ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru (maupun calon guru) dalam membangun karakter peserta didik melalui
keteladanan nilai, pendekatan perkembangan pengetahuan karakter, pendekatan analisis nilai,
pendekatan klarifikasi nilai, dan pendekatan pembelajaran berbuat. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu penelitian kualitatif secara deskriptif dengan menerapkan studi dokumentasi dan
wawancara. Analisis data berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Pada pembahasan karya ilmiah ini, penulis mengkombain nilai-nilai karakter yang teraktualisasi dari
olah pikir, olah hati, olahraga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Hasil
penelitian yang merupakan tahap implementasi, adalah pengalaman belajar dan proses belajar mengajar
yang arahnya pada pembentukan nilai-nilai karakter. Proses ini dilakukan dalam tiga lingkungan yaitu
pendidikan formal (sekolah), informal (keluarga) dan nonformal (masyarakat). Adapun sebagai
kesimpulan dalam upaya yang dapat ditempuh adalah dengan membangun karakter melalui sistem
pendidikan yang tercerminkan dalam bentuk yang lebih luas, di mulai dari tahap implementasi melalui
pengalaman belajar maupun dalam bentuk lebih kecil, yaitu berupa pengembangan nilai/karakter.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine alternative learning approaches that can be used by teachers (and prospective
teachers) in building the character of students through exemplary values, character knowledge development approaches,
value analysis approaches, value clarification approaches, and learning to do approaches. The method used in this
research is descriptive qualitative research by applying documentation studies and interviews. Data analysis in the form
of data reduction, data presentation, and conclusion/verification. In the discussion of this scientific work, the author
combines actualized character values from thought, heart, sports, as well as feelings and intentions of a person or group
of people. The results of the research, which is the implementation stage, are learning experiences and teaching and
learning processes that lead to the formation of character values. This process is carried out in three environments,
namely formal (school), informal (family), and non-formal (community) education. As a conclusion, the effort that can be
taken is to build character through the education system which is reflected in a broader form, starting from the
implementation stage through learning experiences and in a smaller form, namely in the form of value/character
development.
42
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
43
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
dari dalam diri manusia serta internalisasi budi pekerti (kekuatan batin, karakter),
nilai-nilai akhlak dengan moral dari luar pikiran (intellect) dan tubuh anak. Bagian-
(lingkungan) yang melandasi pemikiran, bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita
sikap dan perilaku dengan kata lain, dapat memajukan kesempurnaan hidup
karakter adalah nilai kebajikan akhlak dan anak kita” (Dewantara, 2013a).
moral yang terpatri dan menjadi nilai Pendidikan adalah proses pembimbingan,
intristik dalam diri manusia yang pengarahan, dan pengalaman yang
melandasi pemikiran, sikap dan ditransfer kepada setiap individu melalui
perilakunya (Putra, 2018). peranan orangtua, guru, masyarakat,
Karakter adalah nilai-nilai yang lingkungan, budaya, dan negara (Wajdi,
terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, 2020).
pengalaman, percobaan, pengorbanan dan Secara diagramatik, bentuk
pengaruh lingkungan yang dipadukan konfigurasi karakter dalam konteks
dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia totalitas proses psikologis dan
sehingga menjadi semacam nilai intrinsik sosiokultural tersebut dapat dilihat dari
yang mewujud dalam sistem daya juang konfigurasi sebagai berikut:
yang melandasi pemikiran, sikap dan
perilaku kita. Karakter merupakan ciri
khas seseorang atau sekelompok orang
yang mengandung nilai-nilai, kemampuan,
kapasitas moral dan ketegaran dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan.
Sedangkan karakter bangsa adalah kualitas
perilaku kolektif kebangsaan yang khas-
baik yang tercermin meliputi kesadaran Sumber: Kemendiknas 2011 dalam (Wajdi, 2020)
pemahaman, rasa, karsa dan perilaku
berbangsa dan bernegara (Soedarsono, Secara substantif, maka karakter
2013). Pendidikan karakter adalah sebagai terdiri atas tiga yaitu operatives values, values
cara berpikir dan berprilaku yang menjadi in action atau tiga unjuk perilaku yang satu
ciri khas setiap individu untuk hidup dan sama lain saling berkaitan yaitu moral
bekerjasama, baik dalam lingkungan knowing, moral feeling, and moral behaviour.
keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara Karakter yang baik adalah terdiri atas
(Wajdi, 2020). proses psikologis knowing the good, desiring
Terwujudnya dan terbentuknya the good, and doing the good-habit of the mind,
bangsa Indonesia tidak dengan sendirinya habit of the heart and habit of action. Dari
melainkan harus diupayakan, diusahakan ketiga substansi dan proses psikologis
dan diperjuangkan terus menerus. Setiap tersebut bermuara pada kehidupan moral
kali upaya menanamkan nilai-nilai dan kematangan moral individu (Lickona,
kebangsaan "kendor maka merosot 2013).
pulalah semangat kebangsaan bangsa Karakter juga dimaknai sebagai
Indonesia. Pembangunan bangsa kualitas kepribadian yang baik, dalam arti
Indonesia tidak ada hentinya dan tidak tahu kebaikan, mau berbuat baik dan
ada akhirnya selama bangsa Indonesia ini nyata berperilaku baik, yang secara
masih eksis dan masih dikehendaki koheren akan memancar sebagai hasil
eksistensinya. Sehubungan dengan hal olah pikir, olah hati, olah raga, dan olah
tersebut, beberapa tahun belakangan ini rasa/karsa. Kepribadian adalah totalitas
istilah karakter muncul dan mencuat psychophysis yang kompleks dari individu
kembali, adalah sesungguhnya istilah sehingga nampak dalam tingkah lakunya
tersebut sudah lama didengungkan oleh yang unik (Z. Putra, L. O Rasidun, 2020).
tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Suatu konsep akademis, karakter
Hajar Dewantara. Pendidikan adalah daya memiliki makna substantif dan proses
upaya untuk memajukan bertumbuhnya psikologis yang sangat mendasar. Merujuk
45
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
pada konsep good character yang kepada anak, agar kelak dikemudian hari
dikemukakan oleh Aristoteles sebagai anak menjadi pribadi yang mempunyai
…”the life of right conduct-rignt in relation to akhlak yang baik sesuai harapan orang tua.
other persons and in relation to oneself. Pernyataan tersebut menunjukkan
Pengertian ini dimaknai bahwa karakter bagaimana peran pendidikan dalam
dapat diartikan sebagai suatu kehidupan membangun karakter bangsa yang
berprilaku baik/penuh kebajikan yakni berbudaya dan berkarakter.
berprilaku baik terhadap pihak lain. Pihak Pentingnya membangun karakter
lain dalam hal ini adalah Tuhan Yang ini nampak dari adanya perhatian
Mahas Esa, manusia dan alam semesta) pemerintah dalam membangun peradaban
dan terhadap dirinya sendiri. Selanjutnya bangsa, salah satunya dapat dilihat dari
Lickona menjelaskan bahwa dalam dunia pidato Menteri Pendidikan Nasional
modern sekarang ini kita cenderung menyebutkan bahwa “pilihan tema yang
melupakan the virtous life (kehidupan yang diambil dalam peringatan Hari Pendidikan
penuh kebajikan, termasuk didalamnya self Nasional (HARDIKNAS) tahun 2010 ini
oriented virtous atau kebajikan terhadap diri adalah "Pendidikan Karakter untuk
sendiri, seperti self control and moderation Membangun Peradaban Bangsa".
atau pengendalian diri dan kesabaran, dan Pemilihan tema ini menjadi tepat dengan
other oriented virtous atau kebajikan terhadap perkembangan dan perubahan aspirasi
orang lain, seperti generously and compassion masyarakat yang sangat dinamis. Bahkan
(kesadaran berbagi dan merasakan pada peringatan HARDIKNAS tahun
kebaikan) (Lickona, 2013). 2011, Menteri Pendidikan Nasional
Penanaman nilai-nilai karakter menetapkan tema Pendidikan Karakter
dapat diintegrasikan kedalam proses sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dan
belajar mengajar di setiap mata pelajaran. subtema adalah Raih Prestasi Junjung
Materi yang diajarkan dimasukkan unsur- Tinggi Budi Pekerti” (Asosiasiwipknips,
unsur yang berkaitan dengan norma atau 2011). Tema peringatan Hardiknas
nilai-nilai pada setiap mata pelajaran yang tersebut dieksplisitkan dengan sub-tema
kemudian dikembangkan, dieksplisitkan, budi pekerti. Hal ini sesungguhnya jika
dikaitkan dengan konteks kehidupan kita telaah ke belakang sudah lama
sehari-hari. Pembelajaran nilai karakter dikemukan oleh bapak pendidikan
tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi Indonesia Ki Hajar Dewantara. Setiap
menyentuh pada internalisasi, dan bangsa mempunyai budaya. Bangsa yang
pengamalan nyata dalam kehidupan berbudaya artinya bangsa yang memiliki
peserta didik sehari-hari di masyarakat. dan menjunjung tinggi budaya yang hidup
Menanamkan sifat disiplin bagi dan berkembang di dalam bangsa
anak tentu bukanlah hal yang mudah, tersebut. mengartikan “kebudayaan berarti
membutuhkan sebuah pembiasaan dan buah budi manusia adalah hasil
ketekunan, dan tentunya perlu perjuangan manusia terhadap dua
keteladanan dari orang tua. (Wahyu et al., pengaruh kuat, yakni zaman dan alam
2015). Dengan kata lain, semua harus yang merupakan bukti kejayaan hidup
dimulai dari orang tua. Sebagai pengasuh manusia untuk mengatasi berbagai
dan pembimbing dalam keluarga, orang rintangan dan kesukaran didalam hidup
tua sangat berperan dalam meletakkan dan penghidupannya guna mencapai
dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. keselamatan dan kebahagiaan yang pada
Sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua lahirnya bersifat tertib dan damai”
selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anak- (Dewantara, 2013b). Jika dicermati dari
anaknya yang kemudian semua itu secara pengertian budaya tersebut, maka dapat
sadar atau tidak sadar akan menjadi kita simpulkan bahwa sesungguhnya
kebiasaan pula bagi anak-anaknya. kebudayaan merupakan ciri khas suatu
Apapun alasannya orang tua di dalam bangsa yang dapat membedakannya
keluarga harus menanamkan disiplin dengan bangsa lainnya.
46
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
47
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
dikondisikan agar lingkungan fisik, sosial yang sifatnya masih sangat umum,
dan kultural satuan pendidikan yang me- didalamnya mewadahi, menginsiprasi,
mungkinkan para siswa bersama dengan menguatkan, dan melatari metode
warga satuan pendidikan lainnya terbiasa pembelajaran dengan cakupan teoretis
membangun kegiatan kesehariannya tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
mencerminkan perwujudan nilai/karakter, pembelajaran terdapat dua jenis
misalnya menjaga kebersihan sekolah, pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
dengan menyediakan tempat-tempat pembelajaran yang berorientasi atau
sampah; dan lain-lain. Keadaan berpusat pada siswa (student centered
lingkungan keluarga dan masyarakat approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
sebisa mungkin dapat memberikan yang berorientasi atau berpusat pada guru
konstribusi terhadap terbentuk nilai-nilai (teacher centered approach) (Sudrajat, 2008).
karakter serta diupayakan agar terjadi Upaya menanamkan nilai-nilai
proses penguatan dari orang tua/wali nasionalisme kepada siswa dengan
serta tokoh-tokoh masyarakat terhadap menggunakan berbagai cara dan metode
perilaku berkarakter mulia yang di yang efektif dan menarik dalam rangka
kembangkan dalam satuan pendidikan meningkatkan derajat nasionalisme siswa
menjadi kegiatan keseharian siswa ketika (Acep Supriadi, Harpani Matnuh, 2014).
berada di rumah maupun dalam Karakter berkenaan dengan nilai-
lingkungan masyarakat. nilai dan moral, maka pendekatan
Karakter dapat dibagi menjadi pembelajaran yang dapat digunakan dalam
tiga pilar yaitu: Belajar mengajar di kelas; pendidikan karakter adalah pendekatan
Kegiatan keseharian dalam bentuk budaya yang berkenaan dengan penanaman nilai
satuan pendidikan (school culture); Kegiatan maupun moral. Dengan kata lain proses
ko-kurikuler dan atau ekstrakurikuler serta pembelajaran pembentukan karakter
keseharian di rumah, dan dalam dapat dilakukan dengan berbagai
masyarakat. Dalam aktivitas belajar pendekatan yang dapat meng-akomodasi
mengajar di kelas dapat dipastikan bahwa kemajemukan dan kedinamisan
pengembangan nilai/karaktrer dapat masyarakat sebagai sumber materi
dilaksanakan dengan baik serta me- pembelajaran, akan tetapi tetap
mungkinkan para siswa bersama dengan memperhatikan dan mengembangkan
warga satuan pendidikan lainnya yang nilai-nilai. 5 (lima) pendekatan dalam
terbiasa membangun kegiatan penanaman nilai (Superka, 1976), yakni:
kesehariannya serta mencerminkan Pendekatan penanaman nilai (inculcation
perwujudan nilai/karakter, misalnya approach) adalah suatu pendekatan yang
menjaga kebersihan sekolah, dengan memberi penekanan pada penanaman
menyediakan tempat-tempat sampah; dan nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Seorang
lain-lain. guru menjadi contoh yang baik bagi
Berdasarkan permasalahan yang peserta didiknya dengan menanamkan
menjadi fokus penelitian ini, maka berikut nilai-nilai agama, misalnya membiasakan
ini akan disajikan alternatif pendekatan mengucapkan salam bila bertemu dengan
pembelajaran yang dapat digunakan oleh teman. Pendekatan ini merupakan
guru dalam membangun karakter peserta pendekatan tradisional. Banyak kritik
didiknya. Sebelum dikemukakan alternatif dalam berbagai literatur barat yang
tersebut, ada baiknya kita memahami ditujukan kepada pendekatan ini (Ainah &
terlebih dahulu apa yang dimaksud Adawiah, 2016). Pendekatan ini
dengan pendekatan pembelajaran. dipandang indoktrinatif, tidak sesuai
Pendekatan pembelajaran dapat dengan perkembangan kehidupan
diartikan sebagai titik tolak atau sudut demokrasi (Bank, 1985). Pendekatan ini
pandang kita terhadap proses dinilai mengabaikan hak anak untuk
pembelajaran, yang merujuk pada memilih nilainya sendiri secara bebas
pandangan tentang terjadinya suatu proses (Windmiller, 1976). Kehidupan manusia
48
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
49
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
analisis nilai yang penting dan perlu di depan umum); Ketiga: Bertindak
diperhatikan dalam proses pendidikan (berbuat sesuatu sesuai dengan pilihannya,
nilai menurut pendekatan ini menurut diulang-ulang sebagai suatu pola tingkah
(Hersh, 1980) dan (Elias, 1989), Adapun laku dalam hidup (Raths et al., 1978).
langkah Analisis Nilai Tugas Penyelesaian Pendekatan pembelajaran berbuat
Masalah adalah: Mengidentifikasi dan (action learningapproach) ini memberi
menjelaskan nilai yang terkait; Mengurangi penekanan pada usaha memberikan
perbedaan penafsiran tentang nilai yang kesempatan kepada siswa untuk
terkait; Mengumpulkan fakta yang melakukan perbuatan-perbuatan moral,
berhubungan; Mengurangi perbedaan baik secara perseorangan maupun secara
dalam fakta yang berhubungan; Menguji bersama-sama dalam suatu kelompok.
kebenaran fakta yangberkaitan; Menurut (Elias, 1989), (Hersh, 1980), dan
Mengurangi perbedaan kebenaran tentang (Superka, 1976), pendekatan pembelajaran
fakta yang berkaitan; Menjelaskan kaitan berbuat yang diprakarsai oleh Newmann,
antara fakta yang bersangkutan; dengan memberikan perhatian mendalam
Mengurangi perbedaan tentang kaitan pada usaha melibatkan siswa sekolah
antara fakta yang bersangkutan; menengah atas dalam melakukan
Merumuskan keputusan moral sementara; perubahan-perubahan sosial. Menurut
Mengurangi perbedaan dalam rumusan (Elias, 1989), walaupun pendekatan ini
keputusan sementara; Menguji prinsip berusaha juga untuk meningkatkan
moral yang digunakan dalam pengambilan keterampilan "moral reasoning" dan dimensi
keputusan; Mengurangi perbedaan dalam afektif, namun tujuan yang paling penting
pengujian prinsip moral yang diterima. adalah memberikan pengajaran kepada
Pendekatan klarifikasi nilai (values siswa, supaya mereka berkemampuan
clarification approach) ini memberi untuk mempengaruhi kebijakan umum
penekanan pada usaha membantu siswa sebagai warga dalam suatu masyarakat
dalam mengkaji perasaan dan yang demokratis.
perbuatannya sendiri, untuk
meningkatkan kesadaran mereka tentang SIMPULAN
nilai-nilai mereka sendiri. Pendekatan ini
memberi penekanan pada nilai yang Berdasarkan uraian hasil dan
sesungguhnya dimiliki oleh seseorang. pembahasan penelitian, maka simpulan
Bagi penganut pendekatan ini, nilai dari artikel ini adalah upaya yang dapat
bersifat subjektif, ditentukan oleh ditempuh dengan membangun karakter
seseorang berdasarkan kepada berbagai melalui sistem pendidikan, baik secara
latar belakang pengalamannya sendiri, makro, mulai tahap implementasi dalam
tidak ditentukan oleh faktor luar, seperti pengalaman belajar (learning experiences)
agama, masyarakat, dan sebagainya. Oleh apakah melalui pengalaman belajar
karena itu, bagi penganut pendekatan ini intervensi dalam bentuk penerapan
isi nilai tidak terlalu penting. Hal yang kegiatan terstruktur (structured-learning
sangat dipentingkan dalam program experiences) maupun habituasi dalam situasi
pendidikan adalah mengembangkan persistent-life situation) dan reinforcement.
keterampilan siswa dalam melakukan Maupun dalam bentuk mikro berupa
proses menilai. Ada tiga proses klarifikasi pengembangan nilai/karakter, diantaranya
nilai menurut pendekatan ini. Dalam tiga melalui kegiatan belajar mengajar di kelas,
proses tersebut terdapat tujuh sub-proses, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya
yaitu: Pertama: Memilih (dengan bebas, satuan pendidikan (school culture), kegiatan
dari berbagai alternative, setelah ko-kurikuler dan atau ekstra-kurikuler
mengadakan pertimbangan tentang serta keseharian di rumah, dan dalam
berbagai akibatnya); Kedua: Menghargai masyarakat. Kegiatan belajar di kelas
(merasa bahagia atau gembira dengan dapat menggunakan pendekatan
pilihannya, mau mengakui pilihannya itu terintegrasi dalam semua mata pelajaran,
50
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 02 November 2020
52
Jasrudin, Zulfikar Putra, Farid Wajdi. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Penguatan
Kompetensi PKn dan Penerapan Alternatif Pendekatan Pembelajaran.