Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MEMBUAT ARTIKEL KONSEPTUAL

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Kapita Selekta PKn SD

Dosen Pengampu :
Galih Mahardika C.P., S.Pd., M.Pd.

Dibuat Oleh :
Citra Aulia Rahmah (1401419391)

ROMBEL I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
ANALISIS NILAI KARAKTER PADA KELAS III SDN CANDI 03 MATA
PELAJARAN PKn
Citra Aulia Rahmah1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri


Semarang. E-mail : citraauliarahmah09@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakter pada mata pelajaran PKn di kelas III SDN
Candi 03. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
bersifat deskriptif (descriptive research). Subjek dalam penelitian berjumlah sebanyak 36 orang yang
terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan, dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN
Candi 03. Waktu penelitian pada bulan Mei 2022. Teknik pengumpulan datanya seperti: observasi
dan wawancara. Instrumen seperti: lembar observasi, dan lembar wawancara. Data penelitian yang
akan dianalisis dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa
analisis nilai karakter siswa kelas III SDN Candi 03 memiliki kriteria yang berbeda pada setiap nilai
karakternya. Mulai dari hasil observasi analisis pelaksanaan pembelajaran guru mendapatkan kriteria
“Sangat Baik”. Hasil pengamatan nilai karakter dalam proses pembelajaran PKn untuk nilai karakter
nilai karakter jujur dengan kriteria “Baik”, disiplin “Baik”, kreatif “Baik”, kerja keras “Baik”, rasa
ingin tahu “Baik”, dan gemar membaca dengan kriteria “Sangat Baik”. Berbeda dengan hasil yang
diperoleh dari hasil angket yang dikerjakan peserta didik, penerapan nilai karakter jujur dengan
kriteria “Baik”, disiplin “Baik”, kreatif “Baik”, kerja keras “Sangat Baik”, rasa ingin tahu “Baik”,
dan gemar membaca dengan kriteria “Baik”. Jadi hasil pengamatan nilai karakter yang diperoleh
menunjukkan bahwa siswa dalam pembelajaran PKn mendapatkan kategori dalam kriteria “Baik”.
Kata kunci: Analisis, Nilai Karakter, Mata Pelajaran PKn
Abstract
This study aims to determine the value of character in Civics subjects in class III SDN
Candi 03. This study uses a qualitative approach. This type of research is descriptive
qualitative (descriptive research). The subjects in the study amounted to 36 people
consisting of 21 boys and 15 girls, in this study were all third grade students at SDN
Candi 03. The time of the study was in May 2022. The data collection techniques were:
observation and interviews. Instruments such as: observation sheets, and interview
sheets. The research data to be analyzed in this research is descriptive percentage. The
results showed that the analysis of the character values of the third grade students of
SDN Candi 03 had different criteria for each character value. Starting from the results
of the observation of the analysis of the implementation of the teacher's learning to get
the criteria of "Very Good". The results of observing character values in the Civics
learning process for character values of honest character values with the criteria of
"Good", discipline "Good", creative "Good", hard work "Good", curiosity "Good", and
fond of reading with the criteria "Very good". Well". In contrast to the results obtained
from the results of the questionnaire conducted by students, the application of honest
character values with the criteria of "Good", discipline "Good", creative "Good", hard
work "Very Good", curiosity "Good", and likes to read with "Good" criteria. So the
results of observing the character values obtained indicate that students in Civics
learning get categories in the "Good" criteria.
Keywords : Analysis, Character Values, Civics Subjects
PENDAHULUAN Menurut Ki Hajar Dewantara (2011: 25)
Pendidikan karakter saat ini karakter itu sebagai watak atau budi
merupakan topik yang marak pekerti. Guna mengatasi degradasi
diperbincangkan dalam dunia moral anak bangsa, saat ini pemerintah
pendidikan. Pendidikan merupakan dan rakyat Indonesia tengah gencar
salah satu proses yang di dalamnya mengimplementasikan pendidikan
terdapat suatu aturan dan prosedur yang karakter di institusi pendidikan mulai
harus dimiliki oleh setiap peserta didik. dari tingkat dini (PAUD), sekolah dasar
Setipa peserta didik memiliki (SD/MI), sekolah menengah
tanggungjawab yang sama dalam proses (SMA/MA), hingga perguruan tinggi.
pembelajaran. Pendidikan menjadi pilar Menurut Kemdiknas (2010: 15)
utama untuk memajukan generasi pendidikan karakter adalah pendidikan
penerus bangsa demi perkembangan yang menanamkan dan
intelektual anak. Perkembangan mengembangkan karakter-karakter
intelektual tersebut nantinya akan luhur kepada anak didik, sehingga
membentuk kepribadian atau karakter mereka memiliki karakter luhur itu,
anak. Merebaknya sikap hidup yang menerapkan dan mempraktikan dalam
buruk dan budaya kekerasan atau kehidupannya, entah dalam keluarga,
merakyatnya bahasa ekonomi dan sebagai anggota masyarakat dan warga
politik, disadari atau tidak, telah ikut negara. Sehingga jika proses
melemahkan karakter anak-anak penanaman nilai-nilai moralitas secara
bangsa, sehingga menjadikan nilai-nilai sempurna, maka akan menjadi pondasi
luhur dan kearifan sikap hidup mati dasar sekaligus menjadi warna
suri. Anak-anak sekarang gampang kepribadian peserta didik ketika
sekali melontarkan bahasa oral dan dewasa.
bahasa tubuh yang cenderung tereduksi Menurut Zubaedi (2011: 42)
oleh gaya ungkap yang kasar dan pendidikan karakter adalah usaha
vulgar. Nilai-nilai etika dan estetika sengaja (sadar) untuk mewujudkan
telah terbonsai dan terkerdilkan oleh kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan
gaya hidup instan dan konstan yang baik secara objektif, bukan hanya
(Purwanto, 2011: 2). untuk individu perseorangan, tetapi juga
Menurut Suyanto (2010: 43) baik untuk masyarakat secara
karakter merupakan cara berpikir dan keseluruhan. Pendidikan karakter di
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap pendidikan formal dibagi menjadi tiga
individu untuk hidup dan bekerja sama, yaitu: (1) Pendidikan karakter secara
baik dalam lingkup keluarga, terpadu melalui pembelajaran, (2)
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan karakter secara terpadu
melalui manajemen sekolah, dan (3) moralitas yang rendah. Moralitas yang
Pendidikan karakter secara terpadu rendah antara lain disebabkan oleh
melalui ekstrakulikuler. pendidikan moral di sekolah yang
Menurut Kemendiknas (2010: kurang efektif.
94) nilai karakter berasal dari kajian Pendidikan Kewarganegaraan
nilai-nilai agama, norma-norma sosial, merupakan salah satu konsep
peraturan atau hukum, etika akademik, pendidikan yang berfungsi untuk
dan prinsip- prinsip HAM, telah membentuk siswa sebagai warga negara
teridentifikasi butir- butir nilai yang yang mempunyai karakter. Pendidikan
dikelompokkan menjadi lima nilai Kewarganegaraan terhadap
utama, yaitu nilai-nilai perilaku pengembangan karakter dikemukakan
manusia dalam hubungannya dengan oleh Samsuri (2013: 20) yang
Tuhan Yang Maha Esa,dirisendiri, menyatakan Pendidikan
sesama manusia, dan lingkungan serta Kewarganegaraan memiliki dimensi-
kebangsaan. dimensi yang tidak bisa dilepaskan dari
Nilai-nilai pendidikan karakter aspek pembentukan karakter dan
pada hakekatnya tidak hanya diberikan moralitas public warga negara.
dalam mata pelajaran Pendidikan Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan, namun secara tidak Kewarganegaraan di sekolah dasar tidak
langsung nilai-nilai pendidikan hanya sekedar membekali siswa ke
karakter tersebut telah tersirat dalam jenjang selanjutnya tetapi penanaman
setiap mata pelajaran dan setiap guru moral yang diharapkan dapat
harus mampu menyisipkan nilai-nilai membentuk warga negara yang baik.
pendidikan karakter dalam setiap Menurut Rumiyati (2013: 1)
Rencana Proses Pembelajaran dan menyatakan bahwa PKn sebagai
mengimplementasikan dalam setiap pendidikan nilai, moral, dan norma
proses pembelajaran. tetap ditanamkan pada siswa sejak usia

Banyaknya tindakan amoral yang dini, karena jika siswa sudah memiliki

dilakukan peserta didik seperti nilai moral yang baik, maka tujuan

mencontek, membolos dan tindakan untuk membentuk warga negara yang

lainnya mengindikasikan bahwa baik akan mudah diwujudkan.

pendidikan formal gagal dalam Sebagaimana yang dikemukakan

membentuk karakter peserta didik. sebelumnya, dalam prakteknya PKn

Menurut Sjarkawi (2016: 45) menghadapi kendala yang

menyatakan bahwa perilaku dan mengakibatkan jauhnya tujuan

tindakan amoral disebabkan oleh pembelajaran. Pernyataan dari


kelemahan PKn diungkapkan oleh Udin
(2013: 37) yang menyatakan bahwa deskriptif (descriptive research) atau
proses pembelajaran dan penilaian lebih suatu penelitian yang ditujukan untuk
menekankan pada dampak instruksional menggambarkan fenomena-fenomena
yang terbatas pada penguasaan yang ada yang berlangsung pada saat ini
materi/pada dimensi kognitif. Dengan atau saat yang lampau. Penelitian ini
demikian apa yang diperoleh peserta tidak mengadakan manipulasi atau
didik bukan bersifat kognitif, afektif, pengubahan pada variabel-variabel
dan psikomotorik namun masih dalam bebas tetapi mengambarkan kondisi apa
lingkup kognitif. adanya. Upaya tindakan untuk
Pelaksanaan nilai karakter masih perbaikan dimaksudkan sebagai
banyak kendala yang dihadapi. pencarian jawab atas permasalah yang
Berdasarkan hasil observasi di SDN dialami oleh para guru dalam
Candi 03 pada dasarnya sudah melaksanakan tugasnya sehari-hari.
melaksananakan pendidikan karakter. Lembar observasi ini berisi
Namun ada beberapa guru belum pedoman dalam melaksanakan
mengetahui tentang pelaksanaan pengamatan terhadap aktivitas siswa
pendidikan karakter, selain itu ada selama pembelajaran, juga berisi
anggapan dari beberapa guru yang tentang skor atau penilaian banyaknya
menyatakan pendidikan karakter siswa yang aktif dalam kelas yang
merupakan sebuah mata pelajaran yang diteliti, serta kualitas keaktifan siswa
berdiri sendiri. dalam proses belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengamati analisis
METODE nilai karakter.

Penelitian ini menggunakan Pemberian skor terhadap

pendekatan kualitatif, yang berusaha “banyaknya siswa yang aktif” yaitu

memahami dan menafsirkan makna dengan melihat persentase keaktifan

suatu peristiwa, interaksi dan tingkah- siswa . Skor 0 bila siswa aktif < 20% ,

laku manusia dalam situasi tertentu skor 2 bila 20% sampai 40% siswa

menurut perspektif peneliti sendiri. aktif, skor 3 bila 40% sampai 60%

(Husaini, 2010: 81) Pendekatan ini siswa aktif, skor 4 bila 60% sampai

digunakan karena data yang diperoleh 80% siswa aktif, skor 5 bila 80%

adalah data deskriptif yang berupa kata- sampai 100% siswa aktif. Sedangkan

kata tertulis dan lisan dari orang-orang untuk melihat “kualitas keaktifan”

serta berupa dokumen atau perilaku digunakan kualitas keaktifan dengan

yang diamati. skor : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3

Jenis Penelitian ini bersifat = cukup; 4 = baik; 5 = baik sekali.


a) Lembar Wawancara
Lembar Wawancara adalah suatu adalah data kualitatif, maka
teknik yang digunakan untuk peneliti menggunakan metode
mengumpulkan data. wawancara HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
adalah percakapan dua belah pihak
Berdasarkan hasil observasi
dangan maksud tertentu.
yang dilakukan di SDN Candi 03
3.6. Teknik Analisis Data
Peunaga, antara lain:
Analisis data adalah proses
1. Mengamati lokasi dan
mencari dan menyusun secara
keadaan di sekitar sekolah
sistematis data yang diperoleh dari
a. Alamat atau lokasi sekolah
hasil wawancara, catatan lapangan, dan
serta lingkungan sekitar
dokumentasi, dengan cara
sekolah Jalan. Daun Dariah,
mengorganisasikan data ke dalam
Dususn.
kategori, menjabarkan ke dalam unit-
Persiapan Peunaga Paya
unit, melakukan sintesa, menyusun ke
b. Kemudahan akses transportasi
dalam pola, memilih mana yang
sekolah
penting, dan yang akan dipelajari, dan
Sangat mudah didapatkan,
membuat kesimpulan sehingga mudah
contohnya: Becak.
di pahami oleh diri sendiri maupun
2. Mengamati kegiatan
orang lain (Sugiono, 2013: 244).
pembelajaran
Dalam menganalisa data, peneliti a. Persiapan yang dilakukan
menggunakan metode deskriptif sebelum memulai kegiatan
yaitu metode yang metode pembelajaran
penelitin yang berusaha Ada, seperti RPP
menggambarkan dan b. Ketepatan waktu dalam
menginterpretasi objek sesuai memulai dan mengakhiri
dengan apa adanya. Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran
peneliti mencoba untuk Tepat waktu dalam memulai
mendeskripsikan dan memaparkan pelajaran dan mengakhiri
hasil dari observasi, wawancara pelajaran
maupun dokumentasi tentang c. Bahasa yang digunakan oleh
analisis nilai karakter pada mata warga sekolah berfikir
pelajaran PKn di kelas III SDN induktif, yaitu cara peneliti
Candi 03 berusaha mengumpulkan fakta
Setelah dilakukan analisis dari fenomena atau peristiwa-
deskriptif mengenai subyek yang peristiwa yang bersifat
diteliti dan data yang dihasilkan khusus, kemudian berdasarkan
fenomena atau peristiwa yang agama yaitu agama Islam jangan
bersifat khusus tadi, diambil sampai ada perbedaan. Kemudian
kesimpulan yang bersifat rasa kekeluargaan juga demikian
umum (Andi, 2014: 46) harus memiliki rasa kekeluargaan
Kebanyakan bahasa karena rasa kekeluargaan kita
Aceh tetapi didalam menciptakan rasa yang harmonis
sekolah tetap bahasa tanpa ada suasana harmonis juga
Indonesia dalam pembelajaran tidak
d. Keaktifan warga sekolah tercapai.
Sangat aktif b. Interaksi guru dengan
3. Mengamati kondisi fasilitas yang karyawan, siswa, dan orang
dimiliki sekolah tua siswa Saling menghargai
c. Interaksi karyawan dengan
a. Sarana dan prasarana
siswa dan orang tua siswa
sekolah Layak untuk
saling menghargai dengan
digunakan
baik (hasil observasi tanggal
4. Gedung sekolah
15 Mei 2022).
e. Layak digunakan tetapi perlu
direnovasikan
4.1.1.1. Hasil Wawancara
5. Mengamati interaksi seluruh
Berdasarkan hasil penelitian
warga sekolah
wawancara dengan kepala sekolah SDN
a. Interaksi kepala sekolah
Candi 03 antara lain:
dengan guru, karyawan,
1. Untuk saat ini kondisinya penuh
siswa, dan orang tua siswa
sekali untuk peningkatan dan
Dalam proses belajar mengajar
pembinaan ter secara
mencakup tentang hubungan
berkesinambungan dari tahap
silahturahmi, ada hubungan saling
pertama mulai dengan pendidikan
menghargai jangan sampai kalian
keluarga siswa dan juga
ini dengan teman sebangkuk tidak
penanaman nilai-nilai yang
saling mengenal dan ibu harapkan
terkait untuk penguratan karakter
kepada kalian semua diantara
tersebut.
kalian jangan saling membenci
2. Sanksi disini bentuknya adalah
antara laki-laki dan perempuan
sanksi pembinaan bukan anak
dan jangan akhlaknya ada
lebih pada penanaman nilai itu
perbedaan dan jangan sampai
lebih sadar untuk
akrab perempuan dan laki-laki
menanamkannya bukan istilahnya
yang tidak senonoh dengan
pemberian sansi berupa fisik
yang menyakitkan anak tetapi sehingga merasakan memiliki
untuk menguatkan karakter tanggung jawab.
dengan itu sehingga prilaku yang 5. Pembelajaran penilaian karakter
menyimpang itu bisa terarah dengan cara eklisif itu tidak
sesuai harapan dan ketentuan dari terlalu nampak tetapi secara
nilai- nilai karakter yang kita koperasif itu memasukan semua
kembangan dan kita perdayakan ranah yaitu memasukan kedalam
disekolah ini, jadi bagi anak yang pembelajaran tidak hanya diPKn
mempunyai kelebihan maupun saja sebenarnya karakter ini juga
prestasi kita berikan penguatan disemua mata pelajaran karena
jadi jika anak yang melanggar nilai-nilai yang dikembangkan
aturan atau karakter yang kita dari pendidikan
sepakati ini kita beri sansi yang kewargaannegaraan ini maka
berupa pembinaan. disitu lebih dikuatkan lagi.
3. Beberapa cara bisa juga melalui 6. Pasti, antara lain ada absensi dan
pengamatan dan bisa juga melalui kehadiran siswa, keluar masuk
kegiatan-kegiatan secara tidak siswa juga kita bahas, tepat waktu
langsung itu terlibat anak untuk atau tidak kedisiplinan merupakan
perbuat dan juga bisa melalui hal yang mendasar dan pondamen
bentuk kuesioner ataupun bentuk- bisa berhasil tidaknya penanaman
bentuk asismen yang yang bisa karakter pada anak-anak jadi
mendapatkan fakta yang kita memegang peranan sangat
harapkan dan karakter yang kita penting bagi karakter itu.
kembangkan disekolah 7. Pertama guru bisa menjadikan
4. Untuk memberikan ini perlu teladan dan juga memberikan
adanya pembiasaan-pembiasaan keteladanan berbentuk
dari awal mulai budaya bersih instrument- instrumen yang lain
kemudian adanya pemberian yang bisa menunjang pada materi
tugas yang diselesaikan dan yang tepat pada karakter
tanggung jawabnya itu selesai kedisiplinan bisa melaui cerita
atau tidak tepat waktu atau lebih dan contoh diman sikap disiplin
cepat itu akan kita berikan rewed dan juga prilaku yang tidak
atau penghargaan, jadi disiplin itu apa akibatnya dan
pembiasaan-pembiasaan contoh kejadian-kejadian yang
juga melihat anak untuk terkait dengan pelanggaran
penyusunan dan juga membuat karakter contohnya kecelakaaan
perencanaan itu terlibat anak atau sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian kedisiplinan anak, cara belajar
wawancara dengan guru wali kelas III aktifnya, kemudian didalam
SDN Candi 03 antara lain: pelajaran siswa itu kreatif atau
1. Setiap hari para peserta didik tidak kalau memang anak aktif
akhlaknya bagus kemudian di dan kreatif nilainya lebih bagus,
dalam kelas anak kreatif, aktif kalau anak pendiam kami
dalam pertanyaan ini dibidang memberikan pengayaan, dimana
pelajarn PKn anak kelas III anak belum ketahui tentang
juga mempunyai sopan santun. pelajaran atau pun nilai harian
2. Pendukung itu harus didukung semester semuanya baik.
oleh kepala sekolah, guru, 5. Kalau penilaian karakter siswa
komite atau walid murid pengaruhnya pada sikap anak dan
dengan demikian saya merasa karakternya untuk menujukan
senang juga di SDN Candi 03 yang lebih baik seandainya anak
bahwa kesemua stikholder itu tidak mempunyai sikap yang
berperan aktif jadi dengan berkarakter berarti didalam
sendirinya dengan perannya pelajaran itu agak malas dan anak
aktif kami semua peserta didik tidak mengetahui sebanyak
yang kami bimbing mampu mungkin baik dibidang PKn dan
didalam kelas saat juga pelajaran lain terutama
pembelajaran berlangsung. dibidang agama akhlaknya.
3. Yang saya nilai sikap dan 6. Iya, jelas sekali, kami sangat
tingkah lakunya dengan adanya bertanggung jawab tentang
sikap dan tingkah laku yang pelajaran PKn, karena pelajaran
bagus dengan sendirinya anak PKn juga menanamkan moral
mempunyai karakter yang lebih kepada anak-anak yang sangat
bagus dan juga nilai yang baik, tanpa ada pelajaran PKn
bagus karena tanpa adanya juga semua pelajaran lain tidak
kesopanan tindak lanjutnya mendukung dengan pelajaran PKn
dengan sendiri guru agak anak di didik dengan baik.
kepayahan tetapi kelas III ini 7. Iya, jelas sekali, karena
anak-anaknya pendidikan karakter anak-anak

mudah diberi penilaian yang lebih menjerumus kepada

cukup baik. kedisiplinan, jadi dengan kita

4. Menganalisis setiap bidang studi menilai dengan karakter guru juga

kami menilai aktivitas dan lebih mudah mengetahui


bagaiman karakter anak-anak
dalam kelas kemudian karakter dan tembok, siswa juga diwajibkan
individu juga kita lebih untuk melaksanakan piket kelas yang
mengetahui secara jelas dan sudah menjadi ketentuan, juga pihak
odentik. sekolah membuat satu peraturan yang
Hasil Dokumentasi didalamnya berisi anjuran bagi siswa
Berdasrkan hasil dokumentasi
dan siswi untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah SDN Candi 03
lingkungan sekolah. Hal yang paling
mulai dari halaman depan sekolah dan
pokok untuk peran siswa dan siswi
taman-taman kecil di depan kelas
dalam menjaga kebersihan ini adalah
ditumbuhi dengan rumput hijau serta
kesadaran diri masing-masing individu
tanaman-tanaman hias. Tanaman hias
untuk menjaga kebersihan sekolahnya
juga terdapat di ruang guru, ruang
agar sekolah tetap dalam keadaan bersih
kepala sekolah, dan ruang-ruang kelas
sehingga kegiatan belajar mengajar
siswa. Tanaman hias di lingkungan
menjadi nyaman. Terlihat di lapangan
SDN Candi 03 Peunaga beragam
bahwa kesadaran siswa untuk
jenisnya diantaranya yakni bunga
membuang sampah pada tempatnya,
mawar, bunga anggrek, dan lain-
tidak mencoret meja/kursi dan tembok
lainnya. SDN Candi 03 Peunaga
dan menjalankan jadwal piket menyapu
merupakan sekolah terlihat bersih,
kelas sudah baik tapi keasadaran untuk
siswa dapat berperan dalam menjaga
saling mengingatkan menjaga
kebersihan lingkungan sekolah dengan
kebersihan dan mengambil sampah
cara tidak membuang sampah
yang bukan dari mereka sendiri masih
sembarangan, selain itu siswa juga
kurang.
bisa memungut sampah yang
Pelaksanaan Pembelajaran
berserakan dan membuangnya pada Pembentukan Karakter
Pada pelaksanaan pembelajaran
tempat sampah yang telah tersedia
yang berlangsung di kelas berbagai
agar tidak ada sampah yang
model pembelajaran yang dilakukan
berserakan di lingkungan sekolah.
tiap-tiap guru memiliki ciri khasnya
Serta, siswa diharapkan tidak
masing- masing. Hal ini terlihat dari
mencorat-coret tembok dan bangku
mulai kegiatan pendahuluan, kegiatan
yang merupakan sarana pembelajaran,
inti yang meliputi kegiatan eksplorasi,
dengan begitu, bangku dan tembok
elaborasi, konfirmasi, dan kegiatan
akan tetap terlihat bersih tanpa adanya
penutup. Perbedaan penggunaan model
coretan- coretan yang dibuat oleh
pembelajaran ini memberikan pengaruh
siswa dan siswi.
yang berbeda pula pada pemahaman
Selain membuang sampah pada
siswa terkait materi yang dijelaskan
tempatnya, menjaga kebersihan bangku
oleh tiap-tiap guru. Seperti halnya di Misalnya, ketika masuk kelas
SDN Candi 03 pelaksanaan memberikan salam atau tidak.
pembelajaran yang berlangsung di kelas Selanjutnya terkait kelengkapan
III menggunakan beragam model seragam misalnya sepatu juga jadikan
pembelajaran yang berbeda-beda antara bagian dari penilaian.
guru PKn satu dengan yang lainnya. Pembentukan sikap lebih yang
Sejauh ini metode pembelajaran yang diutamakan, meskipun penilain kognitif
pernah dilakukan guru Pendidikan juga penting. Ketika nilai kognitif itu
Kewarganegaraan SDN Candi 03. standarnya sudah ada secara umum
Penggunaan metode pembelajaran yang dapat disampaikan dan dapat
pernah dilakukan adalah ceramah, diusahakan agar siswa mencapai target
diskusi, tanya jawab, dan terkadang ada nilai kognitif. Berbeda ketika dengan
permainan. Lanjutnya, metode penilaian sikap, karena sikap ini adalah
pembelajaran ceramah dan tanya jawab sesuatu yang sifatnya non-tes, jadi
terkadang dirasa kurang menarik, untuk tanggung jawab moralnya lebih
apalagi ketika pelajaran tersebut berada kepada pembentukan sikap. Hal tersebut
di jam terakhir. Namun ketika ceramah juga diungkapkan oleh guru bahwa
itu diselingi dengan cerita-cerita dalam penilaian Pendidikan
menjadikan suasana lebih menarik lagi. Kewarganegaraan dalam karakter
Teknik Penilaian Hasil terdapat teknik penilaian yang berbeda
Pembelajaran Pendidikan dengan teknik penilaian Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Karakter. Kewarganegaraan pada materi yang
Penilaian Pendidikan bersifat kognitif. Penggunakaan teknik
Kewarganegaraan dalam karakter penilaian hasil belajar yang dilakukan
berbeda dengan penilaian Pendidikan adalah melalui observasi atau
Kewarganegaraan yang lain. pengamatan yang kemudian dapat
Teknik penilaian yang digunakan dikomunikasikan dengan guru-guru atau
untuk hasil pembelajaranPendidikan wali kelas terkait sikap ataupun perilaku
Kewarganegaraan dalam karakter para siswa.
masih sederhana yaitu penilaian sikap Pembahasan Hasil Penelitian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dengan menggunakan
Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
pengamatan/observasi. Selama tidak Karakter
ada siswa yang terlalu mencolok sikap Proses pembelajaran Pendidikan
negatifnya, tidak akan mendapat nilai Kewarganegaraan dalam karakter
yang jelek. Kemudian keaktifan di diperlukan penyusunan Rencana
kelas, semangat pada waktu pelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
respon mereka terhadap guru. baik agar sesuai dengan materi dan
tujuan yang hendak dicapai. yang akan dibahas tetapi langkah-
Pembelajaran Pendidikan langkah dalam setiap kegiatan sudah
Kewarganegaraan karakter yang terencana dalam Rencana Pelaksanaan
dimaksudkan untuk membentuk siswa Pembelajaran (RPP) ini.
menjadi manusia yang memiliki rasa Pada prinsipnya dalam proses
kebangsaan dan cinta tanah air, belajar mengajar yang meliputi tahap
menunjukkan pentingnya siswa sebagai persiapan sampai dengan tahap evaluasi
generasi muda yang memiliki komitmen dibutuhkan suatu pedoman dalam
kuat terhadap NKRI. Hal ini sesuai pelaksanaannya. Proses penyusunan
dengan pendapat Ibu M, bahwa karakter Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
atau sikap merupakan hal yang utama. (RPP) pada
Karena menurut Ibu Mardhiah, S.Pd, pembelajaran
untuk apa cerdas di bidang Matematika, Pendidikan
Fisika atau lain sebagainya ketika sikap Kewarganegaraan memiliki keunikan
kejujuran dan disiplin tidak tertanam tersendiri. Keunikan-keunikan tersebut
pada diri siswa, bahkan ketika bisa dilihat dari mulai penyusunan
kebangaan terhadap negara sendiri tidak materi sampai dengan proses
ada hal ini akan berdampak buruk bagi evaluasinya. Di mana materi
rasa nasionalisme mereka yang nantinya pembelajaran atau bahan ajar
akan menyebabkan berbagai konflik. (instructional materials) secara garis
Salah satu peran guru Pendidikan besar terdiri atas pengetahuan, sikap dan
Kewarganegaraan sebagai pengajar keterampilan yang harus dipelajari
adalah membuat panduan dan arah siswa dalam rangka mencapai
acuan mengajar berupa Rencana kompetensi yang telah ditentukan.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Secara terperinci materi pembelajaran
Persiapan yang paling utama dilakukan yang bersifat pengetahuan (fakta,
guru adalah dengan menyusun Rencana konsep, preposisi, prinsip, teori) materi
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bersifat keterampilan (tata cara,
akan digunakan selama satu tahun prosedur) dan materi bersifat nilai.
dalam proses pembelajaran Penilaian karakter dalam
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan. merupakan tujuan untuk penanaman dan
Penyusunan Rencana Pelaksanaan pembentukan sikap siswa. Pada materi
Pembelajaran (RPP) inilah yang Pendidikan Kewarganegaraan tingkat
nantinya menjadi pedoman dalam SD terkandung dalam Kompetensi
pelaksanaan pembelajaran di dalam Dasar sebagai berikut: Pada format
kelas. Karena tidak hanya terkait materi penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran di atas dapat diketahui Kewarganegaraan dalam pembentukan
bahwa karakter siswa yang diharapkan karakter di SDN Candi 03 dalam
sudah mencakup nilai-nilai karakter penyusunan Rencana Pelaksanaan
dalam satuan pendidikan yang Pembelajaran (RPP) diketahui bahwa
bersumber dari agama, Pancasila, pada dasarnya Rencana pelaksanaan
budaya, dan tujuan pendidikan nasional Pembelajaran (RPP) tersebut sudah
yang kesemua nilai tersebut menjadi mengintegrasikan pembentukan
nilai-nilai nasional yang harus karakter kebangsaan di dalam
ditanamkan kepada siswa. penyusunannya. Dengan menyertakan
Dalam Penyusunan Rencana nilai tanggung jawab (responsibility),
Pelaksanaan pembelajaran karakter, rasa hormat dan perhatian (respect),
nilai- nilai pembentukan karakter harus dapat dipercaya (trustworthines), tekun
berlandaskan Pancasila. Di mana dalam (diligence), kewarganegaraan
sila-sila Pancasila terkandung nilai-nilai (citizenship), berani (courage), peduli
luhur yang menjadi pedoman bagi (caring), dan jujur (fairnes) yang
bangsa Indonesia dalam bersikap dan diharapkan tercapai melalui masing-
berperilaku di berbagai lingkungan masing KD. Serta dari Rencana
sosial. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
pelaksanaan pendidikan karakter pada dimiliki guru, dapat diketahui bahwa
satuan pendidikan telah teridentifikasi ketika mengajar guru sudah
18 nilai yang bersumber dari agama, menyampaikan materi pembelajaran
Pancasila, budaya, dan tujuan yang sesuai dengan SK-KD yang juga
pendidikan nasional. Karakter yang sudah sesuai dengan Rencana
diharapkan terbentuk pada diri siswa pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dalam format penyusunan RPP di atas, disusun. Meskipun terkadang dalam
guru Pendidikan Kewarganegaraan pelaksanaan kegiatan inti masih tidak
SDN Candi 03 sudah mencantumkan sesuai dengan Rencana pelaksanaan
karakter. Karakter yang dimaksud Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh
adalah karakter tanggung jawab guru.
(responsibility), rasa hormat dan Pada pelaksanaan pembelajaran
perhatian (respect), dapat Guru Pendidikan Kewarganegaraan
dipercaya (trustworthines), tekun tidak selalu sesuai dengan Rencana
(diligence), kewarganegaraan Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
(citizenship), berani (courage), peduli disusun. Hal tersebut mengingat
(caring), dan jujur (fairnes). beberapa faktor, antara lain mengenai
Pendidikan karakter siswa yang beranekaragam,
sehingga guru merasa kesulitan untuk
membuat Rencana Pelaksanaan kegiatan penutup. Pada kegiatan
Pembelajaran yang sesuai dengan pendahuluan menunjukkan bahwa
kebutuhan siswa sekarang. Kondisi atau karakter yang diharapkan tertanam pada
keadaan siswa yang tidak menentu diri siswa merupakan karakter
membuat proses pembelajaran yang kepedulian, cinta lingkungan, saling
telah terencana keluar dari skema yang menghargai dan menghormati, religius,
telah ditentukan. Banyaknya materi jujur, toleransi, disiplin, serta rasa ingin
yang harus disampaikan dan tahu. Sedangkan untuk pembentukan
keterbatasan waktu Kewarganegaraan karakter kebangsaan meskipun masih
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan secara implisit sudah mulai terlihat pada
Pembelajaran yang telah disusun. kegiatan inti (elaborasi, konfirmasi) dan
Pelaksanaan Pembelajaran kegiatan penutup. Hal ini terlihat pada
Pendidikan Kewarganegaraan
kegiatan tanya jawab terkait tugas dan
Penilaian Karakter
Pelaksanaan pembelajaran yang wewenang lembaga tinggi negara, di
berlangsung di dalam kelas merupakan samping menjelaskan tugas dan
proses belajar mengajar yang wewenang dari masing-masing lembaga
mencakup baik indera pendengaran negara guru Pendidikan
maupun indera penglihatan. Di mana Kewarganegaraan memberikan
dalam proses belajar mengajar selain pemahaman bahwa sebagai pejabat
menyampaikan materi guru negara yang salah satu tujuannya adalah
juga dituntut mensejahterahkan rakyat menjadi tujuan
untuk mengintegarasikan utama, bukan sebaliknya
nilai-nilai karakter pada setiap materi mensejahterahkan diri sendiri maupun
pembelajaran dan pada setiap mata keluarga atau kelompoknya.
pelajaran. Oleh karena itu siswa Tidak sampai di situ guru
diharapkan nantinya memiliki Pendidikan Kewarganegaraan dalam
kemampuan tidak hanya pada aspek setiap Berdasarkan hasil wawancara
kognitif semata, tetapi siswa juga SDN Candi 03 teknik evaluasi/penilaian
memiliki kemampuan dalam aspek hasil pembelajaran Pendidikan
psikomotorik dan aspek afektif. Kewarganegaraan dalam pertemuan
Penanaman nilai-nilai karakter pembelajaran selalu mencoba untuk
pada proses belajar mengajar dari hasil memberikan informasi terbaru terkait
observasi menunjukkan bahwa nilai- persoalan apa yang sedang terjadi,
nilai karakter lebih banyak disisipkan karena di SDN Candi 03 ini untuk akses
pada kegiatan pendahuluan, kegiatan informasi sangat terbatas maka salah
inti (elaborasi dan konfirmasi) dan satu cara yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Kewarganegaraan adalah menjadi objek penilaian dalam proses
dengan memberikan informasi terbaru pembelajaran adalah sikap siswa
kepada siswa. Kemudian dari informasi terhadap materi pelajaran, sikap siswa
ini siswa dimintai pendapat mereka, terhadap guru, sikap siswa terhadap
baik berupa tanggapan positif ataupun proses pembelajaran, dan sikap siswa
tidak siswa memberikan pandangan berkaitan dengan nilai atau norma yang
mereka tentang persoalan yang sedang berhubungan dengan suatu materi
terjadi. Pada kegiatan ini yang bisanya pelajaran (Winarno, 2013: 222).
dilakukan pada kegiatan pendahuluan Pertanyaan langsung dapat
setelah presensi guru Pendididikan diterapkan dengan cara tanya jawab
Kewarganegaraan mengaharapkan atau wawancara dengan siswa mengenai
siswa secara perlahan mulai peduli sikap yang seharusnya terhadap sesuatu
dengan kejadian-kejadian yang sedang hal atau masalah yang terjadi. Teknik
terjadi karena kasus yang dihadirkan evaluasi ini dapat disimpulkan melalui
adalah kasus dari pengalaman- reaksi atas jawaban yang diberikan
pengalaman nyata dan tidak dibuat- siswa. Pendidikan Kewarganegaraan
buat. Dengan demikian lama- kelamaan dalam karakter merupakan ilmu yang
dapat membangkitkan kemampuan bersifat aplikatif dan secara langsung
berpikir kritis karena berangkat dari seharusnya dapat menanamkan nilai-
kenyataan sosial yang pada gilirannya nilai karakter untuk membentuk siswa
akan mampu memberi kontribusi yang berkarakter, sehingga untuk
berharga bagi pemecahan masalah. mengukur hasil pembelajaran dengan
karakter yaitu menggunakan teknik menggunakan teknik observasi perilaku.
penilaian sikap. Penilaian sikap Teknik ini dilakukan untuk menilai
dilakukan untuk menilai sikap siswa sikap siswa terhadap materi
dalam proses pembelajaran di dalam pembelajaran dan terhadap proses
kelas dan di luar kelas dengan pembelajaran baik di dalam kelas
menggunakan teknik observasi perilaku maupun di luar kelas. Seperti yang
dan pertanyaan langsung. Sedangkan diungkapkan oleh Ibu M, S.Pd,
untuk penilaian karakter belum terlihat penilaian Pendidikan Kewarganegaraan
pada penyusunan Rencana Pelaksanaan dalam karakter berbeda dengan
Pembelajaran (RPP). Penilaian sikap penilaian Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan salah satu penilaian yang yanglain. Teknik penilaian yang
diterapkan dalam penilaian pendidikan digunakan untuk hasil pembelajaran
karakter yaitu untuk menilai sikap Pendidikan Kewarganegaraan yang
siswa. dalam karakter masih sederhana yaitu
Dalam penilaian sikap yang dengan menggunakan
pengamatan/observasi. Selama tidak ada Abdurahmat, 2012, Efektivitas
Organisasi Edisi Pertama, Jakarta:
siswayang terlalu mencolok sikap
Airlangga
negatifnya, tidak akan mendapat nilai
Agus, 2013, Pendidikan Karakter
yang jelek, biasanya rata- rata kelas Berbasis Nilai dan Etika diSekolah,
menjadi tolah ukurnya, jika memang Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

baik maka nilai semuanya juga baik. Aunillah, 2011, Panduan


Menerapkan Pendidikan Karakter
Namun di samping menggunakan diSekolah, Jakarta: Erlangga
pengamatan/observasi dalam penilaian Aqib, 2011, Panduan dan
sikap tetap ditambahkan poin plus (+) Aplikasi Pendidikan Karakter, Jakarta:
Gaung Persada Press
terkait keaktifan di kelas, semangat
Daryanto, 2013, Standar Kompetensi
pada waktu pelajaran, respon mereka dan Penilaian Kinerja Guru
terhadap guru, kerapian serta sikap Profesional, Yogyakarta: Gava Media
disiplin juga menjadi pertimbangan Fadillah dan Lilif, 2013,
Pendidikan Karakter Anak Usia
dalam penilaian. Hal tersebut juga
Dini, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
diungkapkan oleh guru bahwa dalam
Fathurrohman, 2013,
penilaian Pendidikan Kewarganegaraan Pengembangan Pendidikan Karakter,
dalam karakter terdapat teknik penilaian Bandung: RefikaAditama
yang berbeda dengan teknik Gunawan, 2012, Pendidikan
penilaian Pendidikan Karakter, konsep dan implementasi,
Bandung: Alfabeta
Kewarganegaraan pada materi yang
Husaini, 2010, Manajemen. Teori,
bersifat kognitif. Penilaian sikap yang
Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta:
dilakukan adalah dengan pengamatan, Bumi Aksara
untuk penilaian biasanya Kemdiknas, 2010, Pendidikan
dikomunikasikan bersama guru-guru Karakter Terintegrasi dalam
Pembelajaran di. Sekolah Menengah
atau wali kelas yang bersangkutan.
Pertama, Jakarta: Direktorat PSMP
Evaluasi hasil pembelajaran di SDN Kemdiknas
Candi 03 dalam data dokumentasi Kesume, 2012, Pendidikan
terlihat menggunakan teknik non-tes Karakter Kajian Teori dan Praktik
diSekolah, Bandung: Remaja
yaitu penilaian sikap yang meliputi
Rosdakarya
teknik observasi perilaku dan
Ki Hajar Dewantara, 2011, Karya
pertanyaan langsung. Teknik tersebut Bagian II Kebudayaan. Majelis Luhur
digabungkan untuk memberikan Persatuan Taman Siswa, Yogyakarta
penilaian sikap siswa. Prijodarminto, 2014, Disiplin Kiat
Menuju Sukses, Jakarta: Abadi
Purwanto, 2011, Evaluasi Hasil
Belajar, Surakarta: Pustaka Belajar
DAFTAR PUSTAKA
, 2012, Evaluasi Hasil Belajar, Susanto, 2013, Teori Belajar
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Rumiyati,2013, Pengembangan
Pendidikan Kewarganegaraan di Suyanto, 2011, Metode Penelitian
Sekolah Dasar, Jakarta: Depdiknas Sosial, Jakarta: Prenada Media Group
Udin, 2013, Materi dan dan Zainal, 2011, Evaluasi
Pembelajaran PKn SD, Jakarta: Pembelajaran, Bandung: Remaja
Universitas Terbuka Rosdakarya
Samani, 2012, Pendidikan karakter, Wardati, 2011, Implementasi
Bandung: Remaja Rosdakarya Bimbingan dan. Konseling diSekolah,
Jakarta: Prestasi Pustaka
Samsuri, 2013, Pendidikan
Karakter Warga Negara, Wardoyo, 2013, Pembelajaran Berbasis
Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia Riset, Jakarta: Rineka Cipta
Solihatin, 2012, Strategi Wellek dan Warren, 2013,
Pembelajaran PPKN, Jakarta: Sinar Teori Kesusastraan, Jakarta:
Grafika Offset Gramedia
Sudjana, 2011, Teknologi Winarno, 2013, Pembelajaran
Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta:
Algesindo Rineka Cipta
Sjarkawi, 2016, Pembentukan
Kepribadian Anak, Jakarta: Bumi
Aksara

Anda mungkin juga menyukai