Anda di halaman 1dari 10

Analisis Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter Melalui Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas


PBSI, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan. Colombo No. 1,
Karang Malang, Caturtunggal, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
dyahgayatri644@gmail.com

Diterima: 10 Oktober 2020 Direvisi: 22 Oktober 2020 Disetujui: 30 Oktober 2020

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan pendidikan karakter
melalui mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA. Metode penelitian ini menggunakan
metode pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan
wawancara dengan analisis data menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini
merupakan bagaimana penerapan pendidikan karakter pada pendidikan formal di sekolah,
program dan implementasi pendidikan karakter, pendidikan karakter dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran bahasa
Indonesia, implementasi pendidikan karakter dari tenaga pendidik, dan implementasi
pendidikan karakter dari peserta didik.

Kata kunci: Pendidikan karakter, kebijakan, bahasa Indonesia

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses dari agar menjadi manusia yang beriman dan
pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memahami, mengerti, dan membuat berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
pemikiran lebih kritis. Undang-undang No. kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem yang demokratis serta dapat bertanggung
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jawab. Dapat digarisbawahi secara
pendidikan nasional berfungsi untuk konseptual pendidikan di Indonesia
mengembangkan potensi dari peserta didik diarahkan untuk membentuk karakter yang

114 | Pena Literasi


Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

baik. peraturan Menteri Pendidikan dan masalah karakter (Megawangi, 2004: 6).
Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Kualitas pendidikan karakter memiliki
tahun 2015 Pasal 1 tentang Penumbuhan implikasi yang praktis terhadap kehidupan
Budi Pekerti menjelaskan bahwa masyarakat. Nilai-nilai moral yang
penumbuhan budi pekerti merupakan ditanamkan akan membentuk akhlak mulia
kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku yang merupakan fondasi penting bagi
positif di sekolah yang dimulai sejak hari terbentuknya sebuah tatanan masyarakat
pertama di sekolah, pada masa orientasi yang beradab dan sejahtera (Megawangi,
peserta didik baru sampai dengan kelulusan 2004: 1).
sekolah. William dan Schnaps menjelaskan
Penyelenggaraan pendidikan bahwa pendidikan karakter sebagai usaha
karakter berorientasi pada mutu yang yang dilakukan oleh anggota sekolah,
terjamin cukup kompleks. Banyak sekolah bahkan dilakukan bersama-sama dengan
mengalami hambatan baik pada sistem
orang tua, dan masyarakat untuk membantu
maupun implementasi kebijakan.
Permasalahan umum dalam anak-anak dan remaja memiliki sifat yang
penyelenggaraan pendidikan karakter peduli, berpendirian, dan bertanggung
adalah lemahnya sistem penjaminan mutu jawab (Zubaedi, 2011: 15). Dalam Buku
internal dari pendidikan karakter. Syarat Induk Kebijakan Nasional Pembangunan
umum seperti identifikasi proses secara Karakter Bangsa 2010-2025, pendidikan
terperinci dari kebijakan sekolah, karakter dapat diartikan sebagai usaha yang
perencanaan, program dan implementasi,
secara sadar direncanakan untuk
serta kendala dari program yang belum
dijadikan sebagai kebutuhan untuk mewujudkan suasana, serta proses
menjamin mutu dalam pendidikan karakter. pemberdayaan potensi dan pembudayaan
Hubungan dari proses tersebut tidak secara peserta didik untuk membangun karakter
utuh didokumentasikan. Hal ini juga pribadi atau kelompok yang baik sebagai
disebabkan oleh lemahnya penetapan warga negara.
kriteria dan metode yang dibutuhkan untuk Banyak kasus dari runtuhnya moral
menjamin bahwa kebijakan, perencanaan,
yang terjadi di dunia pendidikan, seperti
implementasi, dan hambatan yang akan
efektif dengan pengendalian serta kasus plagiasi di perguruan tinggi, kasus
peninjauan ulang untuk perbaikan yang anak SD atau SMP bunuh diri akhibat malu
berkelanjutan. belum melunasi pembayaran SPP, remaja
Keberhasilan dari pendidikan yang membuang bayi akibat hubungan
karakter terletak pada mutu gelap, tawuran antar pelajar, dan masih
penyelenggaraannya. Sistem penjaminan banyak lagi kasu-kasus yang menjadikan
mutu pada pendidikan karakter merupakan hancurnya nilai-nilai moral dalam
sebuah kebutuhan utama dari persoalan pendidikan (Kusuma, 2010: 114-115).
karakter yang cukup memprihatinkan dan Bila dibandingkan dengan negara
sampai saat ini belum terselesaikan. Hasil Jepang yang bangkit pasca kehancuran pada
dari penelitian Klaus dan Kriegsman saat Perang Dunia II. Pembangunan awal
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki yang dilakukan oleh pemerintah Jepang,
kredibilitas yang masih rendah dalam yaitu melalui pembangunan karakter
dengan menanamkan jiwa yang tidak

