Anda di halaman 1dari 5

NAMA: HARTATI

NIM: A40120221

KELAS: F

JURNAL 1

JUDUL:

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI ANTI


KORUPSI MELALUI EKSTRAKURIKULER DAN PEMBIASAAN DI SEKOLAH
DASAR

PENULIS:

Vina Kurnia Sari1, Akhwani2, Muhammad Thamrin Hidayat3, Dewi Widiana


Rahayu4

ANALISIS STUDI KASUS:

Strategi yang efektif untuk mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis nilai-


nilai antikorupsi adalah melalui pembiasaan. Pembiasaan ialah cara bertindak yang dapat
diperoleh melalui belajar yang dilakukan secara berulang-ulang, hingga akhirnya menjadi
menetap dan bersifat otomatis Djaali, 2013:128. Hendriana & Jacobus (2016:28) juga
menyatakan bahwa pembiasaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
serta memiliki tujuan untuk membuat seseorang menjadi terbiasa dalam melakukan suatu
hal.Pembiasaan memiliki tujuan untuk membentuk karakter siswa secara permanen atau
menetap, karena dalam pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang agar terbiasa. Siswa
diharapkan dapat membawa kebiasaan baik tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki
karakter yang sesuai dengan nilai-nilai antikorupsi. Pembiasaan yang dilakukan sekolah dalam
rangka menumbuhkembangkan nilai-nilai antikorupsi dilakukan melalui kegiatan kantin
kejujuran dan peduli lingkungan.

Kantin kejujuran tidak jauh berbeda dengan kantin pada umumnya. Perbedaan yang
nampak pada kantin kejujuran ialah pembeli diharuskan melakukan transaksi jual beli sendiri
tanpa dijaga atau dilayani oleh penjual yang lumrah terjadi pada kantin kebanyakan. Kantin
kejujuran melatih dan menguji sikap atau karakter jujur yang dimiliki individu, sebab siswa akan
meletakkan uang sesuai harga barang yang dibeli dan mengambil kembalian sendiri tanpa ada
yang melihat dan mengawasi. Alfurkan (2017:104) menjelaskan bahwa kantin kejujuran
mempunyai efek yang baik dalam melatih kejujuran, mental, tanggung jawab, dan percaya diri
dalam diri individu. Sehingga, akan terwujud kehidupan yang damai, tenteram, aman, dan
sejahtera

KASIMPULAN:

Implementasi pendidikan karakter berbasis nilai-nilai antikorupsi melalui


ekstrakurikuler di Sekolah Dasar adalah dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
ekstrakurikuler pencak silat, dan ekstrakurikuler PMR. Melalui ketiga ekstrakurikuler tersebut
guru dapat menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi pada diri siswa. Meskipun demikian tidak
menutup kemungkinan terdapat ekstrakurikuler lain yang dapat membangun nilai-nilai
antikorupsi. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai antikorupsi melalui pembiasaan di Sekolah
Dasar adalah melalui pembiasaan kantin kejujuran dan pembiasaan peduli lingkungan.
Pembiasaan kantin kejujuran dan pembiasaan peduli lingkungan dilakukan melalui kegiatan
rutin, kegiatan spontan, dan kegiatan pengondisian.

Nilai-nilai anti korupsi yang yang dibangun melalui ekstrakurikuler pramuka yaitu
nilai kedisiplinan, nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, dan nilai kemandirian. Nilai-nilai
antikorupsi yang dibangun melalui ekstrakurikuler pencak silat yaitu nilai kerja keras dan nilai
kedisiplinan. Nilai-nilai antikorupsi yang dibangun melalui esktrakurikuler PMR yaitu nilai
kepedulian. sementara nilai-nilai yang dibangun melalui pembiasaan kantin kejujuran yaitu nilai
kejujuran. Nilai-nilai yang dibangun melalui pembiasaan peduli lingkungan yaitu nilai
kepedulian.
Jurnal 2

JUDUL PENELITIAN : Peran Pendidikan Antikorupsi Sebagai Upaya Pencegahan Dan


Pemberatasan Korupsi PENELITI : Mukhammad Luckyto, Anisa Rahmawati,
Khalimatus sa’diyah

SUMBER : file:///C:/Users/User/Downloads/adminjps,+Artikel+2.pdf

TUJUAN PENELITI :

untuk mereformasi budaya politik melalui sistem pendidikan guna melakukan perubahan
budaya yang baik, termasuk mendorong terciptanya tata pemerintahan yang baik di sekolah
maupun perguruan tinggi. Sekolah atau perguruan tinggi dapat memainkan peran strategis
dalam pelaksanakan pendidikan antikorupsi terutama dalam menumbuhkan perilaku
antikorupsi di kalangan pelajar maupun mahasiswa. Dengan mengembangkan budaya sekolah,
siswa diharapkan mempunyai modal sosial untuk membiasakan diri dengan perilaku
antikorupsi. Anak-anak harus diberikan pendidikan antikorupsi setidaknya sejak mereka masuk
sekolah dasar. Anak-anak sekolah dasar yang berusia 7 sampai 12 tahun mungkin merasa
bahwa perubahan tersebut tidak diubah dan permanen. Pendidikan antikorupsi bisa dilakukan
dengan membuat kantin kejujuran sehingga siswa dan mahasiswa diharapkan mampu
mencegah dan ikut aktif memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya.

LATAR BELAKANG :

korupsi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, korupsi merupakan perbuatan tercela seperti
penipuan uang, menerima suap dan lain sebagianya. Selain itu menurut Prof. Raden Subekti
Tjitrosoedibio, SH mengatakan bahwa dengan melakukan tindakan memperkaya diri sendiri
secara langsung ataupun tidak langsung hal tersebut tentu akan sangat merugikan negara
terutama dalam bidang keuangan maupun perekonomian. Praktek korupsi di Indonesia telah
menjadi suatu peristiwa yang sangat meresahkan, karena telah masuk ke semua bidang
kehidupan mulai dari perolehan akte kelahiran hingga pengurusan akte kematian dan hal itu
biasa terjadi di lembaga Eksektutif, Legislatif, dan Yudikatif. Korupsi di Indonesia tersebar luas di
masyarakat. Perkembanganya dari tahun ke tahun semakin banyak, baik dari segi jumlah kasus
maupun kerugian keuangan yang dialamai negara, kualitas kejahatan semakin sistematis dan
cakupan yang masuk ke segala aspek yang tidak terkontrol akan membawa malapetaka. tidak
hanya untuk kehidupan ekonomi nasional tetapi juga untuk kehidupan bangsa dan negara.
Salah satu penyebab tindak pidana korupsi adalah faktor politik, karena kebijakan moneter
mempengaruhi banyak peristiwa politik. Kebijakan moneter adalah perilaku negatif sebab
untuk mendapatkan suara mereka menggunakan iming-iming uang atau untuk menyuap
pemilih atau anggota partai politik untuk memenangkan yang memberi mereka uang.

JURNAL 3

JUDUL:

PENDIDIKAN KARAKTER ANTI KORUPSI SEBAGAI BAGIAN DARI


UPAYA PENCEGAHAN DINI KORUPSI DI INDONESIA

PENULIS:

Rico Septian Noor, S.H.,M.H

ANALISIS STUDI KASUS

Program pendidikan anti korupsi yang dikembangkan nantinya harus berdasarkan pada
dasar hukum moral dapat dilaksanakan dalam dua nilai moral yang utama, yaitu sikap hormat
dan bertanggung jawab. (Lickona, 2016) Nilai- nilai tersebut mewakili dasar moralitas utama
yang berlaku secara universal. Nilai moral tersebut memiliki tujuan, nilai yang nyata, di mana
nilai tersebut mengandung nilai-nilai baik bagi semua orang baik sebagai individu maupun
sebagai bagian dari masyarakat. Nilai-nilai rasa hormat dan tanggung jawab tersebut sangatlah
diperlukan dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Hormat dan tanggung jawab merupakan
yang menjadi dasar landasan yang mengharuskan para pendidik untuk memberikan pendidikan
karakter seperti anti korupsi tersebut untuk membangun manusia-manusia yang secara etis
berilmu dan dapat memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat yang juga memiliki
nilai-nilai moral dan bertanggung jawab.

KESIMPULAN

Pendidikan Karakter Anti Korupsi menjadi hal yang mendesak untuk diberikan mulai
di tingkat sekolah dasar sampai Menengah di Indonesia selain mata pelajaran konvensional yang
menjadi target pengajaran di setiap sekolah di Negara Indonesia. Pengaplikasian program
pendidikan karakter Anti Korupsi, melalui penyusunan tahapan pengajaran mata pelajaran
Pendidikan Karakter Anti Korupsi mulai sejak dini yang melibatkan orang tua dan guru menjadi
hal yang penting. Lebih jauh diharapkan sekolah dari tingkat dasar sampai menengah secara luas
dapat ikut terlibat dalam program pendidikan karakter anti korupsi dan menjadikan program
yang dimaksud sebagai program khusus dan menjadi prioritas bagi setiap daerah di Indonesia.
Misalnya saja salah satu contoh ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Negara Indonesia
yaitu Nadiem Makarim membuat salah satu kebijakan di bidang pendidikan yang disebut
Merdeka Belajar dengan cara mengutamakan etika bagi anak didik tidak hanya prestasi semata
karena berbagai nilai etika dan moral yang sangat jelas penting untuk kebaikan kehidupan baik
secara individu maupun masyarakat dan bangsa Indonesia di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai