Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga
penyusunan buku panduan implementasi mata pelajaran Pendidikan Antikorupsi
bagi guru Sekolah Dasar dapat terselesaikan. Buku ini merupakan panduan bagi
guru atau pendidik untuk dapat menerapkan mata pelajaran pendidikan
antikorupsi.
Perilaku koruptif telah merasuki semua elemen bangsa. Padahal, kita semua tahu
perilaku seperti itu membuat tindak pidana korupsi menjadi hal yang dianggap
biasa. Sebuah ironi karena perilaku tersebut adalah perbuatan tidak bermoral.
Perilaku koruptif ditandai oleh hilangnya nilai-nilai jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil dari dalam diri
individu. Mengapa nilai-nilai karakter ini makin menghilang, tentu menjadi
keprihatinan kita.
Apabila semua itu terpenuhi, maka substansi yang semula dianggap sulit, akan
mudah dipelajari oleh siswa (learnable). Substansi yang semula dianggap sebagai
beban akan menjadi kebutuhan dan bermakna bagi kehidupan. Artinya,
keberadaan kurikulum menjadi alat bantu yang memudahkan dan melancarkan
proses pembelajaran, bukan mempersulit apalagi merepotkan semua pihak (guru,
siswa, dan orang tua).
2. Aksi Guru dalam Pendidikan Antikorupsi
b. Rencanakan
Buat perencanaan yang rinci sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
peserta didik serta menggunakan sumber dan bahan ajar yang tersedia di alam dan
lingkungan sekitarnya. Jadikan pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.
c. Wujudkan
Wujudkan suasana belajar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dengan
mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik serta
menggunakan sumber dan bahan ajar yang tersedia di alam dan lingkungan seki-
tarnya.
d. Evaluasi
Lakukan evaluasi terhadap ketercapaian sikap peserta didik sesuai tujuan. Jaga
konsistensi pengamalan dan penerapan sikap di sekolah dan di luar sekolah.
Perbaiki proses secara terus menerus
B. ASPEK PENDIDIKAN KORUPSI
1. Bersifat jangka panjang. Dimulai sejak peserta didik menjadi siswa satuan
pendidikan sampai lulus dari satuan pendidikan
a. Tahu (Pengetahuan)
Peserta didik dikondisikan untuk tahu, sadar, dan paham tentang perilaku
antikorupsi. Untuk tahu, sadar, dan paham dapat dilakukan melalui
mendengar, melihat, membaca, dan merasa. Agar proses pengkondisian
peserta didik untuk tahu, sadar, dan paham lebih efektif, maka sekolah dapat
melakukan melalui mata pelajaran sebagai alat. Dalam hal ini mata pelajaran
yang dimaksudkan adalah PPKn.
b. Bisa (Keterampilan)
c. Terbiasa (Sikap)
a. Pengetahuan.
Peserta didik dikondisikan untuk mengetahui dan memahami tentang
antikorupsi. Tahu dan paham bisa bersumber dari mendengar, melihat,
membaca atau merasa.
Setelah tahu dan bisa, pembelajaran juga harus melangkah pada kemampuan
peserta didik untuk bisa, mampu atau terampil mempraktekkan dan melakukan
secara nyata. Proses ini dapat dikondisikan melalui latihan yang terus menerus
dan konsisten di sekolah dan di luar sekolah.
c. Sikap.
Sikap terbentuk karena keterampilan yang terbiasa dan konsisten dilakukan di
manapun, kapanpun, dan dalam suasana bagaimanapun. Sikap terbentuk
melalui pembiasaan yang konsisten di sekolah dan di luar sekolah.
C. LANGKAH PEMBELAJARAN
Wujud dari pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana, maka setiap tahapan
proses pembelajaran merupakan langkah-langkah berkesinambungan dan
konsisten untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Proses tersebut, dapat
dilakukan melalui pembelajaran dikelas. Adapun tahapan pendidikan antikorupsi
dilakukan dalam tiga tahap yakni inisiatif merancang, sertakan peserta didik, dan
siapkan jejaring. Tiga langkah ini menjadi kendali untuk efektifnya proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan
A. Landasan Filosofis
1. Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkngan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
menberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional. Bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
mengembangkan kehidupan masa kini dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik dimasa depan. Mempersiapkan peserta
didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masa kini dan masa depan
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
B. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kebutuhan masyarakat,bangsa dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena
berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja dan dunia
ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat
menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memeberikan kontribusi secara optimal
dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-
based society)
C. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis
sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama
menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk jenjang pendidikan
dasar. Oleh karena itu implementasi pendidikan di SD yang selama ini
lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap,
pengetahuan dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan
yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan
masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain
mencerminkan muatan pengetahaun sebagai bagian dari peradaban
manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang
hayat.
D. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standartd-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, staandar pengelolaan, standar pembiayaan dna
standar penilaian pendidikan, kurikulum 2013 denan latar belakang
karakteristik dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
E. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah :
1. Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
II. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Anti Korupsi untuk SD Kota
Bandar Lampung ini didasarkan pada Peraturan Wali Kota Nomor 21
Tahun 2020
A. Kompetensi Inti
KELOMPOK B (UMUM)
7 Seni Budaya dan prakarya 2 2 2 2 2 2
8 Bahasa dan Aksara Lampung 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Antikorupsi 1 1 1 1 1 1
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
10 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
Jumlah Jam pel A & B per Minggu 31 33 35 37 37 37
Keterangan :
a. satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
b. beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40%
pengetahuan dan praktik dan pembiasaan.