Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN BOARDING SCHOOL DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER
(Studi kasus SMP Sabilillah dan SMP Darussyahid Sampang)

Herli Susanto
Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Gresik

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah sikap moral yang merupakan persoalan yang
rumit, untuk itu perlu ditangani berdasarkan data yang tepat dan akurat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis dan mendeskripsikan tentang manajemen boarding school di SMP Sabilillah dan
SMP Darussyahid Sampang dalam pembentukan karakter peserta didik. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data berasal dari informan (kepala sekolah, guru, ustadz
atau ustadzah, dan peserta didik), observasi dan dokumen. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengujian data dengan teknik
triangulasi. Teknik analisis data menggunakan tahapan kondensasi data, penyajian dan verifikasi.
Penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter di SMP Sabilillah dan SMP Darussyahid
Sampang yang terintegrasi dalam kegiatan peserta didik di sekolah formal dan di asrama/pondok.
Pengawasan ditujukan pada penerapan aturan karakter peserta didik. Hasil penelitian disimpulkan
bahwa pembentukan karakter peserta didik tidak terlepas dari adanya peranan boarding school.
Boarding school dapat membentuk perilaku religius, sopan santun, disiplin, jujur, tanggung jawab,
kemandirian, cinta tanah air dan peduli lingkungan. Saran pada penelitian bagi sekolah seluruh
stakeholder agar membangkitkan semangat dalam komitmen bersama untuk melakukan konsolidasi,
koordinasi, dan pemberdayaan semua unsur SDM sekolah dan asrama/pondok guna membangun
kerjasama untuk kemajuan sekolah dan mutu layanan pendidikan karakter.

Kata Kunci: Manajemen, boarding school, pembentukan karakter

I. PENDAHULUAN komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah,


TV, radio dan non formal seperti intraksi
1.1 Latar Belakang
peserta didik dengan masyarakat sekitar.
Pendidikan adalah segala kegiatan Undang- undang Nomor 20 tahun 2006 tentang
pembelajaran yang berlangsung sepanjang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3,
hayat dan wajib bagi siapa saja, kapan saja dan menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
dapat dilakukan di mana saja karena itu nasional adalah untuk mengembangkan potensi
pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang peserta didik agar menjadi manusia yang
sangat penting, melalui pendidikan seseorang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
akan dapat terangkat harkat dan derajatnya. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Proses pendidikan dapat berlangsung secara cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
formal, informal berbagai kontak dengan media bertanggungjawab. Dari uraian tersebut dapat

1
diketahui bahwa peserta didik diharapkan tidak pasal 3 tentang rumusan fungsi dan tujuan
hanya mempunyai kemampuan akademik saja pendidikan nasional Indonesia, bahwa:
melainkan juga kemampuan non akademik. Pendidikan nasional berfungsi
Beberapa permasalahan yang terjadi dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk
dunia pendidikan seperti meluasnya peredaran watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
obat terlarang, sex bebas ketika peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
pulang sekolah, perkelahian antar pelajar dan bertujuan untuk berkembangnya potensi
kenakalan remaja. Selain itu dampak lain peserta didik agar menjadi manusia yang
adalah pesatnya perkembangan ilmu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
pengetahuan dan teknologi yang dipergunakan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
secara negatif oleh para peserta didik. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Proses penanganan gambaran segala negara yang demokratis serta bertanggung
bentuk negatif di atas menjadi tugas dan jawab
tanggung jawab pendidikan nasional yang Pendidikan yang menggabungkan
secara integral menjadi bagian dari aktifitas antara sekolah dan pesantren merupakan salah
kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai satu solusi terbaik bagi orangtua dalam
bentuk memajukan suatu bangsa, Indonesia menfilter perkembangan zaman yang kian hari
telah merumuskan kebijakan pendidikan kian menusuk tajam pada budaya yang ada di
nasionalnya sebagaimana yang tertuang dalam Indonesia, tentunya ini dapat merusak moral
UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem peserta didik jika tidak di hadapi dengan bijak.
pendidikan nasional yang merupakan Bukan hanya sebagai ajang untuk menfilter
penjabaran atau turunan dari tujuan kebijakan perkembangan zaman, namun untuk pula
pendidikan nasional bangsa Indonesia dalam mencapai keunggulan, baik dari aspek
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, akademik, non akademik, maupun pribadi yang
sebagaimana yang tertuang didalamnya ada kuat. Untuk mencapai maksud dari pendidikan
dua pokok pendidikan nasional bangsa tersebut tidaklah mudah. Di dalam kehidupan
Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan asrama diberlakukan kegiatan seperti
bangsa dan pendidikan dan pendidikan adalah dipesantren. Pada umumnya tata tertib yang
hak seluruh rakyat Indonesia. ada di sekolah berasrama sama dengan yang
Setiap warga Indonesia berhak atas ada di pesantren
pendidikan tersebut serta tidak ada jurang Pembentukan karakter diharapkan bisa
pemisah antara yang kaya dan miskin. Sistem mewujudkan generasi yang bisa dibanggakan
pendidikan ini bersifat demokratis, kepribadiannya. Karakter itu bisa diubah dan
memberikan hak bagi setiap warga Indonesia dibentuk sedini mungkin, melalui sekolah,
sebagaimana yang tertuang dalam UUD 31 keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu
ayat 1 bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak sistem boarding school merupakan alternatif
mendapatkan pendidikan” dan dikuatkan secara yang tepat dalam pembentukan karakter peserta
real dan tegas dalam Undang-undang Sistem didik. Meskipun peserta didik mendapatkan
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pengetahuan di sekolah, akan tetapi pada

2
realitanya peserta didik lebih banyak sebagaimana di pesantren. Tata tertib di asrama
melakukan aktifitas di luar sekolah. Disinilah pun sama dengan di pesantren pada umumnya.
peran pendidikan pembiasaan dengan melalui Selain itu asrama juga memiliki pengasuh yang
sistem boarding school dalam penanaman dikenal sebagai pembina asrama.
karakter peserta didik, yang pada akhirnya Pelaksanaan boarding school di SMP
akan membentuk karakter peserta didik yang Sabilillah dan SMP Darussyahid Sampang
baik dan menjadi generasi penerus bangsa. belum menjadi etos kerja pada umumnya
Penulis memilih penelitian boarding pendidikan di lingkungan wilayah Sampang.
school ini karena secara umum pembentukkan Selain itu, pelaksanaan boarding school di
karakter peserta didik di asrama ini sangat baik. SMP Sabilillah dan SMP Darussyahid
Yang secara realita peserta didik aktif dalam Sampang pola pendidikan yang ada tetapi
melaksanakan kegiatan baik di dalam jarang pada setiap daerah termasuk di
pembelajaran maupun di dalam asrama. Hal ini Sampang. Perilaku organisasi boarding school
dapat diindikasikan dari perubahan yang dipimpin oleh kepala yayasan. Kepemimpinan
signifikan dari adanya sistem boarding school organisasi boarding school di SMP Sabilillah
tersebut peserta didik menjadi lebih dan SMP Darussyahid Sampang memiliki
meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT keunikan. Keunikannya mulai dari
dengan melaksanakan shalat tepat waktu dan didirikannya, rekrutmen peserta didik, proses
secara berjamaah, senang menghafal Al- pelaksanaannya, pemantauannya, evaluasi,
Qur’an, sholat dhuha, menyayangi teman dan jaringan, dan asrama. Orientasi organisasi
adik kelas, menghormati Ustadz dan Ustadzah boarding school di SMP Sabilillah dan SMP
seperti; mematuhi apa yang ustadz dan Darussyahid Sampang menjadikan pendidikan
ustadzah katakan, dan tidak membantah atau memiliki keunggulan dan kekhasan dalam
melawan ustadz dan ustadzah, jika bertemu mengantarkan anak bangsa. Dalam konteks ini,
dengan ustadz dan ustadzah mereka langsung orang tua yang juga mempunyai peran tidak
meminta bersalaman (berjabat tangan) begitu kecil menyekolahkan putra putrinya, seperti
juga jika bertemu teman baik di sekolah maupun melakukan monitoring baik langsung datang di
di luar sekolah, tepat waktu dalam mengikuti boarding school SMP Sabilillah dan SMP
setiap kegiatan, menjadi lebih mandiri dan Darussyahid maupun melalui sarana lain.
tidak bergantung pada orang lain dan masih Sehubungan dengan hal sebagaimana
banyak lagi perubahan yang positif terkait di paparkan di atas, maka dilakukan penelitian
pembentukan karakter setelah mereka manajemen boarding school dalam
mengikuti program boarding school. pembentukan karakter (Studi kasus SMP
Boarding school atau sekolah Sabilillah dan SMP Darussyahid Sampang)
berasrama merupakan lembaga sekolah di 1.2 Fokus Penelitian
mana di dalamnya terdapat asrama sebagai Berdasarkan uraian yang telah
tempat tinggal para peserta didik selama masa dikemukakan dalam latar belakang tersebut
studi. Di dalam kehidupan asrama diberlakukan dapat merumuskan fokus penelitian sebagai
kegiatan pembelajaran keagamaan berikut :

3
“Bagaimanakah manajemen boarding school Manajemen pendidikan adalah proses
dalam pembentukan karakter (Studi kasus SMP perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
Sabilillah dan SMP Darussyahid Sampang)?” mengendalikan tenaga pendidikan, sumber
1.3 Tujuan Penelitian daya pendidikan untuk mencapai tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang pendidikan. (Soebagio Atmodiwirio, 2003:23)
telah ditetapkan, tujuan dalam penelitian ini
Manajemen pendidikan adalah suatu
untuk melakukan analisis mengenai,
ilmu yang mempelajari bagaimana menata
manajemen boarding school di SMP Sabilillah
sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
dan SMP Darussyahid Sampang dalam
ditetapkan secara produktif dan bagaimana
pembentukan karakter peserta didik.
menciptakan suasana yang baik bagi manusia
yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang
II. Kajian Teori
disepakati bersama. (Engkoswara, 2001:2)
2.1 Manajemen Pendidikan
Pengertian manajemen dibidang
Pengertian manajemen pendidikan
pendidikan adalah rangkaian kegiatan
adalah segala usaha bersama untuk
pengendalian usaha kerjasama sekelompok
mendayagunakan sumber-sumber “personel
orang untuk mencapai tujuan pendidikan,
maupun materiil” secara efektif dan efisien
secara berencana dan sistematis yang
untuk menunjang tercapainya pendidikan.
diselenggarakan dilingkungan tertentu,
(Syarif, 1976:7)
terutama lembaga pendidikan formal. (Hadari
Pengertian manajemen bidang Nawawi, 1981:11)
pendidikan adalah keseluruhan “proses” yang
a. Ruang lingkup manajemen pendidikan
membuat sumber-sumber personil dan materiil
sesuai yang tersedia dan efektif bagi Secara garis besar ada empat ruang
tercapainya tujuan-tujuan bersama dibidang lingkup manajemen dibidang pendidikan,
pendidikan. (Sutisna, 1979:2-3) diantaranya adalah

Pengertian manajemen pendidikan 1) Berdasarkan wilayah kerja


adalah keseluruhan proses kerjasama dengan Ruang lingkup berdasarkan wilayah kerja
memanfaatkan semua sumber personil dan dapat dibedakan menjadi:
materiil yang tersedia dan sesuai untuk
a) Manajemen pendidikan di satu negara atau
mencapai tujuan pendidikan yang telah
tingkat nasional, menangani pelaksanaan
ditetapkan secara efektif dan efisien.
pelatihan pendidikan didalam sekolah dan
(Djama’an Satori, 1980:4)
diluar sekolah, termasuk penyelenggaraan
Pengertian manajemen pendidikan pelatihan, pengayaan, penelitian maupun
adalah aktivitas memadukan berbagai sumber pendidikan yang meliputi kebudayaan dan
pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai kesenian secara nasional.
tujuan pendidikan yang telah ditentukan
b) Selanjutnya manajemen pendidikan dalam
sebelumnya. (Made Pidarta, 1988:4)
satu propinsi, ruang lingkupnya meliputi

4
wilayah kerja sebatas provinsi saja dan pengambilan keputusan (planning and decision
pelaksanaannya dibantu oleh petugas yang making), pengorganisasian (organizing),
berada di kabupaten dan di kecamatan. pengarahan (leading) serta pengendalian

c) Manajemen pendidikan dalam satu (controlling).

kabupaten/kota ruang lingkupnya meliputi a. Perencanaan (Planing)

wilayah kerja satu kabupaten atau satu kota Perencanaan adalah sebuah proses

saja. perdana ketika hendak melakukan pekerjaan


baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka
d) Manajemen pendidikan satu unit kerja, ini
kerja agar tujuan yang hendak dicapai
hanya menitik beratkan pada satu unit kerja
mendapatkan hasil yang optimal. Robbin
yang langsung dalam menangani pekerjaan
(2001: 3) menyatakan bahwa fungsi
mendidik.
perencanaan meliputi menetapkan tujuan
e) Kegiatan terkecil dalam manajemen bidang organisasi, menetapkan suatu strategi
pendidikan adalah manajemen kelas. keseluruhan untuk mencapai tujuan dan
mengembangkan suatu hirarki rencana yang
2) Berdasarkan objek penelitian
menyeluruh untuk memadukan dan
Ruang lingkup berdasarkan objek
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
penelitian dapat dibedakan menjadi :
a) Manajemen peserta didik Secara lebih terinci, Suharsimi (2013:
b) Manajemen personil-personil dalam 9) mengemukakan penjelasan perencanaan dari
sekolah masing-masing fungsi adalah sebagai berikut :
c) Kurikulum dalam sekolah “Perencanaan adalah proses mempersiapkan
d) Manajemen prasarana/material serangkaian pengambilan keputusan untuk
e) Manajemen tata usaha sekolah atau tata dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan-
laksana pendidikan tujuan organisasi dengan atau tanpa
f) Pengaturan anggaran pendidikan menggunakan sumber-sumber yang ada.”.
g) Manajemen lembaga atau organisasi Suatu perencanaan yang baik harus
pendidikan menjawab enam pertanyaan yang tercakup
dalam unsur-unsur perencanaan yaitu: (1)
h) Manajemen hubungan masyarakat atau
tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu
manajemen komunikasi pendidikan.
mengidentifikasi segala sesuatu yang akan
3) Fungsi manajemen
dilakukan; (2) apa sebabnya tindakan tersebut
Menurut (Henry Fayol dalam Safroni,
harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-
2012 : 47), fungsi-fungsi manajemen meliputi
faktor penyebab dalam melakukan tindakan;
perencanaan (planning), pengorganisasian
(3) tindakan tersebut dilakukan, yaitu
(organizing), pengarahan (commanding),
menentukan tempat atau lokasi; (4) kapan
pengkoordinasian (coordinating), pengendalian
tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan
(controlling). Sedangkan menurut Ricki W.
waktu pelaksanaan tindakan; (5) siapa yang
Griffin (Ladzi Safroni, 2012 : 47), fungsi-
akan melakukan tindakan tersebut, yaitu
fungsi manajemen meliputi perencanaan dan

