Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KEGIATAN PROYEK

MKWK TANPA PERUNDUNGAN


( Aksi Bersama Lawan Perundungan Sosialisasi di SMP Global Prima )

Nama : Muhammad Fajri Saputra


NIM : 230702008
Prodi : Sastra Melayu
Fakultas : Ilmu Budaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengedukasi


bagi anak-anak khususnya yang masih usia dini hingga anak muda agar
dapat menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari di tengah
keberagaman yang ada di Indonesia, sehingga dapat mewujudkan
kehidupan yang tertib dan damai. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
30 Oktober 2023, bertempat di SMP Global Prima Medan, Jl. Brigjend
Katamso No.282-383, Sei Mati, Kec. Medan Maimun, Kota Medan,
Sumatera Utara 20159. Metode yang akan digunakan kali ini ialah
pendekatan kualitatif, dimana perwakilan kelompok akan langsung
datang ke lokasi yang telah di tentukan dan melakukan penyuluhan dalam
bentuk penyampaian cerita serta memberikan sosialisasi atau himbauan
langsung kepada mereka.
Kegiatan sosialisasi akan dilaksanakan dengan cara mendatangi sekolah
dasar dan memberikan pengertian secara menyenangkan dan menghibur
mengenai keberagaman di Indonesia dan arti dari toleransi serta
umplementasinya dalam keseharian bagi anak-anak usia dini. Dalam
aspek toleransi, dibutuhkanlah sebuah edukasi mengenai sikap toleransi
sebagai pupuk bagi anak-anak dalam membantu pentingnya tumbuh dan
berkembangnya dalam memahami arti keanekaragaman budaya, suku,
ras, bahasa, agama, dan lainnya yang ada di Indonesia.
Agar kelak mereka dapat bersatu dalam gotong royong memajukan
peradaban bangsa Indonesia tanpa melihat latar belakang budaya, ras,
suku dan agama yang berbeda- beda Mereka dapat bersatu dengan
perbedaan yang ada. Hingga saat ini masih banyak ditemukan kasus
intoleransi yang terdapat di masyarakat terutama dalam perbedaan agama
bahkan beberapa kasus menggunakan unsur kekerasan dan menimbulkan
korban jiwa. Karena Indonesia merupakan negara yang sangat
beranekaragama. Lantas pengetahuan dan pemahaman tentang
pentingnya toleransi harus terus dilaksanakan agar terciptanya negara
kesatuan republik Indonesia yang tentram dan damai dalam keberagaman.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan pendidikan yang sering dijumpai saat ini adalah
permasalahan moral yang kian hari semakin tergerus oleh perkembangan
zaman, seperti adanya perilaku menyimpang, tindakan kekerasan, hingga
perilaku menyimpang hukum.
Salah satu permasalahan moral di dunia pendidikan yang marak terjadi
saat ini adalah kasus perundungan atau yang lebih akrab disebut dengan
istilah bullying. Menurut Jan dan Husain (2015), bullying merupakan
suatu tindakan atau perilaku yang berlebihan yang dilakukan oleh pelajar
yang satu atau lebih terhadap pelajar lainnya. Sedangkan Riauskina, dkk
(2005) mendefinisikan school bullying sebagai perilaku agresif
kekuasaan terhadap siswa yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/
kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih
lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Kasus bullying di Indonesia kian hari terus meningkat. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan menyebutkan bahwa
laporan yang masuk terkait dengan kasus perundungan adalah sebanyak
37.381 kasus disepanjang tahun 2011 hingga 2019. Dari jumlah tersebut,
2.473 kasus disinyalir merupakan kasus perundungan yang terjadi pada
dunia pendidikan. Selain itu, Organization of Economic Co-operation and
Development (OECD) dalam riset Programme for International Students
Assessment (PISA) di tahun 2018 menunjukkan hasil bahwa 41,1 persen
murid di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan. Angka ini
selanjutnya menjadikan Indonesia pada posisi ke-5 dari 78 negara dengan
kasus perundungan tertinggi (Kompas.com, 2021).
Di dunia pendidikan fenomena perundungan sudah berlangsung lama,
tetapi banyak dari kasus perundungan ini yang tidak timbul ke permukaan
dengan berbagai alasan. Meskipun telah ada upaya untuk mengatasi
perundungan melalui kebijakan dan program-program pencegahan, masih
banyak tantangan yang dihadapi dalam menangani fenomena ini secara
efektif. Beberapa faktor seperti kurangnya kesadaran, kurangnya
pelaporan, dan ketidakcukupan sumber daya merupakan beberapa dari
banyak hambatan dalam menanggulangi perundungan.
Korban bullying lebih beresiko mengalami masalah-masalah kesehatan
baik fisik maupun mental. Beberapa masalah yang mungkin diderita oleh
korban bullying antara lain munculnya masalah mental seperti depresi
dan kegelisahan yang mungkin akan terbawa hingga dewasa. Adapun
keluhan fisik yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, sakit perut,
ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan
penurunan semangat belajar.
Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying mungkin
akan menunjukkan sifat kekerasan. Seperti yang dialami seorang remaja
15 tahun di Denpasar, Bali, yang tega membunuh temannya sendiri
karena dendamnya kepada korban. Pelaku mengaku kerap menjadi target
bullying sejak kelas satu SMP.
Faktor yang menyebabkan terjadinya perundungan ada 3, yaitu: pertama,
faktor keluarga (meniru orang tua yang kerap memberikan hukuman fisik
pada anaknya). Kedua, faktor sekolah (anak yang merasa senior sering
kali melakukan perundungan terhadap adik kelasnya). Ketiga, faktor
teman sebaya (terjadi karena pelaku perundungan ingin mendapatkan
perhatian dari berbagai pihak atau dari teman yang lainnya)
Oleh karena itu, diperlukan aksi bersama melawan perundungan dari
berbagai pihak, termasuk siswa, guru dan staf sekolah serta oraganisai
internal sekolah, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas
dari perundungan. Melalui pendekatan kolaboratif, diharapkan dapat
menciptakan budaya inklusif yang menghormati keberagaman dan
mendorong empati di antara individu-individu.
Berdasarkan paparan situasi di atas, maka kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan dengan melaksanakan sosialiasi untuk melakukan
aksi bersama melawan bullying atau perundungan di kalangan remaja
SMP Global Prima Medan. Dengan sosialisasi tersebut, diharapkan anak-
anak remaja di SMP Global Prima Medan memiliki karakter yang kuat,
dimana karakter tersebut selanjutnya dapat menghindarkan mereka dari
aksi bullying atau perundungan. Selain itu, pendidikan karakter ini juga
dapat diterapkan oleh siswa siswi SMP Global Prima Medan, baik dalam
kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupan di lingkungan sekolah.

METODE
Metodologi perancangan merupakan sebuah rangkaian atau kerangka
pikir dalam proses perancangan yang akan dilakukan. Dengan metodologi
perancangan tersebut, diharapkan mampu menjawab persoalan mengenai
“Keberagaman di Indonesia untuk mencegah sikap intoleransi sejak usia
dini”. Analisis ini menggunakan metode kualitatif. Oleh karena itu,
metode dan proses yang akan digunakan dalam perancangan akan
diimplementasikan.
1. Ide perancangan
Perumusan ide perancangan dari kegiatan proyek MKWK berdasarkan
persayaran kelengkapan tugas akhir (UAS).
2. Penentuan lokasi perancanganPenentuan lokasi perancangan
melalui virtual zoom seperti google meet atau zoom.
3. Pengumpulan informasi
Dalam pengumpulan informasi dibutuhkan beberapa metode, maka
langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
3.1 Diskusi atau wawancara
Diskusi atau wawancara ini dilakukan dengan pihak sekolah. Dalam
diskusi tersebut penulis menggali detail mulai dari jumlah murid dan data
lain yang digunakan untuk kepentingan sosialisasi.
4. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan dan pengolahan data untuk perancangan ini ada dua
macam, yaitu data primer dan data sekunder, berikut penjelasannya:
● Data Primer
Data primer menggunakan data yang kami peroleh secara langsung dari
lapangan dan sumber ,
1) Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan , transkrip , buku , surat kabar, majalah ,
prasasti , notulen rapat, lengger ,agenda, dan sebagainya

KESIMPULAN
Perundungan, atau bullying, merujuk pada tindakan agresif atau
intimidatif yang dilakukan secara berulang oleh satu individu atau
sekelompok individu terhadap yang lain. Hal ini dapat terjadi secara fisik,
verbal, sosial, atau melalui media sosial, Kegiatan sosialisasi mahasiswa/i
USU khususnya kelompok 57 Tanpa perundungan di SMP Global Prima
bertujuan untuk mengedukasi para siswa tentang dampak negatif
perundungan serta cara mencegah dan menanggulanginya. dari kegiatan
yang kami lakukan tersebut dapat mencakup peningkatan kesadaran,
perubahan perilaku positif, dan pembentukan lingkungan sekolah yang
lebih aman dan mendukung. Harapan terhadap kegiatan sosialisasi di
sekolah mengenai perundungan sangatlah besar. Pertama-tama,
diharapkan bahwa sosialisasi ini dapat menciptakan pemahaman
mendalam di kalangan siswa tentang dampak negatif dari perundungan
dan betapa pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.
Selain itu, diharapkan terjadi perubahan sikap di antara siswa, di mana
mereka membangun toleransi, empati, dan penghargaan terhadap
perbedaan. Harapan lainnya adalah agar siswa merasa nyaman
melaporkan kasus perundungan dan bahwa sekolah dapat menangani
masalah tersebut dengan cepat dan efektif. Lebih dari sekadar
penyuluhan, diharapkan kegiatan ini dapat merangsang keterlibatan aktif
siswa dalam mencegah perundungan dan menjadikan mereka agen
perubahan positif di lingkungan sekolah. Akhirnya, harapan terbesar
adalah terwujudnya lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan, di
mana setiap siswa merasa didukung, dihargai, dan dapat berkembang
secara positif dalam suasana yang aman dan mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
D. 2012. Keterampilan empati dalam penyelenggaraan konseling pasca
traumatic untuk Korban bullying di sekolah menengah. Prosiding
Internasional Amirah Seminar & Workshop Post Traumatic Conceling,
hlmn.38
Coloroso, B. 2007. Stop bullying. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, hlmn
44-47

Prihatingsih, S. 2011. Jurnal juveline delinquency (kenakalan remaja)


pada remaja putra korban Perceraian orang tua. Fakultas Psikologi
Universitas Gunadharma.
Wiyani, N. A. 2012. Save Our Children From School Bullying.
Yogyakarta : Ar-Ruzz media, Hlmn.12
Zakiah, Ela Zain. dkk. 2017. Jurnal faktor yang mempengaruhi remaja
dalam melakukanbullying. Fakultas ilmu Sosial dan Politik Universitas
Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai