Anda di halaman 1dari 7

INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan Moral dan Etika
yang diampu oleh Prof. Dr. Mahdum Adanan, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 5:

Sri Astuti 2010247357


Sri Wahyuni 2010247485

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
GENAP TP. 2020/2021
PENDAHULUAN
Era globalisasi menuntut perubahan dan perkembangan zaman yang semakin maju dan
pesat. Pemerataan dan kedudukan yang sama diharapkan terjadi pada seluruh negara-negara
dunia, sosial, budaya, informasi, nilai dan norma serta banyak aspek lainnya bebas masuk
dalam kehidupan dunia. Dampak positif dan negatif terlihat dari efek globalisasi tersebut,
akhir-akhir ini masyarakat dibuat miris dengan keadaan remaja yang tidak sopan pada orang
tuanya, narkoba, free sex, kekerasan dan pembulian terhadap teman. Lickona dalam Eko
Prasetyo (2018) menyampaikan 10 karakter zaman yang harus diwaspadi dikalangan remaja
dan dapat menjadi sumber kehancuran bangsa diantaranya: 1) meningkatnya kekerasan; 2)
kasus pencurian oleh siswa; 3) ketidakjujuran; 4) rendahnya sopan santun dan rasa hormat; 5)
pengaruh kuat sebuah kelompok; 6) prasangka buruk dan intoleran; 7) bahasa yang tidak
santun; 8) kebebasan seksual; 9) rendahnya tanggung jawab; dan 10) meningkatnya perilaku
merusah diri seperti penggunaan narkoba, alkohon dan lainnya.
Karakter di atas mempertaruhkan eksistensi sebuah bangsa untuk mempertahankan
karakter yang merupakan kearifan lokal negaranya. Fungi pendidikan perlu diaplikasikan guna
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak manusia di dalamnya, serta peradaban
bangsa yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan
peserta didik sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab
perlu digalakkan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial sebagai salah satu cabang ilmu yang tujuannya adalah mengajarkan dan membentuk
karakter sosial siswa yang baik, sangat diharapkan internalisasi karakter didalamnya.
Mata pelajaran IPS sebagai salah satu bidang ilmu sosial memiliki banyak aspek
karakter yang bisa ditanamkan pada siswa, namun pengajaran tersebut perlu pendekatan
pengajaran fakta, pendekatan dan metode yang cocok sehingga siswa memahami,
mennghayati, dan mengintegrasi nilai-nilai karakter bangsa yang diintegrasikan dalam standar
kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS. Agar
pembelajaran lebih bermakna dan terwujud dalam karakter siswa, guru perlu menggunakan
metode yang tepat, teknik pembelajaran yang membantu siswa mencari dan menentukan nilai
yang dianggap baik. Persiapan yang matang dengan susunan silabus, RPP, media belajar yang
maksimal diharapkan menjadi senjata guru untuk menanamkan karakter pada siswa.
Diharapkan dengan internalisasi karakter melalui pembelajaran IPS dapat menjadikan siswa
Indonesia tetap melestarikan karakter baik bangsanya.

1
PEMBAHASAN
A. INTERNALISASI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa internalisasi adalah
penghayatan terhadap sebuah ajaran atau nilai sehingga menjadikan sebuah keyakinan dan
kesadaran akan kebenaran ajaran tersebut. Nilai itu akan terwujud dalam sikap dan perilaku.
Selaras dengan Ahmadi dalam Alma Palupi (2016) bahwa internalisasi adalah nilai atau norma
yang tidak berhenti karena peraturan saja, namun mandarah daging dalam jiwa anggota
masyarakat. Internalisasi sebagai proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang hingga nilai
tersebut terwujud pada sikap dan perilaku yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
Internalisasi dapat dimulai dari meniru, meneladani dan imitasi perilaku seseorang. Muhaimin
dalam Eko Prasetyo Utomo (2018) menjelaskan bahwa ada 3 proses internalisasi. Tahap itu
diantaranya adalah tahap transformasi, transaksi dan trans internalisasi nilai.
Tahap transformasi nilai adalah proses yang dilakukan oleh pendidik (jika dalam
lingkungan sekolah) menginformasikan kebaikan dari nilai karakter yang ingin ditanamkan
pada siswa. Tahap kedua yaitu transaksi nilai atau norma, dimana pada tahap ini fokus
kegiatannya adalah komunikasi dua arah dari pemberi karakter dan target yang akan
ditanamkan karakter. Tahap yang terakhir adalah transinternalisasi nilai, tahap ini jauh lebih
mendalam dari kedua tahap sebelumnya, dimana pada tahap terakhir ini kegiatan penanaman
nilai tidak hanya dikomunikasikan secara verbal dan dua arah, namun juga dikomunikasikan
melalui kepribadian (Muhaimin dalam Eko Prasetyo Utomo, 2018). Maka, dapat disimpulkan
bahwa internalisasi adalah penghayatan nilai atau norma yang diajarkan, kemudian diyakini
kebenarannya dan diterapkan dalam kepribadian. Penanaman nilai ini dilakukan melalui 3
tahap yaitu transformasi, transaksi dan transinternalisasi nilai.
B. PENDIDIKAN KARAKTER
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk kepribadian serta peradaban yang
bermartabat, kemudian pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Hasbullah dalam Yolenta
dan Okianna, 2019). Pendidikan juga sebagai proses pembelajaran untuk mencapai
kedewasaan, proses pembudayaan dan upaya untuk melangsungkan tradisinya agar digunakan
untuk menjadi tolak ukur menjadi dasar berperilaku (Bambang Subiyakto dan Mutiani, 2019).
Sementara itu karakter adalah cara manusia berpikir dan berperilaku yang kemudian menjadi
ciri khas dari individu tersebut dalam menjalankan kehidupan. Maka, dapat disimpulkan bahwa
2
pendidikan karakter adalah usaha sadar menanamkan nilai-nilai kepada warga sekolah
sehingga secara sadar melakukan tindakan yang baik dan sesuai dengan nilai atau norma yang
diajarkan. Karakter tersebut kemudian menjadi kepribadian dan mendarah daging pada
individu siswa (Petronita Yolenta dan Okianna, 2019).
C. PEMBELAJARAN IPS
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatakan bahwa pembelajaran merupakan
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Sementara itu pembelajaran IPS adalah interaksi secara sadar guru dan siswa untuk
memahami dan mengaplikasikan ilmu ranah sosial. Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut
permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1). Mengenalkan konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan sosialnya; 2). Memiliki kemampuan
dasar untuk berpikir kritis dan logis, inkuiri, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan
keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap nilai
sosial dan kemanusiaan; dan 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkompetisi dan
bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk baik ditingkat local, nasional dan global.
D. INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS
Kegiatan penanaman nilai karakter yang kemudian menjadi kepribadian yang baik bagi
siswa sangat penting dilaksanakan di sekolah, guru menjadi faktor penting menentukan proses
internalisasi karakter tersebut. Keteladanan yang diberikan guru dapat menciptakan lahirnya
proses penanaman nilai, sosok guru sebagai inspirator mampu membangkitkan semangat siswa
mengikuti perkataan dan perbuatan baik gurunya. Begitu juga halnya kesuksesan, guru yang
mampu menularkan semangat prestasi maka hal tersebut mampu ditanamkan pada siswa.
Mulyasa dalam Alma Palupi (2016) bahwa suksesnya internalisasi jika peran guru
maksimal dalam menguasai kegiatan pendidikan karakter yang ada di sekolah. Ada beberapa
karakter yang dapat ditanamkan (internalitasi) hingga menjadi perilaku siswa dalam
pembelajaran IPS diantaranya disiplin, jujur, gemar membaca, peduli lingkungan, toleransi,
peduli sosial, bersahabat dan tanggung jawab. Proses internalisasi perlu melibatkan kolaborasi
antara guru yang menyesuaikan bahan ajar, metode ajar, model ajar dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan karakter yang ingin ditanamkan. Tahapan internalisasi tersebut dimulai dari: a)
tahap transformasi nilai, yaitu pendidik menginformasikan nilai yang baik dan kurang baik.
Siswa dijelaskan tentang karakter yang ingin ditanamkan dan kebaikannya bagi siswa secara
verbal; b) tahap transaksi dan komunikasi timbal balik atau diskusi tentang karakter; serta c)
tahap transinternalisasi, pada tahap ini guru tidak hanya menyampaikan secara verbal tapi juga
membangun mental dan kepribadian siswa secara aktif dengan cara komunikasi kepribadian
3
dan contoh melalui keteladanan. Eko Prasetyo (2018) dalam penelitiannya menggambarkan
proses internalisasi karakater siswa dalam pembelajaran IPS di atas sebagai berikut:

Pada kegiatan pembelajaran, kemandirian dan tanggung jawab dapat terlihat ketika
peserta didik mampu mengerjakan tugasnya secara mandiri dan menyelesaikannya tepat waktu.
Kejujuran terlihat ketika siswa mampu mengerjakan tes atau ujian tanpa mencontek temannya.
Hormat dan santun diterapkan guru dan terlihat melalui cara siswa meminta izin ketika ingin
keluar, cara berbicara dan bersalaman dengan guru. Toleransi dan peduli sosial dalam
pembelajaran IPS bisa ditanamkan dan terlihat dari karakter siswa yaitu mau membantu teman
sebaya dan tidak memilih teman dalam pergaulan. Guru harus mampu menyesuaikan SK, KD
dan tujuan pembelajaran serta metode dan model ajar dengan karakter yang ingin ditanamkan
pada siswa. Praktik pengalaman langsung melalui model pembelajaran problem based
learning, inkuiri sosial, jigsaw, diskusi kelompok, bahan ajar berbasis karakter, program
pengembangan diri, kegiatan keteladanan dan pengintegrasian dalam pembelajaran
memberikan pengalaman belajar yang diharapkan dapat membentuk karakter siswa.
Semua guru harus secara bersama memberikan keteladanan pada siswa, dan
menyampaikan pula pada orang tua untuk terlibat aktif dalam internalisasi karakter tersebut.
Keluarga perlu memantau lingkungan bermain agar hasil internalisasi maksimal. Karakter baik
siswa diharapkan juga berdampak pada kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya
(Puspitasari, 2016). Pembelajaran IPS yang dikemas dengan baik serta keteladanan menjadi
kunci guru menanamkan nilai karakter yang ada sehingga siswa secara sadar berperilaku yang
baik sesuai nilai dan norma yang berlaku serta menjadi contoh bagi sesamanya.

4
PENUTUP
Internalisasi merupakan penghayatan nilai atau norma yang diajarkan, kemudian
diyakini kebenarannya dan diterapkan dalam kepribadian. Penanaman nilai ini dilakukan
melalui 3 tahap yaitu transformasi, transaksi dan transinternalisasi nilai. Internalisasi dapat
dilakukan salah satunya melalui kegiatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter sendiri
memiliki defenisi sebagai usaha sadar menanamkan nilai-nilai kepada warga sekolah sehingga
secara sadar melakukan tindakan yang baik dan sesuai dengan nilai atau norma yang diajarkan.
Karakter tersebut kemudian menjadi kepribadian dan mendarah daging pada individu siswa.
Penanaman karakter melalui pendidikan karakter salah satunya dapat diterapkan melalui
kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Pembelajaran IPS merupakan interaksi secara sadar guru dan siswa untuk memahami
dan mengaplikasikan ilmu ranah sosial. Ada beberapa karakter yang dapat ditanamkan
(internalitasi) hingga menjadi perilaku siswa dalam pembelajaran IPS diantaranya disiplin,
jujur, gemar membaca, peduli lingkungan, toleransi, peduli sosial, bersahabat dan tanggung
jawab. Tahapan internalisasi tersebut dimulai dari: a) tahap transformasi nilai, yaitu pendidik
menginformasikan nilai yang baik dan kurang baik. Siswa dijelaskan tentang karakter yang
ingin ditanamkan dan kebaikannya bagi siswa secara verbal; b) tahap transaksi dan komunikasi
timbal balik atau diskusi tentang karakter; serta c) tahap transinternalisasi, pada tahap ini guru
tidak hanya menyampaikan secara verbal tapi juga membangun mental dan kepribadian siswa
secara aktif dengan cara komunikasi kepribadian dan contoh melalui keteladanan. Semua itu
dilakukan agar tercapainya tujuan pembelajaran IPS.
Tujuan itu diantaranya adalah 1). Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan sosialnya; 2). Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir kritis dan logis, inkuiri, rasa ingin tahu, memecahkan masalah dan keterampilan dalam
kehidupan sosial; 3). Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap nilai sosial dan kemanusiaan;
dan 4). Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkompetisi dan bekerjasama dalam
masyarakat yang majemuk baik ditingkat lokal, nasional dan global. Guru harus pandai
mengintegrasikan karakter dengan model, metode ajar, kegiatan rutin sekolah, dan tujuan
pembelajaran agar proses internalisasi tercapai maksimal. Guru harus bersinergi dengan orang
tua, lingkungan sekolah dan masyarakat untuk menyukseskan internalisasi karakter yang
diinginkan. Semua itu dilakukan dengan harapan siswa mampu memiliki karakter sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, serta kelak menjadi contoh bagi
sesamanya. Diharapkan internalisasi karakter melalui pembelajaran IPS dapat menjadikan nilai
luhur bangsa tetap lestari dan terjaga meski menghadapi perkembangan zaman.

5
REFERENSI
Palupi, A. (2016). Internalisasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS Sejarah (Studi
Kasus SMP Kebon Dalem Semarang) Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi.
http://lib.unnes.ac.id/27088/. Diakses pada 20 Juni 2021.
Puspitasari, R. (2016). Penanaman Nilai Karakter Peduli Lingkungan dalam Muatan
Environmental Education pada Pembelajaran IPS di MI Darul Hikam Kota Cirebon.
Jurnal Al-Ibtida. 3(1), hal. 39-56.
https://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/ibtida/article/view/547. Diakses pada 20
Juni 2021.
Subiyakto, B, & Mutiani. (2019). Internalisasi Nilai Pendidikan Melalui Aktivitas Masyarakat
Sebagai Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Studi Islam dan Humaniora.
17(1), hal. 137-166. https://jurnal.uin-
antasari.ac.id/index.php/khazanah/article/view/2885. Diakses pada 20 Juni 2021.
Utomo, E.P. (2018). Internalisasi Nilai Karakter Gotong Royong dalam Pembelajaran IPS
untuk Membangun Modal Sosial Peserta Didik. Jurnal Teori dan Praksis
Pembelajaran IPS. 3(2), hal. 95-102.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppips/article/view/4821/pdf. Diakses pada 20
Juni 2021.
Utomo, E.P. (2018). Internalisasi Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran IPS pada Siswa
SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro. Jurnal Metafora. 2(4), hal. 91-104.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/metafora/article/view/10651. Diakses pada 20
Juni 2021.
Yolenta, P, Khosmas, F.Y., & Okianna. (2019). Pelaksanaan Internalisasi Nilai-Nilai Karakter
dalam Pembelajaran IPS Kelas VII E SMP N 12 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa. 8(3), hal. 1-8.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/32105/75676580635. Diakses
pada 20 Juni 2021.

Anda mungkin juga menyukai