115 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

pantang menyerah dan menjadikan guru/masyarakat; (7) menunjukkan rasa


pendidikan sebagai langkah awal dalam keingintahuan yang tinggi dan menyadari
pembangunan dari bangsa yang terpuruk. potensinya; (8) menunjukkan kemampuan
Hal ini dilakukan karena negara Jepang memecahkan masalah sederhana dalam
menyadari pentingnya identitas nasional kehidupan sehari-hari; (9) menunjukkan
yang kuat untuk menopang keberhasilan di kemampuan mengenali gejala alam dan
semua bidang pembangunan lainnya sosial di lingkungan sekitar; (10)
(Direktorat Pembangunan Karakter dan menunjukkan kepedulian dan kecintaan
Pekerti Bangsa, Ditjen Budaya, Seni dan terhadap lingkungan; (11) menunjukkan
Film, Departemen Kebudayaan dan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa,
Pariwisata, T,Tt: 5). negara, dan tanah air Indonesia; (12)
Kurikulum 2013 merupakan menunjukkan kemampuan untuk
kurikulum berbasis kompetensi sekaligus melakukan kegiatan seni dan budaya lokal;
berbasis karakter (competency and (13) menunjukkan kebiasaan hidup bersih,
character based curriculum), yang dapat sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
membekali peserta didik dengan berbagai waktu luang; (14) berkomunikasi secara
sikap dan kemampuan yang sesuai dengan jelas dan santun; (15) bekerja sama dalam
tuntutan perkembangan zaman dan kelompok, tolong menolong, dan menjaga
teknologi (Mulyasa, 2013: 6). Melalui diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan
pengembangan kurikulum 2013 akan teman sebaya; (16) menunjukkan
menghasilkan insan Indonesia yang kegemaran membaca dan menulis; dan (17)
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif menunjukkan keterampilan menyimak,
sesuai dengan tujuan dan fungsi dari berbicara, membaca, menulis, dan
pendidikan nasional (Mulyasa, 2013: 65). berhitung.
Dijelaskan bahwa pendidikan di Sejak dahulu negara Indonesia juga
Indonesia mempunyai standar untuk telah membangkitkan kesadaran mengenai
kelulusan yang disebut dengan Standar pentingnya penanaman nilai moral dan
Kompetensi Lulusan (SKL). Standar pembangunan karakter sejak dini. Budi
Kompetensi Lulusan Sekolah adalah (1) Utomo, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi
menjalankan ajaran agama yang dianut Kemerdekaan Republik Indonesia yang
sesuai dengan tahap perkembangan anak; mencerminkan pembangunan karakter turut
(2) mengenal kekurangan dan kelebihan diri memberikan kontribusi yang besar terhadap
sendiri; (3) mematuhi aturan-aturan sosial kemajuan bangsa Indonesia.
yang berlaku dalam lingkungannya; (4) Pendidikan di Indonesia
menghargai keberagaman agama, budaya, mengutamakan adanya pendidikan karakter
suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di yang diintergrasikan dalam kurikulum
lingkuangan sekitarnya; (5) menggunakan pendidikan. Karakter merupakan bentuk
informasi tentang lingkungan sekitar secara watak, sifat, tabiat, akhlak yang melekat
logis, kritis, dan kreatif; (6) menunjukkan pada pribadi seseorang yang terbentuk dari
kemampuan berpikir secara logis, kritis, hasil internalisasi yang diguankan sebagai
dan kreatif dengan bimbingan landasan untuk berpikir dan berperilaku,

