua agar lebih lagi mengawasi tindak tanduk
yang baik untuk siswa sesuai dengan norma yang ada di perilaku dan sikap anaknya selama dirumah. Sebab
masyarakat. dirumah tempat belajar secara alami dengan waktu yang
banyak dibandingkan dengan disekolah. Orangtua juga
PENUTUP bisa menanamkan pola asuh yang baik dan bisa diterima
Simpulan oleh anak serta juga memberikan nilai moral yang sesuai
Penerapan Strategi yang dilakukan oleh guru bertujuan dengan norma yang ada. Kepada siswa, hendaknya lebih
guna untuk mencapai pembelajaran yang kondusif, meningkatkan rasa kekeluargaan dan lebih menghargai
nyaman dan aman. Beberapa strategi yang dilakukan terhadap teman lainnya, dapat menghargai dan
guru dalam mengatasi perilaku bullying harus dijalankan menghormati kekurangan ataupun kelebihan yang
secara serius kepada siswa dan tentunya tepat sasaran. dimiliki oleh orang lain agar terhindar dari perilaku
Adapun strategi guru dalam mengatasi perilaku bullying bullying.
di SMP Taman Siswa Kota Mojokerto antara lain adalah
mencari akar permasalahan dengan cara bertanya seputar
alasan siswa melakukan bullying, memberikan hukuman DAFTAR PUSTAKA
(punishment) sebagai penguatan negatif yang bertujuan Anantasari, Menyikapi Perilaku Agresif Anak
untuk memberikan efek jera bagi siswa pelaku bullying (Yogyakarta: Kanisius,2006)
agar tidak lagi melakukan hal tersebut, memberikan Andri Priyatna. (2010). Let‟s End Bullying: Memahami,
beberapa layanan (informasi, orientasi, dan mediasi), Mencegah & Mengatasi Bullying. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. (8 Desember 2016)
menerapkan serta mengampanyekan program “stop
Baharudin dan Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan
bullying”. Semua itu dilakukan guru untuk mecapai Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. (1
proses pembelajaran yang kondusif serta menjadikan Desember 2016).
siswa sebagai insan yang berbudi baik, tanggung jawab,
http://news.detik.com/read2012/07/31/105747/1979089/1
dan disiplin serta menghargai sesama. 0/6/5-kasus-bullying-sma-di-jakarta#bigpic (diakses 3
Serta dalam menunjang hal ini perlu adanya pola asuh Januari 2017).
orang tua yang sangat berpengaruh penting. Dimana
Kathy Robison (2010:1), Bullies and Victims: A Primer
orang tua harus memantau bagaimana perkembangan
for Parents
perilaku anaknya. Jika anaknya melakukan kesalahan Nels Ericson. Bullying at. School (2007:7-8)
harus dinasehati dengan cara baik-baik tidk dengan Olweus, D. (1994). Bullying at school Basic facts and
kekerasan. Orangtua juga harus menanamkan pentingnya effects of a school-based intervention program.
kesadaran hukum kepada anak bahwa jika kita merugikan Journal of Child Psychology and Psychiatry, 35,
orang lain atau mengganggu orang lain maka akan 1171-1190.
mendapat teguran atau bahkan sangsi tegas jika orang Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi
Kedua. Jakarta: PT. Kencana Media Group. (17
tersebut tidak terima dengan apa yang kita lakukan.
Oktober 2016)
Hambatan yang ditemui oleh guru dalam mengatasi

1115
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 03 Tahun 2020, 1104-1116

Siswati, Siwati and Widayanti, Costrie Ganes (2009). The


phenomeneon of bullying in Elemtari School.
Semarang: A Descriptive Study.
Slamento. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang
mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
UNY Press.
Sugiono (2012). memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: ALFABETA.
Sukardi. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi aksara.

Anda mungkin juga menyukai