Anda di halaman 1dari 9

P a g e | 83

Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)


Volume 3 No. 1 2020

Pelaksanaan Program Boarding school dalam Pembentukan


Karakter Siswa di SMA 3 Painan
Septania Caesaria Setiadi, Junaidi Indrawadi,
Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Padang
E-mail: septaniacs64@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Program Boarding school
dalam pembentukan karakter siswa di SMA 3 Painan. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan informan penelitian yang terdiri dari Kepala Sekolah, Kepala
Asrama, Wakil Kesiswaan, Guru Pkn, Pembina Asrama Putra dan Putri, peserta didik
beserta orang tua siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi ,
wawancara dan studi dokumentasi. Jenis data menggunakan data primer dan data sekunder.
Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Kemudian
teknik analisis data dilakukan dengan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program
Boarding school terhadap pembentukan karakter siswa secara keseluruhan dikatakan cukup
baik karena di Boarding school telah dilakukan pembinaan karakter melalui berbagai bentuk
kegiatan rutin baik disekolah maupun di asrama. Pertama, melalui kegiatan akademik seperti
disiplin waktu saat melaksanakan pembelajaran, membiasakan salam dan jujur ketika
melaksanakan ujian. Kedua, melalui kegiatan keagamaan seperti melaksanakan sholat fardhu
bejamaah dimesjid, sholat dhuha, Tafiz Alquran, Forum Annisa, Puasa Senin Kamis, Imtaq
dan Sahabat Taklim. Ketiga, melalui kegiatan Ekstrakurikuler seperti budidaya tanaman,
kewirausahaan, karawitan, solo song, tarian, O2SN dan lainnya. Meskipun demikian
didalam hasil penelitian masih ditemukan kendala pada pelaksanaan program tersebut yaitu
beberapa siswa masih kurang disiplin dalam mentaati program yang telah dibentuk di sekolah
dan asrama.
Kata Kunci: boarding school, karakter, SMA 3 Painan

ABSTRACT

This article aims to describe the Implementation of the Boarding school Program in
shaping the character of students in SMA 3 Painan. This research uses descriptive qualitative
research method with informants consisting of the principal, Head of Boarding, Student
Representative, Teachers, Guidance for Male and Female Dormitory, Students and Parents.
Data collection techniques used by observation, interview and study documentation
techniques. This type of data uses primary data and secondary data. The data validity test in
this study uses a data triangulation technique. Then the data analysis technique is carried out
84 |pelaksanaan program..

with three activities, namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. The
results showed the implementation of the Boarding school Program to the formation of overall
student character is said to be quite good because in the boarding school character training
has been carried out through various forms of routine activities both at school and in the
dormitory. First, through academic activities such as time discipline when carrying out
learning, familiarizing greetings and honesty when conducting examinations. Second,
through religious activities such as prayer at the mosque, duha prayer, Tafiz Alquran, Annisa
Forum, Fasting every Monday and Thursday, Imtaq and Friends of the lime. Third, through
extracurricular activities such as plant cultivation, entrepreneurship, musical instruments,
solo songs, dances, O2SN and others. The results of the study still found obstacles in the
implementation of the program that some students still lack discipline in adhering to
programs that have been formed in schools and dormitories.
Keywords : : boarding school, character, high school
This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
©2019 by author.

Received: Des 26 2019 Revised: Jan 22 2020 Accepted: Feb 17 2020

PENDAHULUAN sekolah hanya dilakukan selama tujuh


Pendidikan dalam hingga delapan jam di sekolah.
pelaksanaannya harus memperhatikan Sementara waktu peserta didik lebih
pendidikan formal (sekolah), non banyak dihabiskan di lingkungan
formal, maupun pendidikan informal informal, baik dalam keluarga atau
(keluarga) dalam upaya masyarakat.
menumbuhkembangkan karakter Dengan adanya Undang-
peserta didik. Namun pada Undang tentang Sistem Pendidikan
kenyataannya, pendidikan di Nasional No. 20 Tahun 2003, maka
Indonesia saat ini hanya misi besar pendidikan nasional
mementingkan pada peran menuntut semua pelaksana
pendidikan formal melalui sekolah pendidikan memiliki kepedulian yang
untuk mengembangkan potensi yang tinggi akan masalah moral atau
dimiliki setiap anak, mengawasi karakter. Menurut Zubaedi (2011:9)
perkembangan serta perilaku anak, karakter adalah keterpaduan dari
pembentukan watak dan karakter semua tabiat manusia yang bersifat
anak, serta cenderung melupakan tetap, yang menjadi identitas khusus,
peran pendidikan informal di keluarga sehingga mampu membedakan orang
yang merupakan pendidikan pertama yang satu dengan yang lainnya.
dan utama bagi setiap anak. Sedangkan pendidikan karakter
Jika melihat hal tersebut menurut pendapat Sari (2017:24)
tentunya merupakan suatu pendidikan karakter sebagai usaha
keprihatinan dalam proses pendidikan sengaja untuk membantu
kita saat ini khususnya bagi peserta pengembangan karakter penanaman
didik karena pendidikan di tingkat akhlak terpuji.
P a g e | 85
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 3 No. 1 2020
Upaya yang bisa dilakukan munculah sekolah sekolah yang
untuk pembinaan karakter peserta menegakkan sistem sekolah berasrama
didik di antaranya adalah dengan atau yang disebut dengan Boarding
memaksimalkan fungsi mata pelajaran school. Salah satu sekolah yang
yang syarat dengan materi pendidikan menggunakan sistem berasrama
karakter (akhlak atau nilai) seperti peneliti temukan di SMA N 3 Painan
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut
Kewarganegaraan. Di samping itu, Maksudin (2013) Boarding school
pendidik harus mampu mendesain merupakan lembaga sosial yang
setiap proses pembelajaran di kelas memiliki fokus utama pada
dengan mengintegrasikan pendidikan pembentukan karakter peserta didik.
karakter di dalamnya. Untuk Boarding school atau sekolah berasrama
mendukung proses pembinaan ini merupakan lembaga pendidikan di
karakter di kelas perlu juga dibangun mana para siswa tidak hanya belajar,
budaya sekolah yang dapat membawa tetapi juga bertempat tinggal dan
peserta didik melakukan proses hidup menyatu di lembaga tersebut
pembiasaan dalam membangun selama masa studi.
karakter mulia. Dengan demikian apa Dengan adanya Boarding school
yang dikhawatirkan oleh Warman, penanaman karakter pada anak
dkk (2019) dalam penelitiannya yaitu memberi ruang untuk membentuk
bahwa peserta didik saat ini tidak lagi karakter anak yang lebih baik. Siswa
memiliki karakter yang kuat dan yang belajar dengan basis boarding
berdampak pada ketidakpedulian dan school akan terkontrol aktivitasnya dan
sikap apatis terhadap lingkungan terlatih jiwa kebersamaan, sosial dan
masyarakat sekitar. karakternya, karena didampingi oleh
Dalam upaya menerapkan seorang guru asrama. Menurut Amri,
pendidikan karakter, sekolah sebagai dkk (2011:42) “Pembentukan karakter
suatu lembaga pendidikan di tingkat dapat dimulai sejak anak usia dini,
formal berusaha melakukan berbagai sehingga karakter anak mudah
inovasi untuk menerapkan terbentuk. Sebenarnya pembentukan
pengembangan pendidikan karakter bukan hanya tugas guru tetapi orang
dengan pendidikan secara terpadu, tua pun sangat berperan”.
yaitu melalui sistem pendidikan Permasalahan yang terdapat
berbasis asrama (boarding school). Salah dalam proses pembentukan karakter
satu caranya adalah melalui sistem di SMA 3 Painan yaitu siswa siswi
boarding school yang merupakan
masih kurang kedisiplinannya dalam
lembaga sosial yang memiliki fokus
mentaati aturan atau program yang
utama pada pembentukan karakter ada di Boarding school sehingga pihak
peserta didik, selain mendapatkan
sekolah maupun guru di asrama yang
pengetahuan umum di sekolah.
akan membantu dalam
Akan tetapi pada realitanya mengembangkan karakter positifnya
peserta didik lebih banyak sesuai dengan visi dan misi dari
menghabiskan waktunya di luar masing-masing boarding school dan
sekolah dalam menjalani rutinitas juga sejalan dengan tujuan pendidikan
sehari-hari (Rizkiani: 2012). Sehingga nasional. Maka dengan integritas
86 |pelaksanaan program..

pembelajaran karakter ke dalam Hidayat (2016) dalam penelitiannya


beberapa kegiatan di sekolah menyatakan bahwa santri
khususnya boarding school memberikan membiasakan salat tepat waktu,
jalan kemudahan dalam membiasakan makan tepat waktu, dan
mengembangkan karakter siswa. santri membiasakan olah raga pagi
hari setelah salat shubuh dan
Beberapa penelitian terdahulu
pembiasaan-pembiasaan lainnya”.
yang relevan dengan penelitian ini
yaitu penelitian Anggara Vendi Oleh karena itu berdasarkan
Ridwan (2014) dengan judul beberapa penelitian terhadulu yang
“Implementasi Pendidikan Akhlak peneliti dapatkan diatas nantinya
Sistem Boarding school dan Fullday dapat sebagai bahan acuan peneliti
School di SMP IT Abu Bakar dalam melakukan penelitian
Yogyakarta”. Hasil penelitian yaitu selanjutnya dengan tempat penelitian
“pendidikan akhlak di SMP dilakukan yang berbeda. Peneliti mengangkat
melalui 3 hal yaitu melalui konsep tema penelitian yaitu Pelaksanaan
keterpaduan, pendekatan akhlak Program Boarding school dalam
dalam setiap pelajaran maupun pembentukan karakter siswa.
kegiatan dan independen sebagai METODE PENELITIAN
pelajaran tersendiri, serta peraturan
yang berlandaskan pada AL-Qur’an Metode Penelitian yang
dan As-Sunnah. Penelitian oleh Wuri digunakan adalah metode penelitian
Wuryandani, dkk (2016) dengan judul kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian
“Implemetasi pendidikan karakter yaitu di SMA Negeri 3 Painan
kemandirian di Muhammadiyah Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian
Boarding school”. Menyatakan bahwa ini menggunakan teknik observasi,
kebijakan untuk membangun wawancara, dan studi dokumentasi.
kemandirian dalam diri santri Teknik pengumpulan data
dilakukan lewat kemandirian belajar, menggunakan teknik observasi yaitu
mengatur diri pribadi dan peneliti mengamati pelaksanaan
memenajemen waktu. Serta dalam program Boarding school dalam
proses pembelajaran guru pembentukan karakter siswa di SMA
menggunakan strategi penugasan N 3 Painan. Sedangkan teknik
yang menuntut santri untuk secara wawancara peneliti mengadakan
mandiri. wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur yang
Selanjutnya Penelitian oleh dilakukan dengan Kepala Sekolah,
Khalidy, dkk (2014) dengan judul Kepala Asrama, Wakil Kesiswaaan,
“Pengelolaan pendidikan karakter Guru Pkn, Pembina Asrama Putra -
berbasis Boarding school” menyatakan Putri, peserta didik beserta orang tua
bahwa pengelolaan pendidikan siswa dan peneliti juga menggunakan
karakter dalam basis boarding school studi dokumentasi yang berbentuk
terbukti efektif dibuktikan dengan foto foto kegiatan pelaksanaan
berbagai pembiasaan yang dilakukan pendidikan karakter serta absensi
yaitu pada kedisiplinan dalam mandi, peserta didik baik di sekolah maupun
makan, sholat dan belajar pada waktu di asrama. Data yang diperoleh selama
yang ditetapkan, serta dilatih penelitian akan diperiksa
mengemukakan pendapat. Menurut
P a g e | 87
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 3 No. 1 2020
menggunakan teknik triangulasi kan karakter di
sumber. Teknik analisa data dilakukan karakter laksanakan.
peserta
dengan cara reduksi data, penyajian
didik.
data, dan penarikan kesimpulan 2. Sumber Sumber Cukup baik,
HASIL DAN PEMBAHASAN daya daya baik dari segi
terbagi sumber daya
1.Pelaksanaan Program Boarding atas manusia,
school dalam Pembentukan Karakter Sumber sumber daya
Siswa di SMA 3 Painan daya sarana dan
manusia, prasarana dan
Pelaksanaan Program Boarding sarana sumber daya
school dalam pembentukan karakter dan finansial dalam
prasarana, pelaksanaanny
siswa di SMA 3 Painan dimulai sejak
serta a.
tahun 2011 dimana SMA N 3 Painan Pendanaa
telah menerapkan sistem sekolah yang n dalam
berasrama. SMA ini menetapkan Pelaksana
program yang dipadukan di sekolah an
Program
dan diasrama yaitu melalui kegiatan
Boarding
akademik, kegiatan keagamaan dan school.
kegiatan keterampilan, serta sudah ada 3. Disposisi Disposisi Cukup baik,
ketentuan yang diperlakukan dalam merupaka dikarenakan
menerapkan pendidikan karakter. n pihak
sikap dan pelaksana baik
Peneliti menganalisa berdasarkan
keseriusa disekolah
Teori Edward III yang terdiri dari n dari maupun di
empat komponen yaitu komunikasi, pihak asrama sudah
sumber daya, disposisi, dan struktur pelaksana serius dalam
birokrasi, yang dapat dilihat di tabel dalam melaksanakan
berikut: menjalank program
an yang pendidikan
Tabel 1 menjadi karakter siswa.
Pelaksanaan Program Boarding school Porgram
dalam Pembentukan Krakter siswa di Boarding
SMA 3 Painan. school
N Aspek Deskripsi Capaian 4. Struktur Struktur sudah baik,
o Birokrasi birokrasi dikarenakan
yaitu dari pihak
1. Komuni Sudah baik,
tersediany sekolah sudah
kasi Komunik dikarenakan
a struktur Memiliki
asi yaitu Sosialisasi yang
organisasi struktur
adanya diadakan oleh
khusus Birokrasi untuk
Penyamp pihak sekolah
yang Mengatur
aian telah
Bekerja pelaksanaan
informasi mengkomunika
sesuai program
Terkait sikan pada
pelaksana pendidikan
proses seluruh
an karakter
pelaksana pelaksana
program sampai ke
an bahkan pada
yang ada pelaksanaan
program orang tua dan
Boarding di untuk program
peserta didik
school Boarding pendidikan
baru sebelum
dalam school. karakter di
program
pembentu asrama
pendidikan
88 |pelaksanaan program..

