Anda di halaman 1dari 3

Nama : Desy khofifatus sa’adah

Nim : 23106051039

TUGAS KTI MENGEMBANGKAN LATAR BELAKANG DAN MEMBUAT METODE


MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH IBTIDAIYAH

A.LATAR BELAKANG
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar sekaligus mengembangkan wawasan, kreativitas dan pola
pikir pada ilmu pengetahuan. Pembelajaran juga merupakan proses dari kegiatan balajar
dan mengajar. Pengajar berperan dalam melaksanakan, merencanakan, mengevalusi,
memilih metode yang akan diajarkan, menentukan indikator hasil belajar bahkan
menetapkan karakter yang diharapkan. Sedangkan pembelajar perperan aktif dalam
mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengkonfirmasi setiap kegiatan yang difasilitasi oleh
pengajar.
Pendidikan karakter merupakan nilai yang diperlukan dalam mewujudkan
kelangsungan hidup bangsa yang nantinya menjadi pijakan anak yang berkualitas, memiliki
akhlak yang baik, jujur, tanggung jawab, hormat, dan disiplin serta untuk membangun nilai,
sikap, dan prilaku anak secara konsisten.Pendidikan karakter harus dimulai sejak pendidikan
dasar harapannya agar anak memiliki kecerdasan intelektual dan cara bersikap dengan baik.
Dengan adanya pendidikan karakter bakal memberikan batasan-batasan apa yang baik
untuk dilakukan. Model pendekatan yang dapat diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah, yaitu
model terpadu pada semua bidang studi dan model gabungan. Orang yang berkarakter
berarti orang memiliki watak, kepribadian, budi pekerti, atau akhlak.
Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan peserta didik agar menjadi
manusia yang berkarakter dalam dimensi hati, raga, serta rasa. Munculnya pendidikan
karakter dalam dunia pendidikan di indonesia sebagai bentuk perbaikan dari pendidikan
yang belum berhasil membentuk manusia berkarakter. Seseorang dikatakan berkarakter bila
telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikhendaki masyarakat serta digunakan
sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.
Pendidikan karakter menjadi isu strategis untuk dibahas melihat krisis morol yang
terjadi belakangan ini. Proses pendidikan karakter ternyata selama ini belum berhasil
membangun indonesia yang berkarakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang sudah
pandai menjawab soal dan berotak cerdas, tetapi prilakunya tidak terpuji. Inilah mengapa
pendidikan karakter sangat penting dan sangat di butuhkan. 1

1
Miskiah Miskiah, ‘Model Pendidikan Karakter Pada Madrasah Ibtidaiyah’, Jurnal Pembangunan Pendidikan:
Fondasi Dan Aplikasi, 6.1 (2019), 59–69 <https://doi.org/10.21831/jppfa.v6i1.20611>.
Pendidikan karakter yang paling tepat diterapkan secara menyeluruh pada usia
jenjang pendidikan dasar, dimana pada usia jenjang pendidikan dasar merupakan usia emas
dalam pembentukan karakter, watak, dan kepribadian seseorang. Jenjang pendidikan dasar
juga merupakan fondasi awal melangkah ke pendidikan yang lebih lanjut. Bila penanaman
karakter gagal dilakukan pada tahap usia pendidikan dasar, maka biasa dipastikan, karakter
yang tertanam pada peserta didik kurang optimal. pengembangan pendidikan berkarakter
pada peserta didik harus diterapkan sungguh-sungguh karena kepribadian dan karakter
yang kuat akan berpengaruh di masa depan. Anak pada usia di Madrasah Ibtidaiyah
merupakan masa kritis dalam pembentukan karakter.
Pendidikan karakter di indonesia sekarang ini telah memasuki kurikulum yang baru
dimana pemerintah berharap dengan kurikulum baru ini anak didik bisa mengembangkan
bakat dan minatnya sesuai dengan beberapa nilai pendidikan karakter. Pendidikan karakter
dijelaskan bahwa di dalam pendidikan nasional digunakan sebagai wadah mengembangkan
kemampuan serta membentuk watak dan peradapan yang bermartabat dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian juga bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik supaya menjadi anak yang berakhlak mulia, beriman, berilmu, kreatif,mandiri,
bertanggung jawab dan demokratis. Pendidikan juga dipercaya sebagai wadah yang dapat
membangun kecerdasan dan kepribadian peserta didik ke arah yang lebiah baik.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-
mata hanya dilakukan disekolah malalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar
sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan dalam kehidupan, seperti: religius, jujur,
disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab dan sebagainya. Pembiasaan itu
bukan hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, akan tetapi juga mampu
merasakan nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya dari linggup terkecil
seperti keluarga sampai dengan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu
ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bagi
bangsa indonesia. 2
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada
peserta didik yang mengandung komponen-komponen pengetahuan, kesadaran individu,
tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan juga bangsa sehingga
akan terwujud insan yang berkarakter. Oleh karena itu untuk membentuk karakter yang
baik, anak membutuhkan model pembelajaran karakter yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-harinya. Model pembelajaran karakter digunakan untuk mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya.
Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat,
perlu kiranya sekolah mengoptimalkan sistem pembelajaran yang aktual, tidak hanya
terfokus pada substasimateri ajar, tetapi lebih diupayakan lagi menginternalisasikan nilai-
nilai materi ajarnya. Dalam proses pembelajaran, guru guru harus mampu
mengomunikasikan materi ajar dengan sebaik mungkin.interaksi yang dibangun pun harus
mengindikasikan pada proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan komunikatif. Sehingga
2
D I Kota Salatiga, ‘Miftachur Rif’ah Mahmud’, 1.2, 301–24.
nilai-nilai yang termaksud di dalamnya mampu terserap dengan baik oleh peserta didik dan
dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat. Berkaitan dengan hal
tersebut, sudah semestinya peserta didik yang dalam proses menuju kedewasaannya
disiapkan untuk mampy berprilaku baik, memiliki sopan santu, sehingga memberikan ciri
kekhasan sebagai manusia yang bernilai, mampu menunjukkan jati dirinya, bertanggung
jawab dengan apa yang menjadi pilihan hatinya. Dengan demikian, pendidikan tidaklah
semata sebagai proses pencerdasan peserta didik, akan tetapi pendidikan juga bertujuan
menciptakan peserta didik yang bermoral dan berkarakter.

B. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui
nilai pada suatu variabel. Variabel yang dimaksud adalah satu variabel bahkan lebih dari satu
variabel tanpa membandingkan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel
yang lainnya.
Metode penelitian kuantitatif ini merupakan metode penelitian yang didasarkan pada
filsafat positivisme, yang digunakan pada sempel tertentu. Teknik pengambilan sempel
dengan acak atau random, selanjutnya pada teknik pengumpulan data menggunakan
instrumen, dan analisis data bersifat kuantitatif dengan maksud untuk menguji hasil sebuah
hipotensi yang ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai