NIM: A40120221
KELAS: F
JURNAL 1
JUDUL:
PENULIS:
Kantin kejujuran tidak jauh berbeda dengan kantin pada umumnya. Perbedaan yang
nampak pada kantin kejujuran ialah pembeli diharuskan melakukan transaksi jual beli sendiri
tanpa dijaga atau dilayani oleh penjual yang lumrah terjadi pada kantin kebanyakan. Kantin
kejujuran melatih dan menguji sikap atau karakter jujur yang dimiliki individu, sebab siswa akan
meletakkan uang sesuai harga barang yang dibeli dan mengambil kembalian sendiri tanpa ada
yang melihat dan mengawasi. Alfurkan (2017:104) menjelaskan bahwa kantin kejujuran
mempunyai efek yang baik dalam melatih kejujuran, mental, tanggung jawab, dan percaya diri
dalam diri individu. Sehingga, akan terwujud kehidupan yang damai, tenteram, aman, dan
sejahtera
KASIMPULAN:
Nilai-nilai anti korupsi yang yang dibangun melalui ekstrakurikuler pramuka yaitu
nilai kedisiplinan, nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, dan nilai kemandirian. Nilai-nilai
antikorupsi yang dibangun melalui ekstrakurikuler pencak silat yaitu nilai kerja keras dan nilai
kedisiplinan. Nilai-nilai antikorupsi yang dibangun melalui esktrakurikuler PMR yaitu nilai
kepedulian. sementara nilai-nilai yang dibangun melalui pembiasaan kantin kejujuran yaitu nilai
kejujuran. Nilai-nilai yang dibangun melalui pembiasaan peduli lingkungan yaitu nilai
kepedulian.
Jurnal 2
SUMBER : file:///C:/Users/User/Downloads/adminjps,+Artikel+2.pdf
TUJUAN PENELITI :
untuk mereformasi budaya politik melalui sistem pendidikan guna melakukan perubahan
budaya yang baik, termasuk mendorong terciptanya tata pemerintahan yang baik di sekolah
maupun perguruan tinggi. Sekolah atau perguruan tinggi dapat memainkan peran strategis
dalam pelaksanakan pendidikan antikorupsi terutama dalam menumbuhkan perilaku
antikorupsi di kalangan pelajar maupun mahasiswa. Dengan mengembangkan budaya sekolah,
siswa diharapkan mempunyai modal sosial untuk membiasakan diri dengan perilaku
antikorupsi. Anak-anak harus diberikan pendidikan antikorupsi setidaknya sejak mereka masuk
sekolah dasar. Anak-anak sekolah dasar yang berusia 7 sampai 12 tahun mungkin merasa
bahwa perubahan tersebut tidak diubah dan permanen. Pendidikan antikorupsi bisa dilakukan
dengan membuat kantin kejujuran sehingga siswa dan mahasiswa diharapkan mampu
mencegah dan ikut aktif memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya.
LATAR BELAKANG :
korupsi menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, korupsi merupakan perbuatan tercela seperti
penipuan uang, menerima suap dan lain sebagianya. Selain itu menurut Prof. Raden Subekti
Tjitrosoedibio, SH mengatakan bahwa dengan melakukan tindakan memperkaya diri sendiri
secara langsung ataupun tidak langsung hal tersebut tentu akan sangat merugikan negara
terutama dalam bidang keuangan maupun perekonomian. Praktek korupsi di Indonesia telah
menjadi suatu peristiwa yang sangat meresahkan, karena telah masuk ke semua bidang
kehidupan mulai dari perolehan akte kelahiran hingga pengurusan akte kematian dan hal itu
biasa terjadi di lembaga Eksektutif, Legislatif, dan Yudikatif. Korupsi di Indonesia tersebar luas di
masyarakat. Perkembanganya dari tahun ke tahun semakin banyak, baik dari segi jumlah kasus
maupun kerugian keuangan yang dialamai negara, kualitas kejahatan semakin sistematis dan
cakupan yang masuk ke segala aspek yang tidak terkontrol akan membawa malapetaka. tidak
hanya untuk kehidupan ekonomi nasional tetapi juga untuk kehidupan bangsa dan negara.
Salah satu penyebab tindak pidana korupsi adalah faktor politik, karena kebijakan moneter
mempengaruhi banyak peristiwa politik. Kebijakan moneter adalah perilaku negatif sebab
untuk mendapatkan suara mereka menggunakan iming-iming uang atau untuk menyuap
pemilih atau anggota partai politik untuk memenangkan yang memberi mereka uang.
JURNAL 3
JUDUL:
PENULIS:
Program pendidikan anti korupsi yang dikembangkan nantinya harus berdasarkan pada
dasar hukum moral dapat dilaksanakan dalam dua nilai moral yang utama, yaitu sikap hormat
dan bertanggung jawab. (Lickona, 2016) Nilai- nilai tersebut mewakili dasar moralitas utama
yang berlaku secara universal. Nilai moral tersebut memiliki tujuan, nilai yang nyata, di mana
nilai tersebut mengandung nilai-nilai baik bagi semua orang baik sebagai individu maupun
sebagai bagian dari masyarakat. Nilai-nilai rasa hormat dan tanggung jawab tersebut sangatlah
diperlukan dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Hormat dan tanggung jawab merupakan
yang menjadi dasar landasan yang mengharuskan para pendidik untuk memberikan pendidikan
karakter seperti anti korupsi tersebut untuk membangun manusia-manusia yang secara etis
berilmu dan dapat memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat yang juga memiliki
nilai-nilai moral dan bertanggung jawab.
KESIMPULAN
Pendidikan Karakter Anti Korupsi menjadi hal yang mendesak untuk diberikan mulai
di tingkat sekolah dasar sampai Menengah di Indonesia selain mata pelajaran konvensional yang
menjadi target pengajaran di setiap sekolah di Negara Indonesia. Pengaplikasian program
pendidikan karakter Anti Korupsi, melalui penyusunan tahapan pengajaran mata pelajaran
Pendidikan Karakter Anti Korupsi mulai sejak dini yang melibatkan orang tua dan guru menjadi
hal yang penting. Lebih jauh diharapkan sekolah dari tingkat dasar sampai menengah secara luas
dapat ikut terlibat dalam program pendidikan karakter anti korupsi dan menjadikan program
yang dimaksud sebagai program khusus dan menjadi prioritas bagi setiap daerah di Indonesia.
Misalnya saja salah satu contoh ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Negara Indonesia
yaitu Nadiem Makarim membuat salah satu kebijakan di bidang pendidikan yang disebut
Merdeka Belajar dengan cara mengutamakan etika bagi anak didik tidak hanya prestasi semata
karena berbagai nilai etika dan moral yang sangat jelas penting untuk kebaikan kehidupan baik
secara individu maupun masyarakat dan bangsa Indonesia di masa depan.