Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5

• Reflan Persatuan dan Kesatuan pada Masa


• Rizka Aulia R
• Rizki Aulia Orde Baru (11 Maret 1966 sampai
• Rizki Maulana
dengan 21 Mei 1998)
Kepemimpinan Presiden Soekarno dengan demokrasi terpimpinnya,
akhirnya jatuh pada tahun 1966. Jatuhnya Soekarno menandai
berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan baru, yang
dikenal dengan sebutan Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Ia muncul
sebagai pemimpin Orde Baru yang siap untuk membangun kembali
pemerintahan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen. Prioritas utama yang dilakukan oleh Pemerintahan
Orde Baru bertumpu pada pembangunan ekonomi dan stabilitas
nasional yang mantap.
Selama memegang kekuasaan negara,
pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan sistem
pemerintahan presidensial. Kelebihan dari sistem
pemerintahan Orde Baru:
a.Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat
Indonesia yang pada tahun 1968 hanya 70 dolar Amerika
Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000
dolar Amerika Serikat.
b.Suksesnya program transmigrasi.
c.Suksesnya program Keluarga Berencana.
d.Sukses memerangi buta huruf.
Beberapa penyimpangan pada masa Pemerintahan Orde Baru:
a.Bidang Ekonomi: Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada
pasal 33 UUD 1945. Terjadinya praktik monopoli ekonomi.
Pembangunan ekonomi bersifat sentralistik.
b.Bidang Politik: Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif.
Presiden sebagai pelaksana undang-undang kedudukannya lebih
dominan dibandingkan dengan lembaga legislatif. Pemerintahan
bersifat sentralistik, berbagai keputusan disosialisasikan dengan
sistem komando. Tidak ada kebebasan untuk mengkritik jalannya
pemerintahan. Praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) biasa
terjadi yang tentunya merugikan perekonomian negara dan
kepercayaan masyarakat.
c.Bidang hukum: Perundang-undangan yang mempunyai
fungsi untuk membatasi kekuasaan presiden kurang memadai,
sehingga kesempatan ini memberi peluang terjadinya praktik
KKN dalam pemerintahan. Supremasi hukum tidak dapat
ditegakan karena banyaknya oknum penegak hukum yang
cenderung memihak pada orang tertentu sesuai kepentingan.
Hukum bersifat kebal terhadap penguasa dan konglomerat
yang dekat dengan penguasa. Segala penyimpangan yang
disebutkan di atas mengakibatkan negara Indonesia
terjerembab pada suatu keadaan krisis multidimensional.
Kondisi yang mencemaskan ini telah membangkitkan gerakan
reformasi menumbangkan rezim otoriter. Maka pada tanggal
21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan
diri. Sebagai gantinya, B.J Habibie yang ketika itu menjabat
sebagai wakil presiden, dilantik sebagai Presiden RI yang
ketiga. Masa jabatan Presiden B.J Habibie berakhir setelah
pertanggungjawabannya ditolak oleh sidang Umum MPR pada
tanggal 20 Oktober 1999.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai