Anda di halaman 1dari 84

Pendidikan

Antikorupsi
Modul Penguatan Nilai-nilai Antikorupsi pada
Pendidikan Dasar dan Menengah

Tingkat SMA/MA/SMK/MAK
Pendidikan Antikorupsi. Modul Penguatan Nilai-nilai Antikorupsi pada Pendidikan Dasar
dan Menengah. Tingkat SMA/MA/SMK/MAK
Komisi Pemberantasan Korupsi 2017

Pengarah:
Komisioner KPK
Deputi Bidang Pencegahan

Penanggung jawab:
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Sujanarko

Supervisi:
Dony Mariantono
Irawati
Handayani
Gumilar Prana Wilaga

Penyusun:
Ir. Akhmad Supriyatna, M.Pd
Dr. Maulia D. Kembara

Prof. Burhanuddin Tola, Ph.D


Deni Hadiana S.Si, M.Si
Dr. Jaka Warsihna

Editor:
Ahmad Farid
Abdul Hanan Hasanudin

Desain dan Ilustrasi:


Babay Suhendri
Abdul Hanan Hasanudin

Diterbitkan oleh:
Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Kedeputian Bidang Pencegahan
Komisi Pemberantasan Korupsi
Jl. Kuningan Persada Kav. IV Setiabudi Kuningan Jakarta Selatan 12950.
www.kpk.go.id
www.acch.kpk.go.id
www.aclc.kpk.go.id
Cetakan 1: Jakarta, 2017

Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya, diperbanyak untuk tujuan
pendidikan dan non-komersial lainnya, dan bukan untuk diperjualbelikan.
Pendidikan
Antikorupsi
Modul Penguatan Nilai-nilai Antikorupsi pada
Pendidikan Dasar dan Menengah

Tingkat SMA/MA/SMK/MAK

Komisi Pemberantasan Korupsi


“Pembangunan budaya sebuah
bangsa haruslah by design. Not
by default”

--KOENTJARANINGRAT--

vi Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusunan naskah
Pendidikan Antikorupsi: Modul Penguatan Nilai-nilai Antikorupsi pada Pen-
didikan Dasar dan Menengah telah selesai dibuat dan disusun oleh Direktorat
Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, Komisi Pemberantasan Korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK ) sebagai lembaga yang mempunyai visi
‘Bersama Elemen Bangsa, Mewujudkan Indonesia Yang Bersih Dari Korupsi’
dan dalam menjalankan salah satu tugasnya dalam bidang pencegahan sesuai
dengan amanat UU No.30 tahun 2002 pasal 13 huruf c yakni menyelenggara-
kan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan tentunya
dalam meningkatkan daya guna dan hasil guna upaya pemberantasan korupsi
diperlukan peran serta dari seluruh stakeholder bangsa ini.
Modul ini disusun dengan tujuan sebagai proses pembelajaran dalam pen-
guatan nilai-nilai antikorupsi untuk setiap level jenjang pendidikan dengan peli-
batan dari seluruh elemen agar lebih dapat memahami, menyadari dan menya-
kini serta mengaktualisasikan pendidikan antikorupsi dari ruang kelas, sekolah,
rumah, serta lingkungan. Keniscayaan akan generasi ke depan akan mempunyai
karakter moral yang antikorupsi akan terwujud jika dalam setiap proses pembe-
lajaran tidak hanya mengajarkan akan tetapi juga adanya pengkondisian yang
dipraktekkan secara nyata melalui sikap dan perilaku yang baik.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan
dukungan dan kontribusi dalam penyusunan modul ini. Kami menyadari bahwa
modul ini masih jauh dari kata sempurna, karenanya saran dan kritik memban-
gun sangat diharapkan guna perbaikkan di masa yang akan datang.

Agustus, 2017

Pimpinan
Komisi Pemberantasan Korupsi

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK vii


DAFTAR ISI
Pengantar ..... vii
Daftar Isi.....viii
Petunjuk Penggunaan Modul.....x

Langkah 1 Pahami: Mengapa Perlu Pendidikan Antikorupsi? ..1


• Kita Berada di Tepi Jurang.....4
• Sekolah Kita yang Rawan .....6
• Upaya Tidak Biasa .....10
• Fokus Pada Pendidikan Antikorupsi .....11
• Prinsip Pendidikan Antikorupsi .....12
• Kompetensi Sesuai Tahapan Perkembangan .....14

Langkah 2. Sadari dan Yakini: Antikorupsi Adalah Kebutu-


han....17
• Nilai-Nilai Pembentuk Perilaku Antikorupsi .....18
• Nilai-Nilai Antikorupsi dan Manfaatnya .....20
• Indikator Perilaku Jujur .....22
• Indikator Perilaku Peduli .....24
• Indikator Perilaku Mandiri .....26
• Indikator Perilaku Disiplin .....28
• Indikator Perilaku Tanggung Jawab .....30
• Indikator Perilaku Kerja Keras .....32
• Indikator Perilaku Sederhana .....34
• Indikator Perilaku Berani .....36
• Indikator Perilaku Adil .....38

viii Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Langkah 3. Amalkan: Penguatan Nilai-Nilai Antikorupsi .....41
• Tahapan Pembelajaran .....42
• Garis Besar Pengkondisian dan Tata Kelola .....44
• Langkah Pengkondisian Lengkap .....46
• Mata Pelajaran Adalah Alat .....48
• Langkah Praktis Guru (Contoh) .....50
• Tahapan Penyusunan Lesson Plan .....52
• Contoh Lesson Plan .....54
• Contoh Lesson Plan Kreatif....56
• Contoh Instrumen Penilaian .....58
• Peta Indikator Per Jenjang .....60

Langkah 4. Deklarasikan: Peta Jalan Tindak Lanjut.....63


• Intervensi Pembudayaan di Masyarakat .....64
• Meluaskan Pendidikan Berbudaya Antikorupsi .....66

Referensi.....68
Kontributor .....70

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK ix


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Salam Antikorupsi Bapak Ibu Guru! tidak. Tidak ada materi ajar baru yang
harus disampaikan sehingga menam-
Lazimnya, ketika kita menerima
bah waktu dan beban belajar. Modul
sebuah modul pembelajaran, ker-
ini semata untuk menguatkan nilai-
ap kali kita berpikir modul ini untuk
nilai antikorupsi dalam diri kita yang
dibelajarkan langsung kepada peserta
diterapkan secara konsisten di semua
didik. Tapi, tidak untuk modul ini.
aspek kehidupan. Melalui cara ini di-
Modul ini adalah untuk para guru dan
harapkan semua orang dewasa dapat
kita semua sebagai orang dewasa.
menjadi teladan bagi peserta didik.
Lantas, apakah modul ini menambah
Bagaimana langkah menggunakan
beban pembelajaran? Sama sekali
modul ini? Berikut empat langkah
yang perlu dicermati.

1
Mulailah dengan Langkah Pertama. Pada
bagian ini kita mencoba memahami
mengapa perlu pendidikan Antikorupsi.
Kita selami kondisi kita sebagai bangsa,
kondisi sekolah sebagai pembangun
budaya, dan cara pandang kita sendiri se-
bagai makhluk Tuhan. Apakah kita sudah
antikorupsi? Apakah antikorupsi itu aturan
atau kebutuhan? Mengapa harus sekolah
yang memotori?
Patut diingat bahwa dalam pendidikan,
yang utama adalah membangun watak,
bukan penguasaan pengetahuan.

Selanjutnya lanjutkan ke Langkah Kedua.


Sadari dan yakini apa saja nilai-nilai
antikorupsi yang harus kita amalkan
dan perlu dibelajarkan kepada anak.
Apa saja nilai-nilai pembentuk perilaku
antikorupsi itu? Apakah harus dibelajar-

2
kan sekaligus? Apakah teknisnya tidak
merepotkan?
Sadari dan yakini bahwa nilai-nilai an-
tikorupsi itu sudah ada dalam jiwa setiap
individu. Tugas kita, sebagai orang de-
wasa adalah menguatkan nilai itu melalui
pengkondisian dalam semua aktivitas
kehidupan secara konsisten.

x Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Jika langkah ketiga sudah tercapai,

4
mulaikan meluaskan pendidikan
antikorupsi seperti di Langkah Keem-
pat. Deklarasikan pengamalan yang
kita lakukan dengan langkah Tindak
Lanjut. Tularkan budaya antikorupsi
ke sekolah lain dalam satu wilayah.
Kemudian luaskan ke wilayah lain.
Jadikan sekolah kita sebagai lokomotif
penyebaran budaya antikorupsi di
wilayah di mana kita berada.

3
Selanjutnya mulailah mempraktekkan antikorupsi.
Teknisnya ada di Langkah Ketiga. Pada bagian ini kita
diajak memulai pembelajaran dengan terlebih dahulu
mengamalkan antikorupsi untuk diri kita sendiri, dan
menjadi contoh bagi peserta didik. Setelah itu kita
membuat kondisi agar nilai-nilai antikorupsi dalam
diri peserta didik melekat kuat dan diamalkan dalam
praktek kehidupan sehari-hari.
Bagaimana pengkondisian harus dilakukan? Ikuti taha-
pannya pada bagian ini.
a. Sebagai guru, kita senantiasa melengkapi diri
dengan perangkat (instrumen) untuk mengecek
ketercapaian hasil belajar anak/peserta didik sesuai
indikator pencapaian hasil belajar untuk menentu-
kan langkah-langkah tindak lanjut;
b. Agar konsisten, Sekolah melengkapi diri dengan
perangkat (instrumen) untuk mengecek keterlaksa-
naan apakah proses pengkondisian antikorupsi di
sekolahnya berjalan atau tidak.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK xi


Kekuatan rakyat adalah jumlah kekuatan
tiap-tiap anggota dari rakyat itu. Segala
daya upaya untuk menjunjung derajat
bangsa tidak akan berhasil kalau tidak
dimulai dari bawah. Rakyat yang kuat
akan pandai melakukan segala usaha yang
perlu atau berguna bagi kemakmuran
negeri.

—KI HAJAR DEWANTARA—

xii Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Langkah
1
PAHAMI
MENGAPA PERLU
PENDIDIKAN
ANTIKORUPSI?
Sebelum menyelami lebih jauh tentang Pendidi-
kan Antikorupsi, pahami terlebih dahulu tentang
apa itu Pendidikan Antikorupsi dan mengapa
diperlukan Pendidikan Antikorupsi.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 1


MENGAPA PERLU PENDIDIKAN
Hari-hari ini kita menyaksikan berita jalan pintas, arogan, inkonsisten, dan
tentang tindak pidana korupsi dan rupa-rupa perilaku tak pantas lainnya
perilaku koruptif di mana-mana. Ter- kian menyesakkan dada, kita sadar
jadi di hampir semua daerah di Tanah budaya antikorupsi kita menghilang.
Air, di semua level, dan di semua segi
Kemanakah budaya antikorupsi kita?
kehidupan dengan beragam jenis,
modus, dan kompleksitas. Perilaku Di satu sisi Bangsa kita memiliki
koruptif telah merasuki semua elemen kelemahan perilaku yang diwariskan
bangsa. Padahal kita semua tahu bah- sebagai hasil penjajahan. Sejak lama
wa korupsi adalah perilaku yang tidak kita sadari kelemahan ini. Mental
bermoral. Sebuah ironi. menerabas, tidak menghargai waktu,
meremehkan mutu, tidak percaya diri,
Muara dari persoalan korupsi adalah
dan banyak lagi.
hilangnya nilai-nilai antikorupsi (jujur,
peduli, mandiri, disiplin, tanggung- Sementara di sisi lain, dunia pendidi-
jawab, kerja keras, sederhana, berani, kan yang diharapkan menjadi penguat
adil) dari dalam diri individu. budaya antikorupsi makin dirasakan
tidak konsisten dalam menjalankan
Ketika hari-hari ini kita menyaksi-
fungsinya. Proses pendidikan seperti
kan kasus-kasus korupsi kian marak,
mementingkan penguasaan pengeta-
meluas dan beragam, serta perilaku
huan semata ketimbang membiasa-
saling tidak percaya, saling menyalah-
kan, lepas tanggungjawab, mencari

KELEMAHAN PERILAKU Perilaku koruptif di-


• mentalitas yang meremehkan mutu; anggap biasa. Marak
• mentalitas yang suka menerabas (in- di semua segi kehidu-
stan); pan dalam beragam
• tidak percaya pada diri sendiri; modus
• tidak berdisiplin murni;
• mentalitas yang suka mengabaikan
tanggung jawab”.
Koentjaraningrat (1974)

• mempunyai penampilan yang berbeda


di depan dan belakang.
• segan dan enggan bertanggung- Perlu Budaya
jawab atas perbuatannya, putusannya, Baru Antikorupsi
kelakuannya, pikirannya, dan sebagain-
ya. yang dimotori
• jiwa feodalistik. oleh sekolah.
Mochtar Lubis (1978)

2 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


kolah diharapkan menjadi “lokomotif”

ANTIKORUPSI? dalam penguatan budaya antikorupsi.


Alih-alih menguatkan sekolah sebagai
pusat pendidikan yang utama dalam
penguatan budaya antikorupsi, kita
kan perilaku baik. Sekalipun sekolah semua lebih sibuk melakukan upaya
mengimplementasikan berbagai penanganan jangka pendek.
kegiatan sejenis, akan tetapi hal terse-
but dilaksanakan seolah terpisah dari Oleh karena itu, inilah saatnya untuk
proses pembelajaran yang utuh. mengembalikan sekolah sebagai loko-
motif penguatan budaya antikorupsi
Lebih dari itu, praktek pengelolaan untuk jangka panjang. Kita awali den-
sekolah pun tidak luput dari perilaku gan melakukan Pendidikan Antikorupsi
koruptif pada segala lini. Padahal, se- yang dimotori oleh satuan pendidikan.

Perlu pembentukan Bu-


daya Baru dengan Cara
Berbeda, yang dilaku-
kan melalui Pendidikan
Karakter di semua pusat
pendidikan (keluarga,
sekolah, dan masyarakat),
dengan sekolah sebagai
lokomotif.

FAKTA DI SEKOLAH SAAT INI PERLU UPAYA DI SEKOLAH


• Pendidikan Karakter berlangsung Par-
YANG TIDAK BIASA
• Fokus pada penguatan karakter;
sial dan hanya bersifat pengetahuan;
• Kerawanan Perilaku Koruptif di dunia • Fokus pada perbaikan pola pikir dan
perilaku, bukan pengetahuan;
Pendidikan:
• penerimaan peserta didik baru dan mutasi; • Mengutamakan pembelajaran melalui
• diskriminatif (munculnya sekolah unggulan pengkondisian untuk menguatkan
atau kelas unggulan yang memicu perilaku karakter peserta didik;
koruptif);
• inkonsisten dalam berbagai aturan; • Mempraktekkan dan mengamalkan
• pungutan tidak sesuai aturan; perilaku antikorupsi secara massif di
• gratifikasi; semua “pusat pendidikan” dengan
• mark up dan manipulasi nilai; pembelajaran di kelas sebagai loko-
motif.
• menyontek;
• perbuatan curang; • Menggunakan keteladanan orang
• ambisi orang tua untuk mendukung anaknya dewasa sebagai prasyarat untuk mel-
mencapai nilai angka terbaik; akukan proses pendidikan.
• formalistik dan verbalistik;
• tidak jujur; • Proses pembudayaan melalui pen-
dekatan wilayah dan budaya luhur
• tidak mengutamakan pendidikan anak yang
setempat.
sesungguhnya.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 3


KITA DI TEPI JURANG
Sejak lama kita menyadari adanya kelemahan perilaku pada bang-
sa kita sebagai warisan kolonial. Kita juga mencoba berupaya
mengikis kelemahan itu. Namun, segala upaya seolah tiada hasil.

Sudah cukup banyak catatan ten-


tang persoalan yang kita hadapi
sebagai bangsa, yang kesemuanya
Ciri Manusia Indonesia
bermuara pada lemahnya perilaku. 1. mempunyai penampilan
Berbagai alasan juga sudah dikemuka- yang berbeda di depan dan
kan. Koentjaraningrat (1974) sudah belakang.
mengemukakan tentang lima sikap
2. segan dan enggan ber-
mental bermuatan pola pikir koruptif
tanggungjawab atas per-
warisan kolonial yang “hidup” dalam
buatannya, putusannya,
pola pikir anak bangsa kita. Mochtar
kelakuannya, pikirannya, dan
Lubis (1978) juga mengungkapkan
sebagainya.
beberapa ciri manusia Indonesia yang
berkonotasi negatif sebagai warisan 3. jiwa feodalistik.
zaman penindasan.
Sumber: Mochtar Lubis (1978)
Masih banyak lagi, kelemahan perilaku
tercermin sehari-hari. Semua itu men-
jangkiti semua sendi kehidupan kita Puisi Sajak Palsu Agus S. Sardjono
hari-hari ini, juga dunia pendidikan, cukup mengusik nurani tentang kon-
yang semestinya menjadi lokomotif disi sekolah kita. Puisi ini mengingat-
pembangunan budaya. kan kita bahwa jika ada kepalsuan di
dunia pendidikan, sekecil apapun itu,
Lima sikap mental akan berdampak pada pola pikir anak
bermuatan pola pikir dan terus berkembang sampai dewa-
koruptif warisan kolo- sa. Pada saatnya nanti, ketika mereka
nial menduduki posisi penting sebagai
pelaku atau penentu keputusan, pola
1. mentalitas yang meremehkan pikir palsu itu akan beraksi.
mutu;
Kita berada di tepi jurang! Sangat
2. mentalitas yang suka menera- berbahaya.
bas (instan);
Semua itu kita sadari. Selalu kita cari
3. tidak percaya pada diri jalan keluarnya. Tapi caranya selalu
sendiri; menggunakan pola pikir dan praktek
4. tidak berdisiplin murni; dengan mentalitas yang sama. Sehing-
ga hasilnya, hanya menjadi kegiatan
5. mentalitas yang suka meng- besar tanpa hasil.
abaikan tanggung jawab”.

Sumber: Koentjaraningrat (1974)

4 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Sajak Palsu
Oleh: Agus R. Sardjono

Selamat pagi Pak, Selamat pagi Bu


Ucap anak sekolah dengan sapaan palsu.

Lalu merekapun belajar dari buku-buku palsu.


Di akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mere-
ka yang palsu.
Karena tidak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke ru-
mah-rumah bapak dan Ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi
perhatian dan rasa hormat palsu
Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya
Pak guru dan Bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu yang baru

Masa sekolah demi masa sekolah berlalu


Merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu, sebagian menjadi guru, ilmu-
wan, atau seniman palsu

Dengan gairah tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan


palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu

Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan


impor palsu yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang
kelontong kualitas palsu
Dan bank-bank palsu dengan giat menwarkan bonus dan hadi-
ah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan
izin dan surat palsu kepada bank negeri yang dijaga pejabat-pejabat
palsu

Masyarakat pun berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa


palsu.
Maka uang asing menggertak dengan kurs palsu sehingga semua
blingsatan dan terperosok krisis yang meruntuhkan pemerintahan
palsu ke dalam nasib buruk palsu.

Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu dan mende-


batkan gagasan-gagasan palsu di tengah seminar dan dialog-dialog
palsu menyambut tibanya demokrasi palsu yang berkibar-kibar
begitu nyaring dan palsu.

*Terimakasih kepada Agus R. Sardjono yang telah mengizinkan


Sajak Palsu ini dikutip utuh di sini.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 5


SEKOLAH KITA YANG RAWAN
Perlu upaya memperbaiki bangsa. Dari mana mulainya? Satu-
satunya harapan kita bertumpu pada sekolah. Karena sekolah lah
lokomotif pembentukan budaya. Sekolah yang berintegritas dapat
membangun budaya baru yang berintegritas pula.

Alih-alih menjadi lokomotif, sekolah tindak korupsi, gratifikasi/suap atau


kita selama ini justru tidak lepas dari bentuk lain yang memicu terjadinya
persoalan disintegritas. Di sekolah kita penyimpangan prosedur/ mengarah
masih terdapat titik-titik rawan yang pada tindakan korupsi, gratifikasi/
memungkinkan terjadinya perilaku tak suap pada jenis kegiatan yang ada di
berintegritas yang nantinya dapat ber- sekolah antara lain:
muara pada terjadinya penyimpangan
prosedur yang mengarah tindakan
korupsi, gratifikasi/suap. Berdasarkan
hasil penelitian KPK, titik-titik rawan.
Penerimaan, penempatan dan
Berikut contoh kemungkinan bentuk mutasi pendidik dan tenaga kepen-
didikan

• Kemungkinan adanya per-


mintaan uang oleh pihak yang
berwenang dalam mengurus
Penyusunan, penetapan, dan penge- penerimaan, penempatan dan
sahan rencana kerja menengah dan mutasi pendidik dan tenaga
tahunan sekolah kependidikan yang akan ber-
dampak pada kinerja pegawai/
• Kemungkinan adanya peluang pejabat yang bersangkutan
terjadinya pemberian oleh pemo- dalam memberikan pelayanan
hon (sekolah) kepada pejabat pendidikan;
yang berwenang dalam rangka • Kemungkinan adanya permint-
mengesahkan Rencana Kegiatan aan atau pemberian dalam
dan Anggaran Sekolah/Madrasah artian luas dalam proses pene-
(RKAS/M), atau Rencana Angga- mpatan, promosi jabatan dan
ran dan Pendapatan dan Belanja pembagian tugas di sekolah
Sekolah/Madrasah (RAPBS/M) yang bersangkutan oleh kepala
• Kemungkinan adanya peluang sekolah/yayasan sehingga ber-
terjadinya pemerasan oleh pejabat dampak pada kinerja pegawai/
atau petugas yang berwenang pejabat yang bersangkutan
terhadap pemohon (sekolah) dalam dalam memberikan pelayanan
rangka mengesahkan RKAS/M atau kepada semua warga sekolah.
RAPBS/M

6 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Penerimaan siswa baru, kenaikan
kelas dan mutasi siswa

Proses pengadaan barang dan


jasa di sekolah • Kemungkinan peluang terjad-
inya penetapan jumlah dana
“sukarela” yang dibebankan
kepada calon orang tua dalam
• Kemungkinan adanya peluang proses penerimaan siswa baru,
pemberian dalam artian luas (ter- kenaikan kelas dan mutasi siswa
masuk fee ) dari rekanan kepada dari sekolah lain
pejabat pejabat yang berwenang
sebagai ucapan terima kasih atas • Kemungkinan adanya kecuran-
penunjukkan sebagai penye- gan atau cara-cara lain yang
dia barang/jasa yang kemudian memberikan peluang terjadinya
berdampak pada pelaksanaan tindakan korupsi, suap, gratifika-
pengadaan barang dan jasa, misal- si atau bentuk-bentuk lainnya
nya untuk mendapatkan bantuan, yang memungkinkan terjadinya
sekolah harus mengeluarkan biaya penyimpangan prosedur dalam
tambahan di luar ketentuan yang proses penerimaan siswa baru,
berlaku; kenaikan kelas, atau mutasi
siswa
• Kemungkinan adanya peluang
pemberian dalam artian luas (ter- • Kemungkinan terjadinya peny-
masuk fee ) dari rekanan kepada impangan atau kekeliruan
kepala sekolah sebagai ucapan adminstrasi dan pendokumenta-
terimakasih atas penunjukkan sian sebagai akibat dari kela-
sebagai penyedia barang/jasa. laian/kekurang profesionalan
petugas, adanya permainan,
• Kemungkinan terjadinya pen- ketertutupan, atau keterbatasan
gadaan barang/peralatan dan jasa sarana pendukung tersedia se-
fiktif yang dipertanggungjawabkan hingga pihak-pihak terkait tidak
dalam laporan realisasi penge- mendapatkan informasi yang
luaran rutin sekolah sehingga jelas. Hal ini akan menimbulkan
seolah-olah pengadaan tersebut peluang adanya “negosiasi”
memang terlaksana pihak-pihak terkait.
• Kemungkinan terjadinya penge- • Adanya peluang mark-up pada
naan berbagai jenis pungutan di saat sekolah memfasilitasi orang
luar ketentuan yang berlaku oleh tua siswa/wali siswa dalam
pihak sekolah kepada orang tua/ penyediaan seragam sekolah,
wali siswa, sebagai contoh: pun- buku pelajaran, dan sarana
gutan pemeliharaan perpustakaan penunjang belajar lainnya bagi
sekolah, pungutan pembelian putra/putrinya.
peralatan laboratorium, pungutan
pengambilan rapor, pengambilan
ijazah, legalisir rapor, legalisasi
ijazah dan sebagainya.
• Kemungkinan terjadinya mark-
up biaya pembangunan gedung
sekolah dan pengadaan sarana
lainnya.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 7


Kegiatan pembelajaran dan
Proses kenaikan dan kelulusan
kegiatan lain dalam rangka
siswa
pengembangan diri dan pen-
guatan karakter
• Kemungkinan adanya tawaran
• Kemungkinan adanya pilih kasih dari orang tua/wali siswa kepada
dalam memberikan kesempatan dan pendidik untuk meningkatkan
pembinaan kepada peserta didik un- nilai rapor bagi putera/puterinya
tuk mengikuti berbagai lomba, dan dengan menjanjikan imbalan
kemungkinan terjadinya kecurangan, tertentu
membiarkan terjadinya kecurangan
atau membantu siswa untuk berbuat • Kemungkinan adanya pungutan
curang dalam berbagai kegiatan di luar ketentuan untuk pengam-
lomba atau pembagian kerja dalam bilan rapor, ijazah atau legalisir
berbagai kegiatan lainnya; rapor, ijazah.

• Kemungkinan adanya pelanggaran • Tekanan dari orang tua untuk


disiplin oleh guru atau peserta didik mengubah nilai rapor.
mulai dari awal pembelajaran, pada
saat proses belajar, pemberian
tugas, ulangan, dan di akhir pem-
belajaran, misalnya guru atau siswa Pengawasan/supervisi dan
datang terlambat, ketidakadilan monitoring sekolah
dalam pembagian tugas-tugas
dalam pembelajaran, pelanggaran
etika kesantunan dalam proses • Kemungkinan adanya pemberi-
pembelajaran, guru meninggalkan an dalam arti luas dari pihak se-
siswa di kelas pada saat pembelaja- kolah kepada pengawas yang
ran berlangsung, kecurangan dalam melakukan tugasnya sebagai
melaksanakan tugas dan ulangan, supervisor sekolah
dan guru mengakhiri pembelajaran
sebelum jam pelajaran berakhir • Kemungkinan adanya per-
mintaan tertentu dari pihak
• Kemungkinan adanya janji atau pem- pengawas kepada sekolah
berian dalam arti luas oleh orang sehubungan dengan pelaksan-
tua/wali siswa kepada pendidik yang aan tugasnya dalam melakukan
memungkinkan adanya perlakuan supervisi ke sekolah
khusus kepada peserta didik tertentu
• Kemungkinan adanya pembe-
• Kemungkinan adanya pilih kasih rian oleh pihak sekolah kepada
(ketidakadilan) dalam memberikan pejabat institusi di atasnya agar
pelayanan dan/atau tugas-tugas sekolah mendapatkan angga-
kepada peserta didik, misalnya anak ran proyek dan menganggar-
yang dikategorikan berkemampuan kan biaya tersebut dalam pos
“unggul” dilayani dengan baik, APBS
sementara anak yang berkemamp-
uan biasa-biasa atau berkebutuhan
khusus tidak diberikan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan mereka.
• Kemungkinan adanya penjiplakan
hasil karya orang lain, atau meng-
akui hasil karya orang lain sebagai
hasil karyanya, atau mengutip
sebagian hasil karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber aslinya.

8 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Penyelenggaraan ulanagan atau Penegakkan disiplin dan
ujian (ulangan harian, ulangan keteladanan
tengah semester, ulangan akhir
semester, ulangan kenaikan ujian
sekolah dan ujian nasional) • Kemungkinan terjadinya ket-
idakadilan (pilih kasih) dalam
penegakkan disiplin oleh
• Kemungkinan adanya penetapan pendidik kepada peserta didik
jumlah dana “sukarela” yang karena alasan tertentu
dibebankan kepada orang tua/wali
siswa sehubungan dengan akan • Kemungkinan kurangnya
diadakannya ujian keteladanan dari para pendidik
atau tenaga kependidikan
• Kemungkinan adanya pembe- yang berdampak pada peri-
rian oleh orang tua/wali siswa laku siswa, misalnya ada guru
kepada tenaga pendidik untuk yang terlambat namun tidak
memberikan kemudahaan ke- merasa bersalah, sementara
pada putera-puterinya sehingga kalau siswa terlambat dikenai
memunculkan peluang untuk sanksi. Hal ini akan mendorong
melakukan perbuatan curang, tumbuhnya kebiasaan “korup-
seperti menyontek, membuatkan si” waktu oleh pendidik dan
dan memberikan jawaban kepada tenaga kependidikan.
siswa, membocorkan soal dan
sebagainya
• Kemungkinan adanya kesem-
patan atau celah bagi siswa untuk
berbuat curang (menyontek dari
teman, menyontek dari buku/sum-
ber lain), atau ada kemungkinan
pendidik membantu/memberi
kesempatan kepada peserta didik
untuk berbuat curang dengan
berbagai alasan, misalnya mem-
bantu siswa mengerjakan soal,
memberi kesempatan siswa untuk
menyontek, membocorkan soal
sebelum ujian dan sebagainya
• Kemungkinan adanya tekanan
dari pihak luar untuk kepentingan
tertentu sehingga mendorong
sekolah untuk membantu siswa
dengan cara-cara yang ilegal,
seperti membantu siswa dalam
mengerjakan soal ujian nasional,
memberikan jawaban kepada
siswa, atau membocorkan soal
sebelum ujian berlangsung.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 9


PERLU UPAYA YANG TIDAK BIASA
Di tengah segala persoalan, perlu proses pendidikan yang ber-
beda, dimulai dari cara pandang yang berbeda.

Perlu terobosan besar. Harus dilaku-


kan semacam revolusi mental-kultural Bagaimanapun juga, sekolah ada-
(suprastruktur) yang diarahkan untuk lah replika masyarakat masa depan,
menciptakan masyarakat religius semua hal yang terjadi pada masa-ma-
yang berperikemanusiaan, egaliter, sa sekolah akan menjadi cerminan
mandiri, amanah, dan terbebas dari masyarakat di masa depan. Maka,
berhala materialisme-hedonisme, serta sekolah harus ditempatkan sebagai
sanggup menjalin persatuan (gotong lokomotif yang akan membawa pe-
royong) dengan semangat pelayanan rubahan pada bangsa ini.
(pengorbanan)” (Yudi Latif, 2015). Mari kita bergerak aktif. Dimulai dari
Diperlukan upaya “tidak biasa” pembangunan jiwa, pembangunan
dengan cara pandang yang juga tidak budaya, dan diawali dari ruang kelas
biasa. Termasuk cara pendidikan dan dan dari sekolah.
cara pandang terhadap pendidikan.
Cara pandang terhadap pendidikan
mungkin harus diletakkan terbalik. CARA PANDANG TERHADAP
PENDIDIKAN YANG SEMESTINYA
• Anak adalah produsen, pelaku
aktif dalam pembelajaran;
• Guru adalah profesi yang inde-
penden yang mendidik anak
CARA PANDANG TERHADAP sesuai kondisi anak, konteks lokal
PENDIDIKAN SELAMA INI dan variasinya tanpa bertentan-
gan dengan prinsip yang tertuang
dalam kebijakan dan aturan yang
• Anak ditempatkan sebagai konsu- berlaku;
men dan obyek pembelajaran; • Sarana-prasarana fisik hanyalah
• Guru hanya bekerja mendidik anak pendukung proses pendidikan;
sesuai tahapan dalam aturan yang • Penghasilan guru harus memenu-
berlaku; hi standar kelayakan dan penam-
bahannya berkorelasi dengan
• Sarana prasarana fisik adalah kunci keberhasilan pendidikan.
keberhasilan proses pendidikan; • Sekolah adalah lokomotif peruba-
han. Sekolah lah yang memotori
• Besarnya penghasilan guru adalah perubahan budaya korupsi mas-
kunci keberhasilan pendidikan. yarakat menjadi budaya antiko-
Kesejahteraan guru harus dipenuhi rupsi.
terlebih dulu agar kualitas pendidi-
kan menjadi baik;
• Sekolah akan mengikuti budaya
masyarakat. Ketika masyarakat
berperilaku koruptif, maka sekolah
juga demikinan.

10 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


FOKUS PADA ANTIKORUPSI
Dari segala persoalan tersebut, terutama untuk mencegah ko-
rupsi secara sistemik, saatnya sekolah kembali fokus ke penguatan
perilaku antikorupsi, bukan penguasaan materi pengetahuan.
Dasarnya jelas dan lebih memiliki makna dan memberi harapan.

Setiap manusia terlahir dibekali poten- ada dalam setiap jiwa individu.
si dan sikap positif agar kehadirannya
Dalam kaitan itulah pendidikan ber-
mampu menyelamatkan diri pribadi,
fungsi sebagai proses untuk memupuk
keluarga, lingkungan, masyarakat,
dan menguatkan nilai-nilai yang sudah
bangsa dan negaranya. Itulah fitrah
tertanam dalam diri setiap individu.
manusia, yang diutus Tuhan sebagai
Oleh karena itu pendidikan harus lah
rahmat bagi seluruh alam. Fitrah inilah
tanpa paksaan.
yang membedakan manusia den-
gan makhluk Tuhan lainnya. Dengan Untuk mewujudkan hal itu perlu
demikian sebetulnya cikal bakal dan desain pendidikan yang utuh, yang
bibit menjadi orang yang berbudaya memosisikan anak agar aktif mem-
antikorupsi sudah ada dalam diri bangun gerakan antikorupsi melalui
manusia. prakarsa-prakarsa individu maupun
kelompok. Artinya, anak diposisikan
Ki Hajar Dewantara mengungkapkan
sebagai produsen yang aktif dalam
bahwa pendidikan itu hanya suatu
segala hal.
“tuntunan” di dalam tumbuhnya anak-
anak kita. Hidup tumbuhnya anak di Ini perlu dilakukan untuk mengem-
luar kecakapan dan kehendak kita balikan iklim dunia pendidikan yang
kaum pendidik. selama ini, anak diposisikan sebagai
konsumen yang harus menampung
Maka dari itu, untuk menyelesaikan
semua yang diinginkan orang dewasa.
segala persoalan akibat kelemahan
Pola ini kontraproduktif dengan upaya
perilaku, tidak ada jalan lain selain
membangun karakter.
menguatkan bibit perilaku baik yang

Prinsip Pendidikan Indonesia dan perbedaannya


dengan Pendidikan Barat
Pendidikan Barat Pendidikan Indonesia
Ketertiban yang dihasilkan Kehidupan yang tata tentrem
melalui paksaan dan hu- yang bersumber dari ketertiban
kuman (regering-tucht-en dan kedamaian (orde en vrede).
orde). Paksa dan hukum Oleh karena itu pendidikan di
merupakan pola pendidikan Indonesia lebih pada Among
Barat. Methode. Pendidikan tidak atas
dasar paksaan.
(Ki Hajar Dewantara, 1977.)

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 11


PRINSIP PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Budaya itu dianut dan diyakini 1. Sebagai bagian dari pendidikan
bersama, diwariskan dan dipela- karakter, pendidikan antikorupsi
jari. Proses mempelajari budaya bersifat jangka panjang. Dimulai
(enkulturasi) dilakukan melalui sejak peserta didik masuk ke satuan
semua aspek kehidupan keseh- pendidikan dasar hingga di pen-
arian manusia dalam satu ko- didikan tinggi. Proses awal memer-
munitas. Pendidikan merupakan lukan identifikasi dan perencanaan
salah satu proses pembentukan yang matang, sementara hasilnya
budaya. Untuk itu harus dilakukan baru akan terlihat dalam beberapa
aktivitas konsisten di berbagai dekade.
tempat.
2. Sebagaimana pendidikan karakter,
Terdapat 4 Prinsip Pendidikan pendidikan antikorupsi dipengaru-
Antikorupsi yang mengarah pada hi oleh perbedaan setiap tahap
penguatan dan pembangunan perkembangan anak. Efektivitas
Karakter. pendidikan karakter harus menim-
bang dengan seksama karakteristik

PENDIDIKAN KARAKTER
BERSIFAT JANGKA PANJANG

Pengetahuan

PT
Usia PAUD dan SD adalah
fase pendidikan karakter. Porsi
pembelajaran terkait pengeta-
SMA huan sangat kecil.
Makin meningkat usia, porsi
pengetahuan makin banyak.
SMP
Hal ini bukan berarti, makin
bertambah usia, pendidikan
SD karakter dianggap tidak
penting. Melainkan, karakter
yang tertanam di usia rendah
diharapkan sudah melekat
Karakter PAUD kuat dan sudah diamalkan se-
cara konsisten. Bahkan sudah
menjadi prinsip hidup.
Sumber: Ki Hajar Dewantara (1977)

12 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


perkembangan yang dominan pada setiap tahapan usia (Piaget, 1896 –
1980).
3. Pendidikan antikorupsi harus bertumbuh memadukan antara pemahaman,
penyadaran dan pengamalan di semua segi kehidupan secara konsisten.
Proses ini berlangsung keluarga, sekolah, dan lingkungan atau masyarakat,
serta komunitas-komunitas yang dekat dengan kehidupan anak, baik pada
tataran sosial maupun budaya.

Ki Hajar Dewantara menyebut ter-


dapat tiga tempat pergaulan yang
TEMPAT YANG MENJADI PUSAT-PUSAT menjadi pusat pendidikan, yakni apa
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI yang ia sebut sebagai alam-keluarga,
Teman Bermain
alam perguruan, dan alam-pergerakan
pemuda. Secara lebih luas, alam-per-
guruan /sekolah meliputi di kelas dan
di luar kelas, sedangkan alam-perger-
akan pemuda meliputi teman bermain
dan masyarakat.

4. Pendidikan antikorupsi merupa-


Keluarga kan bagian integral dari pendidikan
karakter generasi muda. Hal ini sangat
bergantung pada 2 (dua) faktor besar.
Pertama, motivasi individu. Artinya,
Kelas meskipun pendidikan karakter an-
tikorupsi berjalan baik, tetapi selama
motivasi individu untuk korupsi tidak
Sekolah
berkurang, maka efektivitas sosialisasi
Lingkungan nilai-nilai antikorupsi masih diper-
tanyakan. Kedua, pada aras makro,
Sumber: Ki Hajar Dewantara (1977), IIB (2017) kesempatan untuk melakukan korupsi
merupakan salah satu faktor yang
dapat mengikis habis penanaman
nilai-nilai baik anti korupsi.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 13


KOMPETENSI SESUAI
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Kemampuan pencapaian kompetensi anak tergantung pada taha-
pan perkembangan sesuai tingkatan usia.

Sebagaimana pendidikan karakter, bangan anak. Selain Piaget, para ahli


pendidikan antikorupsi dipengaru- membagi tingkatan perkembangan in-
hi oleh perbedaan setiap tahap dividu secara beragam. Namun dalam
perkembangan anak (Piaget; 1896 konteks pendidikan, semua aspek
–1980). Piaget menyatakan bahwa perkembangan, antara lain perkem-
anak-anak sangat bergantung pada bangan kognitif, iman, moral, dan
tahap perkembangannya, mengalami
pendewasaan dan kemudian mampu
untuk berfikir mengenai moralitas.
Oleh karena itu pendidikan antikorupsi
harus sejalan dengan tingkat perkem-
SD
Kelas 4-6

SD Menguatkan pe-
Kelas 1-3 nyadaran dalam
pembiasaan dan
pengamalan ten-
tang manfaat
PAUD Memperkenalkan aturan bagi kehidu-
melalui pembiasaan pan, baik kehidupan
dan pengamalan, diri pribadi maupun
semua aturan moral di kehidupan sosial
rumah, sekolah dan dan lingkungan.
lingkungan tempat
tinggal dan diperkuat
dengan cerita, per-
mainan, aktivitas dan
simbol-simbol keta-
atan.

14 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


lainnya menjadi pertimbangan
dalam pendidikan antikorupsi.
Berikut kerangka dasar
pendidikan antikorupsi yang DEWASA
disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak.

SMA
Kelas 10-12

SMP Menguatkan pem-


Kelas 7-9 biasaan dan penga-
malan aturan secara
konsisten dimanapun,
kapanpun, dalam
situasi apapun, ber-
Menguatkan pembi- peran aktif serta
asaan dan pengamalan berkomitmen untuk
aturan secara konsisten menegakkan prinsip
dimanapun, kapanpun, dalam menaati aturan
dalam situasi apapun di lingkungan yang
serta berperan aktif lebih luas.
dalam penerapan atur-
an dalam kehidupan
sosial

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 15


Pengetahuan tidaklah cukup; kita
harus mengamalkannya.
Niat tidaklah cukup; kita harus
melakukannya.

--JOHANN WOLFGANG VON


GOETHE--

16 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Langkah
2
SADARI & YAKINI
ANTIKORUPSI
ADALAH
KEBUTUHAN
Setelah Anda memahami betapa pent-
ingnya pendidikan antikorupsi, sadari
dan yakini bahwa perilaku itu perlu
diwujudkan untuk menguatkan jati diri.
Perilaku antikorupsi itu merupakan kebu-
tuhan pribadi sebagai orang yang ber-
moral, bukan karena kewajiban, paksaan
atau tuntutan pihak lain.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 17


NILAI-NILAI PEMBENTUK
PERILAKU ANTIKORUPSI
Salah satu hal yang menyatukan kita
dalam kehidupan berbangsa adalah
adanya nilai-nilai utama yang menjadi 9 NILAI PEMBENTUK
landasan kepribadian bangsa. Nilai-
nilai tersebut disepakati, dipahami,
KARAKTER
(Versi KPK)
kemudian meresap menjadi acuan
dalam kehidupan bangsa dan men- • Kejujuran,
jadi pedoman dalam segala aktivitas • Tanggung jawab,
penyelenggaraan negara. • Kesederhanaan,
• Kepedulian,
• Kemandirian,
• Disiplin,
18 NILAI KARAKTER • Keadilan,
(Versi Kemendikbud) • Kerja keras,
• Keberanian.
• Religius,
• Jujur,
5 NILAI PENGUATAN
• Toleransi,
PENDIDIKAN KARAKTER
• Disiplin, (Versi Kemendikbud)
• Kerja keras,
• Kreatif,
• Mandiri,
• Demokratis,
• Rasa Ingin Tahu,
• Semangat Kebangsaan,
• Cinta Tanah Air,
• Menghargai Prestasi,
• Bersahabat/Komunikatif,
• Cinta Damai,
• Gemar Membaca,
• Peduli Lingkungan,
• Peduli Sosial,
• Tanggung Jawab

18 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Dari berbagai kajian dan sudut Variasi ini membedakan sudut pan-
pandang, kita memiliki banyak sekali dang dalam mengartikan nilai-nilai
nilai-nilai karakter. karakter. Akan tetapi, dalam pelaksa-
naannya, nilai manapun yang diguna-
Kemendikbud melansir 18 Nilai Pen-
kan bukanlah masalah.
didikan Karakter yang dikembangkan
di sekolah yang diperoleh melalui Yang penting bagaimana membelajar-
kajian empiris yang bersumber dari kan nilai itu dalam proses pembelaja-
Agama, Pancasila, budaya, dan tujuan ran yang konsisten dan terus menerus
pendidikan nasional. dengan indikator hasil belajar yang
tepat.
Nilai ini kemudian dikerucutkan lagi
menjadi lima nilai: Integritas, Religi- Fokus pembelajaran adalah bagaima-
us, Nasionalis, Mandiri dan Gotong na menguatkan perilaku pribadi sesuai
Royong. nilai-nilai yang diharapkan. Untuk itu
harus ada identitas diri yang melan-
Melalui kajian yang dilakukan KPK
dasi. Identitas diri ini adalah sebuah
ditemukan sembilan nilai sebagai
Konsep Diri Bermoral yang melekat
pembentuk karakter yang bermuara
pada masing-masing individu.
pada perilaku antikorupsi.
Konsep diri bermoral inilah yang akan
KPK memilih dan menetapkan nilai-
memotivasi individu untuk memban-
nilai antikorupsi, sebagai pedoman
gun kepribadiannya yang utuh dan
dan inspirasi bagi setiap individu dan
stabil. Utuh dalam arti terdapatnya
organisasi (baik pemerintah maupun
konsistensi antara perkataan, perasaan
swasta), dan mentransformasikan
dan perilaku. (Ade Murti; 2016)
nilai-nilai tersebut dalam kerangka
mencapai idealisme sebagai Bangsa
Indonesia yang Bermartabat.

NILAI-NILAI UTAMA DAN NILAI PEMBENTUK PERILAKU ANTIKORUPSI


Versi: Kajian KPK

NILAI UTAMA NILAI PEMBENTUK


PERILAKU ANTIKORUPSI

• Integritas • Kepedulian
• Kesederhanaan
• Kejujuran
• Keadilan
• Tanggung
PERILAKU
• Keberanian ANTIKORUPSI
jawab • Kebersyukuran
• Kerja keras • Optimisme
• Kemandirian
• Kedisiplinan

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 19


NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
DAN MANFAATNYA
Berikut nilai-nilai pembentuk perilaku antikorupsi, deskripsi singkat
serta manfaatnya bagi diri pribadi dan secara sosial.

Jujur Peduli Mandiri Disiplin

Berkata benar Memiliki kasih Memiliki karakter Konsisten, tertib,


sesuai dengan sayang, empati yang kuat, punya menepati janji,
yang dilihat, dan keberpi- inisiatif dan tidak komitmen dan
didengar, dan hakan kepada menggantungkan taat aturan
dirasakan sesama maupun keputusan kepa-
lingkungan da orang lain
Manfaat Pribadi: Manfaat Pribadi:
• Jiwa tenang, Manfaat Pribadi: Manfaat Pribadi: • Jiwa tenang,
damai, bahagia, • Kepuasan • Percaya diri, damai, bahagia,
percaya diri; batin, disayang, optimis, tidak percaya diri,
• Selamat dari dihargai, sombong terhindar dari
fitnah; dihormati dan kecemasan dan
• Bernilai ibadah kekhawatiran
• Bernilai ibadah. disegani
• Bernilai ibadah • Dihargai, dihor-
mati, disegani,
Manfaat Sosial: dan diteladani
• Dipercaya, Manfaat Sosial: • Bernilai ibadah
dihargai, dihor- Manfaat Sosial:
mati • Kerukunan,
saling men- • Dipercaya,
• Orang lain yayangi, saling
Manfaat Sosial:
merasa nyaman dihargai, dihor-
menghormati, mati • Kehidupan
dan timbulnya yang teratur,
rasa aman dan • Terciptanya harmonis, sal-
nyaman suasana kerja/ ing menghor-
kehidupan so- mati dan saling
sial yang saling menghargai
mendukung
satu sama lain

20 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Tanggung Berani Adil
Jawab Kerja Keras Sederhana

Menerima semua Melakukan Bersahaja, tidak Memiliki karak- Menempatkan


konsekuensi upaya sung- berlebih-lebi- ter yang kuat, sesuatu pada
akibat perkataan han, ikhlas, dan kemantapan hati, tempatnya, kon-
guh-sungguh sisten, selaras,
dan perbuatan hingga tercapai selalu ber- tidak takut untuk
yang dilakukan mengatakan yang seimbang, dan
apa yang ditarg- syukur. berpegang
berdasarkan benar, menolak
etkan berdasar- ajakan berbuat teguh pada
nilai, moral, atau kebenaran
kan nilai dan Manfaat Pribadi tidak baik, dan
aturan.
moral semangat juang
• Jiwa tenang, yang tinggi Manfaat Pribadi
Manfaat Pribadi tenteram, ber-
Manfaat Pribadi pikir positif • Jiwa tenang,
• Berhati-hati tenteram, dihor-
• Mendapatkan • Bernilai ibadah Manfaat Pribadi mati, disegani,
dalam perkataan
dan perbuatan kepuasan batin diteladani
• Percaya diri,
• Menghargai • Dapat mencapai optimis, berpe- • Bernilai ibadah
waktu dan mutu cita-cita luang meraih
• Produktif • Menghargai Manfaat Sosial kesuksesan
waktu • Harmonis, dengan cara
• Disiplin Manfaat Sosial
• Menghargai saling meng- yang terhormat
• Bernilai ibadah mutu • Dipercaya,
hormati dan • Bernilai ibadah
menghargai dihargai, dihor-
• Produktif
mati
Manfaat Sosial • Bernilai ibadah • Terhindar dari
fitnah Manfaat Sosial • Menciptakan
• Dipercaya, kedamaian,
Manfaat Sosial • Menjadi
dihargai, dihor- ketenteraman,
teladan, dise-
mati kenyamanan
• Dipercaya, gani, dihormati,
• Orang lain dan kesejahter-
dihargai, dihor- menjadi sum-
merasa nyaman aan.
mati ber inspirasi
• Orang lain • Orang lain
merasa merasa nyaman
nyaman

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 21


INDIKATOR PERILAKU JUJUR
Indikator Hasil Belajar
Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku jujur bagi peserta
didik SMA/MA/SMK/MAK
Jujur
Berpegang teguh pada prin-
sip-prinsip tentang kejujuran
dalam setiap aspek kehidupan

Berani mendeklarasikan diri se-


bagai orang yang jujur dalam
Berkata benar sesuai segala aspek kehidupan;
dengan yang dilihat,
didengar, dan diras- Berperan aktif dalam mendor-
ong orang lain untuk menga-
akan malkan perilaku jujur secara
konsisten;

Berperan aktif dalam tindakan


pencegahan perilaku tidak
jujur secara kreatif dan inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku jujur.

22 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku jujur pada peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang


dapat diteladani oleh peserta
didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi
pengamalan nilai-nilai kejujuran
3. Adanya konsistensi penga-
malan nilai-nilai kejujuran di
semua kegiatan dan proses
pembelajaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berper-
an aktif dalam dalam menga-
malkan nilai-nilai kejujuran;
5. Adanya dorongan atau
apresiasi agar anak berpegang
teguh pada prinsip nilai-nilai
kejujuran;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang jujur.
7. Adanya dorongan atau
apresiasi agar anak selalu mel-
akukan evaluasi diri terhadap
konsistensi dalam pengamalan
nilai-nilai kejujuran
8. Adanya konsistensi penera-
pan nilai kejujuran dalam tata
kelola sekolah seperti bebas
dari pungli, gratifikasi dalam
bentuk apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 23


INDIKATOR PERILAKU PEDULI
Indikator Hasil Belajar
Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku peduli bagi peser-
ta didik SMA/MA/SMK/MAK
Peduli
Berpegang teguh pada prin-
sip-prinsip tentang kepedulian
dalam setiap aspek kehidupan;

Berani mendeklarasikan diri se-


bagai orang yang peduli dalam
Memiliki kasih segala aspek kehidupan;
sayang, empati dan
keberpihakan kepa- Berperan aktif dalam mendor-
ong orang lain untuk menga-
da sesama maupun malkan perilaku peduli secara
lingkungan konsisten;

Berperan aktif dalam tindakan


pencegahan perilaku tidak
peduli secara kreatif dan ino-
vatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku peduli.

24 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku peduli pada peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK
Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang


dapat diteladani oleh peserta
didik
2. Adanya simbol-simbol
(gambar, poster, spanduk,
kata-kata bijak) yang mengin-
spirasi pengamalan nilai-nilai
kepedulian
3. Adanya konsistensi penga-
malan nilai-nilai kepedulian di
semua kegiatan dan proses
pembelajaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berper-
an aktif dalam dalam menga-
malkan nilai-nilai kepedulia;
5. Adanya dorongan atau
apresiasi agar anak berpegang
teguh pada prinsip nilai-nilai
kepedulian;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang peduli.
7. Adanya dorongan atau
apresiasi agar anak selalu mel-
akukan evaluasi diri terhadap
konsistensi dalam pengamalan
nilai-nilai kepedulian
8. Adanya konsistensi penera-
pan nilai kepedulian dalam tata
kelola sekolah seperti bebas
dari pungli, gratifikasi dalam
bentuk apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 25


INDIKATOR PERILAKU MANDIRI

Indikator Hasil Belajar


Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku mandiri bagi anak
SMA/MA/SMK/MAK
Mandiri
Berpegang teguh pada prin-
sip-prinsip tentang kemandirian
dalam setiap aspek kehidupan

Berani mendeklarasikan diri


sebagai orang yang mandiri
Memiliki karakter dalam segala aspek kehidupan;
yang kuat, punya
inisiatif dan tidak Berperan aktif dalam mendor-
menggantungkan ong orang lain untuk menga-
malkan perilaku mandiri secara
keputusan kepada
konsisten;
orang lain
Berperan aktif dalam tindakan
pencegahan perilaku tidak
mandiri secara kreatif dan
inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perilaku
mandiri.

26 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku mandiri pada peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang dap-


at diteladani oleh peserta didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi penga-
malan nilai-nilai kemandirian
3. Adanya konsistensi penga-
malan nilai-nilai kemandirian
di semua kegiatan dan proses
pembelajaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berperan
aktif dalam dalam mengamalkan
nilai-nilai kemandirian;
5. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak berpegang teguh
pada prinsip nilai-nilai kemandi-
rian;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang mandiri.
7. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak selalu melakukan
evaluasi diri terhadap konsistensi
dalam pengamalan nilai-nilai
kemandirian
8. Adanya konsistensi penerapan
nilai kemandirian dalam tata
kelola sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 27


INDIKATOR PERILAKU DISIPLIN

Indikator Hasil Belajar


Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku disiplin bagi anak
SMA/MA/SMK/MAK

Disiplin
Berpegang teguh pada
prinsip-prinsip tentang ke-
disiplinan dalam setiap aspek
kehidupan

Berani mendeklarasikan diri


sebagai orang yang disiplin
Konsisten, tertib,
dalam segala aspek kehidu-
menepati janji, pan;
komitmen dan taat
aturan Berperan aktif dalam mendor-
ong orang lain untuk menga-
malkan perilaku disiplin secara
konsisten;

Berperan aktif dalam tindakan


pencegahan perilaku tidak
disiplin secara kreatif dan
inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku disiplin.

28 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku disiplin pada peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang dap-


at diteladani oleh peserta didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi penga-
malan nilai-nilai kedisiplinan;
3. Adanya konsistensi penga-
malan nilai-nilai kedisiplinan
di semua kegiatan dan proses
pembelajaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berperan
aktif dalam dalam mengamalkan
nilai-nilai kedisiplinan;
5. Adanya dorongan atau
apresiasi agar anak berpegang
teguh pada prinsip nilai-nilai
kedisiplinan;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang disiplin.
7. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak selalu melakukan
evaluasi diri terhadap konsistensi
dalam pengamalan nilai-nilai
kedisiplinan;
8. Adanya konsistensi penera-
pan nilai kedisiplinan dalam tata
kelola sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 29


INDIKATOR PERILAKU
BERTANGGUNGJAWAB
Indikator Hasil Belajar
Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku bertanggung-
jawab bagi anak SMA/MA/
Tanggung- SMK/MAK

Jawab Berpegang teguh pada prin-


sip-prinsip tentang tanggu-
ngjawab dalam setiap aspek
kehidupan

Berani mendeklarasikan diri


sebagai orang yang tanggu-
Konsisten, tertib,
ngjawab dalam segala aspek
menepati janji, kehidupan;
komitmen dan taat
aturan Berperan aktif dalam mendor-
ong orang lain untuk menga-
malkan perilaku bertanggung-
jawab secara konsisten;

Berperan aktif dalam tindakan


pencegahan perilaku tidak
bertanggungjawab secara
kreatif dan inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku bertanggungjawab.

30 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku bertanggungjawab pada
peserta didik SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang dap-


at diteladani oleh peserta didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi penga-
malan nilai-nilai tanggungjawab;
3. Adanya konsistensi penga-
malan nilai-nilai tanggungjawab
di semua kegiatan dan proses
pembelajaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berperan
aktif dalam dalam mengamalkan
nilai-nilai tanggungjawab;
5. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak berpegang teguh
pada prinsip nilai-nilai tanggung-
jawab;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang bertanggungjawab.
7. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak selalu melakukan
evaluasi diri terhadap konsistensi
dalam pengamalan nilai-nilai
tanggungjawab;
8. Adanya konsistensi penerapan
nilai tanggungjawab dalam tata
kelola sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 31


INDIKATOR PERILAKU KERJA KERAS

Indikator Hasil Belajar


Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku bekerja keras bagi
anak SMA/MA/SMK/MAK

Kerja Keras
Berpegang teguh pada prin-
sip-prinsip tentang kerja keras
dalam setiap aspek kehidupan

Berani mendeklarasikan diri


sebagai orang yang kerja keras
dalam segala aspek kehidu-
Konsisten, tertib,
pan;
menepati janji,
komitmen dan taat Berperan aktif dalam mendor-
aturan ong orang lain untuk menga-
malkan perilaku bekerja keras
secara konsisten;

Berperan aktif dalam tindakan


pencegahan perilaku tidak
bekerja keras secara kreatif
dan inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku bekerja keras.

32 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku bekerja keras pada peserta
didik SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang dap-


at diteladani oleh peserta didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi penga-
malan nilai-nilai kerja keras;
3. Adanya konsistensi pengama-
lan nilai-nilai kerja keras di semua
kegiatan dan proses pembela-
jaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berperan
aktif dalam dalam mengamalkan
nilai-nilai kerja keras;
5. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak berpegang teguh
pada prinsip nilai-nilai kerja
keras;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang bekerja keras.
7. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak selalu melakukan
evaluasi diri terhadap konsistensi
dalam pengamalan nilai-nilai
kerja keras;
8. Adanya konsistensi penera-
pan nilai kerja keras dalam tata
kelola sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 33


INDIKATOR PERILAKU SEDERHANA

Indikator Hasil Belajar


Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku sederhana bagi
anak SMA/MA/SMK/MAK

Sederhana Berpegang teguh pada prin-


sip-prinsip tentang keseder-
hanaan dalam setiap aspek
kehidupan;

Berani mendeklarasikan diri


sebagai orang yang sederhana
Bersahaja, tidak
dalam segala aspek kehidu-
berlebih-lebihan, pan;
ikhlas, dan selalu
bersyukur. Berperan aktif dalam mendor-
ong orang lain untuk menga-
malkan perilaku sederhana
secara konsisten;

Berperan aktif dalam tindakan


pencegahan perilaku tidak
sederhana secara kreatif dan
inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku sederhana.

34 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku sederhana pada peserta
didik SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang dap-


at diteladani oleh peserta didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi penga-
malan nilai-nilai kesederhanaan;
3. Adanya konsistensi penga-
malan nilai-nilai kesederhanaan
di semua kegiatan dan proses
pembelajaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berperan
aktif dalam dalam mengamalkan
nilai-nilai kesederhanaan;
5. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak berpegang teguh
pada prinsip nilai-nilai keseder-
hanaan;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang sederhana.
7. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak selalu melakukan
evaluasi diri terhadap konsistensi
dalam pengamalan nilai-nilai
kesederhanaan;
8. Adanya konsistensi penerapan
nilai kesederhanaan dalam tata
kelola sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 35


INDIKATOR PERILAKU BERANI

Indikator Hasil Belajar


Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku berani bagi anak
SMA/MA/SMK/MAK

Berani
Berpegang teguh pada prin-
sip-prinsip tentang keberanian
dalam setiap aspek kehidupan;

Berani mendeklarasikan diri se-


bagai orang yang berani dalam
Memiliki karakter segala aspek kehidupan;
yang kuat, kemanta-
pan hati, tidak takut Berperan aktif dalam mendor-
untuk mengatakan ong orang lain untuk menga-
yang benar, menolak malkan perilaku berani secara
ajakan berbuat tidak konsisten;
baik, dan semangat
juang yang tinggi Berperan aktif dalam tindakan
pencegahan perilaku tidak be-
rani secara kreatif dan inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku berani.

36 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku berani pada peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang dap-


at diteladani oleh peserta didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi penga-
malan nilai-nilai keberanian;
3. Adanya konsistensi penga-
malan nilai-nilai keberanian di
semua kegiatan dan proses
pembelajaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berperan
aktif dalam dalam mengamalkan
nilai-nilai keberanian;
5. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak berpegang teguh
pada prinsip nilai-nilai keberani-
an;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang berani.
7. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak selalu melakukan
evaluasi diri terhadap konsistensi
dalam pengamalan nilai-nilai
keberanian;
8. Adanya konsistensi penera-
pan nilai keberanian dalam tata
kelola sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 37


INDIKATOR PERILAKU ADIL

Indikator Hasil Belajar


Tanda-tanda hasil belajar ten-
tang perilaku adil bagi anak
SMA/MA/SMK/MAK

Adil
Berpegang teguh pada prin-
sip-prinsip tentang keadilan
dalam setiap aspek kehidupan;

Berani mendeklarasikan diri


sebagai orang yang adil dalam
Menempatkan ses- segala aspek kehidupan;
uatu pada tempatn-
ya, konsisten, se- Berperan aktif dalam mendor-
laras, seimbang, dan ong orang lain untuk menga-
malkan perilaku adil secara
berpegang teguh
konsisten;
pada kebenaran
Berperan aktif dalam tindakan
pencegahan perilaku tidak adil
secara kreatif dan inovatif;

Terbiasa melakukan evaluasi


diri dalam pengamalan perila-
ku adil.

38 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indikator Proses Pembelajaran, Pengkon-
disian dan Tata Kelola
Tanda-tanda terjadinya proses pembelajaran, pengkondisian, dan
tata kelola untuk menguatkan perilaku adil pada peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK

Indikator Kelas Sekolah Keluarga Lingkungan

1. Adanya role model yang dap-


at diteladani oleh peserta didik
2. Adanya simbol-simbol (gam-
bar, poster, spanduk, kata-kata
bijak) yang menginspirasi penga-
malan nilai-nilai keadilan;
3. Adanya konsistensi pengama-
lan nilai-nilai keadilan di semua
kegiatan dan proses pembela-
jaran;
4. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berperan
aktif dalam dalam mengamalkan
nilai-nilai keadilan;
5. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak berpegang teguh
pada prinsip nilai-nilai keadilan;
6. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar peserta didik berani
mendeklarasikan diri sebagai
orang yang adil.
7. Adanya dorongan atau apre-
siasi agar anak selalu melakukan
evaluasi diri terhadap konsistensi
dalam pengamalan nilai-nilai
keadilan;
8. Adanya konsistensi pener-
apan nilai keadilan dalam tata
kelola sekolah seperti bebas dari
pungli, gratifikasi dalam bentuk
apapun.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 39


If you want to change the world,

—JAMES REDFILLE—

40 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Langkah
3
AMALKAN
PENGUATAN
NILAI-NILAI
ANTIKORUPSI
Para guru, setelah kita mema-
hami, menyadari dan meyakini,
dan mengamalkan, mari kita mulai
pendidikan antikorupsi dari Ruang
Kelas kita, dimulai dari diri kita, saat
ini juga!

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 41


TAHAPAN PEMBELAJARAN
Membelajarkan nilai-nilai antikorupsi tidak menambah materi ajar
dan jam belajar yang sudah ada. Hanya satu prasyarat yang dibu-
tuhkan: guru harus yang pertama menjadi role model.

Tujuan pembelajaran antikorupsi


adalah peserta didik mengamal-
kan nilai-nilai antikorupsi di mana-
pun, kapanpun dan dalam kondisi
bagaimanapun. Tidak berhenti sampai
mereka paham atau sadar.
Caranya bukan dengan mengajarkan,
tapi melalui pengkondisian. Lakukan
pengkondisian secara konsisten dalam

1
setiap aktivitas mulai dari dalam pem-
belajaran di kelas, lalu kaitkan dengan
aktivitas di luar kelas.
Perlu dua utama, yakni, pertama, guru
mengamalkan semua nilai pembentuk
perilaku antikorupsi dalam kehidupan-
nya, sehingga ia bisa menjadi contoh
bagi seluruh peserta didik. Langkah
Pahami
berikutnya, guru melakukan pengkon-
disian agar nilai-nilai tersebut diamal-
kan seluruh peserta didik. Pengkon-
disian dilakukan melalui berbagai jenis
kegiatan pembelajaran dan dilakukan
koneksi dengan kegiatan di sekolah,
di rumah, dalam kegiatan bermain, Menciptakan situasi
dan di masyarakat. Cermati uraiannya atau mengkondisikan
di bagian ini.
agar anak mengenal,
Lebih dalam lagi, setiap nilai harus mengetahui, men-
bersifat substantif, bukan sekadar
istilah, melainkan dipraktekkan secara
gerti, memaklumi,
nyata dalam sikap dan perilaku indi- perlunya nilai antiko-
vidu. rupsi dalam menjala-
Pembelajaran dilakukan melalui pen- ni kehidupan.
gondisian di segala aspek. Pada satu
sisi nilai-nilai antikorupsi sudah ada
dalam diri setiap anak sebagai fitrah. pada intinya adalah mengolah yang
Pada sisi lain, setiap mata pelajaran, sudah ada yaitu melalui olah pikir, olah
mengandung nilai-nilai tersebut. Den- rasa, olah hati, olah karsa, dan olah
gan demikian proses pembelajaran raga.

42 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


3
Amalkan
2
Sadari
& Yakini Menciptakan Situasi
atau mengkondisikan
agar anak terbiasa
menerapkan perilaku
Menciptakan situasi atau baik sesuai dengan
mengkondisikan agar anak nilai-nilai antikorupsi
meyakini, menginsyafi, dan secara konsisten di
menyadari bahwa nilai-nilai manapun, kapanpun
antikorupsi membawa ke- dan dalam kondisi
baikan bagi dirinya pribadi apapun.
maupun orang lain dan ling-
kungan.

4 Menciptakan situasi atau


mengkondisikan agar anak
berani menyatakan dirinya
Deklarasikan sebagai orang yang kon-
sisten berperilaku baik ses-
uai nilai-nilai antikorupsi,
menjadi teladan, dan aktif
mengkampanyekan penting-
nya perilaku antikorupsi bagi
individu, masyarakat dan
lingkungan.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 43


GARIS BESAR PENGKONDISIAN
DAN TATA KELOLA
Pendidikan antikorupsi dilakukan mel- teladan. Apabila guru tidak menjadi
alui pengkondisian dimulai dari kelas. contoh maka pengkondisian lainnya
tidak akan berjalan.
Sebelum melakukan pengkondisian,
syarat utama yang harus dilakukan Berikut tahapan pengkondisian yang
guru adalah mengamalkan terlebih dapat dilakukan setelah guru menjadi
dahulu nilai-nilai antikorupsi pada teladan.
dirinya sendiri.
Dengan demikian peserta didik
dapat menjadikan para guru sebagai

Guru mengamalkan nilai antikorupsi dalam


kehidupannya sebagai kebutuhan dirinya,
sehingga peserta didik dapat meneladani.

Contoh:
Guru menjadikan dirinya sebagai
pribadi yang jujur dalam hidupnya. Di
manapun, kapanpun dan dalam situasi
apapun dia menjadi pribadi yang jujur
sehingga menjadi role model.

44 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Perbanyak Simbol-simbol antikorupsi dalam
pembelajaran, baik berbentuk teks, gambar,
audio, audio visual, atau gerakan (contoh: slogan
Jujur itu Hebat, film-film tentang antikorupsi)

Perbanyak Kegiatan pembelajaran di kelas Kaitkan den-


yang dapat menjadi media yang relevan dan gan kegiatan di
konsisten dalam pengamalan nilai antikorupsi, sekolah, keluarga,
dan ciptakan momentum (event) untuk menguat- teman bermain
kan. dan masyarakat.

Berilah apresiasi kepada peserta didik yang


mengamalkan nilai-nilai antikorupsi secara kon-
sisten dalam segala aspek kehidupan.

Dorong peserta didik untuk mengajak teman


atau orang lain untuk mengamalkan hal yang
sama dan mencegah perilaku korupsi dalam
kehidupannya.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 45


LANGKAH PENGKONDISIAN LENGKAP
Langkah praktis mewujudkan budaya integritas. Mulailah dari ruang kelas. Lalu,
lakukan langkah konsisten di sekolah. Kaitkan dengan aktivitas di keluarga,
teman bermain dan masyarakat secara konsisten dan berkelanjutan.

2
Teman
Bermain

SEKOLAH
Sekolah mengkondisikan suasana
sekolah sehingga peserta didik terbi-
asa mengamalkan dan berperan aktif
dalam penerapan nilai-nilai antikorupsi
di semua kegiatan atas dasar prinsip
yang diyakini,melalui:
1. Menjadikan semua orang dewasa
yang berada di lingkungan sekolah
menjadi role model;
2. Menyediakan simbol-simbol audio,
Keluarga
visual, audio visual, serta gerakan yang
terkait dengan pengamalan dan pen-
egakan prinsip nilai-nilai antikorupsi;
3. Mengadakan kegiatan, permainan,
cerita, film, atau bentuk lainnya yang
membiasakan pengamalan dan pen- Kelas
egakan prinsip nilai-nilai antikorupsi
dalam semua situasi;
Sekolah
4. Memberikan apresiasi dalam berb-
agai bentuk untuk merangsang peran
aktif dalam pengamalan dan penega- Lingkungan
kan prinsip nilai-nilai antikorupsi.
5. Mendorong peserta didik untuk

1
mendeklarasikan diri sebagai bukti
pengamalan dan keteguhan pada
prinsip nilai-nilai antikorupsi dalam
berbagai kegiatan di sekolah.
6. Menerapkan nilai antikorupsi dalam
pengelolaan sekolah, mulai dari pen-
erimaan peserta didik, administrasi,
KELAS
hingga layanan pasca sekolah. Guru mengkondisikan proses pembelajaran di
kelas sehingga peserta didik terbiasa menga-
malkan dan berperan aktif dalam penerapan
nilai-nilai antikorupsi di semua kegiatan atas
dasar prinsip yang diyakini, melalui:
1. Menjadi role model bagi peserta didik;
2. Menjaga konsistensi peserta didik dalam
mengamalkan dan memegang prinsip nilai-nilai

46 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


5MASYARAKAT
Guru, Orang tua, dan semua orang
dewasa / remaja secara bersama-sama
menciptakan suasana antikorupsi di
2. Mendorong anak untuk menolak aja-
kan siapapun untuk melakukan hal-hal
yang melanggar nilai-nilai antikorupsi;
lingkungan yang sehat, dengan cara:
3. Memberikan apresiasi dan dorongan
1. Mendorong anak untuk menjadi agar anak selalu menceritakan pen-
contoh bagi teman-teman sebayanya galaman di lingkungannya mengenai
di lingkungan tempat tinggal dalam upaya menciptakan suasana antikorupsi
menerapkan nilai-nilai antikorupsi kepada orang tua/guru.
yang sudah dia pahami melalui berb-

4TEMAN BERMAIN
agai cara;

3 KELUARGA
Orang tua mengkondisikan suasana
keluarga yang mendukung semua aktivitas
anak untuk menunjukkan pengamalan dan
Guru dan Orang tua mengkondisikan suasana
bermain anak yang dapat menunjukkan penga-
malan dan berperan aktif dalam penerapan nilai-
nilai antikorupsi di semua kegiatan atas dasar
prinsip yang diyakini, melalui:
1. Mendorong anak untuk menjadi contoh bagi
penegakan prinsip nilai-nilai antikorupsi, teman-teman sepermainan dalam mengamalkan
melalui: dan menegakkan prinsip nilai-nilai antikorupsi;
1. Menjadikan semua anggota keluarga 2. Mendorong anak untuk menolak ajakan
sebagai role model; teman untuk melakukan hal-hal yang melanggar
2. Mengadakan kegiatan yang secara nilai-nilai antikorupsi;
konsisten membiasakan perilaku penga- 3. Memberikan apresiasi dan dorongan agar
malan nilai-nilai antikorupsi dalam segala anak selalu memiliki keberanian untuk mengajak
hal dalam keluarga; teman-temannya untuk mengamalkan dan ber-
3. Memberikan apresiasi dalam berbagai pegang pada prinsip nilai-nilai antikorupsi;
bentuk untuk menjaga konsistensi pen- 4. Mendorong anak berperan aktif membentuk
gamalan dan penegakan prinsip nilai-nilai kelompok-kelompok sosial bersama teman sep-
antikorupsi. ermainan dalam pengamalan dan penegakan
prinsip nilai-nilai antikorupsi.

antikorupsi di semua kegiatan dan proses pembe- 5. Mendorong peserta didik untuk
lajaran; mendeklarasikan diri seba-gai bukti
pengamalan dan keteguhan pada prinsip
3. Mendorong dan memberikan apresiasi agar pe- nilai-nilai antikorupsi dalam berbagai
serta didik berperan aktif dalam dalam mengamal- kegiatan di kelas.
kan dan memegang prinsip nilai-nilai antikorupsi
di semua kegiatan dan proses pembelajaran; 6. Melakukan evaluasi pencapaian kom-
petensi dengan cara kreatif dan inovatif
4. Melakukan berbagai kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik menganggap rugi
yang mendorong anak untuk terbiasa mengamal- dan tidak ada manfaatnya apabila mel-
kan, berperan aktif dan memegang prinsip dalam akukan pelanggaran terhadap nilai-nilai
penerapan nilai-nilai antikorupsi di semua kegiatan antikorupsi.
dan proses pembelajaran;

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 47


Catatan Penting untuk Guru:

MATA PELAJARAN ADALAH ALAT


“Saya kan guru matematika, apa pelajaran dan masing-masing mata
urusannya saya dengan pendidikan pelajaran memiliki kekhasan sendiri.
antikorupsi?” Oleh karena itu, semua mata pelajaran
berfungsi sebagai alat untuk mem-
Masih kerap terdengar pertanyaan de-
perkuat dan memperkokoh nilai-nilai
mikian. Seolah antara materi di mata
antikorupsi dan karakter di dalam diri
pelajaran dan nilai antikorupsi berada
setiap peserta didik.
di ruang yang berbeda.
Berikut nilai khas yang terkandung
Secara filosofis, nilai-nilai antikorupsi
dalam mata pelajaran:
sudah terkandung di dalam mata

NILAI-NILAI KARAKTER YANG DIKANDUNG DALAM


MATA PELAJARAN
No Mata Pelajaran Nilai khas yang dikandung
1 Ilmu Pasti/ Keteraturan, ketegasan, perkem-
Matematika bangan logika dari sederhana ke
kompleks, kepastian, universalitas,
CONTOH abstraksi, ekonomis, kesejajaran,
keragaman, ritme, dan keseimban-
Dalam pelajaran gan.
matematika, ten-
tang urutan bilangan 2 Ilmu Alam/IPA Obyektif, general, terhitung dan
teoretis, rasa syukur, keteraturan.
di kelas-kelas awal
merupakan proses pe- 3 IPS Kebersamaan, perbedaan se-
numbuhan kesadaran bagai kekayaan, kesetaraan, saling
pentingnya kemam- membutuhkan, keteraturan, berbagi
peran,
puan untuk memilih
dan menentukan 4 Sejarah Ketelitian, kerapihan, urutan logis,
prioritas mana yang logika peristiwa, pemahaman dan
harus didahulukan penghargaan terhadap waktu, sim-
pati, empati,
dan mana yang harus
belakangan. Apabila 5 Seni Kelembutan, keteraturan,keindahan,
anak menyadari hal ini harmoni, irama, struktur, keseimban-
dan diterapkan dalam gan, kreativitas
setiap aktivitas secara 6 Pendidikan Kerja keras, sehat, teratur, sportif,
konsisten, maka ber- Jasmani kebersamaan, kerja tim, disiplin,
perilaku tertib, disiplin, kesesuaian, berbagi peran.
dan antri akan menjadi
kebiasaan yang dilaku-
7 Bahasa Kerja keras, saling memahami,
mendengarkan, kebersamaan, men-
kan dengan kesadaran erima perbedaan.
penuh.
Sumber: Paedia

48 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Dengan contoh tersebut, nampak bahwa nilai-nilai antikorupsi telah menjadi ruh
dalam mata pelajaran. Tidak ada dalih untuk mengabaikan penguatan nilai an-
tikorupsi ketika mempelajari materi mata pelajaran apapun. Justru semua mata
pelajaran harus bergerak ke titik yang sama yakni penguatan antikorupsi.
Dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran, nilai-nilai antikorupsi itu bisa
berada dalam berbagai muatan.

TATA KELOLA SEKOLAH


Konsisten dalam menerapkan hak dan kewajiban
dasar warga negara dalam lingkup sekolah.
Contoh sebagai berikut:
KONTEN
• hak siswa mendapatkan layanan pendidikan PPKn> Hak dan kewajiban warga
yang antidiskriminasi, negara

• kewajiban siswa mengikuti aturan negara di Pendidikan Agama>berbuat


sekolah secara konsisten (Contoh: memiliki baik kepada sesama manusia;
KTP bagi yang telah berusia 17, memiliki SIM kaitan antara beriman kepada
sebagai syarat berkendara) hari akhir dengan perilaku jujur,
bertanggung jawab, dan adil;
• kewajiban sekolah menyelenggarakan perilaku bekerja keras dan
layanan pendidikan yang antikorupsi. bertanggung jawab kehidupan
sehari-hari yang berkembang di
PPKn masyarakat dengan keimanan
TEMA
(Tema: hak dan tanggungjawab war- 1.1.Menghargai perbedaan sebagai anugerah
ga negara dalam berbagai kegiatan) Tuhan yang Maha Esa
Seni Budaya>4.4 mementaskan teat- 2.1. Bersikap responsif dan proaktif terhadap
er kontemporer sesuai konsep, teknik pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
dan prosedur warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Bhs Indonesia> 4.6 Merancang teks
editorial dengan memerhatikan struk- 3.1. Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait
tur dan kebahasaan baik secara lisan dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan
maupun tulis; 4.10 Menyusun opini
dalam bentuk artikel; 4.12 Menyusun
pengingkaran kewajiban warga negara dalam KEGIATAN
kehidupan berbangsa dan bernegara
kritik dan esai dengan memerhatikan
aspek pengetahuan dan pandangan 4.1. Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila Seni Budaya>Pementasan
penulis baik secara lisan maupun tulis. terkait dengan kasus kasus pelanggaran hak dan teater kontemporer sesuai
pengingkaran kewajiban warga negara dalam tema;
PAI>Menyajikan nilai-nilai ketela- kehidupan berbangsa dan bernegara
danan tokoh-tokoh dalam sejarah Bhs Indonesia> Lomba
perkembangan Islam di Indonesia menulis artikel, editorial,
kritik, essai serta lomba
pidato dengan tema hak dan kewajiban
CONTOH BAHAN AJAR warga negara

YANG DAPAT DIGUNAKAN Sosiologi>4.4 Merancang, melaksan-


akan, dan melaporkan aksi pember-
• Pahami Dulu, Baru Lawan dayaan komunitas dengan mengede-
• Kisah Kasus Di Sekolah pankan nilai-nilai kearifan lokal di
tengah-tengah pengaruh globalisasi.
• 99 Model Pembelajaran Antikorupsi
• Memahami untuk Membasmi : Buku saku untuk Geografi>4.2 Membuat makalah
memahami tindak korupsi tentang usaha pemerataan pembangu-
nan di desa dan kota yang dilengkapi
• Pahami Dulu Baru Lawan dengan peta, bagan, tabel, grafik, dan/
• Cerita dari Peternakan Kakek Tulus atau diagram
• Terajana: Petualangan Memecahkan Sandi Kuno Sejarah Ind>4.6 melakukan penelitian
• PDKT: Pilih Diri, Komitmen & Tanggung Jawab sederhana tentang pekembangan
Kita kehidupan politik dan ekonomi Bangsa
• Kumpulan Cerpen, Esai, Naskah Drama, Puisi, Indonesia pada masa awal Reformasi
dan menyajikannya dalam bentuk
• Modul Pendidikan Antikorupsi Tingkat SMA/MA laporan tertulis;

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 49


LANGKAH PRAKTIS GURU (CONTOH)
Apapun Mata Pelajaran yang Anda ampu, Anda berperan penting dalam
penguatan nilai-nilai antikorupsi pada diri peserta didik. Di muka sudah diba-
has bahwa semua mata pelajaran membawa misi antikorupsi melalui ciri khas
masing-masing.

LANGKAH UMUM

Amalkan perilaku antikorupsi secara kon-

1 sisten dalam setiap gerak langkah kehidupan


sebagai amal baik anda pribadi, yang manfaat-
nya untuk diri pribadi. Hal itu akan berguna
sebagai teladan.

Perkenalkan simbol-simbol baik berupa teks,

2 audio, visual, audio-visual, atau gerak yang


menggugah peserta didik untuk memegang
prinsip perlunya mengamalkan nilai-nilai an-
tikorupsi.

3
Perbanyak Kegiatan, Event, yang secara
konsisten mendorong anak untuk makin kuat
memegang prinsip dalam mengamalkan nilai-
nilai antikorupsi.

Deklarasikan bahwa diri Anda Antikorupsi

4 (mulai dari hal kecil terlebih dulu yang selalu


Anda amalkan). Dorong peserta didik untuk
mendeklarasikan dirinya antikorupsi, pada
perilaku termudah sesuai nilai antikorupsi.

Secara periodik dan konsisten Berikan Apre-

5 siasi kepada peserta didik yang konsisten


mengamalkan nilai-nilai antikorupsi dalam
setiap aktivitas kehidupannya.

6
Buat Evaluasi yang Kreatif dan Inovatif agar
anak terhindar dari perilaku tidak antikorupsi,
seperti mencegah anak menyontek, tidak ber-
tanggungjawab, dan lain-lain

50 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


LANGKAH TEKNIS CONTOH PADA MAPEL PKN

Mulailah menjadi pribadi antikorupsi. Mulai


dari yang paling mudah. Misalnya amalkan keju-

1 juran dalam diri kita. Niatkan semua itu sebagai


perilaku baik yang wajib kita jalani sebagai ma-
nusia beragama. Jangan pernah tidak jujur pada
siapapun, terlebih pada peserta didik. Karenanya
anda akan diteladani.

Pasanglah simbol-simbol tentang kejujuran di


ruang kelas. Misalnya slogan: Jujur itu Hebat

2 atau Kejujuran menyebabkan ketenangan.


Selain itu, berulang kali menyampaikan slogan
secara lisan, memutar film tentang tokoh bangsa
yang dikenang karena kejujuran.

Buatlah kegiatan pembelajaran atau event

3
yang membiasakan perilaku jujur. Beberapa
game Produk KPK bisa digunakan, seperti: Ular
Tangga, Terajana, PDKT, Keranjang Bolong,
atau game lain yang dikembangkan sendiri
oleh guru. Juga seriusi pengelolaan Kantin
Kejujuran, Lost & found, dan event lain.

Pasang pin “Saya Pribadi Jujur”, atau “Saya

4 belajar jujur”. Tunjukkan perilaku jujur secara


konsisten dalam tiap aktivitas. Ajak peserta
didik untuk jujur dan ingatkan secara baik pe-
serta didik yang ketahuan tidak jujur.

Berikan pujian, penghargaan, perhatian pada

5 pribadi yang jujur dan tidak pernah menyontek


(walau nilai ulangannya kecil). Tegaskan jujur
itu utama dalam pendidikan. Jika perlu diberi
hadiah, meski hanya tepukan di pundak.

Buat Soal-soal evaluasi yang kreatif dan

6
berbeda tiap anak. Yang tidak membuka pe-
luang anak menyontek. Misalnya: mengaitkan
setiap soal dengan keluarga masing-masing,
kampung, atau lingkungan, sehingga anak
tidak bisa menyontek.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 51


TAHAPAN PENYUSUNAN
LESSON PLAN
Buat rencana pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dibelajarkan. Apapun mata pelajaran yang Anda ampu, berikut
langkah singkat dalam menyusun Lesson Plan yang kreatif dan
inovatif.

2
Tentukan Indikator

1 Tentukan indikator pe-


nilaian proses dan hasil
belajar
Pahami Kompetensi
Pahami dan Sadari Tujuan pem-
Kompetensi yang dibe- belajaran tiap
pertemuan
lajarkan (Pengetahuan, disesuaikan
keterampilan, sikap dan dengan
nilai-nilai) tuntutan
pencapaian
kompetensi

3
Tentukan Materi
Tentukan materi pembe-
lajaran sebagai alat untuk
mencapai kompetensi
yang utuh

52 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


5
Dokumentasikan
Dokumentasikan data
perkembangan hasil
belajar setiap peserta
didik pada pertemuan
tersebut

Dokumen
4
Rancang Proses
Lesson Plan

Pembelajaran
Rancang tahap demi tahap
Diperlukan kepekaan dan keter-
kegiatan untuk membela-
ampilan guru untuk memancing
jarkan peserta didik dan membangkitkan kecerdasan
berpikir peserta didik di setiap taha-
pan proses pembelajaran sehingga
peserta didik dapat menyadari
nilai-nilai yang terkandung di dalam
proses tersebut.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 53


CONTOH LESSON PLAN
PPKn Kelas XII Smst 1 (Pertemuan 1 dari 3)
Buat rencana pembelajaran
antikorupsi dimotori oleh mata
pelajaran PPKn. 2Contoh Indikator
• Menguraikan pengertian dan jenis-jenis hak dan kewajiban
warga negara menurut para ahli
• Menyimpulkan melalui kalimat sendiri tentang pengertian dan
jenis-jenis hak dan kewajiban warga negara
• Mengidentifikasi aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam
menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban warga negara
• Menganalisis bentuk-bentuk hak dan kewajiban warga negara
sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo-
nesia Tahun 1945
• Mengkomunikasikan hasil analisis nilai Pancasila dikaitkan
dengan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
• Menghormati hak dan kewajiban setiap individu sebagai ben-
tuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan YME
• Mendukung segala upaya penegakan hak dan kewajiban yang
dilakukan oleh pemerintah

1Kompetensi
• Membiasakan diri bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ter
kandung dalam Pancasila dan proaktif menegakkan nilai-nilai
Pancasila dalam menyikapi berbagai permasalahan terkait
dengan penyimpangan/penyalahgunaan hak dan kewajiban
warga negara
1.1.Menghargai perbedaan sebagai anugerah
Tuhan yang Maha Esa
2.1. Bersikap responsif dan proaktif terhadap
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3.1. Menganalisis nilai-nilai Pancasila terkait den-
gan kasus-kasus pelanggaran hak dan penging-
karan kewajiban warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
4.1. Menyaji hasil analisis nilai-nilai Pancasila

3
terkait dengan kasus kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara

Tujuan pertemuan 1: Siswa


dapat memahami dan
mengimplementasikan hak
dan kewajiban warga negara
Materi
serta bersikap proaktif dalam • Hak Asasi Manusia;
pencegahan pelanggaran • Kewajiban Warga Negera;
aturan tentang hak dan ke-
wajiban • Pelanggaran terhadap Hak Asasi
dan Upaya Pencegahannya.

54 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


5
Dokumen
Hasil Belajar
Data pencapaian
4
kompetensi tiap Contoh Rancangan Pembelajaran
peserta didik
A. Pendahuluan (lakukan pembiasaaan, seperti berdoa, kelas
bersih, dan lain sebagainya)
B. Inti Kegiatan Pembelajaran

Keterkaitan antara Kondisi


No Inti Kegiatan Pembelajaran Bahan dan Alat yang diciptakan dengan
menguatan nilai-nilai

1 Guru meyampaikan tujuan pembelajaran dan menye- Guru berpeluang memancing


pakati kontrak belajar dengan siswa dikahiri dengan dan membangkitkan krea-
pemberian motivasi kepada siswa. tivitas dan keberanian siswa
menyampaikan pendapat

2 Guru membagikan beberapa lembar kertas kecil bertu- Kertas kecil Guru berpeluang memancing
liskan atau bergambarkan beberapa contoh “Hak dan bertuliskan atau dan menguatkan kemamp-
Kewajiban Warga Negara” dan beberapa contoh peny- bergambarkan uan siswa untuk berkata jujur,
impangan, penyalahgunaan, atau pelanggaran terhadap contoh-con- mandiri dan berani mengam-
hak dan kewajiban seperti pelanaggaran rambu-rambu toh “Hak dan bil keputusan dan menilai
lalu lintas, obat atau surat-surat palsu, makanan meng- Kewajiban Warga keputusannya sendiri
gunakan bahan pengawet, Tindak Korupsi dan berbagai Negara”
pelanggaran lainnya. Text

3 Siswa secara bersamaan mengangkat kertas yang bertu- Kertas kecil Guru berpeluang memancing
liskan/bergambarkan tentang Hak, atau kewajiban, atau bertuliskan atau dan membangkitkan krea-
pengingkaran/[elanggaran terhadap hak dan kewajiban bergambarkan tivitas dan keberanian siswa
untuk memastikan bahwa siswa dapat membedakan contoh-con- menyampaikan pendapat
antara hak, kewajiban, dan berbagai jenis pelanggaran toh “Hak dan
atau penginkaran terhadap hak dan kewajiban. Kewajiban Warga
Negara”

4 Permainan (Game) “make a match” dengan lang- Beberapa Game Guru dan peserta didik
kah-langkah sebagai berikut: Produk KPK yang secara bersama-sama mel-
dapat digunakan, akukan konfirmasi ke sumber
• Guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok seperti: Ular yang valid sebagai langkah
(disesuaikan dengan jumlah peserta didik). Tangga, Teraja- pembiasan berpikir ilmiah
• Peserta didik di setiap kelompok membagi peran ada na, PDKT, Ker- (jujur, disiplin, bertangggu-
anjang Bolong, ngjawab)
yang bermain di games dan ada yang berperan mencari atau game lain
jawaban dari pertanyaan yang keluar dalam games yang dikembang-
tersebut. kan sendiri oleh
• Setiap angka dalam papan ular tangga mengandung soal guru
yang harus dijawab secara berdiskusi kelompok
• Setelah semua soal terjawab guru bersama peserta didik
melakukan koreksi terhadap jawaban hasil diskusi

5 Peserta didik memberikan kesimpulan atas pembe- Bahan paparan Guru berpeluang memancing
lajaran dan catatan reflektif berkaitan dengan respon siswa berupa dan membangkitkan kreativi-
proaktif terhadap penegakkan hak dan kewajiban secara gambar/tabel/ tas, keseriusan dan ketekunan
konsisten dan upaya pencegahan terhadap penyimpan- catatan dan menilai keputusan dan
gan berkomitmen untuk menga-
malkan nilai-nilai antikorupsi
(jujur, peduli, mandiri, berani
dan tanggung jawab secara
konsisten

C. Penutup. Lakukan review (lakukan pembiasaaan, seperti berdoa, kelas bersih,


dan lain sebagainya)

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 55


CONTOH LESSON PLAN KREATIF
Lesson Plan adalah dokumen peren- oleh pihak lain yang terkait. Misalnya
canaan yang mutlak dipersiapkan oleh pengawas dan guru lain di sekolah.
guru. Umumnya, lesson plan disusun Berikut contoh-contoh lesson plan
dengan format baku. Padahal tidak kreatif yang tidak menggunakan
selalu harus sama formatnya. format teks, melainkan gambar dan
skema.
Karena lesson plan merupakan alat
bantu guru, maka bentuknya dapat
disesuaikan dengan kreativitas guru.
Yang harus diingat, lesson plan yang
dibuat guru juga harus bisa dipahami

56 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 57
CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN
Tindak
No Indikator Ketercapaian Kompetensi Instrumen
Lanjut
1 Menguraikan pengertian dan jenis-jenis hak Daftar Guru
dan kewajiban warga negara menurut para ceklist melakukan
ahli tindakan
berdasar-
2 Menyimpulkan melalui kalimat sendiri Daftar kan capaian
tentang pengertian dan jenis-jenis hak dan ceklist sesuai
kewajiban warga negara indikator
3 Mengidentifikasi aspek-aspek yang harus Daftar
diperhatikan dalam menggunakan hak dan ceklist
melaksanakan kewajiban warga negara
4 Menganalisis bentuk-bentuk hak dan kewa- Daftar
jiban warga negara sesuai dengan Undang- ceklist
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
5 Mengkomunikasikan hasil analisis nilai Pan- Daftar
casila dikaitkan dengan kasus pelanggaran ceklist
hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
6 Menghormati hak dan kewajiban setiap indi- Daftar
vidu sebagai bentuk rasa syukur terhadap ceklist
anugerah Tuhan YME
7 Mendukung segala upaya penegakan hak Daftar
dan kewajiban yang dilakukan oleh pemer- ceklist
intah
8 Membiasakan diri bersikap sesuai dengan Rubrik dan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
Daftar
dan proaktif menegakkan nilai-nilai Pancasi-
ceklist
la dalam menyikapi berbagai permasalahan
terkait dengan penyimpangan/penyalahgu-
naan hak dan kewajiban warga Negara.

58 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


5
Contoh Dokumen
CONTOH CEKLIST PENCAPAIAN KOMPETENSI Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Kompetensi


No Nama Kelas Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Ahmad XII
2 Bella XII
3 Charlie XII
4 Erik XII
5 Galih XII
6 Ratna XII
7 Siti XII
8 Zafira XII

CONTOH RUBRIK PENILAIAN SIKAP UNTUK SATU KALI PERTEMUAN


No. Nilai Deskripsi Capaian
Berkata benar sesuai dengan yang dilihat,
1 Jujur Ya Tidak
didengar, dan dirasakan
Memiliki kasih sayang, empati dan keberpiha-
2 Peduli kan kepada sesama maupun lingkungan
Memiliki karakter yang kuat, punya inisiatif
3 Mandiri dan tidak menggantungkan keputusan kepa-
da orang lain
Konsisten, tertib, menepati janji, komitmen
4 Disiplin dan taat aturan
Menerima semua konsekuensi akibat per-
Tanggung
5 kataan dan perbuatan yang dilakukan ber-
Jawab dasarkan nilai, moral, atau aturan
Melakukan upaya sungguh-sungguh hingga
6 Kerja Keras tercapai apa yang ditargetkan berdasarkan
nilai dan moral
Bersahaja, tidak berlebih-lebihan, ikhlas, dan
7 Sederhana selalu bersyukur.
Memiliki karakter yang kuat, kemantapan hati,
tidak takut untuk mengatakan yang benar,
8 Berani menolak ajakan berbuat tidak baik, dan se-
mangat juang yang tinggi
Menempatkan sesuatu pada tempatnya,
9 Adil konsisten, selaras, seimbang, dan berpegang
teguh pada kebenaran

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 59


PETA INDIKATOR PER JENJANG
Sebagai bahan referensi, untuk melihat konsistensi
dalam perkembangan pembelajaran dapat dilihat dari
capaian indikator hasil belajar pendidikan antikorupsi
berdasarkan jenjang pendidikan.

SD
Kelas 4-6

SD Indikator Hasil Belajar SD/


MI (Kelas 4-6)
PAUD Kelas 1-3 • Menyadari manfaat nilai-nilai
antikorupsi (integritas, jujur,
bertanggungjawab dan kerja
keras) untuk diri pribadi dan
sosial;
PAUD Indikator Hasil Belajar SD/ • Menunjukkan contoh-contoh
MI (Kelas 1-3) manfaat penerapan nilai-nilai
antikorupsi dalam kehidupan
• Mengenali nilai-nilai antikorupsi sehari-hari;
yang dibutuhkan dalam keseh-
arian; • Merespon praktek penerapan
nilai-nilai antikorupsi dalam
• Memahami perlunya nilai-nilai keseharian di lingkungannya;
antikorupsi (integritas, jujur,
bertanggungjawab dan kerja • Membiasakan pengamalan
keras) dalam keseharian; nilai-nilai antikorupsi dalam
keseharian yang ia tiru;
• Menunjukkan dengan benar
contoh pengamalan nilai-nilai • Membiasakan pencegahan hal-
antikorupsi dalam keseharian; hal yang bertentangan dengan
nilai-nilai antikorupsi dalam
• Mengamalkan nilai-nilai antiko- keseharian yang ia tiru.
rupsi dalam keseharian;
• Mencegah hal-hal yang ber-
tentangan dengan nilai-nilai
antikorupsi dalam keseharian.

60 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


DEWASA

SMA
Kelas 10-12

SMP
SMP
Kelas 7-9
Kelas 7-9
Indikator Hasil Belajar SMA/
MA/SMK/MAK
• Berpegang teguh pada prinsip-prin-
sip antikorupsi (satu kesatuan antara
kata dan perbuatan, jujur, bertanggu-
ngjawab, dan kerja keras) dalam
setiap aspek kehidupan
• Berani mendeklarasikan diri sebagai
Indikator Hasil Belajar SMP/MTs orang orang yang antikorupsi dalam
• Terbiasa secara konsisten mengamal- segala aspek kehidupan;
kan nilai-nilai antikorupsi kapanpun, di • Berperan aktif dalam mendorong
manapun, dan dalam situasi apapun; orang lain untuk mengamalkan peri-
• Terbiasa secara konsisten meng- laku antikorupsi secara konsisten;
hindari perilaku yang bertentangan • Berperan aktif dalam tindakan
dengan nilai-nilai antikorupsi; pencegahan perilaku tidak antikorup-
• Berperan aktif dalam mengajak si secara kreatif dan inovatif;
teman dalam pengamalan nilai-nilai • Terbiasa melakukan evaluasi diri da-
antikorupsi di semua kegiatan secara lam pengamalan perilaku antikorupsi.
konsisten;
• Berperan aktif dalam mengajak
teman dalam menghindari perilaku
yang bertentangan dengan nilai-nilai
antikorupsi di semua kegiatan secara
konsisten;
• Menghasilkan berbagai karya sebagai
bukti pengamalan nilai-nilai antikorup-
si dalam berbagai kegiatan;

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 61


When wealth is lost, Nothing is lost.
When health is lost, Something is lost.
When Character is lost, Everyhing is lost.

(KATA BIJAK)

62 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Langkah
4
DEKLARASIKAN
PETA JALAN
TINDAK LANJUT
Para guru, setelah proses pendidikan an-
tikorupsi berjalan di kelas, dorong agar kon-
sisten dilaksanakan di sekolah, lalu kaitkan
dengan keluarga dan masyarakat. Setelah
itu janganlah berhenti. Berupayalah untuk
meluaskan budaya antikorupsi lebih luas lagi,
untuk Indonesia yang bebas korupsi.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 63


INTERVENSI PEMBUDAYAAN
DI MASYARAKAT
Hadirnya pelopor-pelopor Budaya Antikorupsi di tiap wilayah akan
menjadi harapan baru. Mari kita mulai.

Budaya itu dianut dan diyakini bersa- masyarakat. Sekolah, sekali lagi dipo-
ma, diwariskan dan dipelajari. Proses sisikan, sebagai lokomotif penggerak.
mempelajari budaya (enkulturasi) Setelah kita mengamalkan, kelas dan
dilakukan melalui semua aspek ke- sekolah kita terkondisi secara konsist-
hidupan keseharian manusia dalam en, mulailah meluaskan ke sekolah lain
satu komunitas. Pendidikan merupa- dan wilayah lain.
kan salah satu proses pembentukan
Pendidikan antikorupsi harus dilakukan
budaya. Untuk itu harus dilakukan
dengan pendekatan kewilayahan yang
aktivitas konsisten di berbagai tempat.
bergerak seperti bola salju. Dilakukan
Oleh karena itu, pendidikan antiko- terus menerus, konsisten, pelibatan
rupsi adalah pembangunan budaya publik secara aktif, dan akan lebih
yang harus melibatkan semua elemen optimal dimulai dari daerah pinggiran

Inilah Sosok Pelopor Bu- Kegiatan Pelopor Budaya


daya Antikorupsi Antikorupsi di Wilayahnya

• Bekerja Sukarela dan tidak ada • Memastikan proses pengkon-


kompensasi finansial; disian budaya antikorupsi di se-
• Lebih karena dorongan iba- kolah berjalan (PAUD, SD, SMP,
dah; SMA dan jenjang sederajat);

• Menjadi panutan di wilayah- • Memastikan terjadi koneksi


nya; antara pengkondisian budaya
antikorupsi di sekolah dengan
• Berasal dari tokoh agama/to- keluarga dan masyarakat;
koh adat/orang yang dihorma-
ti, dll • Memastikan pengkondisian
budaya antikorupsi di keluarga
• Memahami perilaku masyar- dan masyarakat (instansi pemer-
akatnya; intah dan organisasi masyarakat)
• Dapat meluangkan waktu berjalan dalam keseharian
untuk secara rutin berkumpul kehidupan;
informal. • Mendorong konsistensi penga-
malan nilai-nilai budaya antiko-
rupsi berjalan di semua unsur
masyarakat.

64 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


yang memiliki karakteristik masyarakat di tiap wilayah.
yang cenderung homogen. Perlu
Mari, bersama-sama kita mulai. Jadilah
pelopor-pelopor Budaya Antikorupsi
pelopor.

PENGKONDISIAN DENGAN PENDEKATAN WILAYAH

Masyarakat
RW Kelura-
han
RT
Kec

Ru-
mah Iba-
dah PNF PT Pasar

SMK/
Puskes- MAK Usaha
mas PAUD
Keluarga
SMA/ Industri
Pos MA
Yandu SD/MI

SMP/
MTs Tele-
komuni-
dll asi

Kel. Lem/
Tani Keuan-
Trans- gan
portasi

Satuan pendidikan menerapkan pendidikan karakter sesuai model ini secara


optimal di sekolah dan mengaitkan kegiatan pembelajarannya dengan keluarga
dan masyarakat. Kegiatan itu didukung oleh para pelopor budaya antikorupsi
yang menjaga konsistensi pengamalannya di masyarakat.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 65


MELUASKAN PENDIDIKAN
BERBUDAYA ANTIKORUPSI
Setelah pengkondisian di kelas kemudian diikuti dengan
pengkondisian di luar kelas, dan luar sekolah, perlu kebija-
kan untuk meluaskan pendidikan antikorupsi secara massif.
Bagaimana langkahnya?

SMK MA

PNF SMA
Kabupaten
Keluarga Berbudaya Antikorupsi
MTs
PAUD

SMP
SD
MI

Masyarakat
Kecamatan
Berbudaya Antikorupsi

Pemerintah/Institusi
menginisiasi pendidikan
antikorupsi di satu wilayah
terkecil (desa/kecamatan)
yang kemudian dikem-
bangkan ke wilayah yang
lebih luas.

66 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Indonesia
Bebas Korupsi

Provinsi
Berbudaya Antikorupsi

Prinsip Perluasan Budaya Antikorupsi

• Setiap sekolah yang telah berbudaya antikorupsi mel-


uaskan ke sekolah lain;
• Dilakukan dengan pendekatan wilayah secara lintas
jenjang jalur serta status satuan pendidikan dan meli-
batkan semua masyarakat/elemen di wilayah terkecil.
• Dilakukan secara bekesinambungan, terus menerus;
• Melibatkan seluas mungkin partisipasi publik;
• Dimulai dari daerah pinggiran;
• Proses penguatan bisa berbeda untuk nilai yang
sama.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 67


REFERENSI
Adler, M. 2009. Program Paedia: Silabus Pendidikan Humanistik (Terj.). Indone-
sia Publishing. Bandung
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., 2001. A Taxonomy For
Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objective. Addison Wesley Longman. Boston.
Anita Woolfolk. 2009. Educational Psychology; Aktive Learning Edition. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
Cottrell, S. 2005. Critical Thinking Skill: Developing Effective Analysis and Argu-
ment. Palgrave Macmillan. New York.
Dewey, J. 2009. Pendidikan Dasar Berbasis Pengalaman (Terj.). Indonesia Pub-
lishing. Bandung
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (Terj.). Erlangga. Jakarta
Jensen, E. 2008. Brain-Based Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Johnson, E. 2010. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Kaifa. Bandung.
Joyce, A., Weil, M., Calhoun, E. 2009. Model of Teaching: Model-Model Penga-
jaran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Karzon, A. A. 2010. Tazkiyatun Nafs: Gelombang Energi Penyucian Jiwa
Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah di Atas Manhaj Salafus Shaalih. Ak-
barmedia. Jakarta.
Khoe Yao Tung. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Indeks. Jakar-
ta.
Latif, Yudi. 2015. Revolusi Pancasila. Mizan: Jakarta.
Lickona, A. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah
Dapat Memberikan Pendidikaan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggu-
ng Jawab. Bumi Aksara. Jakarta.
Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Ki Hadjar Dewantara. 1977. Pendidikan. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Yogyakarta.
Marzano, R. J., Kendall, J. S. The New Taxonomy of Educational Objectives:
Second Edition. Corwin Press. California.
Marzano, R. J., Kendall, J. S. Designing Assessing Educational Objective: Apply-
ing the New Taxonomy. Corwin Press. California.

68 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Megawangi, R. 2009. Menyemai Benih Karakter. Indonesia Heritage Founda-
tion. Depok.New Jersey.
Murty, Ade Iva. 2016. Perumusan Indikator Nilai-Nilai Antikorupsi. Komisi Pem-
berantasan Korupsi-GIZ, Jakarta.
Murty, Ade Iva. 2016. Kajian Kristalisasi Nilai-Nilai Antikorupsi. Komisi Pember-
antasan Korupsi-GIZ, Jakarta.
Samani, M., Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Sandra Aamodt dan Sam Wang. Welcome to Your Child’s Brain; Cara Pikiran
Berkembang dari Masa Pembuahan Hingga Kuliah. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Santrock, J. W. Psikologi Pendidikan. Kencana. Jakarta.
Soedarsono, S. 2008. Membangun Kembali Jati Diri Bangsa. Elex Media Kom-
putindo. Jakarta.
Smith, P. L., Ragan, T. J. 2005. Instructional Design: Third Edition. John Wiley &
Sons. New Jersey.
Sjafei, M. 2010. Arah Aktif: Sebuah Seni Mendidik Berkreativitas dan Berakhlak
Mulia. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo.
Wragg, E. C. 1997. The Cubic Curriculum. Routledge. London.

Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 69


KONTRIBUTOR
Terima kasih kepada seluruh kontributor dalam penyusunan Modul Pendidikan
Antikorupsi ini.

1. Heri Setiadi, Ph.D (Pasca Sarjana Uhamka)


2. Dr. Awaluddin Tjalla (Puskurbuk)
3. Drs. Evi Afrizal Sinaro (Ikapi DKI Jakarta)
4. Dr. Ade Iva Murty (Universitas Pancasila)
5. Dr. Misbah Fikrianto (Polimedia)
6. Dr. Akbar Alwi (UNJ)
7. Dr. Pahrurrodji (MAN Insan Cendikia)
8. Dr. Hasan Basri Tanjung (Yay. Dinamika Umat)
9. Ismail Nur, MA. (MAN 4 Jakarta)
10. Khairunnas, MA. (IB Bogor Raya)
11. Mochammad Dimyati (UNJ)
12. Drs. Rokhman (MIN 4 Jakarta)
13. Pandu Hyangsewu (UPI)
14. Heri Kurniawan, M.Si (IndonesiaBermutu)
15. Rahmat Syehani (Nurul Fikri)
16. Asmaul Husna (IN K-13)
17. Deliana Sagitalia (IN K-13)
18. Wawan Setiawan, S.Pd. (SMA Bina Putera-Kopo)
19. Eka Putri Handayani, S.Pd. (Alifa Kids Center)
20. Kamilah, S.Pd. (Alifa Kids Center)
21. Ai Nurhasanah, S.Pd. (Al Iman)
22. Nurita, S.Pd. (SD Al Iman)
23. Meladih, S.Pd. (SMP Al Iman)
24. Irwan Kelana (Republika)
25. Muhaemin, MM. (IB Bogor Raya)

70 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK


Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK 71
72 Pendidikan Antikorupsi | Tingkat SMA/MA/SMK/MAK

Anda mungkin juga menyukai