5
menentukan pelaku yang akan melakukan c. Pelaksanaan (actuating)
tindakan; dan (6) bagaimana cara Actuating berhubungan erat dengan
melaksanakan tindakan tersebut, yaitu sumber daya manusia yang pada akhirnya
menentukan metode pelaksanaan tindakan merupakan pusat aktivitas-aktivitas jalannya
(Terry, 2010: 14). manajemen. Menggerakkan menimbulkan
Tipe-tipe perencanaan (Safroni, 2012: tantangan dan daya pikat yang luar biasa. Nilai-
49) terinci sebagai berikut: nilai, sikap, harapan, kebutuhan, ambisi,
1) Perencanaan jangka panjang (Short Range kepuasan seseorang dalam interaksinya dengan
Plans), jangka waktu 5 tahun atau lebih; orang lain dan dengan lingkungan fisik
2) Perencanaan jangka pendek (Long Range kesemuanya bertautan dengan proses
Plans), jangka waktu 1 s/d 2 tahun; menggerakkan.
3) Perencanaan strategi, yaitu kebutuhan Rangkaian tindakan atau program
jangka panjang dan menentukan kerja yang telah ditentukan pada tahap
komprehensif yang telah diarahkan; perencanaan kemudian diimplementasikan
4) Perencanaan operasional, kebutuhan apa dalam kegiatan pelaksanaan. Menggerakkan
saja yang harus dilakukan untuk adalah sama artinya dengan pelaksanaan.
mengimplementasikan perencanaan Pelaksanaan adalah proses dilakukan dan
strategi untuk mencapai tujuan strategi digerakkannya perencanaan. Fungsi
tersebut; pelaksanaan merupakan proses manajemen
5) Perencanaan tetap, digunakan untuk untuk merealisasikan hal-hal yang telah
kegiatan yang terjadi berulang kali (terus- disusun dalam fungsi perencanaan.
menerus); dan d. Evaluasi (controling)
6) Perencanaan sekali pakai, digunakan Fungsi terakhir yang dijalankan oleh
hanya sekali untuk situasi yang unik. para manajer adalah controlling. Setelah
b. Pengorganisasian (Organizing) tujuan-tujuan ditetapkan, rencana-rencana
Pengorganisasian menurut Suharsimi dirumuskan, pengaturan struktural
(2008: 10) menyatakan bahwa digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan,
pengorganisasian adalah usaha untuk dilatih, dan dimotivasi masih ada kemungkinan
mewujudkan kerjasama antar manusia yang bahwa ada sesuatu yang keliru. Untuk
terlibat kerjasama. Suatu keseluruhan proses memastikan bahwa semua urusan berjalan
pengelompokan orang, alat-alat, tugas, seperti seharusnya, manajemen harus
tanggung jawab atau wewenang sehingga memantau kinerja organisasi. Kinerja yang
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan-
sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya (Robbin,
tujuan. Pada pokoknya pengorganisasian 2001: 3).
adalah proses pembagian kerja, sistem kerja
2.2 Boarding school
sama, sistem hubungan antar personal yang
2.2.1 Pengertian boarding school
terlibat dalam suatu organisasi.

6
John M. Echols (1996: 72) Boarding juga para guru atau administrator. A boarding
school terdiri dari dua kata yaitu boarding dan school is a school where some or all pupils
school. Boarding berarti asrama, dan school study and live during the school year with their
berarti sekolah. Bahtiar (2012: 7) menyatakan fellow students and possibly teachers or
bahwa boarding school adalah sistem sekolah administrators.
berasrama, di mana peserta didik dan juga para Boarding school mempunyai empat
guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama point penting, yaitu: 1) Tempat berpindahnya
yang berada dalam lingkungan sekolah dalam baik fisik, mental, dan keahlian sosial. 2)
kurun waktu tertentu. Tempat pelajar diajari tentang nilai yang pantas
dalam bertingkah laku, kepercayaan, rasa dan
Arsy Karima Zahra (2008:145)
ekspresi, agama, moral dan kesadaran akan
Boarding school adalah sistem sekolah dengan
budaya dan ketertarikan intelektualitas. 3)
asrama, dimana peserta didik dan juga para
Tempat reputasi dan kehormatan sekolah
guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama
tersebut sangatlah diperhatikan. 4) Boarding
yang berada dalam lingkungan sekolah dalam
school mengintegrasikan pribadi-pribadi ke
kurun waktu tertentu biasanya satu semester
dalam kelompok sosial tertentu sesuai dengan
diselingi dengan berlibur satu bulan sampai
tujuan kelompok sosial. (http://
menamatkan sekolahnya.
www.kajianteori. com/2013/03.html, diakses
Di lingkungan sekolah, para peserta
tanggal 16 Juli 2017).
didik dapat melakukan interaksi dengan sesama
Pondok pesantren adalah lembaga
peserta didik, bahkan berinteraksi dengan para
keagamaan yang memberikan pendidikan dan
guru setiap saat. Contoh yang baik dapat
pengajaran serta mengembangkan dan
mereka saksikan langsung di lingkungan
menyebarkan ilmu agama Islam (Nasir,
mereka tanpa tertunda. Dengan demikian,
2005:80). Pondok pesantren merupakan
pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor
lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang
siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal.
memiliki kekhasan tersendiri. Kekhasan
Maksudin,(2006:8) mendefinisikan
pondok pesantren terdapat pada ciri-cirinya.
bahwa boarding school adalah sekolah yang
Beberapa ciri-ciri umum pondok pesantren
memiliki asrama, di mana para peserta didik
sebagaimana dijelaskan oleh Ridlwan Nasir
hidup; belajar secara total di lingkungan
(2005:82) adalah sebagai berikut:
sekolah. Karena itu segala jenis kebutuhan
hidup dan kebutuhan belajar disediakan oleh a. Kiyai sebagai sentral figur, yang biasanya
sekolah. disebut pemilik.
Istilah boarding school berarti sekolah b. Asrama sebagai tempat tinggal para santri,
dasar atau menengah dengan asrama (Shadily di mana masjid sebagai pusarnya.
dan Echols, 2005:72). Boarding school adalah c. Adanya pendidikan dan pengajaran agama
sekolah di mana beberapa atau semua peserta melalui sistem pengajian, yang sekarang
didik belajar dan hidup selama masa studi sudah berkembang sistem klasikal atau
bersama teman sekolah mereka dan mungkin madrasah.

7
Kemudian dalam Muliawan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun
(2005:157) dari ciri-ciri tersebut ditambah lagi 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
dengan satu ciri yaitu santri yang dalam (PPK).
lingkungan pesantren adalah seorang alim Dalam Perpres Nomor 87 tahun 2017
(berilmu) yang hanya dapat disebut kiai tentang Penguatan Pendidikan Karakter
bilamana memiliki pesantren dan santri yang disebutkan Penguatan Pendidikan Karakter
tinggal dalam suatu pesantren. Akan tetapi selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan
santri yang dimaksud di sini adalah orang- pendidikan dibawah tanggung jawab satuan
orang atau peserta didik yang mengikuti pendidikan untuk memperkuat karakter peserta
pelajaran di pesantren. Selain ciri umum, didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
pesantren juga memiliki ciri khusus yaitu olah pikir dan olah raga dengan pelibatan dan
ditandai dengan karismatik dan suasana kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga
keagamaan yang mendalam (Zamakhsyari dan masyarakat sebagai dari Gerakan Nasional
Dhofier dalam Nasir, 2005:83). Revolusi Mental (GNRM).
Boarding school adalah sistem 2.3.1 Tujuan penguatan pendidikan karakter
sekolah dengan asrama, dimana peserta didik Penguatan pendidikan karakter, menurut
dan juga para guru dan pengelola sekolah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun
tinggal di asrama yang berada dalam 2017 tentang penguatan pendidikan karakter,
lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu memiliki tujuan :
biasanya satu semester diselingi dengan a. Membangun dan membekali peserta didik
berlibur satu bulan sampai menamatkan sebagai generasi emas Indonesia tahun
sekolahnya (Arsy Karima Zahra, 2008: 145) 2045 dengan jiwa Pancasila dan Pendidikan
2.3 Penguatan Pendidikan Karakter Karakter yang baik guna menghadapi
(PPK) dinamika perubahan di masa depan;
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor b. Mengembangkan platform Pendidikan
87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Nasional yang meletakkan Pendidikan
Karakter (PPK) hadir dengan pertimbangan Karakter sebagai jiwa utama dalam
bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang penyelenggaraan pendidikan bagi peserta
berbudaya melalui penguatan nilai-nilai didik dengan dukungan pelibatan publik
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, yang dilakukan melalui pendidikan jalur
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, formal, nonformal dan informal dengan
semangat kebangsaan, cinta tanah air, memperhatikan keberagaman budaya
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, Indonesia; dan merevitalisasi dan
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli memperkuat potensi dan kompetensi
sosial, dan bertanggung jawab, pemerintah pendidik, tenaga kependidikan, peserta
memandang perlu Penguatan Pendidikan didik, masyarakat dan lingkungan keluarga
Karakter. Maka atas dasar pertimbangan dalam mengimplementasikan PPK.
tersebut, pada tanggal 6 September 2019, “PPK dilaksanakan dengan menerapkan
Presiden Joko Widodo telah menandatangani nilai-nilai Pancasila dalam Pendidkan

8
Karakter terutama meliputi nilai-nilai (moral feeling); dan melakukan kebaikan
religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja (moral behavior) (Thomas, 2013:81)
keras, kreatif , mandiri, demokratis, rasa Karakter dapat diartikan sebagai cara
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta berpikir dan berperilaku yang khas tiap
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
cinta damai, gemar membaca, peduli dalam lingkup keluarga, masyarakat bangsa
lingkungan, peduli sosial dan bertanggung dan negara. Karena itu karakter dapat dianggap
jawab”. Bunyi pasal 3 Perpres Nomor 87 sebagai suatu nilai prilaku manusia yang
tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
Karakter. diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
Ruang lingkup peraturan presiden kebangsaan yang berwujud dalam pikiran,
nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
Pendidikan Karakter meliputi : berdasarkan norma-norma agama, hukum,
1) Penyelenggaraan PPK yang terdiri atas : tatakrama, budaya, adat istiadat dan estetika.
a) Penyelenggaraan PPK pada satuan Dengan demikian karakter adalah prilaku yang
pendidikan jalur pendidikan formal; nampak dalam kehidupan sehari-hari baik
b) Pelaksana dan dalam bersikap maupun bertindak (Warsono,
c) Pendanaan 2010:42)
2.3.2 Pembentukan Karakter Peserta Didik Sementara itu, Doni Koesoema
a. Pengertian Karakter berpendapat bahwa karakter dapat dipahami
Menurut kamus besar Bahasa sebagai suatu struktur antroplogis dalam diri
Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, individu, sehingga pendekatan bersifat
akhlak atau budi pekerti yang membedakan prosesual, menekankan dimensi pertumbuhan
seseorang dari yang lain (Pusat Bahasa menuju kesempurnaan (Koesuma, 2007:79)
Departemen Pendidikan Nasional, 2005:529). Jadi dapat disimpulkan bahwa
Seseorang yang berkarakter yaitu seseorang karakter adalah sifat-sifat kejiwaan dan akhlak
yang berkeperibadian,berprilaku, bersifat, yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi
bertabiat, atau berwatak tertentu, dan watak, untuk hidup dan bekerja sama menuju
tabiat, prilaku serta keperibadian tersebuat kesempurnaan berhubungan dengan Tuhan
yang membedakan dirinya dengan orang lain. Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
Secara terminologis Lickona lingkungan, dan kebangsaan.
mendefinisikan karakter sebagai watak batin b. Nilai-nilai Karakter
yang dapat diandalkan untuk menanggapi Terdapat banyak kualitas karakter yang harus
situasi dengan cara yang baik secara moral. dikembangkan. Namun untuk memudahkan
Karakter terdiri dari nilai operatif, nilai dalam pelaksanaan, program-program pendidikan
tindakan. Dengan demikian karakter karakter yang ada mengembangkan nilai-nilai
mempunyai tiga bagian yang saling tertentu saja yang dianggap sebagai nilai-nilai
berhubungan pengetahuan tentang kebaikan luhur universal. Megawangi mengembangkan 9
(moral knowing); komitmen dalam kebaikan pilar karakter yang meliputi nilai-nilai luhur

9
universal yang terdiri dari: karsa, kemanusiaan, saling menghargai,
1) Cinta Tuhan dan alam semesta beserta gotong royong, kebersamaan, ramah,
isinya. hormat, toleran, nasionalis, peduli,
2) Tanggung jawab, kedisiplinan dan kosmopolit (mendunia), mengutamakan
kemandirian. kepentingan umum, cinta tanah air, bangga
3) Kejujuran. menggunakan bahasa dan produk indonesia,
4) Hormat dan santun. dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
5) Kasih sayang, kepedulian dan kerjasama. (Marzuki, 2015 :43)
6) Percaya diri, kreatif, kerja keras dan Nilai-nilai karakter yang
pantang menyerah. dikembangkan Kemendikbud ada 18 yaitu nilai
7) Keadilan dan kepemimpinan. religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
8) Baik dan rendah hati. kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
9) Toleransi,cinta damai dan semangat kebangsaan, cinta tanah air,
persatuan.(Megawangi, 2010:4) menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
Sebelum merdeka hingga sekarang, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
indonesia sudah mengupayakan terealisasinya sosial dan tanggung jawab. Masih banyak nilai
nilai-nilai karakter bangsa yang dikristalkan yang akan diperoleh selama menanamkan nilai-
dalam Pancasila dan kehidupan sehari-hari. nilai tersebut. (juwariyah, 2013:66-67)
Nilai-nilai karakter merupakan hasil perpaduan III. Metode Penelitian
dari empat bagian, yaitu hati, raga, pikir serta
Pendekatan penelitian yang digunakan
rasa dan karsa. Jika dikaitkan dengan empat
adalah pendekatan penelitian kualitatif.
bagian tersebut, nilai-nilai karakter yang
Moleong, (2008:6) mengemukakan penelitian
dijiwai oleh Pancasila pada masing-masing
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
bagian tersebut dapat dikemukakan sebagai
untuk memahami fenomena tentang apa yang
berikut:
dialami oleh subyek penelitian misalnya
a) Karakter yang bersumber dari hati, antara
perilaku, persepsi, dan persoalan tentang
lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah,
manusia yang diteliti dan lain-lain
adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab,
Pada penelitian ini tempat yang dipilih
berempati, berani mengambil resiko, dan
yaitu di SMP Sabilillah dan SMP Darussyahid
pantang menyerah.
Sampang, dipilihnya sekolah ini sebagai lokasi
b) Karakter yang bersumber dari pikir, antara
penelitian karena peran perilaku organisasi
lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin
boarding school dalam pembentukan karakter
tahu, produktif, berorientasi pada iptek, dan
peserta didik belum berjalan sesuai dengan
refleksi.
konsep teoritik yang ada di SMP Sabilillah dan
c) Karakter bersumber dari raga, antara lain
SMP Darussyahid Sampang.
bersih, sehat, sportif, tangguh, andal,
Subjek penelitian dalam penelitian ini
berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,
adalah Kepala Sekolah di SMP Sabilillah dan
determinatif, kompetitif, ceria dan gigih.
SMP Darussyahid Sampang. Sedangkan
d) Karakter yang bersumber dari rasa dan

10
informan dalam penelitian ini adalah kepala Pelaksanaan pendampingan,
sekolah, guru, ustadz/ustadzah dan peserta pembinaan dan penerapan pembentukan
didik karakter di SMP Sabilillah Sampang
Metode pengumpulan data yang dilaksanakan selama 24 jam baik pada saat
digunakan dalam penelitian ini, penulis kegiatan sekolah formal (disekolah) maupun
menggunakan metode observasi, wawancara kegiatan asrama (informal ) Pelaksanaan
dan dokumen. pendampingan, pembinaan dan penerapan
pembentukan karakter di SMP Sabililah
IV. Paparan Data dan Temuan Sampang didukung dengan semua elemen-
Penelitian elemen yang terkait dengan peserta didik.
Pelaksanaan pembentukan karakter Proses pembentukan karakter yang
peserta didik yang dilakukan di boarding dikembangkan di asrama semua aspek yang
school SMP Sabilillah Sampang melalui terkait dengan pendidikan karakter yang telah
pendampingan dan pembinaan secara intensif, diperoleh dari mata pelajaran dan kegiatan-
karena karakter yang telah didapatkan melalui kegiatan yang mengembangkan nilai-nilai
proses pembelajaran yang diterimanya hanya karakter. Tahapan pembentukan karakter
sebuah teori, yang disini ketika peserta didik peserta didik di SMP Sabilillah Sampang
mendapatkan teori tanpa dipraktekkan akan meliputi proses pembelajaran didalam kelas,
sulit untuk membentuk sebuah karakter, kegiatan disekolah, di asrama yang
memberikan contoh kemudian membiasakan di keseluruhannya adalah untuk pembentukan
dalam kehidupan sehari hari akan lebih bisa karakter peserta didik.
diterima oleh peserta didik yang pada awalnya Ruang lingkup pelaksanaan
memang sulit untuk dilakukan, namun ketika pembentukan karakter peserta didik di SMP
telah menjadi kewajiban maka akan berjalan Sabilillah Sampang diantaranya adalah disiplin,
sebagaimana peserta didik tersebut religius, jujur, mandiri, demokratis, cinta tanah
membutuhkannya dan akan terasa kurang air, menghargai prestasi, gemar membaca,
sempurna yang telah peserta didik lakukan peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung
ketika meninggalkan kebiasaan tersebut. jawab.
Pelaksanaan boarding school di SMP Evaluasi boarding school dalam
Sabilillah Sampang menjadi tanggung jawab peningkatan prestasi belajar peserta didik di
bersama antara kepala sekolah sebagai SMP Sabilillah Sampang Setiap melakukan
pemimpin dalam dunia pendidikan formal dan suatu kegiatan pastinya memiliki tujuan
juga dengan kepala asrama sebagai pemimpin tertentu, oleh sebab itu progran boarding
dalam program boarding school nya. Kedua school harus memiliki suatu ukuran dan perlu
pimpinan ini secara bersama sama monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan
merencanakan program-program yang akan monitoring dan evaluasi bertujuan untuk
dilaksanakan dalam boarding school dengan mengetahui tingkat keberhasilkan suatu proses
didampingi oleh lembaga pendidikan terkait kegiatan, selain itu dapat digunakan sebagai
khususnya dari Dinas Pendidikan setempat. landasan tumpu pada kegiatan berikutnya.

11
Monitoring dan evaluasi kegiatan formal. Jadi disini ketika peserta didik
program boarding school senantiasa dilakukan mendapatkan materi tanpa dipraktekkan akan
oleh pengurus yayasan yakni Al Husain dengan sulit untuk membentuk karakter. Memberikan
melakukan pengamatan lapangan dan contoh kemudian membiasakan didalam
senantiasa monitoring dan evaluasi melakukan kehidupan sehari-hari akan lebih diterima oleh
rapat koordinasi peserta didik, pada awalnya memang sulit
Selain dari yayasan, pengawasan dari diterapkan karena mungkin sudah ada
sekolah dilakukan oleh pengawas sekolah pembiasaan dirumah yang mengikuti keluarga,
binaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten, dan sehingga setelah peserta didik bersekolah di
untuk pengawasan proses pembelajaran SMP Darussyahid Sampang maka sedikit demi
disekolah, senantiasa dilakukan supervisi oleh sedikit karakter peserta didik berubah menuju
kepala sekolah dan beberapa orang guru yang yang lebih baik seiring dengan Visi dan misi
telah ditunjuk oleh kepala sekolah yang yang dijalankan oleh sekolah boarding school
memiliki kompetensi yang baik untuk SMP Darussyahid Sampang.
melakukan supervisi terhadap guru-guru yang Adapun pembinaan non akademik atau
sedang melakukan proses belajar mengajar. skill yang ada di SMP Darussyahid Sampang
Manajemen pelaksanaan pembentukan yaitu salah satunya pembinaan pelatihan
karakter di SMP Darussyahid Sampang komputer program Photo shop, corel draw dan
Pelaksanaan boarding school di SMP beberapa kegiatan ekstrakurikuler olahraga.
Darussyahid Sampang sudah dilakukan Pelatihan komputer dilaksanakan setelah shalat
semenjak sekolah ini berdiri, dalam ashar di sore hari. Semua kegiatan ini bertujuan
pelaksanannya sekolah ini memiliki beberapa untuk mengembangkan bakat dan minat peserta
program unggulan yakni ma’had Tahfidzul didik.
Quran, Tarbiyah al Islamiah. Program dalam Tujuan dari segala program pembinaan
boarding school ini lebih banyak dilakukan ini adalah untuk mendukung program di unit,
pada saat peserta didik berada di pondok selain itu juga untuk melatih kebiasaan peserta
pesantren. Karena sebagian peserta didik SMP didik dengan kegiatan ibadah dan untuk
Darussyahid harus tinggal di pondok dan menjadikan peserta didik cerdas intelektual dan
mengikuti kegiatan pondok pesantren. Sebelum religius. Selain itu ditengah padatnya jadwal
program ini dilaksanakan disusun dalam menghafal dan belajar di pondok sangatlah
perencanaan, dan pengorganisasian dan pada besar kemungkinannya menjadikan peserta
akhirnya nanti juga di evaluasi. didik merasa jemu dengan rutinitas tersebut
Sedangkan pelaksanaan pembentukan sehingga dibutuhkan aktifitas yang positif yang
karakter peserta didik yang dilakukan di SMP dapat mengusir rasa jenuh tersebut. kegiatan
Darussyahid Sampang melalui pendampingan ekstrakurikuler merupakan media yang sangat
dan pembinaan secara intensif, karena karakter membantu menyalurkan bakat dan minat
yang telah didapatkan melalui proses peserta didik. Menurut Permendikbud RI No.
pembelajaran yang diterima di dalam pondok 39 Tahun 2008 dijelaskan bahwa tujuan
dan didalam kehidupan sehari hari di sekolah pembinaan kesiswaan adalah sebagai berikut :

12
1) Mengembangkan potensi peserta didik sebagainya yang gunanya untuk
secara optimal dan terpadu yang meliputi mempermudah organisasi mencapai tujuan
bakat, minat dan kreatifitas; c. Program ditentukan untuk mencapai tujuan
2) Memantapkan kepribadian peserta didik dengan cara yang sistematik (tentunya
untuk mewujudkan ketahanan sekaolah dengan mempertimbangkan kelayakan
sebagai lingkungan pendidikan sehingga program tersebut)
terhindar dari usaha dan pengaruh negatif Dari segi perencanaan, SMP Sabilillah
dan bertentangan dengan tujuan Sampang memiliki program boarding school
pendidikan; yang terdiri dari empat program yaitu : 1)
3) Mengaktualisasikan potensi peserta didik Membaca kitab kuning, 2) Hifdzul Quran (5
dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai Juz), 3) Bahasa Arab dan bahasa Inggris, 4)
bakat dan minat; Pembinaan olimpiade (Matematika, fisika,
4) Menyiapkan peserta didik agar menjadi biologi, kimia, Bahasa Inggris dan Bahasa
warga masyarakat yang berakhlak mulia, Indonesia), dimana masing-masing program
demokratis, menghormati hak-hak asasi mempunyai keterkaitan antara satu dengan
manusia dalam rangka mewujudkan yang lain karena peserta didik yang di asrama
masyarakat madani (civic society). dan di sekolah reguler.
Langkah-langkah penyusunan
V. Pembahasan program di asrama Sabilillah berdasarkan hasil
5.1 Perencanaan program temuan dilapangan :
Perencanaan (Planing) adalah suatu 1) Penetapan tujuan
kegiatan atau aktivitas dalam rangka Asrama Sabilillah Sampang adalah
menetapkan tujuan yang ingin dicapai, apa sebuah lembaga yang berdiri dibawah naungan
yang harus dilakukan, dan siapa pelaksana yayasan Al Husain Sampang. Latar belakang
langkah-langkah untuk mencapai tujuan adanya lembaga tersebut adalah untuk
tersebut, serta bagaimana cara langkah tersebut memaksimalkan proses pembelajaran di SMP
dapat dilaksanakan dengan maksimal, efektif Sabilillah tersebut, jadi apa yang seperti
dan efisien. dikatakan oleh kepala asrama adanya asrama
Menurut Mulyono (2010:26-27) Sabilillah adalah untuk mendukung program
beberapa langkah yang perlu diperhatikan sekolah, meski begitu asrama Sabilillah tetap
dalam melakukan perencanaan, langkah- merumuskan tujuan, visi dan misi sendiri agar
langkah tersebut adalah : setiap program yang dijalankan ada acuan yang
a. Memilih sasaran/tujuan organisasi dengan mendasarinya.
syarat dipilihnya tujuan harus jelas, tujuan Tujuan jangka pendek asrama
yang ingin dicapai dapat terukur, dan Sabilillah Sampang dalam setahun adalah dapat
sebuah tujuan sebaiknya tidak terlalu membaca kitab kuning dengan baik dan benar,
ringan; dapat menghafalkan Alquran 5 juz, dapat
b. Sasaran/tujuan ditetapkan untuk setiap sub- meningkatkan percakapan antar sesama peserta
unit organisasi-divisi, departeman dan didik dengan menggunakan bahasa asing yaitu

13
bahasa Arab dan Inggris. dan ustadzahnya mengatur proses pembinaan di
Mengenai penyusunan program asrama.
disekolah yaitu sekolah mempunyai program 5.3 Pelaksanaan program
penyusunan kurikulum serta rencana a. Kegiatan pembelajaran di pondok atau
pengembangannya, program kerja tahunan asrama
bidang kurikulum yaitu dengan membentuk tim Adanya program dan kurikulum
panitia penyusunan Kurikulum 2013 yang asrama yang terdiri dari: program Ma`had
membuat program kerja pengembangan tahfidzul Quran, jadwal belajar di asrama, data
kurikulum, struktur dan muatan kurikulum tenaga ustadz dan ustadzah, jadwal
serta standart kelulusan peserta didik. pengembangan ketrampilan hidup (life skill) di
Kepemimpinan merupakan faktor kunci asrama seperti pencak silat serta kaligrafi.
dalam pelaksanaan program di setiap institusi Pembinaan dari sejak para peserta didik pulang
penyelenggara pendidikan. Keefektifan dari sekolah sampai tidur dan bangunnya
kepemimpinan asrama dan kepala sekolah adalah proses pembinaan akhlaq dan
dalam hal ini dapat dilihat dasr aspek kepribadian yang terus menerus dilakukan
manajemen perencanaan, pengorganisasian, dengan semangat menegakkan kalimat- kalimat
pelaksanaan dan pengontrolan serta evaluasi Allah SWT, mencetak generasi Qur`ani, jiwa
jalannya roda organisasi yang dipimpinnya. mapan dan mandiri adalah suguhan kegiatan
5.2 Pengorganisasian program belajar mengajar di asrama.
Perbaikan pengelolaan atau b. Kegiatan pembelajaran di sekolah
manajemen pendidikan diarahkan untuk lebih Perencanaan pembelajaran di SMP
memberdayakan sekolah sebagai unit Sabilillah dengan pembentukan panitia
pelaksana terdepan dalam kegiatan belajar penyusunan kurikulum 2013 (K13), yang
mengajar. Hal ini dimaksudkan agar sekolah memiliki program kerja pengembangan
lebih mandiri dan kreatif. kurikulum yang menghasilkan berbagai
Dari segi pengorganisasian dapat kegiatan seperti menyusun program kerja Tim
dilihat dari adanya pembagian tugas dan fungsi Pengembang Kurikulum (TPK), workshop
pengelola asrama yang terdiri dari kepala analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar,
asrama, ustadz maupun ustadzahnya, dan juga penyusunan dan penyempurnaan silabus,
adanya pengelola sekolah pembagian tugas dan penyusunan Rencana Pelaksanaan
fungsi pengelola sekolah yang terdiri dari Pembelajaran (RPP), penentuan SKBM,
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru workshop penilaian hasil belajar yang masing-
yang terstruktur secara pasti dan terinci. masing memiliki ketepatan sasaran, target
Namun di asrama pembagian tugas dan fungsi capaian dan waktu pelaksanaan, adanya
pengelola tersebut tidak terstruktur dan tidak struktur dan muatan-muatan kurikulum baik
diatur secara tertulis tetapi berjalan sesuai untuk mata pelajaran umum, diniyah, muatan
dengan kesepakatan dan kebiasaan sehari-hari lokal, kegiatan dan jadwal pengembangan diri,
yaitu ketua asrama yang memanajemen dan pengaturan beban belajar, penetapan nilai
berjalannya aktivitas di asrama dan para ustadz standar kelulusan (SKL) di setiap jenjang kelas.

14
Pembagian tugas mengajar para guru, kalender dan atau pihak yang berkepentingan. Visi misi
pendidikan merupakan perangkat-perangkat sekolah merupakan daya pandang yang jauh ke
yang menunjukkan adanya sebuah perencanaan depan. Adanya program pendidikan karakter
dan proses kegiatan belajar mengajar yang yang dicanangkan pemerintah, sekolah sangat
tersusun dengan baik di SMP Sabilillah memikirkan hal tersebut terkait dengan
Sampang karakter atau akhlak bangsa yang semakin
memprihatinkan.
5.4 Pemantauan dan evaluasi
Perencanaan visi misi telah
Pemantauan dan evaluasi memiliki 4
melibatkan banyak pihak dari warga sekolah
tujuan, yaitu : 1) memberikan umpan balik
dan pihak yang mempunyai kepentingan. Guru-
bagaimana sebaiknya dalam melaksanakan
guru memahami bahwa apa yang akan menjadi
program, 2) meningkatkan pengetahuan, cara
kebijakan sekolah adalah yang terbaik melalui
mengatur keadministrasian, 3) mengukur
beberpa masukamn dan pertimbangan yang
keefektifan belajar mengajar, 4) menilai proses
matang dan akhirnya menghasilkan visi misi
dan keseluruhan proses.
sekolah.
Dalam rangka meningkatkan kualitas
Dengan berpedoman pada visi dan
manajemen pendidikan sekolah ini, maka
misi sekolah dapat menghasilkan tujuan untuk
melalui partisipasi aktif dan dinamis dari orang
membangun peserta didik yang berkarakter.
tua, peserta didik, guru dan staf lainnya
Misi dari SMP Darussyahid antara lain
termasuk institusi yang memiliki kepedulian
meningkatkan kepedulian sosial dan peduli
terhadap pendidikan sekolah melakukan
terhadap lingkungan sekitar yang merupakan
tahapan kegiatan evaluasi sebagai berikut :
bagian dari nilai-nilai karakter.
a. Penyusunan basis data dan profit sekolah
Perumusan tujuan tentu disesuaikan
lebih presentatif, akurat, valid dan secara
dengan visi misi yang hasilnya akan
sistimatis menyangkut berbagai aspek
dikoordinasikan kepada warga SMP
akademis, administratif (peserta didik, guru,
Darussyahid, kemudian merencanakan
staf), dan keuangan.
kerjasama yang baik untuk menghasilkan suatu
b. Melakukan evaluasi diri (self assesment) pelaksanaan serta mensosialisasikan apa yang
untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan telah dihasilkan. Tujuan yang telah dihasilkan
mengenai sumber daya sekolah, personil akan diwujudkan dalam sebuah pelaksanaan
sekolah, kinerja dalam mengembangkan yang sudah direncanakan.
dan mencapai target kurikulum dan hasil- Dalam merencanakan program dalam
hasil yang dicapai peserta didik berkaitan upaya pembentukan karakter, pihak sekolah
dengan aspek-aspek intelektual dan dalam hal ini melakukan suatu rangkaian
ketrampilan, maupun aspek lainnya kegiatan perlu adanya tahapan yang harus
5.5 Perencanaan manajemen Boarding dilakukan. sejak dirumuskan visi, misi dan
School di SMP Darussyahid Sampang tujuan maka sekolah berjalan berdasarkan
Pengambilan keputusan visi dan misi pedoman tersebut. Sekolah diberi kewenangan
sekolah berdasarkan masukan warga sekolah untuk mengembangkan kegiatan sendiri tanpa

15
keluar dari visi, misi dan tujuan yang akan didik dalam pembentukan karakter bisa di kelas
dicapai dan di luar kelas, disesuaikan dengan jenis
Perencanaan boarding school dalam kegiatandan tujuan kegiatan.
pengembangan karakter peserta didik di SMP d. Waktu pelaksanaan kegiatan
Darussyahid Sampang memuat beberapa unsur: Pelaksanaan kegiatan secara umum
a. Tujuan yang diharapkan dari kepala sekolah didelegasikan ke wakil
Harapan yang ingin dicapai dijabarkan kepala sekolah dengan bidangnya masing-
dalam visi dan misi SMP Darussyahid masing, guru, ustadz dan peserta didik.
Sampang. Visi dan misi disusun dalam Pembagian tugas yang jelas dalam perencanaan
dokumen kurikulum. Rencana tersebut menjadikan kegiatan dapat terealisasi secara
kemudian diaplikasikan dalam sejumlah efektif.
ketentuan kebijakan kegiatan yang harus e. Nilai yang dikembangkan
dilakukan oleh para peserta didik. Ketentuan Nilai yang dikembangkan dalam
kegiatan ini disusun dalam jadwal agenda rutin manajemen boarding school dalam
peserta didik. pengembangan karakter peserta didik SMP
b. Bentuk kegiatan yang diharapkan Darussyahid Sampang meliputi:
Alasan dari penentuan jadwal kegiatan 1) Nilai kepudulian lingkungan. Kegiatan
rutin yang diatur oleh sekolah adalah bahwa yang dilakukan untuk menanamkan
proses pendidikan karakter telah menjadi kepedulian lingkungan:
aturan kegiatan dan kedisiplinan peserta didik. a) Pembentukan piket harian.
Sehingga tercantum secara eksplisit dalam b) Melakukan kerja bakti membersihkan
dokumen rencana tentang penjabaran karakter lingkungan.
yang diharapkan. Melalui pembiasaan selama 2) Nilai kedisiplinan dengan kegiatan yang
di sekolah dan pondok, maka pengembangan dilakukan:
karakter kepribadian akan terwujud. Melalui a) Tidur pada tempatnya masing-masing.
prinsip keteladanan dan pembiasaan b) Manaruh dan menata perlengkapan pada
perencanaan pendidikan karakter lebih nampak tempatnya.
rinci pada atuaran jadwal kegiatan. Kegiatan c) Membuat jadwal kegiatan peserta didik.
rutin peserta didik yang merupakan bagian d) Tidak keluar dari lingkungan
proses perencanaan nilai-nilai disiplin, sekolah/pondok tanpa ijin.
kemandirian, tanggung jawab, kepemimpinan, 3) Nilai kesopanan, kegiatan yang dilakukan:
dan kejujuran. Disamping itu melalui kegiatan a) Membiasakan salam setiap bertemu
pembiasaan tersebut, para peserta didik dapat warga sekolah.
praktik langsung dalam ilmu agama dan b) Membiasakan menyapa setiap orang
kehidupan sehari-hari, sehingga akan terbentuk yang berada di sekolah termasuk kepada
kepribadian yang cerdas dan berakhlakul tamu yang berkunjung ke sekolah.
karimah. 4) Nilai keagamaan (religius), kegiatan yang
c. Tempat kegiatan dilakukan:
Kegiatan pembiasaan oleh peserta a) Sholat lima waktu berjamaah.

16
b) Membaca asmaul husna sebelum dilakukan SMP Darussyahid Sampang tidak
pelajaran dimulai. terlepas dari tujuan pendidikan yang
c) Berdoa sebelum makan. ditetapkannya, yaitu menjadi lembaga
d) Berdoa sebelum dan sesudah belajar. pendidikan yang memiliki generasi penerus

5) Nilai cinta tanah air (nasionalisme), bangsa yang berkarakter.

kegaitan yang dilakukan: Kegiatan pendidikan karakter bagi


a) Menyanyikan lagu nasional. peserta didik SMP Darussyahid Sampang
b) Penggunaan bahasa Indonesia dengan meliputi kegiatan di kelas dan di luar kelas,
baik dan benar. sehingga pemantauan dan penilaian terhadap
c) Merayakan hari besar nasional. pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh lembaga
6) Nilai kemandirian, kegiatan yang pendidikan dalam hal ini kepala sekolah dan
dilakukan: tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah,
a) Mencuci pakaian sendiri. dan pengamatan kegiatan luar kelas oleh ustadz
b) Mempersiapkan segala kebutuhan di pondok. Penilaian ketaatan dan kerajinan
sehari-hari. peserta didik akan tampak pada raport peserta
7) Nilai percaya diri, kegaitan yang dilakukan: didik dalam bentuk nilai kepribadian,
a) Latihan khitobah/pidato. disamping nilai prestasi akademik. Terkait
b) Mengungkapkan pendapat. dengan pendidikan karakter, tuntutan yang
8) Nilai kejujuran, kegiatan yang dilakukan: penting adalah setiap guru harus dapat menjadi
a) Larangan menyontek, mencuri dan teladan bagi para santri. Karena keteladanan
menipu. menjadi bagian penting proses pendidikan,
b) Larangan membawa alat komunikasi. segala perilaku yang ditampilkan guru maupun
Nilai-nilai karakter yang akan ustadz adalah pendidikan karakter.
dikembangkan sudah tercantum sejak awal Ustadz dan ustadzah pondok sebagai
program. Secara umum tahapan penyusunan kontrol terhadap pengembangan karakter
pengembangan karakter dalam boarding school peserta didik, mereka bertanggung jawab untuk
di SMP Darussyahid Sampang meliputi mengawasi dan mengevaluasi peningkatan
tahapan penyusunan oleh tim sekolah beserta karakter peserta didik. Ustadz dan ustadzah
ustadz dan ustadzah pondok. Sehingga terjadi pondok berkedudukan seperti orang tua peserta
sinkronisasi antara jadwal sekolah dengan didik di pondok. Sehingga tanggung jawabnya
jadwal kegiatan di pondok. sama dengan tanggung jawab orang tua peserta
5.6 Pengawasan manajemen Boarding didik dalam mengurusi keperluan peserta didik.
School dalam pengembangan karakter Peserta didik diperbolehkan keluar
peserta didik SMP Darussyahid pondok hanya saat hari ahad, itu pun cuma di
Sampang sekitar lingkungan sekolah/pondok. Apabila
Agar program pendidikan karakter peserta didik ingin keluar atau ada tugas luar
dapat berjalan sesuai tujuan yang telah dari sekolah wajib meminta ijin kepada ustadz
ditetapkan, perlu dilakukan penjaminan dan ustadzah terlebih dahulu.
keterlaksanaan kegiatan. Pengawasan yang Selain dilakukan penilaian terhadap

17
karakter peserta didik, tidak jarang pula Paparan hasil penelitian tentang evaluasi
diambil keputusan untuk memberikan sanksi program pendidikan karakter di SMP
pada peserta didik yang melanggar aturan yang Darussyahid Sampang melalui penanaman
telah ditetapkan. Ada pula peserta didik yang nilai-nilai karakter.
dikembalikan kepada orang tuanya karena Evaluasi tingkat belajar diperoleh
pembinaan yang dilakukan pada peserta didik bahwa di SMP Darussyahid Sampang
sudah tidak mempan lagi, sedangkan melakukan evaluasi belajar yang dilakukan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta secara langsung saat kegiatan berlangsung
didik tersebut tidak bisa ditolelir. maupun selesai kegiatan. Dilakukan secara
Pengawasan langsung dilakukan oleh langsung bertujuan agar dapat diatasi sedini
ustadz dan ustadzah, guru bahkan peserta didik mungkin sehingga nantinya jika terdapat
itu sendiri. Strategi pengawasan juga kekurangan program yang berasal dari peserta
memberlakukan cara pengawasan melekat, didik dapat dicegah dan dapat mengurangi
bentuknya peserta didik yang mendapat kelemahan program itu sendiri. Selain evaluasi
hukuman disamping mendapat sanksi sesuai secara langsung juga dilakukan penilaian
aturan yang ada. Tidak jarang juga ustadz tertulis yang disampaikan kepada orang tua
memberikan hukuman fisik seperti push up, setiap akhir tahun melalui buku raport dan nilai
bahkan peserta didik disuruh membersihkan kepribadian peserta didik.
kamar mandi, ada juga yang rambutnya dicukur Dapat disimpulkan bahwa evaluasi
habis. tingkat perilaku telah dilaksanakan oleh SMP
Selama peneliti melakukan Darussyahid Sampang. Hal ini terlihat pada
pengamatan di SMP Darussyahid Sampang kehidupan siswa sehari- harinya. Evaluasi
melihat fenomena peserta didik yang perilaku membutuhkan kerjasama dari seluruh
rambutnya dicukur habis. Setelah peneliti komponen, baik itu orang tua, pihak sekolah
konfirmasi kepada salah satu guru, menyatakan maupun pondok.
bahwa peserta didik yang dicukur habis
rambutnya merupakan peserta didik yang VI. Kesimpulan dan Saran
mendapatkan sanksi karena melanggar 6.1 Kesimpulan
peraturan. 6.1.1 Perencanaan (Planing)
Penanaman nilai karakter terhadap pengembangan karakter peserta didik di
peserta didik tidak terlepas dengan aturan sekolah formal, tertuang dalam kurikulum
pondok dalam hal ini adalah kegiatan rutin sekolah yang dilengkapi dengan jadwal
peserta didik sehari-hari. Aturan dan larangan kegiatan rutin peserta didik. Secara substansial
tersebut tertera di papan peraturan yang perencanaan pendidikan karakter telah memuat
dipasang di setiap kamar, termasuk bentuk aspek perencanaan pendidikan karakter yang
tingkatan pelanggaran dan sanksinya. dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
Evaluasi atau pengawasan dilakukan program. Dalam merencanakan program
setiap hari melalui pengamatan perilaku dan pengembangan karakter, SMP Sabilillah dan
kegiatan pembiasaan sehari-hari peserta didik. SMP Darussyahid Sampang bekerja dengan

18
seluruh komponen sekolah dengan tim peserta didik dalam lebih mengoptimalkan
pelaksana asrama/pondok. proses, tujuan dan evaluasi.
6.1.2 Pengorganisasian (Organizing) Proses pembentukan karakter peserta
dilakukan dengan membuat program-program didik dengan cara pendampingan, pembiasaan
dalam susunan yang lebih terjadwal baik di dan contoh yang baik memberikan pengaruh
dalam sekolah formal maupun di yang positif terhadap peserta didik sehingga
asrama/pondok. Salah satunya dengan perlu adanya perhatian yang lebih konsisten
dilaksanakannya rapat pengurus yang lagi dari pihak pendidik dan pengajar dalam
didalamnya membahas tentang pembentukan pelaksanaanya. Hal ini dimaksudkan agar pihak
struktur organisasi asrama/pondok, pendidik dan pengajar lebih mengawasi para
pembahasan program jangka pendek dan peserta didiknya agar semuanya terkondisikan
panjang serta program yang lainnya. karena mengingat jumlah peserta didik yang
6.1.3 Pelaksanaan (Actuating) banyak dan heterogen.
pengembangan karakter peserta didik SMP Hendaknya selalu menjaga
Sabilillah dan SMP Darussyahid Sampang keistiqomahan dalam bersikap dan bertindak
yang terintegrasi disemua mata pelajaran, tanduk khususnya dalam proses pembelajaran
kegiatan pengembangan diri (lifeskill) dan di sekolah formal serta dalam kegiatan
kegiatan pembiasaan rutin telah membentuk asrama/pondok. Hal ini dimaksudkan agar hasil
bidaya sekolah yang kondusif dalam belajar yang diperoleh dapat bermanfaat setelah
pengembangan karakter peserta didik.baik lulus dan dalam kehidupan bermasyarakat.
kegiatan di kelas maupun kegiatan diluar kelas,
telah membentuk karakter ketaatan beragama, Daftar Pustaka
kemandirian, tanggung jawab, kreatifitas dan A. Halim Fathani Tahya, “Boarding School

kedisiplinan peserta didik. dan Pesantren Masa Depan”, dalam

6.1.4 Pengawasan (Controling) http://masthoni.wordpress.com/2009/0

pengembangan karakter di sekolah formal 6/14/boarding-school-dan- pesantren-

diserahkan kepada kepala sekolah serta dewan masa-depan/#more-162 (14 Juni

guru serta dibantu oleh pengawas binaan dari 2009).

dinas kabupaten sedangkan pengembangan A.F.Stoner James, DKK, (2006), Manajemen,

karakter di asrama/pondok diserahkan pada Edisi Indonesia, Penerbit PT.

ustadz ustadzah dan pengasuh pondok dengan Prenhallindo, Jakarta

berpedoman pada aturan yang berlaku. Abdul A’la, (2006). Pembaruan Pesantren,

Evaluasi dilakukan dalam dua hal yakni Yogyakarta: Pustaka Pesantren

evaluasi selama proses, evaluasi per semester Abdul Rahman Shaleh, (2000). Pendidikan

dan evaluasi akhir tahun Agama dan Keagamaan, Misi, Visi

6.2 Saran dan Aksi, Jakarta : PT. Gemawinda

Agar lebih meningkatkan segala aspek Panca Perkasa.

yang terkait dalam pembentukan karakter Abraham Maslow.(2003). Motivasi dan


Kepribadian. Jakarta: Midas Surya

19
Grafindo diterbitkan. Yogyakarta: Program
Agnes Tri Harjaningrum, (2007). Peranan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
Orang Tua dan Praktisi dalam Amirullah dan Budiono, Haris. 2004.
Membantu Tumbuh Kembang Anak PengantarManajemen.Yogyakarta:
Berbakat Melalui Pemahaman Teori Graha Ilmu
dan Tren Pendidikan. Jakarta: Prenada
Amin Haedari. 2010. Pendidikan Agama di
Media Group, cetakan ke 1
Indonesia. Gagasan dan Realitas.
Ali Muhammad Taufiq, (2011). Praktik
Jakarta: Puslitbang Pendidikan
Manajemen Berbasis Al Qur’an.
Agama dan Keagamaan.
Jakarta: Gema Insani.
Anggraini, Vera 2010. Implementasi
Amal Abdussalam Al-Khalili. (2005).
ManajemenKesiswaan: Semarang :
Mengembangkan Kreativitas Anak.
Fakultas Tarbiyah Intitut Agama
Jakarta: Aliza, S.
Islam Negeri Walisongo.
Andi Mappiare, A.T. (2006).
Astuti, Fidia. 2015. Manajemen Program
Kamus Istilah Konseling
Kegiatan Boarding School
dan Terapi Jakarta:Rajawali Pers.
Madrasah Negeri Wonosari. Skripsi.
Arsy Karima Zahra, (2008). Pemilihan
Tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Program Belajar yang Baik. Diambil
Program Pascasarjana UIN Sunan
dari
Kalijaga.
www.arsykarimazahra.blogspot.com.
A’la,Abd,2006. Pembaruan Pesantren,
Diakses tanggal 31 Juli 2017.
Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Azyumardi Azra, (2008). Pendidikan Islam
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
tradisi dan modernisasi menuju
Penelitian Suatu Pendekatan
melinuiem baru, Jakarta: Lagos
Praktek.Jakarta:Rineka Cipta.
Wacana Ilmu
Bahtiar dalam boarding school dan peranannya
Abd A’la, 2006. Pembaharuan pesantren. dalam pengembangan pendidikan
Yogyakarta. Pustaka pesantren islam http://bhakti-
ardi.blogspot.com/2012/07/boarding-
Aisyah Sitti. 2016. Boarding School Sebagai
school- dan-peranannya-
Penjunjang Keberhasilan Pendidikan
dalam_08.html1
Nilai di MAN Insan Cendekia
Serpong. Skripsi. Tidak diterbitkan. Baktiar. (2012). Boarding School Dan
Jakarta: Universitas Islam Negeri Peranannya Dalam Pengembangan
Syarif Hidayatullah Jakarta. PendidikanIslam.(Online).(http://
bhaktiardi.blogspot.com/2012/07/bo
Akbar, Taufik. 2014. Manajemen Boarding
arding-school-dan- peranannya-
School Dalam Meningkatkan
dalam_08.html, dikunjungi tanggal
Prestasi Belajar Siswa MAN
23 Januari 2013).
Wonosari Gunungkidul. Tesis. Tidak

20
Didin Kurniadin dan Imam Machali, (2012),
Manajemen Pendidikan: Konsep dan
Prinsip Pengelolaan Pendidikan,
Jogjakarta
Djamarah. (2000). Guru dan Anak Didik dalam
Interaksi Edukatif . Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Maksudin (2006) Pendidikan Nilai Sistem
Boarding School di SMP IT Abu
Bakar(Hasil Penelitian Untuk
Disertasi), Yogyakarta : Program
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga.
Malayu Hasibuan, S.P. (2004).Manajemen,
Dasar, Pengertian dan Masalah. PT
Bumi Aksara: Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai