ABSTRAK
PENDAHULUAN
METODE
Metodologi perancangan merupakan sebuah rangkaian atau kerangka
pikir dalam proses perancangan yang akan dilakukan. Dengan metodologi
perancangan tersebut, diharapkan mampu menjawab persoalan mengenai
“Keberagaman di Indonesia untuk mencegah sikap intoleransi sejak usia
dini”. Analisis ini menggunakan metode kualitatif. Oleh karena itu,
metode dan proses yang akan digunakan dalam perancangan akan
diimplementasikan.
1. Ide perancangan
Perumusan ide perancangan dari kegiatan proyek MKWK berdasarkan
persayaran kelengkapan tugas akhir (UAS).
2. Penentuan lokasi perancanganPenentuan lokasi perancangan
melalui virtual zoom seperti google meet atau zoom.
3. Pengumpulan informasi
Dalam pengumpulan informasi dibutuhkan beberapa metode, maka
langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
3.1 Diskusi atau wawancara
Diskusi atau wawancara ini dilakukan dengan pihak sekolah. Dalam
diskusi tersebut penulis menggali detail mulai dari jumlah murid dan data
lain yang digunakan untuk kepentingan sosialisasi.
4. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan dan pengolahan data untuk perancangan ini ada dua
macam, yaitu data primer dan data sekunder, berikut penjelasannya:
● Data Primer
Data primer menggunakan data yang kami peroleh secara langsung dari
lapangan dan sumber ,
1) Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan , transkrip , buku , surat kabar, majalah ,
prasasti , notulen rapat, lengger ,agenda, dan sebagainya
KESIMPULAN
Perundungan, atau bullying, merujuk pada tindakan agresif atau
intimidatif yang dilakukan secara berulang oleh satu individu atau
sekelompok individu terhadap yang lain. Hal ini dapat terjadi secara fisik,
verbal, sosial, atau melalui media sosial, Kegiatan sosialisasi mahasiswa/i
USU khususnya kelompok 57 Tanpa perundungan di SMP Global Prima
bertujuan untuk mengedukasi para siswa tentang dampak negatif
perundungan serta cara mencegah dan menanggulanginya. dari kegiatan
yang kami lakukan tersebut dapat mencakup peningkatan kesadaran,
perubahan perilaku positif, dan pembentukan lingkungan sekolah yang
lebih aman dan mendukung. Harapan terhadap kegiatan sosialisasi di
sekolah mengenai perundungan sangatlah besar. Pertama-tama,
diharapkan bahwa sosialisasi ini dapat menciptakan pemahaman
mendalam di kalangan siswa tentang dampak negatif dari perundungan
dan betapa pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.
Selain itu, diharapkan terjadi perubahan sikap di antara siswa, di mana
mereka membangun toleransi, empati, dan penghargaan terhadap
perbedaan. Harapan lainnya adalah agar siswa merasa nyaman
melaporkan kasus perundungan dan bahwa sekolah dapat menangani
masalah tersebut dengan cepat dan efektif. Lebih dari sekadar
penyuluhan, diharapkan kegiatan ini dapat merangsang keterlibatan aktif
siswa dalam mencegah perundungan dan menjadikan mereka agen
perubahan positif di lingkungan sekolah. Akhirnya, harapan terbesar
adalah terwujudnya lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan, di
mana setiap siswa merasa didukung, dihargai, dan dapat berkembang
secara positif dalam suasana yang aman dan mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
D. 2012. Keterampilan empati dalam penyelenggaraan konseling pasca
traumatic untuk Korban bullying di sekolah menengah. Prosiding
Internasional Amirah Seminar & Workshop Post Traumatic Conceling,
hlmn.38
Coloroso, B. 2007. Stop bullying. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, hlmn
44-47