Article History Abstract: Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam
Received : September 12th, 2022 meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu tolak ukur kemajuan
Revised : Oktober 15th, 2022 suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikan warganya. Tingkat
Accepted : November 04th, 2022 pendidikan negara maju relatif lebih baik dibanding negara yang masih
berkembang. Oleh karena itu, agar tercipta manusia cerdas dan maju
diperlukan peningkatan kualitas pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter melalui budaya sekolah
di SD Negeri Panda Kabupaten Bima Tahun Ajaran 2022/2023. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini yaitu SD
Negeri Panda, dengan narasumber antara lain kepala sekolah, guru, dan siswa.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter
yang ditanamkan melalui budaya sekolah terintegrasi dalam berbagai
kegiatan, pertama kegiatan rutin yang dilakukan warga sekolah secara terus-
menerus dan konsisten melalui kegiatan setiap hari, satu minggu sekali, satu
bulan sekali maupun satu tahun sekali. Kegiatan rutin ini secara keseluruhan
telah berjalan dengan optimal; kedua, kegiatan spontan dilakukan oleh guru
maupun siswa pada saat itu tanpa direncanakan; ketiga, kegiatan
pengkondisian diciptakan untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan
karakter di sekolah baik secara fisik maupun nonfisik; serta 4) keteladanan
ditunjukkan oleh guru maupun siswa dengan memberikan contoh sikap dan
perilaku yang baik di sekolah.
2289
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2290
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
karakter melalui budaya sekolah diperlukan mampu menanamkan karakter baik sehingga
mengubah dan mengembangkan perilaku warga mereka bisa membawanya sampai usia
sekolah termasuk siswa sehingga menghasilkan dewasa.
siswa yang bermoral, beretika dan berkarakter baik. Implementasi pendidikan karakter di
Adapun beberapa hasil penelitian relevan, sekolah dasar merupakan aspek yang sangat
salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Jailani penting dalam penentuan kualitas sumber
Tong, et al (2020), menunjukan bahwa implementasi daya manusia, dengan kualitas sumber daya
pendidikan karakter melalui budaya sekolah di SD manusia yang berkarakter menentukan
Muhammadiyah 24 Jakarta menggunakan strategi kualitas kemajuan suatu bangsa. Oleh karena
kegiatan rutin, spontan, terprogram dan itu karakter seseorang perlu ditanamkan sejak
pengkondisian. Nilai karakter yang terkandung dini. Pendidikan karakter sejak dini
melalui budaya sekolah, seperti religius, dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai
menghortmati guru, toleransi, tanggung jawab, baik agar dapat menjadi kebiasaan yang baik
disiplin, cinta tanah air, peduli sosial, gemar ketika sudah dewasa.
membaca, dan peduli lingkungan. Selanjutnya Pendidikan karakter bersifat fleksibel
penelitian yang dilakukan oleh Pramana, et al sehingga mampu terintegrasi dalam struktur
(2021), menunjukkan bahwa karakter siswa di kurikulum dan proses pembelajaran. Nilai-
jenjang Sekolah Dasar dapat dibentuk melalui 3 nilai karakter dapat dikembangkan dan
budaya yang diterapkan di sekolah yaitu (1) budaya diintegrasikan melalui berbagai mata
akademik menghasilkan karakter seperti gemar pelajaran, maupun pengelolaan kelas.
membaca, rasa ingin tahu tinggi, pekerja keras, Pendidikan karakter dalam pembelajaran di
kreatif, dan mandiri (2) budaya sosial menghasilkan sekolah dasar terintegrasi semua mata
karakter seperti cinta damai, bersahabat, religius, pelajaran. Sasaran integrasinya adalah materi
pedui sosial, peduli lingkungan, bertanggung jawab, pelajaran, prosedur penyampaian, serta
jujur (3) budaya demokrasi menghasilkan karakter pemaknaan pengalaman belajar siswa. Peran
demokratis, toleransi, semangat kebangsaan dan guru dan sekolah sangat penting dalam
cinta tanah air yang besar. menjalankan programnya agar bisa dibangun
Penelitian yang dilakukan oleh Danang dan diterapkan langsung oleh siswa.