116 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

sehingga menimbulkan ciri khas tertentu kehidupannya baik di lingkup keluarga,


pada individu. Karakter seseorang akan sekolah, masyarakat, dan negara.
berkembang dengan baik jika memperoleh Pendidikan karakter memiliki tujuan
penguatan yang tepat, yaitu dengan penanaman nilai yang ada di dalam diri
pendidikan. siswa dan pembaruan tata kehidupan
Persoalan pembangunan karakter bersama yang lebih menghargai kebebasan
sekarang ini semakin terpuruk, yang individu. Pendidikan karakter juga
berimbas pada krisis moral yang dihadapi mempunyai tujuan untuk meningkatkan
oleh bangsa. Hal ini dikarenakan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
disorientasi dan belum dihayatinya nilai- di sekolah yang mengarah pada pencapaian
nilai Pancasila secara benar dan pembentukan karakter dan akhlak mulia
bergesernya nilai-nilai etika dalam siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang
kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan standar kompetensi lulusan
memudarnya kesadaran dari nilai-nilai (Samani&Hariyanto, 2011: 42-43).
budaya, bangsa, ancaman disintegrasi Pendidikan karakter yang efektif
bangsa, dan melemahnya kemandirian adalah dengan menggunakan pendekatan
bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional komprehensif (Zuchdi, Prasetya, Masruri,
Pembangunan Karakter Bangsa 2010- 2010). Pendidikan karakter tidak hanya
2025). ditanamkan melalui kegiatan belajar
Upaya pembangunan karakter mengajar di dalam kelas, tetapi juga dapat
bangsa direalisasikan dalam bidang dilakukan melalui kegiatan pembudayaan di
pendidikan yaitu dengan pendidikan lingkup sekolah. Penanaman pendidikan
karakter. Pendidikan dinilai memiliki peran karakter juga dapat dilakukan melalui
yang penting dalam kebijakan ini. kegiatan pembiasaan seperti berjabat tangan
Pendidikan karakter memiliki fungsi yang dengan guru, memberi salam, menerapkan
sangat strategis dan efektif untuk proses senyum-sapa-salam (3S), kemudian
perubahan sosial di dalam masyarakat jika ditambah dengan penanaman budaya
dilaksanakan secara terarah dan karakter yaitu melalui kegiatan kokurikuler
direncanakan melalui dukungan dari dan ekstrakurikuler.
banyak pihak yang memiliki otoritas, Untuk dapat mewujudkan fungsi
terutama dari otoritas negara (Kusuma, pendidikan nasional, perlu adanya
2010: 132). peningkatan proses pembelajaran pada
Pendidikan karakter merupakan tingkat satuan pendidikan. Kualitas yang
penciptaan dari lingkungan sekolah yang diharapkan yaitu dapat meliputi tenaga
membantu siswa dalam perkembangan pendidik, peserta didik, serta bahan ajar.
etika, tanggung jawab melalui model dan Keberhasilan dari implementasi kurikulum
pengajaran karakter yang baik melalui nilai- 2013 juga salah satunya dengan fasilitas
nilai universal (Berkowitz&Bier, 2005: 7). dan sumber belajar yang memadai. Fasilitas
Nilai-nilai karakter ini sudah seharusnya dan sumber belajar juga perlu digunakan
ditanamkan kepada siswa, sehingga mereka seoptimal mungkin, dipelihara, dan
mampu menerapkan di dalam disimpan sebaik-baiknya (Mulyasa, 2013:
49).

