NPM : 1806142381
Kelas : MPK Islam (D) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Daftar Pustaka
Pembuka:
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah korupsi. Korupsi
berakar dari lemahnya pendidikan karakter antikorupsi dalam keluarga. Oleh karenanya pendidikan
karakter antikorupsi mulai digiatkan kembali dalam jalur pendidikan formal. Banyak literatur
mengupas tuntas tentang pendidikan karakter antikorupsi dalam lingkugan pendidikan formal
(persekolahan). Sementara itu, pendidikan karakter antikorupsi pada jalur pendidikan informal
kurang mendapatkan perhatian. Literatur terkait pendidikan karakter secara informal di keluarga atau
pada setting informal lainnya masih sangat terbatas. Dalam penelitian model parenting education
untuk meningkatkan pola asuh antikorupsi guna menanamkan karakter antikorupsi pada anak usia
dini, diperlukan bahan ajar sebagai rujukan pengetahuan atau sumber belajar.
Isi:
Dalam menanamkan sikap anti-korupsi diperlukan implementasi model parenting education
untuk meningkatkan pola asuh antikorupsi guna menanamkan karakter antikorupsi pada anak usia
dini dalam keluarga dan Lembaga Pendidikan. Adapun penerapan sikap tersebut dapat dilakukan
dengan cara:
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan
yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya yang bertujuan untuk membentuk
penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah
hidup yang lebih baik Karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral
felling), dan perilaku moral (moral behavior).
Beberapa tips bagaimana membentuk karakter anak yang baik dan berkualitas yakni:
1. konsisten,
2. berkelanjutan
3. konsekuen.
Proses pembentukan karakter dapat dilakukan dalam:
1. lingkungan keluarga
2. melalui sikap dari orangtua
3. adanya lingkungan sosial anak yang mendukung
Dalam menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga dapat menerapkan model pendidikan
karakter disekolah terdapat empat model yaitu:
1. model otonom
2 .model integrase
3. model suplemen
4. model kolaborasi.
Kemudian strategi yang dapat dilakukan dalam proses pembentukan pendidikan karakter pada
anak dapat melalui keteladanan, penegakan kedisiplinan, pembiasaan, metode bercerita,
mendongeng, diskusi, simulasi hingga tinggal bersama orang lain secara langsung untuk
mendapatkan pengalaman hidup.
Model-model pembelajaran yang membangun karakter anti korupsi yang dapat diberikan kepada
anak berupa pengembangan nilai nilai agama dan moral antara lain :
1) Anak diajar berdoa sebelum dan seusai melakukan kegiatan sesuai keyakinannya
2) Berbuat baik terhadap semua mahluk Tuhan,
3) Melaksanakan kegiatan ibadah sesuai aturan menurut keyakinannya
4) Bersikap jujur (anak diajari untuk tidak berbohong/menipu)
5) Menyebutkan mana yang benar dan salah pada suatu persoalan (anak diajar untuk
Bersikap adil dalam membela teman)
6) Menunjukan perbuatan yang benar dan salah
7) Menyebutkan perbuatan baik dan buruk (anak diajar bahwa perbuatan mencuri
atau mengambil barang milik orang lain itu tidak baik)
8) Melakukan perbuatan yang baik pada saat bermain, (anak diajar tidak mengambil
mainan teman, harus minta ijin kalau mau pinjam mainan teman)
9) Selalu mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu
Strategi Pendidikan
Pada tahap awal, identifikasi nilai dan perilaku anti korupsi dilakukan untuk mem-berikan
penegasan mengenai nilai dan perilaku anti korupsi yang akan ditanamkan melalui mata pelajaran di
madrasah, sehingga dapat mem-berikan kejelasan orientasi dan arah pengintegrasian ke dalam mata
pelajaran yang dimaksud.
Pendidikan anti korupsi dapat diintegrasikan dalam mata pe-lajaran melalui beberapa strategi
diantaranya:
1) Pengembangan Materi Integrasi melalui pengembangan materi terutama dilakukan terhadap
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dan mata pelajaran lain
yang mengandung muat-an nilai dan perilaku anti korupsi. Integrasi melalui pengembangan materi
dilakukan dengan memberikan penonjolan, penajaman, pen-dalaman, atau perluasan materi
pembelajaran yang terkait dengan nilai dan perilaku anti korupsi
2) Metode Integrasi melalui pengembangan metode dilakukan dengan memilih dan menggunakan
metode pembelajaran yang bisa men-dorong terjadinya internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap dan
perilaku anti korupsi, seperti jujur, disiplin, adil, tanggung jawab, dan sebagainya. Beberapa metode
seperti diskusi, bermain peran, demonstrasi, simulasi, curah pendapat, dan sebagainya perlu di-desain
dengan skenario yang dapat mendorong terjadinya proses internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap dan
perilaku anti korupsi tertentu
3) Media dan Sumber Belajar Integrasi melalui media dan sumber belajar dilakukan dengan
memilih penggunaan media dan sumber belajar yang mengandung muatan nilai dan perilaku anti
korupsi tertentu, baik terhadap materi pembelajaran yang secara langsung mengandung muatan nilai
dan perilaku anti korupsi dimaksud maupun tidak langsung. Beberapa media dan sumber belajar
tersebut diantaranya adalah gambar, foto, video, berita media massa, puisi, sajak, cerpen, prosa,
pantun, dan sejenisnya yang berkaitan dengan korupsi.