Prasetyo dan Marzuki (2019), hasil penelitian ini Berdasarkan beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa program pembinaan karakter tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
telah dilakukan melalui implementasi budaya penelitian di SD Negeri Panda Kabupaten
sekolah dirasa efektif pembentukan karakter peserta Bima karena belum pernah ada penelitian
didik di Sekolah Dasar. Budaya sekolah yang terkait dengan judul “implementasi
diterapkan dilaksanakan secara terprogram dan pendidikan karakter melalui budaya sekolah
spontanitas. Adapun budaya sekolah yang telah di SD Negeri Panda Kabupaten Bima Tahun
dilakukan melalui kegiatan: 1) ikrar Al Azhar, Ajaran 2021/2022”.
tadarus Alquran, salat berjamaah guna membentuk
karakter religius, 2) satu hari satu kata Arab, METODE
perpustakaan keliling guna membentuk karakter
gemar membaca, 3) gerakan sekolah hijau Jenis penelitian yang digunakan adalah
membentuk karater peduli lingkungan, 4) festival penelitian kualitatif deskriptif. Subjek
budaya jawa membentuk karakter cinta tanah air dan penelitian ini yaitu SD Negeri Panda, dengan
semangat narasumber antara lain kepala sekolah, guru,
kebangsaan, 5) budaya 5S (semangat, senyum, sapa, dan siswa. Teknik pengumpulan data yang
salam, sopan) membentuk karakter toleransi dan digunakan pada penelitian ini adalah
bersahabat, 6) aturan kelas, pemberian hadiah dan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
hukuman dalam rangka membentuk karakter Instrumen penelitian data yang digunakan
disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab. dalam penelitian ini berupa pedoman
Menurut Miftah et al (2020) karakter siswa observasi, wawancara dan dokumentasi.
akan terbentuk melalui kegiatan yang berulang- Teknik analisis data menggunakan model
ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaaan, Miles & Huberman meliputi pengumpulan
tidak hanya menjadi kebiasaan saja tetapi sudah data, reduksi data, penyajian data dan
menjadi suatu karakter. Maka dari itu, pendidikan penarikan kesimpulan.
karakter harus dilakukan sedini mungkin agar siswa
2291
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2292
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2293
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
melalui budaya sekolah di SD Negeri Panda dengan sampah dan tempat cuci tangan ini
melakukan aksi sosial yaitu menjenguk teman yang menunjukkan karakter peduli lingkungan
sakit, menggalang dana bagi membutuhkan dan yang telah diupayakan oleh SD Negeri Panda
takziah. Kegiatan spontan aksi sosial merupakann dalam mengimplementasikan pendidikan
cerminan karakter peduli sosial diupayakan sekolah karakter.
implementasi pendidikan karakter di sekolah.
Implementasi Pendidikan Karakter
Implementasi Pendidikan Karakter melalui melalui Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Pengkondisian a. Keteladanan Pembiasaan Disiplin
a. Memiliki Fasilitas untuk Beribadah Keteladanan yang ditunjukkan warga
SD Negeri Panda telah menyediakan fasilitas sekolah di SD Negeri Panda melalui
untuk ibadah yaitu Mushola. Di Mushola telah keteladanan pembiasaan berdisiplin. Hampir
disediakan alat-alat ibadah sholat seperti sarung, seluruh warga sekolah sudah menunjukkan
sajadah, dan rukuh, tujuannya untuk alat praga atau keteladanan untuk membiasakan berdisiplin
sebatas pengenalan kepada anak tentang alat-alat untuk datang ke sekolah tepat waktu sebelum
ibadah sholat. Pengkondisian tersedianya tempat pukul 07.00 WITA dan berpakaian rapi
ibadah menunjukkan karakter religius yang dengan memakai seragam dijadwalkan.
diupayakan oleh sekolah dalam Kegiatan ini menunjukkan karakter disiplin
mengimplementasikan pendidikan karakter. yang diupayakan sekolah dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter.
b. Menyediakan Kantin Kejujuran
SD Negeri Panda telah menyediakan kantin b. Keteladanan Pembiasaan Memelihara
kejujuran. Pada saat siswa membeli makanan di Kebersihan Lingkungan
kantin kejujuran, mereka langsung mengambil dan SD Negeri Panda sudah membiasakan
membayar sesuai harga makanan tersebut. Ada juga warga sekolah memelihara kebersihan dan
siswa langsung mengambil uang kembalian sendiri kelestarian lingkungan. Siswa menunjukkan
dengan sangat jujur. Pengondisian tersedianya keteladanan dalam memelihara kebersihan
kantin kejujuran ini mencerminkan karakter jujur lingkungan yaitu dengan melaksanakan piket
yang diupayakan oleh sekolah dalam pelaksanaan sesuai jadwal dan memiliki kesadaran untuk
pendidikan karakter di sekolah. membuang sampah pada tempatnya. Guru
juga telah memberikan keteladanan dan
c. Memiliki Tata Tertib Sekolah mengingatkan siswa untuk membiasakan
SD Negeri Panda telah memiliki tata tertib, membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan
dimana tiap-tiap kelas terdapat tata tertib. Tata tertib ini menunjukkan karakter peduli lingkungan
berisi aturan untuk siswa. Pengondisian tersedianya diupayakan sekolah dalam
tata tertib ini mencerminkan karakter disiplin yang mengimplementasikan pendidikan karakter.
diupayakan oleh sekolah dalam pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah. Pembahasan
Pelaksanaan pendidikan karakter di
d. Menyediakan Fasilitas dan Suasana sekolah terintegrasi melalui kegiatan rutin,
Menyenangkan untuk Membaca kegiatan spontan, keteladanan dan
SD Negeri Panda telah menyediakan fasilitas pengondisian. Hal ini sesuai dengan
dan suasana menyenangkan untuk membaca seperti penjelasan Kemendikbud (2017:13) bahwa
perpustakaan, dan pojok baca. Pengkondisian implementasi pendidikan karakter dapat
tersedianya fasilitas dan suasana menyenangkan dilakukan melalui berbagai cara, salah
membaca ini mencerminkan karakter gemar satunya yaitu melalui budaya sekolah yang
membaca yang diupayakan oleh sekolah dalam dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
mengimplementasikan pendidikan karakter. spontan, pengondisian, dan keteladanan
warga sekolah. Berikut ini merupakan
e. Menyediakan Tempat Pembuangan Sampah pembahasan mengenai implementasi
dan Tempat Cuci Tangan pendidikan karakter di SD Negeri Panda yang
SD Negeri Panda sudah menyediakan fasilitas dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan,
tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. keteladanan, dan pengondisian
Pengkondisian tersedianya tempat pembuangan
2294
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2295
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2296
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
besar nasional merupakan kegiatan yang baik. Moral sekolah dalam menanamkan karakter peduli
feeling pada saat siswa melakukan upacara dengan lingkungan. Pembiasaan ini sesuai dengan
khidmat dan tenang. Moral action siswa tertib dalam contoh pemetaan kegiatan rutin sekolah
melaksanakan upacara dari awal hingga akhir. disampaikan oleh Kemendiknas (2011:15)
yaitu pembiasaan melaksanakan jumat bersih
g. Program Wajib Baca atau Literasi merupakan salah satu kegiatan rutin dengan
Kegiatan rutin di SD Negeri Panda dalam mengembangkan nilai peduli lingkungan.
mengimplementasikan pendidikan karakter Pelaksanaan kegiatan Piket Kelas dan Jumat
dilakukan dengan melakukan gerakan literasi bersih ini mencakup komponen karakter
sekolah. Gerakan literasi sekolah merupakan moral knowing, moral feeling dan moral
program wajib baca dilakukan siswa dengan action sebagaimana yang diungkapkan
membaca buku selama 10-15 menit sebelum Lickona (2013:84). Moral knowing
kegiatan pembelajaran dimulai. Pada kelas I dan II ditunjukkan melalui pemahaman dan
kegiatan membaca dilakukan dengan membaca kesadaran warga sekolah bahwa Piket Kelas
bersama-sama. Sedangkan pada kelas III-VI dan Jumat bersih merupakan kegiatan
membaca dilakukan secara individu sesuai dengan kebersihan dan kelestarian lingkungan
buku diminati masing-masing siswa. sekolah yang baik dan rutin dilaksanakan di
Pembiasaan ini sesuai dengan contoh sekolah. Moral feeling ditunjukkan melalui
pemetaan kegiatan rutin sekolah disampaikan oleh sikap warga sekolah yang senang ketika
Kemendiknas (2011:15) yaitu pembiasaan melaksanakan kegiatan piket kelas dan Jumat
melaksanakan program baca literasi merupakan bersih dan melihat lingkungan sekolah bersih.
kegiatan rutin dengan mengembangkan karakter Moral action ditunjukkan melalui perilaku
gemar membaca. Pelaksanaan kegiatan literasi warga sekolah yang rutin ikut berpartisipasi
mencakup komponen karakter moral knowing, dalam melaksanakan kegiatan piket kelas dan
moral feeling dan moral action sebagaimana yang Jumat bersih.
diungkapkan Lickona (2013: 84). Moral knowing
ditunjukkan melalui pemahaman dan kesadaran i. Aksi Sosial Infaq
siswa akan pentingnya membaca agar memperoleh Kegiatan rutin yang dilakukan di SD
ilmu dan pengetahuan. Moral feeling ditunjukkan Negeri Panda daam upaya
melalui kemauan siswa untuk membaca. Moral mengimplementasikan pendidikan karakter
action ditunjukkan melalui sikap siswa yang dengan mengadakan kegiatan infaq. Kegiatan
melaksanakan kegiatan literasi secara rutin setiap infaq dilakukan warga sekolah, hasilnya
pagi sebelum pembelajaran di sekolah. digunakan untuk membeli hewan kurban,
untuk membantu saudara yang kebakaran
h. Pembiasaan Memelihara Kebersihan dan rumah di Desa Ngali, dan Ntonggu.
Kelestarian Lingkungan Sekolah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
Kegiatan rutin di SD Negeri Panda dalam yang dilakukan oleh peneliti bahwa kegiatan
mengimplementasikan pendidikan karakter infaq di sekolah ini telah berjalan dengan
dilakukan dengan melakukan piket kelas dan jum’at optimal. Kegiatan ini menunjukkan karakter
bersih. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peduli sosial diupayakan sekolah
bahwa pelaksanaan kegiatan rutin berupa Piket mengimplementasikan pendidikan karakter.
Kelas dan Jum’at bersih sudah berjalan dengan Pelaksanaaan kegiatan ini telah
optimal. Kegiatan piket kelas ini dilakukan siswa mencapai tahap moral knowing, moral feeling
tiap pagi sebelum pembelajaran sesuai jadwal yang dan moral action seperti pendapat Lickona
disepakati bersama ketua kelas. Sedangkan Kegiatan (2013:84) yang menyatakan bahwa
Jum’at bersih merupakan program cinta bersih internalisasi karakter mulia dilakukan melalui
lingkungan dilakukan oleh sekolah. Kegiatan Jumat tiga tahap yaitu moral knowing, moral feeling,
bersih dilakukan dengan membersihkan lingkungan dan moral action. Moral knowing ditunjukkan
seperti mencabuti rumput, menyapu halaman, dengan pengetahuan siswa bahwa kegiatan
membuang sampah, merawat dan menyiram infaq merupakan hal yang baik. Kegiatan
tanaman, membersihkan kaca jendela dan infaq merupakan salah satu cara bersyukur
membersihkan toilet. kepada Allah SWT dan membantu sesama
Pembiasaan melaksanakan piket kelas dan ciptaan-Nya. Moral feeling ditunjukkan
Jumat bersih ini merupakan salah satu indikator dengan sikap siswa ketika berinfaq dengan
2297
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
kesadaran menyisahkan uang saku jajannya untuk karakter religius yang diupayakan sekolah
berinfaq. Moral action ditunjukkan dengan perilaku dalam implementasi pendidikan karakter di
siswa yang ditunjukkan ketika berinfaq dengan sekolah. Hal ini sesuai dengan yang
sungguh-sungguh, tanpa paksaan dan secara ikhlas. diungkapkan oleh Wiyani (2013: 225) bahwa
Pembiasaan ketika melakukan infaq juga termasuk salah satu bentuk kegiatan pembiasaan
salah satu indikator sekolah dalam menanamkan spontan dalam penanaman karakter religius
karakter peduli sosial (Kemendiknas, 2010:26). yaitu memperingati siswa yang tidak
melaksanakan ibadah. Kegiatan spontan
j. Membuat Laporan Setiap Kegiatan dalam pembiasaan beribadah mencakup
Kegiatan rutin di SD Negeri Panda dalam komponen moral feeling sebagaimana yang
mengimplementasikan pendidikan karakter diungkapkan Lickona (2013:84). Moral
dilakukan membuat laporan setiap kegiatan. Sekolah feeling ditunjukkan melalui sikap siswa yang
membuat lapotan setiap kegiatan yang dilakukan ingat jika guru mengingatkan, dan takut
dalam bentuk lisan maupun tertulis. Laporan ketika ditegur oleh guru. Dengan memberikan
kegiatan dilakukan secara lisan melalui rapat dan peringatan dan teguran tersebut siswa
secara tertulis dengan membuat laporan diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan
pertanggungjawaban kegiatan. Kegiatan rutin yang seharusnya di lakukan sebagai umat
membuat laporan setiap kegiatan menunjukkan beragama yaitu melaksanakan ibadah sehari-
karakter tanggungjawab diupayakan oleh sekolah hari.
mengimplementasikan pendidikan karakter. Hal ini b. Kegiatan Spontan dalam Disiplin
sesuai dengan Kemendiknas (2010:26) yang Kegiatan spontan yang dilakukan
menyebutkan bahwa membuat laporan setiap dalam implementasi pendidikan karakter di
kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun SD Negeri Panda adalah kegiatan spontan
tertulis ini termasuk salah satu indikator sekolah dalam pembiasaan disiplin. Kegiatan spontan
dalam menanamkan karakter tanggungjawab. dilakukan dengan mengingatkan dan menegur
Pelaksanaaan membuat laporan setiap siswa untuk senantiasa disiplin dan menjaga
kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun ketertiban sekolah. Bila ada siswa tidak
tertulis ini mencakup komponen karakter yang baik menerampilkan perilaku disiplin Bapak/Ibu
meliputi moral knowing, moral feeling, dan moral Guru mengingatkan dan memberi nasehat
action seperti pendapat yang diungkapkan Lickona serta memberikan sanksi ketika siswa
(2013:84). Moral knowing ditunjukkan dengan melakukan hal yang kurang disiplin. Kegiatan
pemahaman dan kesadaran kepala sekolah dan guru ini mencerminkan karakter disiplin yang
pentingnya membuat laporan setiap kegiatan baik diupayakan oleh sekolah untuk ditanamkan
secara lisan maupun tertulis. Moral feeling dalam diri siswa. Hal ini didukung oleh
ditunjukkan dengan sikap dan kemauan kepala Wiyani (2013:224) menyatakan bahwa
sekolah dan guru untuk membuat laporan setiap kegiatan spontan yang dapat dilakukan adalah
kegiatan baik secara lisan dan tertulis. Moral action ketika mengetahui perilaku dan sikap siswa
ditunjukkan penyampaian laporan secara lisan oleh yang kurang baik, maka harus dikoreksi pada
kepala sekolah saat rapat dengan guru dan karyawan saat itu.
dan membuat laporan setiap kegiatan secara tertulis. Kegiatan memperingatkan siswa untuk
disiplin ini mencakup komponen moral
Kegiatan Spontan feeling seperti yang diungkapkan Lickona
Adapun implementasi pendidikan karakter (2013:85). Moral feeling ditunjukkan dengan
melalui budaya sekolah yang terintegrasi dalam sikap siswa yang takut ketika ditegur oleh
kegiatan spontan di SD Negeri Panda sebagai guru serta rasa malu terhadap teman-
berikut: temannya. Dengan adanya peringatan yang
diberikan oleh guru, maka siswa tersebut akan
a. Kegiatan Spontan dalam Melaksanakan menyadari perbuatannya tidak benar dan
Ibadah diharapkan tidak melakukan perbuatan itu
SD Negeri Panda melakukan kegiatan spontan lagi.
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk c. Kegiatan Spontan dalam Memelihara
melaksanakan ibadah berupa memperingatkan dan Kebersihan Lingkungan
mengingatkan siswa untuk melaksanakan ibadah Kegiatan spontan yang dilakukan
sholat Dzuhur. Kegiatan spontan ini menunjukkan kepala sekolah dan guru untuk membiasakan
2298
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2299
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
melatih kejujuran siswa dalam membayar makanan luar kelas. Hal ini didukung oleh
atau minuman yang mereka ambil. Kemendiknas (2010:26) menyebutkan bahwa
pengkondisian lingkungan dengan adanya
c. Memiliki Tata Tertib Sekolah tempat pembuangan sampah dan tempat cuci
SD Negeri Panda telah menyediakan fasilitas tangan ini termasuk salah satu indikator
tata tertib sekolah. Tiap-tiap kelas terdapat tata tertib. sekolah dalam menanamkan karakter peduli
Tata tertib berisi aturan-aturan untuk siswa. Hal ini lingkungan di sekolah. Wiyani (2013:222)
sesuai yang diungkapkan oleh Wiyani (2013:222) menyatakan bahwa sekolah harus
menyatakan bahwa sekolah harus dikondisikan dikondisikan sebagai pendukung kegiatan
sebagai pendukung kegiatan agar dapat mendukung agar dapat mendukung keterlaksanaan
keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter pendidikan budaya dan karakter bangsa.
bangsa. Pengkondisian dilakukan dengan Kegiatan pengkondisian ini dilakukan
menciptakan kondisi mendukung keterlaksanaan untuk menciptakan kondisi yang mendukung
pendidikan karakter. Zuriah (2011:87) keterlaksanaan pendidikan karakter. Lebih
menambahkan sekolah perlu dikondisikan dengan lanjut, Zuriah (2011:87) menambahkan
penyediaan sarana fisik. Sarana fisik yang ada di sekolah perlu dikondisikan dengan
sekolah tersebut salah satunya adanya tata tertib penyediaan sarana fisik. Sarana fisik yang ada
sekolah. Pengondisian tersedia tata tertib di sekolah itu adalah tersedianya tempat
mencerminkan karakter disiplin yang diupayakan pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
oleh sekolah dalam pelaksanaan pendidikan karakter Pengkondisian tersedianya tempat
di sekolah. pembuangan sampah dan tempat cuci tangan
ini menunjukkan karakter peduli lingkungan
d. Menyediakan Fasilitas dan Suasana yang telah diupayakan oleh SD Negeri Panda
Menyenangkan Untuk Membaca dalam mengimplementasikan pendidikan
SD Negeri Panda sudah menyediakan fasilitas karakter.
dan suasana menyenangkan untuk membaca berupa
fasilitas pojok baca dan perpustakaan. Kegiatan Keteladanan
Pengkondisian tersedia fasilitas dan suasana a. Keteladanan Pembiasaan Disiplin
menyenangkan untuk membaca ini mencerminkan Keteladanan yang ditunjukkan warga
karakter gemar membaca yang diupayakan sekolah sekolah di SD Negeri Panda melalui
mengimplementasikan pendidikan karakter. keteladanan pembiasaan berdisiplin, hampir
Pengkondisian ini sesuai dengan perkataan seluruh warga sekolah sudah menunjukkan
Wiyani (2013:222) sekolah harus dikondisikan keteladanan dalam berdisiplin waktu untuk
sebagai pendukung kegiatan agar mendukung berangkat tepat waktu. Hal ini sesuai dengan
keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter yang diungkapkan oleh Wiyani (2013:223)
bangsa. Pengkondisian dilakukan menciptakan pembiasaan keteladanan yang dapat
kondisi mendukung keterlaksanaan pendidikan dilakukan guru dan siswa adalah berangkat
karakter gemar membacahal ini didukung oleh tepat waktu. Semua warga sekolah harus
pendapat Kemendiknas (2011:15) bahwa berada di sekolah sebelum kegiatan
pengkondisian sekolah menyediakan fasilitas dan pembalajaran dimulai.
suasana menyenangkan membaca merupakan contoh Pelaksanaan pembiasaan keteladanan
penjabaran kegiatan pengembangan budaya sekolah dengan datang ke sekolah tepat waktu ini
dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui mencakup komponen karakter moral
kegiatan pengembangan diri yaitu pengondisian. knowing, moral feeling dan moral action.
Selain itu pengkondisian sekolah menyediakan Sebagaimana yang diungkapkan Lickona
fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca (2013: 84). Moral knowing ditunjukkan
termasuk salah satu indikator sekolah menanamkan melalui pemahaman dan kesadaran warga
karakter gemar membaca (Kemendiknas, 2010:26). sekolah bahwa berangkat tepat waktu
merupakan kegiatan baik dan tercantum
e. Menyediakan Tempat Pembuangan Sampah dalam tata tertib. Moral feeling ditunjukkan
dan Tempat Cuci Tangan melalui sikap warga sekolah malu ketika
SD Negeri Panda telah memiliki tempat terlambat berangkat ke sekolah. Moral action
pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. ditunjukkan melalui perilaku warga sekolah
Tempat pembuangan sampah dan cuci tangan ada di yang selalu berangkat ke sekolah lebih awal.
2300
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2301
Putri et al (2022). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7 (4): 2289 – 2302
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v7i4.964
2302