Berdasarkan empat poin sungguh sehingga dapat mencapai


tersebut, poin Pertama adalah tujuan pelaksanaa program boarding
komunikasi. Komunikasi berdasarkan school. Disposisi merupakan sikap,
model implementasi George C. komitmen, dan keseriusan dalam
Edward dalam Agustino (2012: 149) melaksanakan suatu kebijakan.
merupakan salah satu variabel yang Keempat, struktur birokrasi dalam
dapat menentukan keberhasilan Mulyadi (2016: 72) yaitu berhubungan
tujuan dari sebuah pelaksanaan dengan Standard Operating Procedur
program boarding school dalam (SOP) atau pedoman dalam
pembentukan karakter siswa. pelaksanaan kebijakan yang telah
Komunikasi dalam pelaksanaan dibagi sesuai keahlian masing-masing.
program tersebut didapatkan melalui Selain empat poin di atas, dalam
sosialiasi dalam pelaksanaan program hasil penelitian telah ditemukan
boarding school dalam pembentukan bentuk pelaksanaan program boarding
karakter siswa dan sudah berjalan school dalam pembentukan karakter
cukup baik. Dimana sudah diberikan siswa di SMA 3 Painan dengan
sosialisasi dari pihak sekolah pada dilakukan pembinaan karakter melalui
pihak asrama maupun peserta didik kegiatan akademik, keagamaan dan
serta orang tua dan masyarakat ekstrakurikuler sebagai berikut :
setempat terkait pelaksanaan program
yang akan dibentuk di Boarding school 1. Pelaksanaan pendidikan
sebelum peserta didik melaksanakan karakter melalui kegiatan
program tersebut. akademik
Kedua, sumber daya dalam Bentuk pelaksanaan pendidikan
Mulyadi (2016: 68) merupakan hal karakter di SMA 3 Painan telah
yang penting dalam suatu pelaksanaan diimplementasikan dengan kegiatan
kebijakan, baik sumber daya manusia belajar mengajar di sekolah.
maupun sumber daya non manusia. Pelaksanaan kegiatannya menyangkut
SDM yang dilihat dari kualifikasi dan kegiatan didalam kelas
kuantitas pelaksana disekolah (intrakurikuler) dan ada yang di luar
maupun diasrama sudah memadai. kelas (ekstrakurikuler). Diajarkan
Sedangkan dari segi sarana dan pembinaan dengan menggunakan
prasarana baik diasrama dan disekolah metode keteladanan datang tepat
dikatakan juga sudah cukup baik. Hal waktu dan pembiasaan bersalaman
ini terlihat dari sekolah yang sudah pada guru. Serta menggunakan
memiliki kehijauan untuk kesehatan metode nasehat atau teguran ketika
mata dan kondisi bangunan di asrama ada peserta didik yang tidak disiplin
yang cukup besar. Selanjutnya untuk sehingga karakter yang diharapkan
sumber daya finansial dalam dalam pelaksanaan pendidikan
pelaksanaan sudah terlaksana dengan karakter melalui kegiatan
baik yang bersumber dari Dana pembelajaran ini telah tertanam secara
Bantuan Operasional Sekolah (BOS). langsung yaitu nilai karakter disiplin,
tanggung jawab dan kejujuran peserta
Ketiga, disposisi dalam didik melaksanakan pembelajaran.
Mulyadi (2016: 70) merupakan
kemauan, dan kecendrungan sikap Hasil penelitiannya
para pelaksana secara sungguh- menyatakan bahwa pendidikan
P a g e | 89
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 3 No. 1 2020
karakter melalui kegiatan akademik dibimbing oleh guru disekolah
ini, guru telah mengintegrasikan nilai- melainkan juga dibimbing oleh para
nilai yang ingin ditanamkan kepada ustad dan ustadzah sebagai pengasuh
peserta didik ke dalam materi diasrama.
pelajaran dan dalam interaksi antara Pelaksanaan kegiatan sesuai
guru dan peserta didik. Dengan dengan komitmen dengan waktu yang
demikian pengajaran nilai tidak sudah dijadwalkan. Dalam pembinaan
sekedar teori, tetapi langsung keagamaan ini tentunya nilai karakter
dipraktekan dan dilihat kaitannya yang diharapkan adalah nilai
dengan hal-hal lain. Strategi ini juga religiusnya, disiplinnya, tanggung
turut melatih kemampuan berpikir jawabnya dan kejujuran didalam
peserta didik secara kritis, sehingga peserta didik melaksanakan ibadah.
mereka mampu menganalisis nilai Guru sebagai pengasuh yang sudah
yang ada dalam setiap peristiwa. dipertanggung-jawabkan dalam
Disamping itu, hendaknya guru dapat pembinaan sudah dipercayakan oleh
meyakinkan adanya perbedaan nilai sekolah. Oleh karena itu kegiatan
yang dipelajari dan diyakini peserta keagamaan ini merupakan salah satu
didik, kemudian menunjukkan nilai pembentukan karakter peserta didik
yang diyakini dirinya sebagai nilai yang akan mengarahkan mereka agar
yang penting. bisa jadi anak didik yang dibanggakan
2. Pelaksanaan pendidikan oleh orang tuannya. Sekaligus untuk
karakter melalui kegiatan mengembangkan nilai-nilai
keagamaan spritualnya.
Kegiatan rutin di bidang 3. Pelaksanaan pendidikan
keagamaan ini merupakan salah satu karakter melalui kegiatan
kegiatan pembentukan karakter yang ekstrakurikuler
akan mengarahkan mereka ke hal-hal Ekstrakulikuler merupakan
yang lebih baik. Melalui kegiatan yang diselenggarakan diluar
pengembangan karakter religiusnya jam pelajaran wajib yang bertujuan
maka akan menghasilkan peserta didik untuk memperdalam dan memperluas
yang memiliki ahlak mulia, pengetahuan siswa yang berhubungan
melaksanakan ajaran agam islam dan dengan materi yang dipilih.
menghindarkan mereka ke hal-hal Ekstrakulikuler merupakan bagian
yang akan berakibat dosa. Dari hasil pendidikan berbasis luas (broad base
temuan peneliti pelaksanaan kegiatan
education). Dengan demikian,
keagamaan sudah sesuai dengan kegiatan ekstrakulikuler merupakan
jadwal yang di tentukan dengan pusat
proses yang dilakukan secara sadar
pelaksanaannya di mesjid dan juga di
dan sistematis dalam membudayakan
asrama yang berada dekat dengan
siswa agar memiliki kedewasaan
sekolah. Bentuk kegiatan keagamaan sebagai bekal kehidupannya. Dengan
yang dilaksanakan mulai dari tahfiz
kegiatan ekstrakulikuler diharapkan
quran, sahabat taklim, puasa senin
agar kemampuannya diberbagai
kamis, muhadarah, salat tahajud, dan
bidang. Selain itu digunakan untuk
forum Annisa. Dalam melakukan
memupuk keimanan dan ketakwaan
pembinaan karakter disini tidak hanya
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
90 |pelaksanaan program..