117 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

Tujuan dari pendidikan yaitu untuk METODE PENELITIAN


mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia Metode penelitian ini menggunakan
seperti yang tercantum dalam pembukaan penelitian kualitatif deskriptif untuk
UUD 1945 yang dilaksanakan melalui memahami bagaimana implementasi
pendidikan yang bermutu dan sudah diatur kebijakan pendidikan karakter yang
dalam sistem pendidikan nasional. Salah terdapat di dalam mata pelajaran Bahasa
satu tujuan yang harus dicapai melalui Indonesia. Metode kualitatif yang dipilih
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pendekatan studi kasus. Johnson
adalah peserta didik mampu menggunakan & Christensen (2008: 8) menyatakan bahwa
bahasa Indonesia untuk meningkatkan metode penelitian kualitatif merupakan
kemampuan intelektual serta kematangan metode yang mengutamakan proses makna
secara emosiaonal dan sosial. Pembelajaran dan pemahaman, karena itu produk yang
bahasa Indonesia harus dan wajib diajarkan dihasilkan dari penelitian kualitatif adalah
agar peserta didik dapat belajar secara utuh richly description. Keabsahan data dalam
dan berkarakter. Bahasa yang digunakan penelitian kualitatif sangat penting agar
oleh seseorang dapat mencerminkan suatu tidak terjadi bias dengan masuknya data-
karakter. Oleh karena itu, pembelajaran data pribadi peneliti (Creswell, 2013: 250;
bahasa Indonesia adalah salah satu wadah Johnson, 2008: 67).
yang dapat digunakan untuk membangun Penekanan studi kasus
karakter peserta didik yang kuat dan kokoh, memaksimalkan pemahaman mengenai
baik di dalam dimensi intelektual, sosial, kasus yang dipelajari dan bukan untuk
dan emosional (Abidin, 2015: 16). digeneralisasikan. Subjek ahli dalam
Kebijakan dari pendidikan karakter penelitian ini terdiri dari ahli dalam bidang
diterapkan dalam berbagai situasi kurikulum dan pembelajaran paling rendah
pendidikan fomal dan informal. Namun, bergelar master pendidikan. Subjek sasaran
kebijakan pendidikan karakter sampai saat eksperimen dalam penelitian ini adalah
ini masih mengalami berbagai kendala. Hal Sekolah Menegah Atas swasta yang ada di
ini diasumsikan karena ketidakpahaman kota Magelang yaitu SMA El Shadai.
terhadap konsep pendidikan karakter, Triangulasi data dengan menggunakan
kebijakan pendidikan karakter, dan wawancara, observasi, dan dokumen
pengembangan pendidikan karakter. Oleh pendukung lainnya.
karena itu produk dari penelitian ini ialah
pengimplementasian pendidikan karakter
yang terdapat di dalam pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang didukung HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh pengembangan budaya di sekolah dan
dapat meningkatkan hasil belajar peserta Pendidikan Karakter pada Pendidikan
didik dan perilaku peserta didik. Formal di Sekolah
Satuan pendidikan menjadi tempat
pembinaan dan pengembangan karakter
yang dilakukan untuk pendekatan integrase
dalam semua mata pelajaran,

118 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

pengembangan budaya satuan pendidikan, Keteladanan yang dilakukan oleh pendidik


pelaksanaan kegiatan kokurikuler maupun dan tenaga kependidikan memberikan
ekstrakurikuler, dan pembiasaan perilaku contoh melalui tindakan-tindakan yang
dalam kehidupan di lingkungan pendidikan. baik, sehingga diharapkan dapat menjadi
Pendidikan karakter tidak dilakukan dengan panutan bagi peserta didik. Pengembangan
pemberian materi khusus karakter yang budaya dalam pendidikan karakter juga
menjadi satu di dalam mata pelajaran, tetapi dilakukan melalui pengkondisian, yaitu
juga harus dikembangkan menjadi sebuah penciptaan suatu kondisi yang mendukung
strategi pembelajaran yang terintegrasi terlaksananya pendidikan karakter,
dalam kurikulum sekolah secara contohnya dari kegiatan kebersihan dan
menyeluruh. kerapian kelas, tersediannya tempat
Pendidikan karakter hanya dapat sampah, poster dengan kata-kata bijak yang
diletakkan dalam bingkai budaya sekolah ada di lingkungan sekolah, kebersihan dan
atau social culture, karena bentuknya yang kerapian dalam berseragam, dan lain-lain.
lebih banyak didominasi oleh kesadaran
seluruh komunitas sekolah dalam bentuk Program dan Implementasi Pendidikan
hidden curriculum (Baedowi, 2012: 161). Karakter
Pendidikan karakter yang dilakukan Keberhasilan dari program
di sekolah dilaksanakan dengan langkah- pendidikan karakter maupun kegiatan
langkah: pertama, yaitu sosialisasi kepada penunjang yang akan berhasil dengan
masyarakat, komite sekolah, dan lembaga adanya sumber daya yang memadai baik
lainnya yang terkait dengan kepentingan dari aspek sumber daya manusia, anggaran,
satuan pendidikan. Kedua, melalui sistem kerjasama antara guru dan kepala
pengembangan kegiatan sekolah seperti sekolah, serta kerjasama yang baik antara
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. guru dengan pihak penjaminan mutu. Salah
Ketiga, kegiatan pembelajaran yang satu sumber daya yang sangat dioptimalkan
dilakukan dengan cara pendekatan belajar oleh pihak sekolah adalah kerjasama antara
aktif seperti pembelajaran kooperatif, sekolah dengan orang tua atau wali murid.
problem based learning, project based Proses dari penyelenggaraan
learning, dan lain-lain. Keempat, melalui pendidikan karakter tidak memerlukan
pengembangan budaya yang ada di sekolah prosedur yang rumit. Kepala sekolah dapat
seperti kegiatan rutin yang dilakukan yaitu melaksanakan fungsi pengawasannya untuk
upacara bendera, piket kebersihan kelas, pelaksanaan kebijakan. Pihak yayasan juga
berdoa sebelum dan sesudah kegiatan dapat melakukan pengawasan dari sisi
pembelajaran, serta mengucapkan salam anggaran walaupun tidak dilakukan secara
apabila bertemu dengan guru dan teman di rutin. Guru bertanggung jawab dengan
sekolah. kegiatannya masing-masing dan
Dalam pengembangan budaya juga menyampaikan pertanggungjawabannya
dapat dilakukan dengan kegiatan sosial kepada kepala sekolah secara lisan dalam
seperti mengumpulkan sumbangan untuk pelaksanaan pendidikan karakter. Tetapi,
musibah atau kepada masyarakat yang belum ada dukungan dari adanya struktur
terdampak dari adanya bencana. organisasi yang menjelaskan dan mengatur

119 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

bagaimana prosedur pertanggungjawaban dijadikan sebagai kegiatan menulis peserta


atau pembagian tugas dan pekerjaan dalam didik untuk menyisipkan nilai-nilai karakter
pengelolaan pendidikan karakter di sekolah. dalam pembelajaran tersebut. Selanjurnya,
pembelajaran berbicara juga dapat melatih
Pendidikan Karakter dalam peserta didik untuk berani dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan sopan santun yang terdapat
Pembangunan karakter dan pada nilai-nilai pendidikan karakter.
pendidikan karakter menjadikan suatu Karakter merupakan sekumpulan
kewajiban karena pendidikan tidak hanya kondisi yang dimiliki oleh seseorang.
menjadikan peserta didik menjadi cerdas Kondisi ini dapat bersifat bawaan ataupun
tetapi juga mempunyai budi pekerti dan bentukan dari seseorang individu. Kondisi
sopan santun, sehingga keberadaannya bentukan ini yang kemudian dapat
sebagai anggota masyarakat menjadi melandasi pemikiran bahwa karakter dapat
bermakna bagi dirinya sendiri dan orang dibentuk dengan berbagai cara, salah
lain (Jundiani, 2010: 280-289). satunya yaitu dengan melalui pendidikan.
Pendidikan karakter sebenarnya Karakter menunjukkan bagaimana
bukanlah hal yang baru di dalam dunia seseorang bertingkah laku dan bersikap.
pendidikan, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Apabila seseorang berperilaku tidak jujur,
Sistem Pendidikan Nasional telah kejam, dan jahat dapat dikatakan orang
menegaskan bahwa pendidikan nasional tersebut mempunyai perilaku yang buruk.
berfungsi mengembangkan kemampuan dan Sebaliknya, apabila seseorang mempunyai
membentuk watak serta peradaban bangsa perilaku yang jujur, disiplin, suka tolong
yang bermartabat dalam rangka menolong, tentulah seseorang tersebut
mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki perilaku yang baik dan
bertujuan untuk berkembangnya potensi berkarakter mulia. Istilah karakter sering
dari peserta didik agar menjadi manusia dikaitkan dengan personality.
yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Seseorang dapat dikatakan orang
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, yang berkarakter “a person of character”
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara apabila tingkah lakunya sesuai dengan
yang demokratis serta bertanggung jawab. kaidah moral. Oleh karena itu, pendidikan
Pendidikan karakter bukanlah mata karakter yang baik tidak hanya melibatkan
pelajaran yang dapat berdiri sendiri, aspek pengetahuan yang baik tetapi juga
melainkan diikutsertakan dan diintegrasikan harus merasakan dengan baik “moral
ke dalam kurikulum. Jadi, pendidikan feeling” dan perilaku yang baik “moral
karakter menjadi penguat kurikulum yang action” (Lickona, 1992: 143).
sudah ada, yaitu dengan Jadi, pendidikan karakter dimaknai
mengimplementasikannya dalam mata sebagai pendidikan yang mengembangkan
pelajaran peserta didik. Contohnya mata nilai-nilai karakter pada diri peserta didik,
pelajaran bahasa Indonesia, peserta didik sehingga mereka mempunyai nilai dan
dapat diajarkan membaca dengan muatan karakter sesuai yang diharapkan. Melalui
bacaan yang mengandung nilai-nilai mata pelajaran bahasa Indonesia, peserta
karakter. Pembelajaran menulis juga dapat didik dapat mempelajari karakter dari

120 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

keempat keterampilan berbahasayang tersudutkan atau tersubordinasi (Bourdieu,


diajarkan, yaitu keterampilan menyimak, 1991).
berbicara, membaca, dan menulis. Kebijakan sekolah ditindaklanjuti
dengan adanya perumusan kebijakan
Implementasi Pendidikan Karakter tentang pelaksanaan implementasi
melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia pendidikan karakter dalam pembelajaran
Implementasi pendidikan karakter bahasa Indonesia. Kebijakan dibuat dalam
harus diawali dengan pengembangan visi, dua bentuk. Pertama, yaitu standar untuk
misi, dan tujuan karena sekolah menjadi tenaga pendidik dan bentuk kedua yaitu
“best practice” yang dipandang dan standar untuk peserta didik. Target yang
diarahkan menjadi agen perubahan akan dicapai dari tenaga pendidik yaitu
(Bourdiau, 1991). Keterlibatan anggota memiliki kompetensi dalam
sekolah dalam pengembangan visi, misi, mengimplementasikan pendidikan karakter
dan tujuan sekolah diharapkan untuk semua melalui pembelajaran bahasa Indonesia,
anggota dan komponen sekolah mengetahui sedangkan target yang ingin dicapai dari
arah yang akan dituju oleh sekolah mereka. peserta didik melakukan kegiatan
Pihak sekolah diharapkan mampu pembelajaran bahasa Indonesia untuk
menghantarkan peserta didik menemukan mengembangkan karakter.
potensi dirinya sendiri dan memfasilitasi
peserta didi untuk mencapai keinginan dan Implementasi Pendidikan Karakter dari
kepercayaan diri. Tenaga Pendidik
Pengimplementasian pendidikan Tenaga pendidik menerapkan
karakter disesuaikan dengan kurikulum beberapa metode yang melibatkan peserta
2013. Karakter dari peserta didik didik untuk secara aktif mengikuti kegiatan
dikembangkan melalui pembelajaran pembelajaran seperti kegiatan bermain
bahasa Indonesia. Agar pembentukan peran, debat, observasi, diskusi, dan lain-
karakter tidak terkesan dipaksakan, maka lain. Mengembangkan indikator dan
dilakukan melalui pelajaran bahasa instrument dari penilaian karakter melalui
Indonesia. Melalui pembelajaran bahasa pembelajaran bahasa Indonesia. Guru juga
Indonesia yang baik, benar, dan santun menyusun rancangan pembelajaran atau
maka akan terbentuk kebiasaan yang lebih RPP yang lengkap dan baik untuk kegiatan
baik (Pranowo, 2009). Dengan belajar mengajar. Mengikutsertakan orang
menggunakan mata pelajaran bahasa tua atau wali murid dan masyarakat dalam
Indonesia, guru sebagai pihak yang program implementasi pendidikan karakter.
memiliki otonomi atau kekuasaan dapat Guru dapat menginformasikan hasil-hasil
memproduksi dan mereproduksi peserta inovasi dari pembelajaran karakter. Guru
didik untuk saling menghargai. Guru juga juga dapat mengkaitkan pengetahuan
dapat menciptakan sistem simbol yang konseptual dan procedural dalam
dapat dijadikan instrumen untuk pemecahan masalah karakter peserta didik
menyebarkan pengaruh-pengaruh ideologi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
kesataraan agar tidak ada pihak yang hari.

121 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

Implementasi Pendidikan Karakter dari dihadapi sekolah dalam implementasi


Peserta Didik pendidikan karakter adalah lemahnya
penjaminan mutu dan dukungan informasi
Peserta didik menghasilkan karya untuk mendukung kegiatan pendidikan
yang nyata dan berkaitan dengan karakter. Kebijakan mengenai pelaksanaan
pengembangan karakter melalui mata implementasi pendidikan karakter dalam
pelajaran bahasa Indonesia, seperti pembelajaran bahasa Indonesia dibentuk
membuat makalah, karya ilmiah, artikel, menjadi dua, yaitu standar dari tenaga
puisi, cerpen, dan lain-lain. Peserta didik pendidik dan standar dari peserta didik.
juga dapat menerapkan pengetahuan dari Berdasarkan hasil dari pembahasan,
mata pelajaran bahasa Indonesia yang saran yang dapat dikemukakan sebagai
diperoleh untuk memecahkan masalah berikut. Guru bahasa Indonesia diharapkan
sosial dalam kehidupan sehari-hari dapat memanfaatkan penelitian ini atau
misalnya dengan cara berdiskusi, referensi lain untuk menemukan potensi
bermusyawarah dengan menggunakan dan masalah dirinya. Kesadaran dari adanya
bahasa yang santun. Kemudian peserta kekurangan diharapkan dapat menjadikan
didik juga dapat mengkomunikasikan hasil motivasi untuk meningkatkan kompetensi
dari pembelajaaran bahasa Indonesia dirinya sebagai seorang guru.
dengan berbagai cara dan media. Hal ini
dilakukan agar dapat melihat bagaimana
karakter peserta didik dalam
mengkomunikasikan hasil karyanya di REFERENSI
depan kelas atau di masyarakat.
Implementasi kebijakan pendidikan Abidin, Y. (2015). Pembelajaran Bahasa
karakter dari peserta didik dilakukan oleh Berbasis Pendidikan Karakter.
guru yang sudah dilengkapi dengan Bandung: PT Refika Aditama.
Berkowitz, M. ., & Bier, M. . (2005).
pengetahuan sosial dan budaya mengenai
Wahat Works in Character Education:
pendidikan karakter. A Research Driven Guide for
Educators. Washington DC:
University of Missouri- St Louis.
KESIMPULAN Bourdieu, P. (1991). Language and
Symbolic Power. Cambridge
Berdasarkan hasil pembahasan Massachusetts: Harvard University
Press.
dapat disimpulkan bahwa implementasi
Creswell, J. W. (2013). Research Design
kebijakan pendidikan karakter di sekolah Qualitative, Quantitative, and Mixed
bersifat operasional yang fokus pada aspek- Method Approaches. Thousand Oaks,
aspek tertentu yang dapat menjamin CA: Sage Publications.
keberlangsungan penyelenggaraan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
pendidikan karakter. Program pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional.
karakter menjadi salah satu prioritas utama (2010). Kerangka Acuan Pendidikan
Karakter tahun 2010. Jakarta.
dalam Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa. Kendala utama yang

122 | P e n a L t e r a s i
Prameswari Dyah Gayatri Budi Anggraeni Ilyas : Analisis Implementasi Kebijakan
Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : penaliterasi@umj.ac.id

Johnson, B., & Christensen, L.B. (2008). Williams, H. R. S. (2010). Widening the
Educational Research: Quantitative, Lens to Teach Character Education
Qualitative, and Mixed Approaches (3 Alongside Standards Curriculum. The
ed.). Boston: Sage Publications. Clearing House, 83(4), 115–120.
Jundiani, S. (2010). Implementasi
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Melalui Penguatan Pelaksanaan
Kurikulum. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 16(9), 280–289.
Kusuma, D. A. (2010). Pendidikan
Karakter Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Lickona, T. (1992). Educating for
Character. New York: Bantam Books.
Megawangi. (2004). Pendidikan Karakter.
Jakarta: Yayasan Obor.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pemerintah Republik Indonesia. (2010).
Buku Induk Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa 2010-
2025. Jakarta.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
(PBP). 2015. Jakarta: Depdiknas.
Pranowo. (2009). Berbahasa secara
Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samani, M., & Hariyanto. (2010). Konsep
dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2003. Jakarta: Depdiknas.
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan
Karakter Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Zuchdi, D., Prasetya, & Kun, Z. (2010).
Pengembangan Model Pendidikan
Karakter Terintergrasi dalam
Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah
Dasar. Cakrawala Pendidikan, 1(3).

123 | P e n a L t e r a s i

Anda mungkin juga menyukai