Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MI RADEN FATAH MALANG

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
NUR AZIZA
NIM. 200103110044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
A. Latar Belakang
Suatu negara dapat berkembang apabila pendidikan tersebut juga berkembang.
Salah satu faktor terpenting dalam kehidupan ialah pendidikan, melalui pendidikanlah
seorang individu dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan juga mengembangkan
potensi diri, serta dapat membentuk pribadi yang memiliki karakter. Pendidikan secara
formal diantaranya ialah pendidikan pada SD sederajat, SMP sederajat, SMA sederajat,
juga tingkat Perguruan Tinggi.
Siswa SD atau sederajat berada dalam tahap perganian dari Taman Kanak-kanak
menuju tahap yang lebih tinggi yaitu Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar. Mereka
(siswa) sangat membutuhkan pendidik maupun pembina atau contoh yang baik supaya
menjadikan mereka menjadi pribadi yang juga baik. Oleh karena itu, pendidikan dasar
memiliki peran sangat penting dalam membentuk karakter dan juga kepribadian siswa
supaya ketika beranjak dewasa mereka tidak terjerumus terhadap hal-hal negatif.
Negara kita sudah lemah akibat krisis yang tak kunjung usai. Situasi ini diperparah
dengan krisis moral dan etika kepemimpinan negara yang juga berdampak negatif bagi
generasi muda. Dapat dikatakan bahwa kenakalan beberapa siswa berseragam sekolah
terjadi di setiap kota. Perkelahian antar pelajar tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi
juga merembet ke tempat-tempat yang jauh. Bahkan, perilaku seks bebas dan hilangnya
tradisi, budaya, nilai-nilai sosial, standar etika dan akhlak mulia telah menyusup ke desa-
desa. Krisis yang terjadi saat ini merupakan salah satu indikasi penyebab terbesarnya, yaitu
gagalnya dunia pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal dan informal.
Padahal ketiga sektor tersebut sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dan
akhlak mulia. 1
Ketidakdisiplinan di sekolah merupakan masalah yang perlu ditangani dalam hal
kemajuan akademik. Disiplin siswa mempengaruhi kualitas sekolah. Sekolah yang dinilai
baik memiliki kualitas kedisiplinan yang baik. Kegiatan belajar mengajar formal saat ini
berlangsung kurang disiplin, terutama di sekolah dasar. Banyak siswa yang masih kurang
disiplin dalam belajar mengajar. Banyak siswa tidak mengikuti peraturan sekolah, mis. B.

1
Azizatul Muta’alimah, “IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM PEMBINAAN KARAKTER
SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI SUKUN 3 MALANG SKRIPSI,” 2013, 136.
Antrean di depan kelas. Hal ini mendorong guru untuk berpikir tentang meningkatkan
kedisiplinan siswa.
Situasi ini memaksa lembaga pendidikan untuk melaksanakan program yang
misinya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkannya
melalui pendidikan baik formal maupun informal. Salah satu pelatihan informal melalui
pelatihan pramuka.
Pramuka, sebagai organisasi kepanduan yang bergerak di bidang pendidikan non
formal, berupaya membantu pemerintah dan juga masyarakat dalam upaya membangun
masyarakat dan bangsa. Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip inti Kepramukaan, yang
dirinci dalam Nilai-Nilai Kepramukaan:
1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Cinta alam dan sesama;
3. Cinta tanah air dan bangsa;
4. disiplin, keberanian dan kesetiaan;
5. Tolong bantu;
6. Bertanggung jawab dan dapat diandalkan;
7. Jernih dalam pikiran, ucapan dan tindakan;
8. Hemat, hati-hati dan sederhana;
9. Pekerja keras, pintar dan ceria; dan
10. Patuh dan mau bernegosiasi.2

Sekolah harus menggunakan strategi untuk mencapai tujuannya. Salah satunya


dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan karakter
siswanya. Dengan mengingat hal itu, kegiatan ekstrakurikuler tidak sepenting sekolah.
Program ekstrakurikuler sebagai sarana untuk membina dan mengembangkan bakat dan
keterampilan siswa. Kegiatan tersebut dapat mengurangi peningkatan kenakalan remaja
karena diyakini bahwa salah satu faktor kenakalan remaja adalah mereka tidak merasa
nyaman dalam lingkungan keluarga sehingga waktu luang mereka digunakan untuk tujuan
yang kurang baik atau negatif. hal-hal yang berguna. Di sisi lain, jika para siswa ini aktif
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, kami berharap mereka senang bertemu dengan

2
“AD-ART-GP-2019.pdf,” t.t.
teman sebayanya dan melihat sekolah sebagai sumber inspirasi untuk memenuhi kebutuhan
mereka dan sebagai saluran bakat dan minat mereka. pulpen di waktu luangnya.3

Menurut Undang-Undang No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab I Pasal


1 Ayat 4 yang berbunyi Pendidikan Kepramukaan merupakan proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan
penamalan nilai-nilai kepramukaan.4

Namun kini masyarakat melihat kepramukaan sebagai kegiatan yang kuno.


Kegiatan ini mengajarkan kode morse, semaphore dan juga sandi rumput di tengah
kecanggihan teknologi seperti ponsel. Pramuka memaksa siswa untuk berkemah di alam,
seperti di hutan yang banyak terdapat kantor pariwisata dan vila dengan harga terjangkau.
Pramuka di sekolah tidak hanya ketinggalan zaman, tetapi juga dicap monoton dan sangat
membosankan. Yang diajarkan hanya baris-berbaris, menyanyi dan bertepuk tangan,
sehingga banyak siswa yang cepat bosan dan berhenti dari kepramukaan di sekolah. Ini
adalah masalah terbesar yang dihadapi kepramukaan di sekolah dan masyarakat. Jika
Pembina Pramuka mampu dan mau mengadvokasi integrasi pendidikan karakter, maka
persoalan ini tidak akan muncul. Dan saat ini adalah saat yang tepat untuk
mengimplementasikannya sebagai perwujudan gagasan pembentukan karakter, agar tujuan
pendidikan tercapai dan berdampak pada pembelajaran siswa.

Latihan Pramuka di MI Raden Fatah Malang merupakan organisasi yang dikemas


dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan agar siswa tidak bosan. Namun tetap
memiliki unsur pendidikan. Pelatihan pramuka diselenggarakan di dalam dan di luar
ruangan untuk memberikan unsur hiburan bagi siswa setelah seharian penuh mengikuti
kegiatan belajar mengajar.

Sebenarnya, pramuka di SD/MI saat ini menghadapi banyak masalah. Dari hasil
penelitian, di MI Raden Fatah Malang terdapat anak-anak yang suka berkata-kata kotor,
anak-anak yang masih ingin berdebat dengan temannya, bahkan ada beberapa siswa yang
berusaha kabur dari pembelajaran di sekolah. Berbagai persoalan tersebut perlu segera

3
Muta’alimah, “IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA
SEKOLAH DASAR NEGERI SUKUN 3 MALANG SKRIPSI.”
4
“UU_2010_12.pdf,” t.t.
mendapat perhatian karena MI Raden Fatah Malang terus berupaya mempersiapkan
siswanya dengan lebih baik, khususnya melalui kepramukaan. Karena kepramukaan dapat
dimodifikasi sebagai sarana pendidikan yang menanamkan rasa nasionalisme pada seorang
warga negara dan sebagai salah satu cara menanamkan karakter pada siswa. Melalui
kepramukaan, siswa menjadi terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter yang didukung oleh
lingkungan kepemimpinan sehingga program kegiatan yang mengarah pada pembentukan
karakter berjalan dengan baik.

Terkait dengan permasalahan yang telah dituangkan oleh penulis. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk mendalami ekstrakurikuler pramuka sebagai salah satu alternatif
pembentukan karakter di MI Raden Fatah Malang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
menulis skripsi dengan judul tersebut”PENGARUH KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
SISWA DI MI RADEN FATAH MALANG”

B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah penulis tuangkan dalam latar belakang, maka perumusan
permasalahan dalam penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka di MI Raden Fatah Malang?
2. Implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa MI
Raden Fatah Malang?
3. Nilai-nilai karakter dari implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam
pembinaan karakter siswa MI Raden Fatah Malang?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini antara lain yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanakan ekstrakurikuler pramuka di MI Raden Fatah Malang
2. Mendeskripsikan implementasi ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter
siswa di MI Raden Fatah Malang
3. Mendeskripsikan nilai-nilai karakter dari implementasi kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dalam pembinaan karakter siswa MI Raden Fatah Malang
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain yaitu:

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk menambah serta memperkaya khazanah
keilmuan dalam dunia pendidikan islam, khususnya dalam bentuk ekstrakurikuler
pramuka sehingga dari kelebihan yang ada dapat diambil manfaatnya.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan bagi penulis
khususnya yang berkaitan dengan ekstrakurikuler pramuka yang menjadi salah satu
media untuk pembentukan karakter siswa.

E. Ruang Lingkup Pembahasan


Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas mengenai penelitian ini maka
penulis memfokuskan pada ruang lingkup penelitian antara lain kepala sekolah, guru kelas
dan beberapa siswa MI Raden Fatah Malang yang diwawancarai dalam penelitian ini
sebagai sumber data melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis. Pendidikan karakter
yang dibahas dalam penelitian ini sesuai dengan nilai-nilai kepramukaan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Kepramukaan.

F. Orisinalitas Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan penelitian lain dengan penelitian ini,
maka penulis perlu menyajikan beberapa data penelitian terdahulu tentang pengaruh
kegiatan pramuka terhadap karakter siswa. Penelitian tentang pembentukan karakter siswa
telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang penulis jadikan pertimbangan serta
rujukan dalam penelitian ini, antara lain yaitu:
1. Azizatul Muta’alimah (2013) skripsi dengan judul ”Implementasi Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa Sekolah Dasar Negeri
Sukun 3 Malang”. Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada implementasi nilai
karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kesimpulan dalam penelitian
ini adalah pemberian tugas seperti mendirikan tenda, menyambung tongkat dan lain
sebagainya digunakan sebagai penerapan pembinaan karakter siswa. Sedangkan
perbedaannya dengan penelitian ini adalah memfokuskan pembentukan karakter siswa
melalui nilai-nilai kepramukaan.
2. Moh Imam Mukhlish (2016) skripsi dengan judul ”Implementasi Kegiatan Pramuka
dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Anggota Pramuka Sekolah Dasar Negeri
Sukun 3 Malang”. Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada implementasi
kedisiplinan melalui kegiatan pramuka. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
pemberian reward dan punishment guna membentuk karakter disiplin pada siswa.
Sedangkan persamaannya adalah penelitian terhadap pendidikan karakter
kepramukaan.
3. Rafiqa Ilma Meinina (2020) skripsi dengan judul ”Pengembangan Sikap Percaya Diri
Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di Madrasah Ibtidaiyah 6 Tahun Tambakboyo
Blitar”. Penelitian ini memfokuskan kajiannya pada pengembangan percaya diri
melalui ekstrakurikuler. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perencanaan kegiatan
di masing-masing ekstrakurikuler dibuat oleh pembina. Sedangkan persamaannya
adalah penelitian terhadap pendidikan karakter.
Nama Judul Skripsi Persamaan Perbedaan
Azizatul Implementasi Kegiatan Memfokuskan memfokuskan
Muta’alimah, Ekstrakurikuler Pramuka kajiannya pada pembentukan
UIN Maulana dalam Pembinaan implementasi nilai karakter siswa
Malik Ibrahim Karakter Siswa Sekolah karakter siswa melalui melalui nilai-nilai
Malang (2013) Dasar Negeri Sukun 3 kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan
Malang pramuka
Moh Imam Implementasi Kegiatan Penelitian terhadap Implementasi
Mukhlish, UIN Pramuka dalam pendidikan karakter kedisiplinan melalui
Maulana Malik Membentuk Karakter kepramukaan kegiatan pramuka
Ibrahim Disiplin Siswa Anggota
Malang (2016) Pramuka Sekolah Dasar
Negeri Sukun 3 Malang
Rafiqa Ilma Pengembangan Sikap Penelitian terhadap Memfokuskan
Meinina, UIN Percaya Diri Siswa pendidikan karakter kajiannya pada
Maulana Malik melalui Kegiatan pengembangan
Ibrahim Ekstrakurikuler di percaya diri melalui
Malang (2020) Madrasah Ibtidaiyah 6 ekstrakurikuler
Tahun Tambakboyo Blitar

G. Definisi Istilah
1. Ekstrakurikuler
Kegiatan pembelajaran non formal yang dilakukan oleh siswa atau mahasiswa dan
umumnya dilaksanakan diluar jam pelajaran formal, guna mengembangkan minat
bakat diluar bidang akademik.
2. Karakter
Keadaan asli seseorang yang membedakannya dengan yang lain, dan merupakan
perilaku manusia dengan diri sendiri, Tuhan, orang lain, dan juga lingkungan.
3. Pramuka
Salah satu bentuk ekstrakurikuler yang banyak ditemui pada sekolah-sekolah yang
memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian, kecakapan hidup dan akhlakul karimah
melalui penerapan nilai-nilai kepramukaan.

H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan, disini penulis akan mencoba membagi dari beberapa bab,
yakni:
BAB I Pendahuluan : berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, manfaat, ruang lingkup pembahasan, orisinalitas
penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan : berisi tentang kajian teori, perspektif teori dalam islam, dan
Pustaka kerangka berpikir.
BAB III Metode : berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi
Penelitian penelitian, kehadiran peneliti, subjek penelitian, data dan
sumber data, instrumen penilaian, teknik pengumpulan data,
pengecekan keabsahan data, analisis data dan prosedur
penelitian.

I. Tinjauan Pustaka
1. Kajian Teori
a. Kegiatan Pramuka
1.) Pengertian Pramuka
Sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1, Gerakan
Pramuka merupakan organisasi pendidikan nonformal sebagaimana
dicantumkan pada UU RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan
berstatus badan hukum.5
Pendidikan Kepramukaan melihat dari Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka No 200 Tahun 2011 tentang Panduan Teknis Kursus
Pembina Mahir ialah proses pendidikan yang praktis, di luar sekolah dan

5
“AD-ART-GP-2019.pdf.”
kegiatan keluarga secara terbuka menarik, menantang, menyenangkan, sehat,
teratur dan terbimbing, dengan menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan serta tujuan akhir membentuk kepribadian, akhlak, budi
pekerti luhur dan kecakapan hidup.6
Secara harfiah pramuka adalah singkatan dari praja muda karana yang
bermakna jiwa-jiwa muda yang memiliki banyak karya. Diharapkan dari
kegiatan pramuka akan terlahir jiwa-jiwa muda dan memiliki kekreatifitasan
untuk membuat banyak karya berharga.
Istilah pramuka, gerakan pramuka dan kepramukaan masih sering
digunakan secara bergantian, sehingga banyak terjadi kerancuan makna.
Pramuka adalah nama-nama anggota gerakan kepanduan yang terdiri dari
anggota-anggota muda yaitu. pramuka yang memiliki kelompok
Kesiapsiagaan, Kebangkitan, Kepemimpinan dan Pandega dan anggota dewasa
memberikan informasi tentang pembina pramuka, pembantu pramuka, pembina
pramuka, pembina profesional dan sipir yang harus dimiliki. SAKA, andalan,
pembantu terpercaya, anggota MABI, karyawan triwulan dan mitra. Meskipun
Partioliike adalah nama sebuah organisasi pendidikan informal yang bekerja di
luar sekolah dan keluarga, menerapkan prinsip dasar dan metode Kepramukaan.
Pramuka adalah suatu proses pendidikan, dilaksanakan di luar lingkungan
sekolah dan keluarga, penuh dengan kegiatan yang menarik, menyenangkan,
sehat, teratur dan praktis, dilaksanakan secara terbuka dengan tujuan akhir
mengajarkan prinsip dasar dan metode kepramukaan. yaitu pembentukan budi
pekerti, akhlak dan budi pekerti luhur. .
Kami berharap Pramuka dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat
setempat, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Alasannya adalah
karena mereka ditawari proses pembentukan mental, fisik dan spiritual. Tujuan
lainnya adalah mencerdaskan generasi penerus bangsa yang takwa, kuat dan

6
“Jukran-Nomor-03-2022-Peraturan-Penyelenggaraan-Diklat-Kepramukaan.pdf,” t.t.
tangguh serta memiliki nilai kepribadian baik lainnya sehingga mampu
membawa negara ke arah yang lebih baik.7
Dalam Anggaran Dasar (AD)/ Anggaran Rumah Tangga (ART), telah
dijelaskan tentang kepramukaan. Antara lain:
Bab IV Pasal 7 tentang Pendidikan Kepramukaan yaitu Pendidikan
kepramukaan merupakan proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup,
dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan.8

2.) Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Kegiatan Pramuka


Sebagai sebuah organisasi, gerakan kepanduan tentunya memiliki misi,
tujuan, dan fungsi utama kepramukaan. Tugas pokok, tujuan dan fungsi
kepramukaan tercantum dalam UU Kepramukaan 12 Tahun 2010 dan Peraturan
Kepramukaan.
Mengenai tugas pokok kepramukaan, Bab II Pasal 4 UUD/Peraturan
menyebutkan bahwa tugas pokok gerakan kepanduan adalah
menyelenggarakan pembinaan kepramukaan bagi generasi muda untuk
memupuk karakter bangsa. Anda akan menjadi generasi yang lebih baik,
bertanggung jawab, mampu memajukan dan memenuhi kemandirian, serta
membangun dunia yang lebih baik. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut
gerakan kepanduan selalu memperhatikan kebutuhan, keterampilan dan minat
pramuka.
Tujuan Pramuka tertuang dalam Anggaran Dasar Persatuan Pramuka dan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010. Menurut Pasal 3 Bab II UUD Gerakan
Pramuka, yaitu:

7
Affandi, “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG.”
8
“AD-ART-GP-2019.pdf.”
Tujuan kepramukaan adalah untuk membentuk masing-masing pramuka:
a.) Berkepribadian beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berilmu
tentang kehidupan dan sehat jasmani dan rohani;
b.) Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan taat kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menjadi masyarakat yang
baik dan berguna yang dapat berkembang secara mandiri, serta turut
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. dan negara, mengurus
kehidupan lokal dan lingkungan alam.9

Sedangkan menurut UU No 12 Tahun 2010 yaitu berkepribadian


beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berilmu tentang kehidupan dan
sehat jasmani dan rohani;

Selanjutnya adalah fungsi. Fungsi juga telah dicantumkan pada UU No


12 Tahun 2010 dan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.

Adapun dari Anggaran Dasar dari Gerakan Pramuka yaitu Gerakan


Pramuka memiliki fungsi guna menyelenggarakan pendidikan nonformal di
luar sekolah dan keluarga sebagai wadah pembinaan serta pengembangan
kaum muda dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan.10

Sedangkan dari UU No 12 Tahun 2010 yaitu Gerakan pramuka guna


sebagai wadah untuk mencapai tujuan pramuka melalui:

a.) Diklat atau pendidikan latihan pramuka


b.) Pengembangan dalam pramuka
c.) Pengabdian terhadap masyarakat serta orang tua

9
“AD-ART-GP-2019.pdf.”
10
“AD-ART-GP-2019.pdf.”
d.) Permainan yang memiliki orientasi pada pendidikan11

Dari dua peraturan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa fungsi
dari Gerakan Pramuka ialah sebagai wadah pembinaan serta
pengembangan kaum muda untuk mencapai tujuan melalui pendidikan
dan pelatihan (diklat) pramuka, pengembangan pramuka, pengabdian
terhadap masyarakat dan orang tua, serta permainan yang berorientasi
pada pendidikan yang dilandasi oleh sistem among, prinsip dasar, dan
metode kepramukaan.

b. Pembentukan Karakter
Bentuk meupakan kata dasar dati pembentukan yang memiliki makna
proses, cara. Pembentukan dapat juga diartikan sebagai hasil dari proses. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia istilah pembentukan merupakan proses atau usaha
yang dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang lebih baik,
mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju, dan lebih sempurna.12
Imam Mukhlish dalam jurnalnya yang mengutip dari Abdul Majid, karakter
sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lainnya.13
Karakter dapat diartikan juga sebagai suatu nilai dari tingkah laku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, serta perbuatan
berdasarkan norma yang ada seperti norma agama, hukum, tata krama, budaya serta
adat istiadat.
Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter
merupakan suatu keunikan dari pribadi itu sendiri sehingga dapat membedakan
orang tersebut dengan yang lainnya. Seseorang dapat dikatakan berkarakter apabila

11
“UU_2010_12.pdf.”
12
“SDN Merjosari.pdf,” t.t.
13
Moh Imam Mukhlish, “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG 2016,” t.t., 114.
memiliki kepribadian yang baik berdasar nilai norma agama, hukum, tata krama,
budaya serta adat istiadat.
Karakter biasa terbentuk dari kebiasaan sehari-hari dan juga kebiasaan
orang tua. Kebiasaan dari masa kecil biasanya akan bertahan hingga remaja,
sehingga peran orang tua sangat penting untuk pembentukan karakter anaknya.
Selain itu, karakter adalah sebuah sifat yang sudah tertanam pada jiwanya.
Sehingga seseorang dengan mudah akan bertindak sesuai dengan karakter yang ia
miliki karena sudah menjadi budaya sehari-harinya.14
Pembentukan karakter merupakan suatu usaha, proses, ataupun cara untuk
menjadikan perilaku dan sifat manusia menjadi lebih baik dengan proses yang
berkala. Pembentukan karakter yang baik, akan menjadikan seseorang menjadi
lebih baik pula. Pembentukan karakter dimaksudkan untuk membawa seseorang
untuk memiliki sifat dan perilaku yang baik sehingga dapat membawanya pada arah
yang lebih baik dan kemajuan.

2. Perspektif Teori dalam Islam


Nilai-nilai keislaman pada gerakan pramuka dapat kita temui pada dasadharma dan
juga trisatya. Berikut ini adalah uraiannya:
Poin Dasadharma Uraian
Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa Ihsan, bertanggungjawab, tidak egois,
suka rela
Cinta alam dan kasih sayang sesama Ihsan, kasih sayang, bertanggungjawab,
manusia kepedulian, empati
Patriot yang sopan dan ksatria Berjiwa pemimpin, sopan, suka rela,
bekerja sama
Patuh dan suka bermusyawarah Tidak egois, bekerja sama
Rela menolong dan tabah Tidak egois, itsar, ihsan, sahadah, infaq
Rajin, terampil, dan gembira Suka rela, tidak egois

14
Affandi, “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG.”
Hemat, cermat, dan bersahaja Jujur, tidak egois
Disiplin, berani, dan setia Tidak egois, mendahulukan orang lain,
bekerjasama
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya Tidak egois, jujur
Suci dalam pikiran, perkataan, dan Ihsan, peduli, tidak egois, kasih sayang
perbuatan

Sebagaimana yang sudah tercantum pada tabel diatas bahwasanya dharma pramuka
sudah terintegrasikan pada nilai keislaman. Sedangkan untuk satya pramuka adalah
sebagai berikut:

Poin Tri Satya Uraian


Menjalankan kewajibanku terhadap Berjiwa kepemimpinan, sukarela, tidak
Tuhan, dan negara kesatuan republik egois
Indonesia
Menolong sesama hidup dan ikut serta Ihsan, itsar, tidak egois, suka rela, peduli,
membangun masyarakat shadaqah, infaq
Menepati dasadharma Jujur, tidak egois, ihsan, itsar, infaq,
shadaqah

Sedangkan dalam poin tri satya pramuka bahwasanya tri satya ini sudah
terintegrasikan dengan nilai keislaman. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
kode kehormatan pramuka, yakni tri satya dan dasa dharma telah terintegrasikan
dalam nilai-nilai keislaman.15

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (sebelum 1972) pasal 4 disebutkan


bahwa gerakan pramuka bertujuam untuk mendidik pemuda-pemuda supaya menjadi
manusia yang kuat keyakinannya. Selain itu pada pasal 5 disebutkan supaya menjamin

15
Irfan Kuncoro, “Integrasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Gerakan Pramuka Dalam Meningkatkan
Altruistik Peserta Didik,” Thawalib | Jurnal Kependidikan Islam 1, no. 1 (5 April 2020): 13–28,
https://doi.org/10.54150/thawalib.v1i1.22.
keleluasan kepada tiap anggota gerakan pramuka untuk beribadah menurut agamanya
masing-masing.

Untuk menunjang sistem pendidikan agama, dalam pramuka mengadakan


penempuhan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) guna mendorong semangat para siswa
untuk mempelajari agama lebih dalam. TKK tersebut diantaranya ialah shalat,
membaca alquran atau qari’, muadzin dan khatib.

Selain itu dalam kode kehormatan seperti yang dijelaskan sebelumnya, disebutkan
bahwa akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban terhadap Tuhan. Dan dalam
berbagai kesempatan diadakannya lomba-lomba guna menempuh TKK yang telah
disebutkan diatas.16

Tugas utama rasulullah SAW salah satunya ialah mengubah insan manusia menjadi
insan yang ’abid, saleh, dan mushlih. Hal ini tertuangkan pada QS. Al-Jumuah:2:

‫سو ًْل ِمن ُهم يتلُوا علي ِهم ٰا ٰيتِ ّٖه ويُز ِكي ِهم ويُع ِل ُم ُه ُم ال ِك ٰتب وال ِحكمة واِن‬
ُ ‫هُو الَّذِي بعث فِى اْلُ ِم ّٖين ر‬
‫كانُوا ِمن قب ُل ل ِفي ض ٰلل ُّمبِين‬

Arti: ” Ialah (Allah) yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf
(tuna aksara) dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-
ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan
Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang
nyata.”

Dari ayat tersebut, rasulullah SAW mulai memperbaiki perilaku bangsa Arab
jahiliyah. Salah satunya dengan memperbaiki dan membentuk karakter yang baik
sehingga terbitlah hadis riwayat Al-Bukhori dan Ibnu Hibban yang atinya:” Sebaik-
baik abad adalah abad generasiku”.

16
https://www.banjirembun.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html diakses pada 9 Desember
2022 pada pukul 09.00
3. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur yang dilakukan oleh peneliti, dan dijadikan
sebagai skema pemikiran guna memperkokoh indikator yang melatar belakangi
penelitian di MI Raden Fatah Malang. Berikut kerangka berfikir yang disajikan
peneliti:

Pembentukan Karakter

Kegiatan Ekstrakurikuler
Pramuka di MI Raden Fatah
Malang

Proses Pelaksanaan Manajemen Evaluasi Kegiatan


Kegiatan

Karakter siswa dapat


berkembang melalui kegiatan
ekstrakurikuler pramuka
J. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah ditulis oleh peneliti, maka tujuan dari
penelitian ini merupakan untuk mendapat gambaran yang mendalam tentang peran
pembelajaran pramuka dalam meningkatkan nilai karakter siswa di MI Raden Fatah
Malang. Sifat penelitian ini ialah penelitian deskriptif.
Menurut Bogdan dan Taylor, pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
diamati. Menurutnya, pendekatan kualitatif adalah teknik penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.17
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
deskriptif. Penelitian ini tidak menguji suatu hipotesis tetapi menyajikan data dan
memperlakukannya secara deskriptif sesuai dengan permasalahannya.
Peneliti bersifat objektif dalam penelitian, mencari informasi tentang peran
kepramukaan dalam pembentukan karakter siswa secara umum, setelah itu
mengumpulkan informasi pendukung lainnya dalam penelitian ini.

2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dipilih dalam penelitian ini ialah MI Raden Fatah Malang.
Tepatnya di Jl. Ngaglik IV B/627, Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Alasan peneliti memilih tempat ini ialah karena sekolah ini merupakan salah satu
madrasah atau sekolah yang berstandar nasional, dan merupakan sekolah yang maju
serta memiliki beberapa prestasi unggul, baik dari segi akademik maupun non
akademik, selain itu juga karena lokasinya cukup strategis sehingga memudahkan
peneliti untuk melakukan penelitian.

17
Muta’alimah, “IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA
SEKOLAH DASAR NEGERI SUKUN 3 MALANG SKRIPSI.”
3. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan merupakan alat yang penting yaitu sebagai
pengumpul data dan pengamat dalam penelitian lapangan dengan menggunakan
penelitian kualitatif. Oleh karena itu, peneliti harus turun ke lapangan untuk mencari
informasi tentang objek yang diteliti. Peneliti juga melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti.
Kehadiran peneliti di MI Raden Fatah Malang adalah sebagai pengamat. Observasi
dilakukan melalui observasi langsung, baik observasi maupun wawancara, meneliti
informasi yang diperlukan dan mencatat hasil observasi tersebut, agar peneliti dapat
selalu bersentuhan dengan subjek sehingga peneliti dapat bereaksi terhadap lingkungan
yang diteliti. Peneliti diharapkan dapat mengembangkan penelitiannya dengan
menghadirkan beberapa observasi yang dapat diuji validitasnya. Oleh karena itu,
peneliti sendiri turun ke lapangan dan terjun langsung untuk mengamati dan
mewawancarai peran ekstrakurikuler pramuka dalam mensosialisasikan nilai-nilai
karakter siswa MI Raden Fatah Malang, dengan kepala sekolah dan juga dengan guru
atau dosen.

4. Subyek Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami secara
holistik dan deskriptif fenomena yang dialami subjek penelitian dalam konteks tertentu
dengan menggunakan metode alamiah yang berbeda. Subyek penelitian adalah orang,
benda atau organisme yang digunakan sebagai informasi yang diperlukan untuk
mengumpulkan bahan penelitian. Responden juga lebih mengenal pengertian kedua
tentang topik penelitian, yang memberikan jawaban dan informasi yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan bahan penelitian. Istilah subjek penelitian atau responden disebut
informan. Kepala sekolah, guru kelas dan pembina digunakan oleh peneliti sebagai
informan dalam penelitian ini.

5. Data dan Sumber Data


Data utama dan sumber data penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan
orang-orang yang diamati atau diwawancarai. Sumber informasi utama direkam dalam
bentuk catatan tertulis atau video atau kaset audio, serta foto atau film. Pengumpulan
data utama melalui wawancara atau observasi partisipan adalah hasil dari melihat,
mendengar dan mengajukan pertanyaan.
Dalam hal ini pencarian dan pencatatan sumber data meliputi peneliti yang
dikumpulkan langsung dari kepala sekolah, ketua pramuka dan guru kelas. Peneliti ini
juga memiliki kontrol utama atas kegiatan penelitian. Berkaitan dengan sumber data
yang dijadikan subjek penelitian ada dua, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data utama atau biasa dikenal sumber data primer merupakan data yang
didapatkan oleh peneliti melalui pengamatan langsung, seperti wawancara,
observasi, serta dokumentasi, yaitu sebagai berikut:
1.) Kepala sekolah MI Raden Fatah Malang, yakni bapak M. Agus Miftachul
Huda, S.Ag, M.Pd untuk mencari sumber data yang berhubungan dengan
sejarah pendirian sekolah, perkembangan sekolah dan profil sekolah.
2.) Guru kelas di MI Raden Fatah Malang, yang akan menjadi sumber
informasi juga menjawab yang dibutuhkan dalam penelitian, sebagai
informan untuk memberi tanggapan tentang jawaban rumusan masalah
dalam penelitian ini.
3.) Pembina ekstrakurikuler pramuka

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber-sumber yang ada, antara lain:

1.) Sumber buku

2.) Jurnal ilmiah

3.) Dokumen pribadi

4.) Dokumen resmi universitas

5.) Arsip
Sumber data sekunder juga berasal dari dokumen, benda atau foto yang dapat
digunakan untuk melengkapi data primer.

6. Instrumen Penelitian
Prinsip meneliti ialah untuk melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang
baik dan relevan. Alat ukur tersebut biasanya dinamakan dengan instrumen penelitian.
Jadi instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu
fenomena, baik alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut dengan variabel penelitian.18 Dalam hal ini, peneliti menggunakan instrumen
penelitian berupa rating scale yang dapat digunakan untuk pedoman dalam
pengumpulan data dan sumber data.

7. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yaitu salah satu tahap dalam penelitian yang paling penting,
utama dan strategis. Karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah untuk
mendapatkan data. Tanpa pengetahuan tentang teknik pengumpulan data, peneliti tidak
dapat memperoleh data yang memenuhi standar penelitian. Untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk menulis karya ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data seperti:
a. Observasi
Nasution dalam buku Sugiyono, mengatakan bahwa observasi merupakan
dasar dari semua ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan hanya bisa bekerja melalui
data atau fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data
tersebut dikumpulkan dan dapat diobservasi atau diamati dengan jelas.19
Metode observasi ini biasanya digunakan untuk mendapat data secara
langsung melihat faktanya yang ada di lokasi penelitiam secara cermat, akurat, serta
sistematis mengenai kondisi fisik, letak geografis, sarana dan prasarana. Dengan
adanya data yang yang dihasilkan dari observasi tersebut, peneliti dapat

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Alfabeta) 2020, hlm 293
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Alfabeta) 2020, hlm 297
mendeskripsikan peran kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam membina karakter
siswa.

b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan guna menemukan permasalahan, juga apabila
peneliti ingin mengetahui lebih mendalam terhadap hal-hal dari informan.20
Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus menciptakan suasana
yang kondusif dan baik untuk informan guna memberi kenyamanan saat proses
wawancara, sehingga informan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan
informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang peneliti terapkan adalah
wawancara terstruktur, dimana pewawancara terlebih dahulu menyusun pertanyaan
yang akan dicari informasinya.
Hal ini bertujuan agar informan dalam proses wawancara atau tanya jawan
lebih terarah pada tujuan yang dituju serta menghindari pembicaraan yang kian
melebar. Selain itu juga dijadikan standar umum dan peneliti dapat
mengembangkannya melalui pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam kegiatan
wawancara.
Informasi yang dikumpulkan dalam wawancara dapat berupa verbal atau
non-verbal. Sebagai aturan, data yang digunakan adalah informasi verbal melalui
fungsi tanya jawab. Dalam hal ini, peneliti menggunakan alat perekam. Bahkan
ketika alat perekam digunakan, kehati-hatian harus dilakukan untuk memastikan
kenyamanan informan selama proses wawancara. Selain menggunakan alat
perekam, peneliti juga menggunakan catatan karena gerakan tubuh informan
mengandung pesan tersirat yang tidak dapat dideteksi oleh alat perekam.
Oleh karena itu, wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi
secara langsung dari informan baik kepala sekolah, guru kelas, pembina
ekstrakurikuler maupun siswa MI Raden Fatah Malang.

20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Alfabeta) 2020, hlm 304
c. Dokumentasi
Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dokumen dan tidak menutup
kemungkinan untuk mencari dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.
Berupa dokumen tentang sejarah berdirinya MI Raden Fatah Malang, visi misi
tujuan sekolah, sarana prasarana sekolah, struktur organisasi, data guru dan
pegawai, data siswa, program unggulan sekolah, prestasi yang diraih serta proses
belajar mengajar di MI Raden Fatah Malang.

8. Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini perlu dilakukan guna mengetahui
keabsahan data atau derajat kepercayaan data temuan agar dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik
pemeriksaan data, diantaranya adalah:
a. Penerapan Kinerja Derajat Kepercayaan (kreadibilitas) yang berfungsi:
1.) Melakukan inquiry sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan terhadap
data dapat dicapai.
2.) Menunjukkan derajat kepercayaan hasil temuan dengan jalan pembuktian oleh
peneliti dalam kenyataan ganda yang sedang diteliti.
b. Teknik Triangulasi
Teknik triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu lain di luar data guna keperluan pengecekan atau untuk pembanding
terhadap data tersebut.
c. Pengujian Dependability
Dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, yang mana
mencakup menentukan fokus permasalahan, memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai
membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti.21

21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Alfabeta) 2020, hlm 372
9. Analisis Data
Dalam penelitian jenis kualitatif, data yang diperoleh dari sumber berbeda dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda atau triangulasi secara terus
menerus sampai materinya jenuh. Analisis ini bersifat induktif, yaitu. analisis yang
berdasarkan informasi yang diterima dan dikembangkan menjadi hipotesis. Hipotesis
dari data tersebut kemudian dicari lagi dan lagi untuk menentukan apakah data tersebut
dapat diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.22
Maksud dari analisa ialah proses pemisahan data penelitian yang telah terkumpul
ke dalam elemen atau unit. Data yang telah diperoleh lalu disusun dalam satuan atau
yang teratur dengan cara memilah dan memilih, sesuai dengan tipe kelas nilai yang
sudah tersedia.
Seluruh data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data, selanjutnyadata
tersebut dicatat dan diamati secermat mungkin hingga menjadi suatu catatan lapangan.
Kemudian semua data tersebut dianalisis secara kualitatif.
Peneliti menggunakan analisis data model Miles and Huberman pada saat berada
di lapangan. Analisis data model Miles and Huberman ialah aktivitas dalam
menganalisis data kuualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sehingga data yang dicari sudah jenuh.23
Jadi analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak peneliti terjun ke lapangan,
kemudian mengambil data yang diperlukan di lapangan selanjutnya menyusun data
tersebut secara sistematis guna memperoleh gambaran yang sesuai dengan Peran
Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembentukan Karakter Siswa di MI Raden Fatah
Malang.

10. Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian tentang Peran Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembentukan
Karakter Siswa di MI Raden Fatah Malang mencakup tiga tahap, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Alfabeta) 2020, hlm 320
23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Alfabeta) 2020, hlm 321
a. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini, peneliti terlebih dahulu observasi pendahuluan atau
orientasi guna mendapat informasi awal atau gambaran umum untuk dijadikan
rumusan masalah sebagai bahan acuan dalam pengajuan proposal skripsi dan
pengajuan judul skripsi. Untuk melancarkan tahap pelaksanaan penelitian ke MI
Raden Fatah Malang, peneliti dianjurkan mengurus surat izin penelitian ke Dekan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang.
Setelah proses administrasi selesai, peneliti merancang penelitiannya
supaya penelitian tersebut lebih terarah. Selanjutnya ialah membuat pertanyaan
sebagai pedoman wawancara yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diteliti dan dicari jawabannya atau pemecahannya sehingga data yang diperoleh
lebih sistematis dan juga mendalam. Selain itu peneliti menyiapkan alat penelitian
sebagai penunjang, seperti alat perekam, kamera, buku, dan lain sebagainya.

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dari sebuah penelitian. Dalam
tahap ini peneliti akan mencari dokumen resmi yang akan digunakan dalam
penelitian dan wawancara guna memperoleh data awal tentang apa yang terjadi
dalam semangat belajar siswa dalam peran ekstrakurikuler pramuka dalam
membentuk karakter siswa di MI Raden Fatah Malang.
Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi dan wawancara, selanjutnya
data yang terkumpul segera dianalisis secara terus menerus dari awal hingga akhir
penelitian. Analisis data melibatkan pengerjaan pengorganisasian, pemecahan dan
sintesis data serta pencarian pola. Pengungkapan hal yang penting dan penentuan
data yang akan dilaporkan.
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data
agar dapat diketahui hal yang belum terungkap atau masih terloncati. Kemudian
peneliti melakukan perpanjangan penelitian guna melengkapi data yang kurang
sehingga dapat memenuhi target agar data yang diperoleh lebih valid.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam suatu penelitian. Data yang sudah
diperoleh akan diolah, disusun, disimpulkan, diverifikasi, dan selanjutnya akan
disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Kemudian peneliti melakukan member
check, guna memperoleh kepercayaan dari informan dan benar-benar valid.
Langkah final yaitu menulis laporan peneliti yang mengacu pada peraturan
penulisan karya ilmiah UIN Malang.24

24
Mardika, “Peranan Pembelajaran Pramuka dan Pelajaran IPS dalam Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di SDN 2
Ngijo Karangploso Malang” hlm 49
Daftar Pustaka

“AD-ART-GP-2019.pdf,” t.t.
Affandi, Mohammad Rizal. “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG,” t.t., 139.
“Jukran-Nomor-03-2022-Peraturan-Penyelenggaraan-Diklat-Kepramukaan.pdf,” t.t.
Kuncoro, Irfan. “Integrasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Gerakan Pramuka
Dalam Meningkatkan Altruistik Peserta Didik.” Thawalib | Jurnal Kependidikan Islam 1,
no. 1 (5 April 2020): 13–28. https://doi.org/10.54150/thawalib.v1i1.22.
Mukhlish, Moh Imam. “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016,” t.t., 114.
Muta’alimah, Azizatul. “IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA
DALAM PEMBINAAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI SUKUN 3
MALANG SKRIPSI,” 2013, 136.
“SDN Merjosari.pdf,” t.t.
“UU_2010_12.pdf,” t.t.
Sugiyono. 2020, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Jakarta: Alfabeta

Mardika, Bagus Rahmat. 2013, ”Peranan Pembelajaran Pramuka dan Pelajaran IPS dalam
Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di SDN 2 Ngijo Karangploso Malang”

Anda mungkin juga menyukai