berbudi pekerti luhur, memiliki kegiatan telah mengacu pada


pengetahuan dan ketrampilan, perencanaan program boading school
mengembangkan kesehatan jasmani pembinaan karakter melalui kegiatan
dan rohani, kepribadian unggul dan akademik, keagamaan dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab ekstrakurikuler sudah berjalan sesuai
kemasyarakatan dan kebangsaan. perencanaan dan harapan. Melalui
berbagai macam kegiatan tersebut
Terdapat bermacam-macam
secara langsung telah ditanamkan nilai
kegiatan ekstrakulikuler di SMA 3
nilai karakter yaitu diantaranya nilai
Painan dalam membentuk karakter
karakter religius, disiplin, jujur,
siswa yaitu kegiatan budidaya
mandiri, tanggung jawab serta sikap
tanaman, O2SN, kewirausahaan, tari,
dan perilaku yang patuh dalam
solo song dan lain lain. Berdasarkan
melaksanakan ajaran agama yang
hasil penelitian di lokasi, segala bentuk
dianutnya.
kegiatan ekstrakulikuler telah
mengemban misi pendidikan dalam Perilaku yang didasarkan pada
rangka mendidik para siswa dan upaya menjadikan dirinya sebagai
bukan untuk tujuan lain. Oleh karena orang yang dapat dipercaya dalam
itu kegiatan ekstrakulikuler harus perkataan, tindakan dan pekerjaan.
mempunyai tujuan yang sama atau Serta nilai kemandirian dan tanggung
mendukung pencapaian tujuan jawab seseorang untuk melaksanakan
pendidikan di sekolah secara tugas dan kewajibannya yang
keseluruhan, termasuk pendidikan seharusnya dia lakukan terhadap diri
karakter. sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan
Strategi yang dapat dibentuk untuk
Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu,
membentuk karakter siswa melalui
demi kemajuan boarding school, maka
kegiatan ekstrakulikuler yaitu
perlu ditingkatkan lagi kerjasama
pembimbing melakukan interversi
antara pihak pelaksana dengan peserta
melalui pemberian pengarahan,
didik dalam mengoptimalkan
petunjuk, dan bahkan memberlakukan
program pendidikan karakter di SMA
aturan ketat agar dipatuhi oleh siswa
3 Painan.
yang mengikutinya. Kemudian
dengan pemberian keteladananan. DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan tahapan pelaksanaan Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar
kegiatan ekstrakurikuler dalam Kebijakan Publik. Bandung:
pembentukan karakter siswa meliputi Alfabeta.
perencanaan, implementasi rencana, Amri, dkk. 2011. Implementasi
dan evaluasi pendidikan karakter dalam
KESIMPULAN pembelajaran. Jakarta: PT
Pustakaraya
Pelaksanaan program Boarding
Anggara Vendi Ridwan. 2014.
school dalam pembentukan karakter di
“Implementasi Pendidikan
SMA 3 Painan secara keseluruhan
Akhlak Sistem Boarding school
cukup baik. Terutama dari segi
dan Fullday School di SMP IT
komunikasi, sumber daya, disposisi,
Abu Bakar Yogyakarta. Skrispsi
dan struktur birokrasi sudah
dilakukan dengan baik. Selain itu
P a g e | 91
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 3 No. 1 2020
Yogyakarta. FITDK Universitas school. Cakrawala Pendidikan
Islam Negeri Sunan Kalijaga XXXV No 2.
Rizkiani Anisa. 2012. Pengaruh Sistem Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Boarding school Terhadap Karakter: Konsepsi dan
Pembentukan Karakter Pesera Aplikasi dalam Lembaga
Didik. Jurnal Pendidikan Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Universitas Garut . Volume 6
No 1.
Hidayat, Nur. 2016. Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui
Pembiasaan di Pondok
Pesantren Pabelah. Jurnal
pendidikan Sekolah Dasar.
Volume 2 No 1
Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter
Non-Dikotomik. Yogyakarta:
Pustak Belajar.
Mulyadi, D. 2016. Studi Kebijakan
Publik dan Pelayanan Publik.
Bandung: Alfabeta.
Sari, Dewi Purnama. 2017.
‘’Pendidikan Karakter Berbasis
Al-Qur’an”. Jurnal Islamic
Counseling, 1(01):24
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Qhalidy Shodiq, dkk. 2014.
Pengelolaan Pendidikan
Karakter Berbasis Boarding
school . Jurnal Manajemen
Pendidikan. Volume 9 No 1
Warman, J. S., Mardian, V., Suryani, L.,
& Irwan, F. R. F. I. 2019.
Program Pelatihan Penigkatan
Kemampuan Bahasa Inggris
Anak-Anak Panti Asuhan
Melalui Pemberdayaan
Mahasiswa. - Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat Vol. 3, No.
2 Desember 2019, Hal. 280-285
Wuryandani Wuri, dkk. 2016.
Implementasi Pendidikan
Karakter Kemandirian Di
Muhammadiyah Boarding

Anda mungkin juga menyukai