Anda di halaman 1dari 3

Akhir-akhir ini banyak sekali beredar video perundungan dimedia sosial.

Mulai dari jenjang sekolah dasar


sampai sekolah menengah atas, laki-laki ataupun pererempuan.

Ada pelaku perundungan yang sudah mendapatkan hukuman, tapi banyak juga yang masih berkeliaran.

Efek dari perundungan, tidak bisa dipandang sebelah mata. Baru-baru ini, ada anak sekolah dasar yang
melompat dari lantai 4 sekolahnya karena dirundung teman-temannya.

Kalau kita lihat komentar-komentar nitizen, yang paling banyak, tentu menghujat pelaku perundungan.
Ada yang menyalahkan orang tua yang tidak bisa menjaga anaknya, ada yang menyalahkan guru, ada
juga yang menyalahkan sistem pendidikan.

Tentu, semua orang bebas berpendapat dan bebas untuk beropini, yang penting tidak melanggar hukum
yang berlaku.

Terus, pendapatku gimana? Tentu saja, sangat kecewa dengan banyaknya perundungan yang terjadi,
dan tidak membenarkan perilaku seperti itu.

Tapi, tentu juga tidak menutup kesempatan kepada pelaku perundungan untuk terus mendapatkan
pendidikan. Mereka harus terus dan tetap mendapatkan pendidikan.

Karena, jika seorang anak bermasalah hukum tidak mendapatkan pendidikan, tentu efek jangka
panjangnya, ketika anak sudah dewasa akan menjadi lebih buruk lagi.

Dan sebagai guru, kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir masalah perundungan yang
banyak terjadi saat ini?

Sebelum lanjut, aku mau kenalan dulu.

Haii… namaku sahibul wafa tajul arifin. Aku adalah seorang guru SLB, Sekolah Luar Biasa di Kabupaten
Sanggau Kalimantan Barat.

Saat ini, masih banyak sekali perundungan yang terjadi di sekolah-sekolah. Menurut kemdikbud, dari
data hasil asesmen nasional tahun 2021, setidaknya ada 24,4% siswa berpotensi mengalami
perundungan. Artinya ada 11.031.240 siswa yang berpotensi mengalami perundungan di sekolah.

Jadi, apa yang terekam di video dan bertebaran di media sosial, itu hanya secuil kecil dari apa yang
sebenarnya terjadi.

Terus, sebagai guru, apa yang bisa kita lakukan?

Ada sebuah pendekatan yang bisa kita gunakan untuk meminimalisir kasus perundungan.

Yaitu Pedagogi Inklusif.


Pengertian

Pedagogi inklusif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dan melibatkan semua
siswa tanpa terkecuali, termasuk dengan keberagaman latar belakang, gaya belajar maupun
kemampuan siswa.

Disini, guru dan siswa bekerjasama untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman serta
saling menumbuhkan rasa keadilan dan memungkinkan setiap siswa merasa dihargai tanpa ada rasa
didiskriminasi atau dibeda-bedakan.

Guru perlu membuat media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat diakses oleh semua
siswa dengan berbagai latar belakang yang beragam, termasuk budaya, jenis kelamin, kemampuan,
kebutuhan khusus dan lainnya.

Pedagogi inklusif akan menciptakan lingkungan belajar yang adil dan setara di semua siswa. Serta
memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan pencapaian
mereka dalam pembelajaran.

Ada 3 hal utama dalam pedagogi inklusif

1. Komunikasi inklusif
2. Praktik pembelajaran inklusif, dan
3. Merancang kurikulum inklusif

3 hal ini menjadi inti dari pedagogi inklusif.

ayo, Kita bahas satu-satu.

Komunikasi Inklusif

Pertama adalah komunikasi inklusif. Maksudnya adalah penggunaan komunikasi yang efektif yang dapat
di akses dan bermakna bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang, kemampuan ataupun kebutuhan
khusus mereka.

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, guru perlu memahamkan 4 skill kepada siswa

1. Kesadaran intrapersonal, yaitu kemampuan individu untuk berkomunikasi dengan dirinya


sendiri, memahami dirinya sendiri dan mengendalikan sikap dirinya.
2. Keterampilan interpersonal, yaitu keterampilan individu dalam berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang lain secara efektif.
3. Membangun lingkungan belajar yang inklusif, yaitu lingkungan belajar yang menerima
keberagaman.
4. Menciptakan lingkungan yang ramah dan saling menghormati

Praktik Pembelajaran Inklusif

Selanjutnya, inti yang kedua dari pedagogi inklusif adalah praktik pembelajaran inklusif.
Guru perlu menggunakan berbagai strategi dan teknik pembelajaran untuk melibatkan dan mendukung
siswa dalam proses pembelajaran

Untuk bisa mempraktikkan pembelajaran inklusif dikelas, guru perlu memahami beberapa hal

1. Mengkomunikasikan ekpektasi dan harapan yang ingin di capai siswa dengan jelas di awal
2. Menawarkan berbagai cara kepada siswa untuk mendemonstrasikanpengetahuan mereka, bisa
dengan mainmapping, audio, video atau yang lainnya.
3. Menggunakan metode pembelajaran yang mempertimbangkan keberagaman, kemampuan,
pengalaman siswa sebelumnya, dan latar belakang pengetahuan siswa.

Merancang Kurikulum Inklusif

Nah, inti yang terakhir dari pedagogi inklusif adalah merancang kurikulum inklusif

Disini guru perlu menekankan pentingnya menciptakan materi kurikulum dan pengalaman belajar yang
dapat dapat diakses, relevan dan menarik untuk semua siswa.

Nah, yang perlu dilakukan guru adalah dengan mentransformasi kurikulum yang ada

Dengan menerapkan pendekatan pedagogi inklusif, tentu semua siswa akan merasa dihargai dan
didukung ketika belajar serta siswa tidak akan merasa didiskriminasi dan dikucilkan.

Pedagogi inklusif juga menciptakan hubungan sosial yang baik antara siswa satu dengan semua siswa
lainnya dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Dan disini,e mpati siswa akan semakin tinggi
karena terbiasa berinteraksi dengan teman yang beragam. Rasa memiliki siswa akan semakin meningkat,
kebersamaan pun akan semakin erat.

Penerapan pendekatan ini juga akan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan saling
menghargai antara siswa, sehingga meninimalisir kemungkinan terjadinya perundungan.

Seperti dalam sebuah penelitian, yang menunjukkan bahwa, pendekatan pedagogi inklusif mampu
meninimalisir kasus perundungan yang terjadi.

Sepertinya ini sudah cukup.

Semoga kasus perundungan yang terjadi saat ini bisa terus berkurang dan semakin berkurang dam
akhirnya hilang.

Terima kasih sudah menonton.

Sampai jumpa.

Anda mungkin juga menyukai