Anda di halaman 1dari 19

AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.

1 2021

MANAJEMEN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN


DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
Cepi Budiyanto
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ihsan Baleendah
Jl. Adipati Agung No. 40 Baleendah Bandung Jawa Barat
Telp (022) 5949227 Email : cepibudiyanto@stitalihsan.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kegiatan kepramukaan dalam pembentukan
karakter Siswa/i SMPN 14 dan SMPN 22 Kota Bandung. Hal itu karena sejumlah kegiatan kepramukaan
memiliki manfaat yang dapat membangun karakter anggota pramuka. Adapun teori yang digunakan
dalam tulisan ini adalah teori pengamalan kode kehormatan gerakan pramuka dan kurikulum pramuka,
yaitu Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Sementara itu, dalam
pembentukan karakter, teori yang digunakan adalah teori kognitif sosial Albert Bandura dan teori
motivasi/hirarki kebutuhan Abraham Maslow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif (kualitatif research), dengan teknik wawancara, studi dokumentasi, observasi, dan
triangulasi. Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa implementasi pelaksanaan
kegiatan kepramukaan dalam pembentukan karakter siswa yaitu dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai
karakter kedalam materi latihan dan kegiatan kepramukaan diantaranya yang paling dominan adalah
melalui latihan baris berbaris (PBB) dan kegiatan perkemahan, selain melalui kegiatan kepramukaan dan
materi latihan mingguan yaitu dengan cara pemberian contoh cara berpakaian, pemberian wewenang,
metode lomba, dan implementasi dasa darma secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Manajemen; Manajemen Pendidikan; Kepramukaan; Pembentukan Karakter

ABSTRACT

This research intends to analyze the implementation of scout activities in building character of the
students of Junior High School 14 and 22 in Bandung City. This research was conducted since a number
of scout activities are of significant benefit to build character of members of scout. The theory used in this
research is theory of implementation of ethical codes of scout movement and its curriculum, including
General Required Skills (Syarat Kecakapan Khusus, SKU) and Specific Required Skills (Syarat
Kecakapan Khusus, SKU). On the other hand, in chacter building, theory used is social cognitive of
Albert Bandura and hierarchical needs/motivation of Abraham Maslow. This research is qualitative in
nature using interview, documentary study, observation and triangulation as method of collecting data.
This research comes to conclusion stating that implementation of scout activities in building character of
students has been conducted through integration of character values in the materials of training, including
line in match, camping, example in dressing, competition as well as implementation of ethical codes in
daily life.

Keywords: Management; Management of Education; Scout; Character Building

27 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

PENDAHULUAN bergerombol di jalan membuat simpul-


Implementasi pendidikan simpul massa, sehingga terjebak dalam
karakter saat ini memang dirasakan konflik (tawuran), ada yang main ke
mendesak di Indonesia. Hal ini mal, ada yang memainkan gadget
tergambar pada situasi masyarakat (game online). Penyimpangan anak-
bahkan situasi dunia pendidikan di anak didik seakan-akan dibiarkan
Indonesia. Pendidikan karakter di menjadi kanal atas kejenuhan dan gaya
Indonesia dirasakan amat perlu guru dan sekolah yang tradisional
pengembangannya bila mengingat (tidak melakukan modifikasi). Guru
makin meningkatnya tawuran antar- tidak berusaha melebur dengan murid,
pelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan sehingga berbagai kemungkinan
remaja lainnya terutama di kota-kota potensi buruk dapat diantisipasi. Guru
besar, pemerasan/kekerasan (bullying), juga dapat mengembangkan anak-anak
kecenderungan dominasi senior didik jika ada potensi prestatif lain.1
terhadap yunior, penggunaan narkoba, Karakter dimaknai sebagai cara
dan lain-lain. berpikir dan berperilaku yang khas tiap
Bahkan yang paling individu untuk hidup dan bekerja sama,
memprihatinkan, keinginan untuk baik dalam lingkup keluarga,
membangun sifat jujur pada anak-anak masyarakat, bangsa, dan negara.
melalui Kantin Kejujuran di sejumlah Individu yang berkarakter baik adalah
sekolah, banyak yang gagal, banyak individu yang dapat membuat
usaha Kantin Kejujuran yang bangkrut keputusan dan siap
karena belum bangkitnya sikap jujur mempertanggungjawabkan setiap
pada anak-anak. akibat dari keputusannya.
Pengembangan karakter anak- Karakter dapat dianggap sebagai
anak didik juga acap kali terjebak pada nilai-nilai perilaku manusia yang
pekerjaan rumah yang dihadapi berhubungan dengan Tuhan Yang
sekolah. Seperti Guru dan kepala Maha Esa, diri sendiri, sesama
sekolah dibiarkan dengan pola pikir manusia, lingkungan, dan kebangsaan
dan gaya mendidiknya yang yang terwujud dalam pikiran, sikap,
"tradisional", tidak berusaha perasaan, perkataan, dan perbuatan
melakukan modifikasi terhadap berdasarkan norma-norma agama,
berbagai perubahan lingkungan yang hukum, tata krama, budaya, adat
terjadi. Anak-anak didik sering istiadat, dan estetika. Karakter adalah
merasakan "jenuh" dengan materi dan perilaku yang tampak dalam kehidupan
gaya guru mengajar. Sedangkan sehari-hari baik dalam bersikap
fasilitas publik di sekolah juga maupun dalam bertindak.2
serbaterbatas, kegiatan ekstrakurikuler Berbagai upaya dilakukan oleh
juga tidak bisa datang setiap saat ketika sekolah untuk mengimplementasikan
jenuh. pendidikan karakter salah satunya
Kejenuhan anak didik tidak adalah melalui kegiatan
diantisipasi oleh guru sekolah dan
berketerusan karena pola pikir dan 1
Erlangga Masdiana, “Pendidikan
pengetahuan terbatas, tidak punya visi Karakter”, Republika Online 12 September
pendidikan revolusioner, gaya 2014.
komunikasi apa adanya, sehingga anak- 2
Samani Muchlas dan Hariyanto,
anak bebas melakukan berbagai gaya Konsep dan Model Pendidikan Karakter
menyelesaikan kejenuhan. Ada yang (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 41.

28 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

ekstrakurikuler. Kegiatan Selain dalam hal pendanaan,


ekstrakurikuler yang selama ini ketidaksiapan sekolah sebagai
diselenggarakan sekolah merupakan pangkalan kegiatan kepramukaan dapat
salah satu media yang potensial untuk dilihat dari aspek sumber daya manusia
pembinaan dan pengembangan karakter yaitu guru-guru di sekolah yang
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler ditunjuk menjadi pembina pramuka
adalah kegiatan pendidikan di luar masih ada yang belum memenuhi
mata pelajaran untuk membantu syarat untuk jadi pembina pramuka
pengembangan diri peserta didik sesuai yaitu belum mengikuti Kursus Mahir
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan Dasar (KMD).5
minat mereka melalui kegiatan yang Permasalahan yang hampir ada
secara khusus diselenggarakan oleh disetiap sekolah di Kota Bandung
pendidik dan/atau tenaga kependidikan adalah menurunnya minat peserta didik
yang berkemampuan dan untuk mengikuti kegiatan
6
berkewenangan di sekolah/madrasah kepramukaan.
(panduan pengembangan diri yang Berkenaan dengan penelitian ini,
diterbitkan oleh Dit. PSMA, BAB. III, peneliti menggunakan
Butir A1).3 metode/pendekatan kualitatif. Metode
Melalui kegiatan ekstrakurikuler ini diambil dengan pertimbangan
diharapkan dapat mengembangkan bahwa permasalahan yang mungkin
kemampuan dan rasa tanggung jawab timbul di lapangan pada obyek
sosial, serta potensi dan prestasi peserta penelitian membutuhkan pengkajian
didik. Salah satu kegiatan yang mendalam, bukan sekedar melihat
ekstrakurikuler adalah pramuka. data-data berupa angka-angka yang
Mengamati kondisi di lapangan seringkali dimunculkan dan dijadikan
tentang manajemen kepramukaan di bahan analisis dalam penelitian.
gugusdepan berpangkalan di SMPN 14 Menurut pandangan peneliti,
dan SMPN 22 Kota Bandung, metode kualitatif akan memberikan
berdasarkan survey awal, hasil data yang lebih obyektif karena
wawancara peneliti dengan pembina memberikan kesempatan langsung
pramuka bahwa akar permasalahan dari kepada peneiliti sebagai human
kondisi ini adalah kinerja kepala instrument dan participant observation.
sekolah sebagai majelis pembimbing Namun demikian, ada data
gugusdepan (mabigus) belum pelengkap yaitu data kuantitatif.Pada
maksimal, hal ini terlihat dari penelitian ini, sesuai dengan
kurangnya dukungan dalam hal karakteristik penelitian, maka teknik
pendanaan, apabila ada kegiatan yang digunakan adalah teknik
pramuka baik program gugusdepan wawancara, (interview) observasi,
(gudep) maupun kegiatan keluar gudep dokumentasi, dan triangulasi.
seperti LT, Jambore, tangkas galang,
dan honorarium pembina/pelatih.4

3 5
Badrudin, Manajemen Peserta Didik Wawancara dengan Rita, Pembina
(Jakarta: PT. Indeks, 2014), 143. Pramuka Putri SMPN 22 Kota Bandung pada
4
Wawancara dengan Budi Hartono, tanggal 17 Januari 2015
Pembina Pramuka Putra SMPN 14 Kota 6
Wawancara dengan Rita, pada tanggal
Bandung pada tanggal 19 Januari 2015 17 Januari 2015. Begitu juga menurut Budi
Hartono, pada tanggal 19 Januari 2015

29 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

HASIL DAN PEMBAHASAN pelaksananya disebut manager atau


Manajemen berasal dari kata to pengelola.9
manage yang artinya mengatur. Manajemen adalah ilmu dan seni
Pengaturan dilakukan melalui proses mengatur proses pemanfaatan sumber
dan diatur berdasarkan urutan dari daya manusia dan sumber-sumber
fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, lainnya secara efektif dan efisien untuk
manajemen itu merupakan suatu proses mencapai suatu tujuan
untuk mewujudkan tujuan yang tertentu.10Malayu juga mengutip
diinginkan.7Manajemen merupakan pendapat beberapa ahli mengenai
terjemahan secara langsung dari kata manajemen yaitu Andrew F. Sikula
management yang berarti pengelolaan, menyatakan manajemen pada
ketatalaksanaan atau tata pimpinan. umumnya dikaitkan dengan aktivitas-
Management berakar dari kata kerja to aktivitas perencanaan,
manage yang berarti mengurus, pengorganisasian, pengendalian,
mengatur, melaksanakan atau penempatan, pengarahan,
mengelola.8 pemotivasian, komunikasi dan
Pengertian yang sama dengan pengambilan keputusan yang dilakukan
pengertian dan hakikat manajemen oleh setiap organisasi dengan tujuan
adalah at-tadbir (pengaturan). Kata ini untuk mengkoordinasikan berbagai
merupakan derivasi dari kata dabbara sumber daya yang dimiliki oleh
(mengatur) yang banyak terdapat di perusahaan sehingga akan dihasilkan
dalam al-Quran seperti firman Allah suatu produk atau jasa secara efisien.
SWT Surat Al-Sajdah ayat 5, Artinya : G.R. Terry menyatakan
“Dia mengatur segala urusan manajemen adalah suatu proses yang
dari langit ke bumi, kemudian khas yang terdiri dari tindakan-
(urusan) itu naik kepada-Nya dalam tindakan perencanaan,
satu hari yang kadarnya (lamanya) pengorganisasian, pengarahan dan
adalah seribu tahun menurut pengendalian yang dilakukan untuk
perhitunganmu”. (Q.S. Al- menentukan serta mencapai sasaran-
Sajdah:5). (Departemen Agama RI, sasaran yang telah ditentukan melalui
2009). pemanfaatn sumber daya manusia dan
Manajemen adalah suatu proses sumber-sumber lainnya.
atau kerangka kerja, yang melibatkan Harold Koontz dan Cyril
bimbingan atau pengarahan suatu O’Donnel menyatakan manajemen
kelompok orang-orang ke arah tujuan- adalah usaha mencapai suatu tujuan
tujuan organisasional atau maksud- tertentu melalui kegiatan orang lain.
maksud yang nyata. Manajemen adalah Dengan demikian manajer mengadakan
suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah koordinasi atas sejumlah aktivitas
"managing" –pengelolaan-, sedang orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan,
pengarahan dan pengendalian.
Menurut Nanang Fattah (2004:1)
manajemen sering diartikan sebagai

7 9
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen George R. Terry dan Leslie W. Rue,
Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta: Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Bumi
Bumi Aksara, 2007), 1. Aksara, 2005), 1.
8 10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Hasibuan, Manajemen Dasar,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 259. Pengertian, dan Masalah, 2-3.

30 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan pencapaian tujuan yang telah


sebagai ilmu oleh Lether Gulick karena ditentukan. Atau secara luasnya
manajemen dipandang sebagai suatu manajemen dapat diartikan serangkaian
bidang pengetahuan yang secara kegiatan merencanakan,
sistematis berusaha memahami mengorganisasikan, menggerakkan,
mengapa dan bagaimana orang bekerja mengendalikan dan mengembangkan
sama. Dikatakan sebagai kiat oleh segala upaya dalam mengatur dan
Follet karena manajemen mencapai mendayagunakan sumber daya
sasaran melalui cara-cara dengan manusia, sarana dan prasarana untuk
mengatur orang lain menjalankan mencapai tujuan organisasi yang telah
dalam tugas. Dipandang sebagai ditetapkan secara efektif dan efisien.
profesi karena manajemen dilandasi
oleh keahlian khusus untuk mencapai A. Manajemen Pendidikan
suatu prestasi manajer dan para Manajemen pendidikan adalah
professional dituntut oleh suatu kode gabungan dari dua kata yang
etik.11 mempunyai satu makna, yaitu
Dari definisi manajemen yang “manajemen” dan “pendidikan”. Secara
telah dikemukakan oleh beberapa ahli sederhana manajemen pendidikan
di atas, peneliti menarik beberapa dapat diartikan sebagai manajemen
kesimpulan mengenai komponen- yang dipraktikkan dalam dunia
komponen manajemen, yaitu: pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-
1. Manajemen mempunyai tujuan ciri khas yang ada dalam pendidikan.
yang ingin dicapai. Manajemen pendidikan pada dasarnya
2. Manajemen merupakan perpaduan adalah alat-alat yang diperlukan dalam
antara ilmu dan seni. usaha mencapai tujuan pendidikan.
3. Manajemen merupakan proses yang Unsur manajemen dalam
sistematis, terkoordinasi, pendidikan merupakan penerapan
kooperatif, dan terintegrasi dalam prinsip-prinsip manajemen dalam
memanfaatkan unsur-unsurnya. bidang pendidikan. Manajemen
4. Manajemen baru dapat diterapkan pendidikan merupakan rangkaian
jika ada dua orang atau lebih proses yang terdiri dari perencanaan,
melakukan kerja sama dalam suatu pengorganisasian, penggerakan, dan
organisasi. pengawasan yang dikaitkan dengan
5. Manajemen harus didasarkan pada bidang pendidikan.12
pembagian kerja, tugas, dan Dalam pendidikan, manajemen
tanggung jawab. itu dapat diartikan sebagai aktivitas
6. Manajemen terdiri dari berbagai memandu sumber-sumber pendidikan
fungsi. agar terpusat dalam usaha mencapai
7. Manajemen hanya merupakan alat tujuan pendidikan yang telah
untuk mencapai tujuan. ditentukan sebelumnya. Dipilih
Dari beberapa definisi di atas manajemen sebagai aktivitas, bukan
terlihat titik kesamaan dari masing- sebagai individu, agar konsisten
masing tokoh, yaitu terletak pada dengan istilah administrasi dengan
pemahaman bahwa manajemen
merupakan serangkaian kegiatan 12
Ara Hidayat dan Imam Machali,
Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan
11
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan
Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, Madrasa (Bandung: Pustaka Educa, 2010), 5.
2004), 1.

31 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

administrator sebagai pelaksananya dan manajemen dalam mengelola


supervisi dengan supervisor sebagai pendidikan agar efektif dan efisien,
pelaksananya. Kepala sekolah misalnya sehingga organisasi pendidikan
bisa berperan sebagai administrator menghasilkan output atau keluaran
dalam mengemban misi atasan, sebagai yang bermutu.
manajer dalam memadukan sumber- Berdasarkan pengertian di atas,
sumber pendidikan, dan sebagai maka manajemen pendidikan
supervisor dalam membina guru-guru merupakan suatu penataan bidang
pada proses belajar mengajar.13 pendidikan yang dilakukan melalui
Pengertian administrasi aktivitas perencanaan,
pendidikan dan manajemen pendidikan pengorganisasian, pelaksanaan,
sering diperdebatkan. Administrasi pembinaan, penganggaran,
pendidikan merupakan keseluruhan pengawasan, penilaian dan pelaporan
kebijakan untuk mencapai tujuan secara sisutematis untuk mencapai
pendidikan secara total dalam wadah tujuan pendidikan yang berkualitas.
yang bernama organisasi pendidikan. Hal tersebut menyiratkan
Sedangkan manajemen pendidikan bahwa manajemen pendidikan sebagai
merupakan bagian dari administrasi seluruh proses kegiatan bersama dalam
pendidikan.14 bidang pendidikan dengan mendaya
Pengertian manajemen gunakan semua sumber daya yang ada
pendidikan menurut para ahli sebagai yang dikelola untuk mencapai tujuan
berikut. pendidikan.
1. Menurut Pidarta, M. (1998), Sumber daya dalam konteks
manajemen pendidikan adalah manajemen pendidikan adalah berupa
aktifitas yang memadukan sumber man (manusia=guru, siswa, karyawan),
pendidikan agar terpusat dalam money (uang=biaya), materials
usaha mencapai tujuan pendidikan. (bahan/alat-alat pembelajaran), method
Pendidikan merupakan proses (teknik/cara), machine
timbal balik antara kepribadian (mesin=fasilitas), market (pasar), dan
individu dalam penyesuaian diri minut (waktu) yang biasa disebut 7 M.
dengan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan
2. Menurut Tim Dosen UPI (2007), merupakan suatu upaya yang
manajemen pendidikan merupakan diciptakan untuk membantu
proses manajemen dalam kepribadian individu peserta didik agar
pelaksanaan tugas pendidikan tumbuh dan berkembang serta
dengan mendayagunakan segala bermanfaat bagi kehidupan.
sumber daya secara efisien untuk
mencapai tujuan secara efektif. B. Pendidikan Kepramukaan
3. Menurut Tilaar, H.A.R (2002), Gerakan pramuka atau dalam
manajemen pendidikan adalah dunia internasional disebut scouting,
penerapan prinsip-prinsip merupakan organisasi kaum muda yang
telah berkembang tidak hanya di
13
Indonesia, tetapi diseluruh dunia.
Made Pidarta, Manajemen
Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT Rineka
Kepramukaan di Indonesia
Cipta, 2004), 4. sebelum tahun 1961 lebih sering
disebut sebagai gerakan padvinder atau
14
Yakub dan Vico Hisbanarto, Sistem kepanduan.Pendidikan kepanduan
Informasi Manajemen Pendidikan adalah proses pendidikan yang praktis,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 57.

32 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

di luar lingkungan sekolah dan kesediaan untuk memberi pertolongan


keluarga, yang dilakukan di alam bagi yang membutuhkannya.17
terbuka dalam bentuk kegiatan yang Dari penjelasan Baden Powell
menarik, menantang, menyenangkan, tersebut dapat diambil maknanya,
sehat, teratur, dan terarah yang sasaran yaitu: kepramukaan adalah suatu
akhirnya adalah terbentuknya watak permainan yang mengandung
kepribadian dan akhlak mulia.15 pendidikan. Banyak para pembina yang
Sedangkan kata “Pramuka” telah melupakan “hal paling
merupakan singkatan dari praja muda mendasar”, bahwa faktor pembinaan
karana, yang memiliki arti rakyat muda watak (karakter) adalah yang harus dan
yang suka berkarya. Sementara yang sangat diperhatikan.
dimaksud “kepramukaan” adalah Kegiatan pramuka dilakukan di
proses pendidikan di luar lingkungan alam terbuka akan memiliki dua nilai
sekolah dan di luar lingkungan yaitu: Pertama adalah nilai formal atau
keluarga dalam bentuk kegiatan pembentukan karakter (character
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, building). Kedua, nilai materil yaitu
terarah, praktis yang dilakukan di alam nilai kegunaan praktisnya. Dengan
terbuka dengan Prinsip Dasar demikian kepramukaan merupakan
Kepramukaan dan Metode proses nilai yang diimplementasikan
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya dalam mengembangkan karakter kaum
pembentukan watak, akhlak, dan budi muda yang tangguh, cerdas, serta
pekerti luhur.Kepramukaan adalah mandiri.
sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, C. Sistem Pendidikan Kepramukaan
kepentingan, dan perkembangan Sistem pendidikan dalam gerakan
masyarakat dan bangsa Indonesia.16 pramuka adalah sistem yang mengatur
Jadi, sebagaimana didefinisikan dan menata proses pendidikan bagi
Lord Baden Powell bahwa anggota pramuka. Pendidikan
kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang kepramukaan merupakan pendidikan
harus dipelajari dengan tekun, bukan nonformal dalam sistem pendidikan
pula merupakan kumpulan ajaran- sekolah yang dilakukan di alam terbuka
ajaran dan naskah-naskah dari suatu dalam bentuk kegiatan yang menarik,
buku. Akan tetapi, kepramukaan adalah menantang, menyenangkan, sehat,
suatu permainan yang menyenangkan teratur, dan terarah, dengan
di alam terbuka, tempat orang dewasa menerapkan Prinsip Dasar
dan anak-anak pergi bersama-sama, Kepramukaan dan Metode
mengadakan pengembaraan bagaikan Kepramukaan, agar terbentuk
kakak beradik, membina kesehatan dan kepribadian dan watak yang berakhlak
kebahagiaan, keterampilan dan mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air,
serta memiliki kecakapan hidup.
Pendidikan kepramukaan
merupakan proses belajar mandiri yang
progresif bagi kaum muda untuk
15
Lukman Santoso Az, Panduan
mengembangkan diri pribadi
Terlengkap Pramuka (Jogjakarta: Buku Biru,
17
2014), 17. Andri Bob Sunardi, Boyman Ragam
16 Latih Pramuka (Bandung: Nuansa Muda,
Jaenudin Yusup, dkk., Panduan Wajib
Pramuka Super Lengkap (Jakarta: Cmedia, 2011), 3.
2014), 5.

33 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

seutuhnya, meliputi aspek spiritual, kemandirian. (Gerakan Pramuka,


emosional, sosial, intelektual, dan fisik, 2014: BAB IV Pasal 11).
baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Pendidikan Sistem among dilaksanakan
kepramukaan merupakan proses dalam bentuk hubungan pendidik
pembinaan dan pengembangan potensi dengan peserta didik merupakan
kaum muda agar menjadi warga negara hubungan khas, yaitu setiap anggota
yang berkualitas serta mampu dewasa wajib memperhatikan
memberikan sumbangan positif bagi perkembangan anggota muda secara
kesejahteraan dan kedamaian pribadi agar pembinaan yang dilakukan
masyarakat baik nasional maupun sesuai dengan tujuan Gerakan
internasional (Gerakan Pramuka, 2014: Pramuka.
BAB IV Pasal 8). Dalam melaksanakan tugasnya
Dengan menggunakan prinsip anggota dewasa wajib bersikap dan
dasar dan metode kepramukaan. berperilaku berdasarkan:
Pendidikan kepramukaan sesuai 1. Kasih sayang, kejujuran, keadilan,
dengan gagasan penciptanya Lord kepatutan, kesederhanaan,
Baden Powell yang mulai dituangkan kesanggupan berkorban, dan rasa
dalam buku Scouting for Boys. Pada kesetiakawanan sosial;
dasarnya ditujukan pada pembinaan 2. Disiplin disertai inisiatif dan
anak-anak dan pemuda, jadi bukan bertanggung jawab kepada Tuhan
pendidikan untuk orang dewasa. Yang Maha Esa, negara dan bangsa,
Namun untuk menunjang keberhasilan sesama manusia, diri sendiri, alam,
pembinaan peserta didik itu, perlu dan lingkungan hidup. (Gerakan
adanya pendidikan untuk orang Pramuka, 2014: BAB IV Pasal 11).
dewasa, yang akan bertindak sebagai Anggota dewasa berupaya secara
pamong dengan sikap sesuai dengan bertahap menyerahkan kepemimpinan
sistem among. sebanyak mungkin kepada anggota
Sistem among adalah sistem yang muda, untuk selanjutnya anggota
mendidik agar peserta didik merdeka dewasa secara kemitraan memberi
batin, merdeka pikiran dan tenaganya. semangat, dorongan dan pengaruh yang
Sistem among merupakan landasan baik.
pendidikan kepramukaan yang Dengan demikian fungsi
mengatur hubungan antara pendidik pendidikan kepramukaan akan berbeda,
dan peserta didik. yaitu untuk anak-anak dan pemuda
Sistem among mewajibkan berfungsi sebagai permainan atau
anggota Gerakan Pramuka kegiatan yang menarik, sedang bagi
melaksanakan prinsip-prinsip yang dewasa merupakan pengabdian
kepemimpinan sebagai berikut: dari para sukarelawan.
1. Ing ngarso sung tulodo maksudnya
di depan menjadi teladan; D. Sistem Perencanaan Pendidikan
2. Ing madyo mangun karso Bagi Peserta Didik
maksudnya di tengah membangun Sistem perencanaan pendidikan
kemauan; dan bagi peserta didik ditujukan pada
3. Tutwuri handayani maksudnya di pencapaian tujuan gerakan pramuka.
belakang memberi dorongan, dan Proses pendidikan ini dilakukan dalam
pengaruh yang baik ke arah bentuk kegiatan yang dilaksanakan
dari, oleh dan untuk peserta didik

34 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

dalam lingkungan alam mereka sendiri, masing gugusdepan. Jika peserta didik
dipimpin oleh mereka sendiri tetapi di dianggap telah memenuhi syarat yang
bawah bimbingan dan tanggung jawab telah ditentukan, maka peserta didik
orang dewasa sebagai pembinanya. berhak menyandang status
Dengan berpedoman pada pola keanggotaannya pada tingkat yang
dasar pendidikan kepramukaan yang ditentukan dan dituangkan dalam
bersistem pendidikan menyeluruh dan tanda-tanda kecakapan umum (TKU)
terpadu, serta melalui proses serta tanda kecakapan khusus (TKK).
penyampaian materi bagi peserta didik Proses pendidikan untuk peserta
dengan menggunakan prinsip dasar didik ini diatur melalui syarat kecakpan
metodik pendidikan kepramukaan, umum (SKU) dan syarat-syarat
sistem among, dan saling asah dan kecakapan khusus (SKK) serta
asuh, maka materi pendidikan yang pramuka garuda. Dengan SKU dan
disampaikan disesuaikan dengan SKK peserta didik secara tidak
tingkat serta jenjang berdasarkan usia langsung dibawa bergerak, setingkat
peserta didik yang terbagi antara siaga, demi setingkat menuju tujuan Gerakan
penggalang, penegak dan pandega.18 Pramuka.
Adapun penyampaian materi Dalam proses pendidikan
kegiatan kepramukaan menggunakan kepramukaan terdapat jenjang
kurikulum pramuka, Kurikulum tingkatan sesuai dengan golongan/usia
pendidikan kepramukaan untuk peserta peserta didik (Gerakan Pramuka, 2014
didik disusun sesuai jenjang yang ada BAB IV Pasal 24 dan 25), yakni :
dalam pendidikan kepramukaan. 1) Pramuka Siaga (uisa 7-10 tahun) ada
Kurikulum pendidikan tiga tingkatan tingkat syarat
kepramukaan peserta didik terdiri atas: kecakapan umum yaitu: a) Siaga
1) Kurikulum umum yang disebut mula; b) Siaga bantu; c) Siaga tata.
sebagai syarat kecakapan umum Jenjang pendidikan siaga
(SKU); dan menekankan pada terbentuknya
2) Kurikulum khusus yang disebut kepribadian dan keterampilan di
sebagai syarat kecakapan khusus lingkungan keluarga melalui
(SKK). kegiatan bermain sambil belajar.
SKU merupakan kurikulum Apabila sudah dilantik menjadi
pendidikan untuk mencapai tingkat siaga mula, seorang pramuka siaga
tertentu dalam setiap jenjang. dapat mencapai syarat kecakapan
SKK merupakan kurikulum khusus sebanyak-banyaknya, sesuai
pendidikan untuk memperoleh dengan minat bobot dan pilihannya.
keterampilan tertentu yang berguna SKK siaga hanya ada satu tingkat,
bagi pribadi maupun dalam pengabdian terdiri atas bermacam-macam
masyarakat (Gerakan Pramuka, 2014 kecakapan. Seorang siaga tata yang
BAB IV Pasal 27). memenuhi kecakapan dan
SKU dan SKK yang menjadi persyaratan tertentu dapat mencapai
syarat untuk kenaikan tingkat dalam pramuka siaga garuda.
pendidikan kepramukaan dapat 2) Pramuka Penggalang (usia 11-15
dilaksanakan atas dasar kesepakatan tahun) ada tiga tingkatan syarat
dengan para pembina pada masing- kecakapan umum yaitu: a)
Penggalang ramu; b) Penggalang
18
Pramudito Hutomo, Kepramukaan rakit; c) Penggalang terap.
(Online), diakses tanggal 23 April 2015.

35 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

Jenjang pendidikan penggalang


menekankan pada terbentuknya E. Sistem Pendidikan bagi Orang
kepribadian dan keterampilan dalam Dewasa
rangka mempersiapkan diri untuk Pendidikan bagi orang dewasa
terjun dalam kegiatan masyarakat dalam Gerakan pramuka ditujukan
melalui kegiatan belajar sambil kepada pemberian bekal kemampuan,
melakukan. agar orang itu dapat mengabdikan
Apabila sudah dilantik menjadi dirinya secara sukarela dan aktif
penggalang ramu, seorang pramuka menjalankan kewajibannya sebagai
penggalang dapat mencapai syarat pembantu pembina pramuka, pembina
kecakapan khusus sesuai dengan pramuka, pelatih pembina pramuka,
pilihannya. pembantu andalan, anggota majelis
Seorang penggalang terap yang pembimbing dan staf kwartir.19
memenuhi kecakapan dan Berdasarkan Anggaran Rumah
persyaratan tertentu, dapat mencapai Tangga Gerakan Pramuka, BAB IV
pramuka penggalang garuda. Pasal 27, Kurikulum pendidikan
3) Pramuka Penegak (usia 16-20 kepramukaan bagi orang dewasa yang
tahun) ada dua tingkatan syarat akan menjadi anggota dewasa disebut
kecakapan umum yaitu: a) Penegak kurikulum kursus orientasi
bantara; b) Penegak laksana. kepramukaan. Kurikulum pendidikan
Jenjang pendidikan penegak kepramukaan untuk tenaga pendidik
menekankan pada terbentuknya terdiri atas:
kepribadian dan keterampilan agar 1) Kurikulum pendidikan pembina
dapat ikut serta membangun pramuka, yaitu kurikulum kursus
masyarakat melalui kegiatan belajar, pembina tingkat dasar (KMD) dan
melakukan, bekerja kelompok, kurikulum kursus pembina tingkat
berkompetisi, dan bakti kepada lanjutan (KML);
masyarakat. 2) Kurikulum pendidikan pelatih
Apabila sudah dilantik menjadi pembina pramuka, yaitu kurikulum
penegak bantara maupun penegak kursus pelatih pembina tingkat
laksana, keduanya dapat mencapai dasar (KPD) dan kurikulum kursus
syarat kecakapan khusus sesuai pelatih pembina tingkat lanjutan
dengan pilihannya. Seorang penegak (KPL);
laksana yang memenuhi syarat 3) Kurikulum pendidikan pamong
tertentu, dapat mencapai pramuka satuan karya pramuka; dan
penegak garuda. 4) Kurikulum pendidikan instruktur
4) Pramuka Pandega (usia 21-25 satuan karya pramuka.
tahun) hanya ada satu Dengan adanya penjenjangan
tingkatansyarat kecakapan umum tingkat pendidikan dalam Gerakan
yaitu pandega. Pramuka tersebut, maka pendidikan
Jenjang pendidikan pandega kepramukaan selalu mengikuti tingkat
menekankan pada terbentuknya perkembangan jiwa, mental,
kepribadian dan keterampilan agar intelektual, dan emosional peserta
dapat ikut serta membangun didik.
masyarakat.
Pramuka pandega yang memenuhi
19
syarat tertentu dapat mencapai Pramudito Hutomo, Kepramukaan,
pramuka pandega garuda. (Online).

36 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

F. Pengertian Karakter Dan kebaikan mau berbuat baik, dan nyata


Pendidikan Karakter berkehidupan baik.21
Karakter dimaknai sebagai cara Berdasarkan Tesaurus Bahasa
berpikir dan berperilaku yang khas tiap Indonesia karakter merupakan bawaan,
individu untuk hidup dan bekerja sama, fiil (Ar), hati, kepribadian, (budi)
baik dalam lingkup keluarga, pekerti, perangai, perilaku,
masyarakat, bangsa, dan Negara. personalitas, reputasi, sifat, tabiat,
Individu yang berkarakter baik adalah temperamen, watak, jiwa, roh,
individu yang dapat membuat semangat, ciri, karakteristik, keunikan,
keputusan dan siap orang, person, pribadi, dan sosok.22
mempertanggungjawabkan setiap Karakter dipengaruhi oleh
akibat dari keputusannya. hereditas. Perilaku seorang anak sering
Karakter dapat dianggap sebagai kali tidak jauh dari perilaku ayah atau
nilai-nilai perilaku manusia yang ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal
berhubungan dengan Tuhan Yang istilah “Kacang ora ninggal lanjaran”
Maha Esa, diri sendiri, sesama (Pohon kacang panjang tidak pernah
manusia, lingkungan, dan kebangsaan meninggalkan kayu atau bambu
yang terwujud dalam pikiran, sikap, tempatnya melilit dan menjalar).
perasaan, perkataan, dan perbuatan Kecuali itu lingkungan, baik
berdasarkan norma-norma agama, lingkungan sosial maupun lingkungan
hukum, tata krama, budaya, adat alam ikut membentuk karakter.
istiadat, dan estetika. Di sekitar lingkungan sosial yang
Karakter adalah perilaku yang keras seperti di Harlem New York,
tampak dalam kehidupan sehari-hari para remaja cenderung berperilaku anti
baik dalam bersikap maupun dalam sosial, keras, tega, suka bermusuhan,
bertindak. Warsono dkk, (2010) dan sebagainya. Sementara itu di
mengutip Jack Corley dan Thomas lingkungan yang gersang, panas, dan
Phillip (2000) menyatakan: “Karakter tandus, penduduknya cenderung
merupakan sikap dan kebiasaan bersifat keras dan berani mati.23
seseorang yang memungkinkan dan Mengacu pada berbagai
mempermudah tindakan moral”.20 pengertian dan definisi karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa tersebut di atas, serta faktor-faktor yang
Indonesia (2008) karakter merupakan dapat mempengaruhi karakter, maka
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi karakter dapat dimaknai sebagai nilai
pekerti yang membedakan seseorang dasar yang membangun pribadi
dengan yang lain. dengan demikian seseorang, terbentuk baik karena
karakter adalah nilai-nilai yang unik- pengaruh hereditas maupun pengaruh
baik yang terpatri dalam diri dan lingkungan, yang membedakannya
terejawantahkan dalam perilaku dengan orang lain, serta diwujudkan
(Kementerian Pendidikan Nasional, dalam sikap dan perilakunya dalam
2010). Nilai-nilai Karakter Bangsa kehidupan sehari-hari.
2010-2025 dimaknai sebagai tahu nilai

21
Samani dan Hariyanto, Konsep dan
Model Pendidikan Karakter, 42.
20 22
Muchlas Samani dan Hariyanto, Samani dan Hariyanto, Konsep dan
Konsep dan Model Pendidikan Karakter Model Pendidikan Karakter, 42.
23
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 41- Samani dan Hariyanto, Konsep dan
42. Model Pendidikan Karakter,43.

37 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

Pendidikan karakter dimaknai moral, pendidikan watak, yang


sebagai pendidikan yang bertujuan mengembangkan
mengembangkan nilai-nilai karakter kemampuan peserta didik untuk
peserta didik sehingga mereka memberikan keputusan baik-buruk,
memiliki nilai dan karakter sebagai memelihara apa yang baik, dan
karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai mewujudkan kebaikan itu dalam
tersebut dalam kehidupan dirinya, kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
sebagai anggota masyarakat dan warga hati. Pendidikan karakter dapat pula
negara yang religius, nasionalis, dimaknai sebagai upaya yang terencana
produktif dan kreatif.24 untuk menjadikan peserta didik
Dalam pengertian yang sederhana mengenal, peduli, dan
pendidikan karakter adalah hal positif menginternalisasi nilai-nilai sehingga
apa saja yang dilakukan guru dan peserta didik berperilaku sebagai insan
berpengaruh kepada karakter siswa kamil. Pendidikan karakter juga dapat
yang diajarnya. Pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu sistem
adalah upaya sadar dan sungguh- penanaman nilai-nilai karakter kepada
sungguh dari seorang guru untuk warga sekolah yang meliputi
mengajarkan nilai-nilai kepada para komponen pengetahuan, kesadaran atau
siswanya (Winton, 2010). kemauan, dan tindakan untuk
Pendidikan karakter telah melaksanakan nilai-nilai tersebut baik
menjadi sebuah pergerakan pendidikan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
yang mendukung pengembangan sendiri, sesama, lingkungan, maupun
sosial, pengembangan emosional, dan kebangsaan sehingga menjadi manusia
pengembangan etik para siswa. insan kamil. Penanaman nilai kepada
Merupakan suatu upaya proaktif yang warga sekolah maknanya bahwa
dilakukan baik oleh sekolah maupun pendidikan karakter baru akan efektif
pemerintah untuk membantu siswa jika tidak hanya siswa, tetapi juga para
mengembangkan inti pokok dari nilai- guru, kepala sekolah dan tenaga non-
nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seperti pendidik di sekolah semua harus
kepedulian, kejujuran, kerajinan, terlibat dalam pendidikan karakter.26
fairness, keuletan dan ketabahan Dengan demikian, pendidikan
(fortitude), tanggung jawab, karakter dipahami sebagai upaya
menghargai diri sendiri dan orang penanaman kecerdasan dalam berfikir,
lain.25 penghayatan dalam bentuk sikap, dan
Pendidikan karakter adalah pengamalan dalam bentuk perilaku
proses pemberian tuntunan kepada yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
peserta didik untuk menjadi manusia yang menjadi jati dirinya, diwujudkan
seutuhnya yang berkarakter dalam dalam interaksi dengan tuhannya, diri
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa, dan sendiri, antar sesama, dan
karsa. Pendidikan karakter dapat lingkungannya. Nilai-nilai tersebut
dimaknai sebagai pendidikan nilai, antara lain: kejujuran, kemandirian,
pendidikan budi pekerti, pendidikan sopan santun, kemuliaan sosial,
kecerdasan berfikir termasuk
24
Zubaiedi, Desain Pendidikan
kepenasaran akan intelektual, dan
Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya Dalam berfikir logis. Oleh karena itu
Lembaga Pendidikan (Jakarta: Kharisma
26
Putera Utama, 2011), 17-18. Samani dan Hariyanto, Konsep dan
25 Model Pendidikan Karakter, 46.
Samani dan Hariyanto, Konsep dan
Model Pendidikan Karakter, 43.

38 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

penanaman pendidikan karakter tidak didik, terutama oleh pratama dan para
hanya sekedar mentransfer ilmu ketua/pemimpin regu serta dewan
pengetahuan atau melatih ilmu penggalang. Kewenangan itu antara
pengetahuan atau melatih suatu lain: mengelola sanggar, menyusun
ketrampilan tertentu. Penanaman jadwal latihan, mengatur pelantikan
pendidikan karakter perlu proses, dan lain-lain. Melalui kegiatan ini
contoh teladan, dan pembiasaan atau Pembina ingin menanamkan karakter
pembudayaan dalam lingkungan berupa tanggungjawab, kepercayaan
sekolah, keluarga, lingkungan dan kerjasama dengan sesama terhadap
masyarakat, maupun lingkungan anak didiknya.
(exposure) media massa. 3. Metode lomba
Lomba merupakan kesukaan
G. Pelaksanaan Kegiatan anak penggalang /anak seusia SMP.
Kepramukaan dalam Ketika latihan rutin, Pembina
Pembentukan Karakter Siswa mengupayakan ada unsur perlombaan
Pendidikan kepramukaan untuk memperdalam materi, dengan
merupakan salahsatu pilihan sekolah tujuan untuk memacu semangat dan
dalam penerapan program memberikan motivasi. Perlombaan
pembentukan karakter siswa. diartikan sebagai metode penyajian
Pendidikan kepramukaan yang secara materi dengan menumbuhkan motivasi
operasional dilakukan oleh pembina bersaing. Karakter yang ingin
pramuka, dilakukan melalui berbagai ditanamkan dan dibangun melalui cara
cara/pendekatan, sebagai berikut: ini adalah jiwa berjuang, kerjasama,
1. Pemberian contoh cara berpakaian kompetitif dan kejujuran.
Adalah sebuah pendekatan yang 4. Kegiatan Pelatihan Baris Berbaris
dilakukan Pembina dengan cara Kegiatan baris berbaris diikuti
menunjukkan setiap saat bagaimana oleh seluruh siswa karena bertujuan
seharusnya berseragam yang baik dan dalam membina karakter siswa untuk
benar, baik dilihat dari aspek menanamkan dalam tata cara
kerapihan, kebersihan, dan kehidupan yang diarahkan pada
keteraturannya sesuai peruntukannya, terbentuknya perwatakan. Dengan
karena menurut pembina pramuka, demikian baris-berbaris bukan sekedar
pakaian adalah alat pendidikan tahu tata cara tetapi memiliki makna
(pendidikan karakter). Kerapihan dan dalam pembentukan karakter anggota
keteraturan cara berpakaian adalah Pramuka dan membentuk karakter
lambang kepribadian seseorang. Aturan konsekuensi, ketegasan dan berperilaku
menganai pakaian terdapat pada disiplin.
keputusan Kwartir Nasional Gerakan Dalam latihan baris berbaris
Pramuka. Dengan demikian tidak boleh siswa dapat menerima matari berupa
sembarangan dalam menggunakan latihan baris berbaris dan aba-aba.
pakaian di dalam gerakan pramuka. Hal Dalam latihan tersebut karakter yang
ini sebagai upaya pembentukan disiplin dikembangkan adalah disiplin, siap
diri (self diciplin). dipimpin dan memimpin, kerapihan
2. Pemberian wewenang dan konsekuensi diri. Oleh karena itu
Yang dimaksud dengan dalam kegiatan ini siswa akan dapat
pemberian wewenang adalah membenahi diri dan mebentuk karakter
melimpahkan sejumlah kewenangan serta keperibadian yang baik dalam
Pembina untuk dikerjakan oleh peserta meningkatkan dispilin sekolah.

39 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

Adapun nilai-nilai pendidikan dengan terjadwalnya setiap kegiatan


karakter yang terdapat dari kegiatan keseharian mereka, jika keseharian
baris-berbaris antara lain: (1) anggota pramuka, biasanya tidak
Kedisiplinan, (2) Belajar untuk memiliki program atau kegiatan yang
dipimpin dan memimpin, (3) teratur seperti belajar, bermain, nonton
Ketegasan, (4) Kerapihan, (5) tv, dan lain-lain. Maka dalam kegiatan
Kejujuran, (6) Bertanggung jawab dan perkemahan, panitia perkemahan telah
Percaya diri. merancang program yang sangat teratur
5. Kegiatan Perkemahan dari waktu kewaktu dengan kegiatan
Kegiatan perkemahan merupakan yang syarat dengan pembentukan
salah satu bentuk kegiatan pribadi unggul yang harus diikuti dan
kepramukaan. Terbentuknya pribadi ditaati setiap anggota pramuka. Ini
dan karakter mandiri melalui kegiatan merupakan bentuk nyata dari
perkemahan merupakan salah satu penciptaan kedisiplinan.
perwujudan yang dapat dilihat dan Kecerdasan sosial pun terbentuk
diamati oleh siapapun. Pembentukan dalam kegiatan perkemahan. Dalam
jiwa yang tangguh, tidak cepat putus Gerakan Pramuka dikenal dengan
asa, kedisiplinan, dan kematangan satuan regu yang terdiri dari sekurang-
emosional juga menjadi tujuan dan kurangnya 8 orang Pramuka. Ketika
sasaran kegiatan perkemahan. Seperti program perkemahan diselenggarakan,
yang dikatan oleh Cucu Saputra. PKS kelompok dalam satu regu akan
Kesiswaan dan Pembina Gugus Depan berinteraksi untuk mengengelola dan
10009 – 10010 pangkalan SMPN 22 mempersiapkan perkemahan. Sikap
Kota Bandung sebagai berikut. Di saling menghormati antar sesama
dalam perkemahan, semua kegiatan pramuka, sikap saling menghargai, dan
baik kegiatan pribadi maupun kegiatan sikap peduli atau empati akan teruji
kelompok/regu harus dikelola dan dalam kelompok ini.
dilakukan oleh pribadi dan regu Sikap kemandirian, ulet,
masing-masing. Jika dalam lingkungan kejujuran, kedisiplinan, terbentuknya
keluarga, kegiatan memasak dilakukan pribadi yang tangguh, tidak cepat putus
oleh Ibu atau pembantu, maka dalam asa, berani dan bertanggung jawab
perkemahan dilakukan oleh akan teruji dan terbentuk dalam
regu/individu yang diberikan tugas. kegiatan perkemahan. Bagi orang tua,
Jika dalam lingkungan keluarga, kegiatan ini seharusnya didukung dan
perlengkapan mandi, pakaian, dan mendapat dukungan penuh. Kita tidak
lainnya disiapkan oleh orang tua, maka ingin memiliki anak-anak yang hanya
dalam perkemahan, semua keperluan cerdas secara intelektual, tetapi cerdas
dan perlengkapan tersebut disiapkan juga secara spiritual, emosinal dan
oleh anggota pramuka. Ini merupakan sosial. Bangsa ini membutuhkan jiwa-
bentuk nyata dari penciptaan jiwa mandiri, memiliki keyakinan yang
kemandirian. Berdasarkan pernyataan tinggi, tidak cengeng, jujur, disiplin,
tersebut jelas bahwa kegiatan ulet, tidak cepat putus asa, berani dan
pendidikan kepramukaan melalui bertanggungjawab serta sikap mental
perkemahan terdapat banyak nilai-nilai lainnya.
karakter yang dapat dilaksanakan Adaun nilai-nilai pendidikan
dalam kegiatan perkemahan. Dalam karakter yang dapat diraih dari
perkemhan ini anggota pramuka berkemah antara lain:
dididik untuk terbiasa hidup disiplin

40 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

a) Membina dan mengembangkan berkepribadian, (3) Menuntun


kemampuan fisik, mental, peserta didik/anggota pramuka
intelektual, emosional dan sosial untuk melaksanakan ibadah, (4)
peserta didik sebagai individu. Menyelenggarakan peringatan-
b) Membentuk manusia: (1) Bertakwa peringatan hari besar agama, (5)
pada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Menghormati orang beragama lain,
Membina mental dan percaya diri, (6) Menyelenggarakan cermah
(3) Membina kedisiplinan, keagamaan, (7) Menghormati orang
kejujuran, dan kemandirian, (4) tua.
Memiliki kesehatan dan daya tahan b) Cinta alam dan kasih sayang
tubuh, (5) Memiliki daya kreasi, (6) sesama manusia
Memiliki keterampilan dan Pelaksanaan dalam kehidupan
ketangkasan. sehari-hari: (1) Membawa peserta
c) Belajar bekerja sama, bergotong didik kealam bebas agar
royong, dan hidup mandiri. mengetahui dan mengenal berbagai
d) Mengembangkan rasa cinta tanah jenis tumbuhn-tumbuhan,
air. menghimbau kepada peserta
e) Mencari pengetahuan dan didik/anggota pramukauntuk
pengalaman baru. memelihara tenaman di rumah
f) Menjadi salah satu wadah untuk masing-masing. Hal ini dapat
melakukan pengabdian pada dijadikan persyaratan untuk
masyarakat. mencapai tanda kecakapan khusus,
6. Implementasi dasa darma dalam (2) Begitu pula halnya sikap kita
kehidupan sehari-hari. terhadap binatang,
Pelaksanaan implementasi dasa memperkenalkan peserta didik
darma dalam kehidupan sehari-hari dengan sifat masing-masing jenis
berdasarkan pada point-point dasa binatang untuk mengetahui
darma dari darma 1 sampai dengan manfaatnya. Menganjurkan juga
darma 10 sebagai berikut. memelihara dengan baik binatang
a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha yang mereka miliki, (3) Kasih
Esa sayang sesama manusia tidak lepas
Pelaksanaan dalam kehidupan dari perwujudan kerendahan diri
sehari-hari: (1) Sikap cinta dan manusia sebagai makhluk terhadap
kasih sayang, setia, patuh, adil, keagungan pencipta-Nya.
jujur, suci,dan lain-lain adalah Ketakwaan kita kepada Tuhan
merupakan pengejawantahan dan Yang Maha Esa wajib dihayati
perwujudan dari ketakwaan sepanjang hidup. Di samping itu,
seseorang kepada Tuhan. Sulit perlu membangun watak utama
untuk mengatakan bahwa antara lain, tidak mementingkan
sebenarnya tidak jujur orang diri pribadi, menghargai orang lain
mengarahkan dia itu takwa kepada meskipun tidak sebangsa dan
Tuhan, tetapi dalam kehidupnya dia seagama. Demikian pula,
bertindak dan bersikap membenci, bersaudara dengan pramuka
curang, tidak adil, dan sebagainya sedunia, (4) Siapa pun yang kita
terhadap sesamanya, (2) Mendidik kenal dan kita dekati lambaat-laun
peserta didik/anggota pramuka agar akan timbul rasa cinta alam dan
berkembang menjadi pribadi yang kasih sayang sesama manusia. Rasa
baik, berwatak luhur dan inilah yang dapat menggugah rasa

41 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

dekat dengan Al-Khalik, karena desa, sekolah dan peratur


tidak terhalang oleh rasa benci, perundang-undangan yang berlaku.
marah dan sifat-sifat yang tidak Misalnya, setiap mengikuti latihan
terpuji, dengan demikian, kita membayar iuran, menaati peraturan
menyadari keagungan Tuhan Yang lalu llintas dan lain-lain, (2) Belajar
Mahaesa, (5) Menjaga kebersihan mendengar pendapat orang,
lingkungan dan ikut menjaga menghargai gagasan orang lain, (3)
kelestarian lingkungan, (6) Membiasakan untuk merumuskan
Membantu fakir misin, anak kesepakatan dengan
terlantar, orang tua, dsb. memperhaaatikan kepentingan
orang banyak, (4) Membiasakan
c) Patriot yang sopan dan kesatria diri untuk bermusyawarah sebelum
Pelaksanaan dalam kehidupan melaksanakan suatu kegiatan
sehari-hari, membiasakan dan (misalnya akan berkemah,
mendorong anggota pramuka widyawisata dan lain-lain).
untuk: (1) Menghormati dan e) Rela menolong dan tabah
memahami serta menghayati Pelaksanaan dalam kehidupan
lambang Negara, bendera sang sehari-hari: (1) Membiasakan diri
Merah Putih dan lagu kebangsaan cepat menolong orang yang terkena
Indonesia Raya, (2) Mengenal musibah tanpa diminta, (2)
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia Membantu menyeberang jalan
seperti kekeluargaan, gotong- untuk orang tua, wanita, (3)
royong, ramah tamah, religious, Memberi tempat di tempat umum
dan lain-lain, (3) Mencintai bahasa, kepada orang tua dan wanita.
seni budaya, dan sejarah Indonesia, Misalkan, ketika di bus kota apabila
(4) Mengerti, menghayaati, ada wanita hamil, orang tua,
mengamalkan dan mengamankan secepatnya memberikan tempat
Pancasila, (5) Mengenal adat- duduk kepada mereka, (4)
istiadat suku-suku bangsa di Membiasakan secara bertahap
Indonesia, (6) Mengutamakan untuk mengatasi masalah-masalah
kepentingan umum dari pada dalam kehidupan sehari-hari di
kepentingan diri pribadi. Selalu rumah, dan dimasyarakat, (5) Tidak
membantu dan membela yang banyak mengeluh dan tak mudah
lemah dan yang benar, (7) putus asa, dsb.
Membiasakan diri berani mengakui f) Rajin, terampil dan gembira
kesalah dan membenarkan yang Pelaksanaan dalam kehidupan
benar, (8) Menghormati orng tua, sehari-hari: (1) Selalu hadir dalam
guru dan pemimpin, (9) Mengikuti pelatihan pramuka, (2) Dapat
upacara bendera, (10) Ikut serta membuat berbagai macam
dalam bela Negara, (11) Belajar di kerajianan, (3) Selalu riang gembira
sekoalah dengan baik, dsb. dalam setiap melakukan kegiatan
d) Patuh dan suka bermusyawarah atau pekerjaan tersebut.
Pelaksanaan dalam kehidupan g) Hemat, cermat dan bersahaja
sehari-hari: (1) Membiasakan diri Pelaksanaan dalam kehidupan
untuk menepati janji, mematuhi sehari-hari: (1) Menggunakan
peraturan yang ditetapkan di waktu dengan tepat ke sekolah,
gugusdepan dan mematuhui tidur, makan, latihan dan
peraturan di RT/RW, kampung dan sebagainya, (2) Tidak boros dan

42 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

bersikap hidup mewah, (3) perbuatannya dan lain sebagainya,


Bertindak dengan teliti pada waktu apa yang dikatakannya tidaklah
yang tepat agar tidak dirusakkan suatu karangan yang dibuat-buat,
oleh keinginan jahat dari luar, (4) (3) Apabila ia ditugaskan untuk
Berpakaian yang sederhana tanpa melaksanakan sesuatu, maka ia
perhiasan yang berlebih-lebihan, dapat dipercaya bahwa ia pasti akan
(5) Teliti dalam melakukan sesuatu, melaksanakannya dengan sebaik-
(6) Penggunaan listrik (siang hari baiknya, (4) Dalam kehidupan
dimatikan), (7) Penggunaan air sehari-hari dimana dan kapan pun
secukupnya agar tidak terbuang juga Pramuka dapat dipercaya
percuma, (8) Memeriksa pekerjaan bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu
sebelum diserahkan kepada yang tidak baik, meskipun tidak ada
pembina, (9) Menggunakan uang orang yang tahu atau yang
jajaan dengan hemat, (10) mengawasinya, (5) Selalu menepati
Membiasakan belanja kewarung waktu yang sudah ditentukan.
dan pasar dengan teratur, (11) j) Suci dalam pikiran, perkataan dan
Membiasakan untuk menabung, perbuatan
(12) Bekerja berdasarkan manfaat Pelaksanaan dalam kehidupan
dan rencana, (13) Bersikap hidup sehari-hari: (1) Seorang anggota
sederhana, tidak berlebih-lebihan, pramuka selalu menyumbangkan
dsb. pikirannya yang baik, tidak
h) Disiplin berani dan setia berprasangka, dan tidak boleh
Pelaksanaan dalam kehidupan mempunyai sikap-sikap yang
sehari-hari: (1) Selalu menepati tercela dan selalu menghargai
waktu yang ditentukan, (2) pemikiran-pemikiran orang lain.
Mendahulukan kewajiban dari pada Sehingga timbul saling harga
hak, (3) Mentaati peraaturan, (4) menghargai sesama manusia dalam
Tidak pernah ragu-ragu dalam kehidupannya sehari-hari, (2)
bertindak, dsb. Seorang anggota pramuka akan
i) Bertanggung jawab dan dapat selalu berhati-hati dan berusaha
dipercaya sekuat tenaga untuk mengendalikan
Pelaksanaan dalam kehidupan diri aterhadap ucapannya, dan
sehari-hari: (1) Menjalankan segala menjauhkan diri dari perkataan-
sesuatu dengan sikap bersungguh- perkataan yang tidak pantas dan
sungguh, (2) Tidak pernah menimbulkan ketidak percaayaan
mengecewakan orang lain, (3) orang lain, (3) Anggota pramuka
Bertanggung jawab dalam setiap akan menjadi contoh pribadi dalam
tindakan,dsb. segala tingkah lakunya dan
Yang dimaksud dengan dapat menjauhkan diri dari perbuatan-
dipercaya ialah: (1) Pramuka itu perbuatan yang jelek yang terdapat
dapat dipercaya, baik perkataannya dalam kehidupan masyarakat, (4)
maupun perbuatannya.Misalnya: Setiap anggota pramuka
dapat dipercaya itu berarti juga mempunyai pegangan hidup yaitu
jujur, yaitu jujur terhadap diri agama, jelas di sini bahwa pramuka
sendiri, dan terhadap orang lain itu beragama bukan hanya dalam
terutama yang menyangkut uang, pikiran dan perkataan belaka, tetapi
materi dan lain-lain, (2) Pramuka keberagamaan pramuka tercermin
dapat dipercaya atas kata-katannya, pula dalam perbuatan yang nyata,

43 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

(5) Usaha agar anggota pramuka itu dipimpin dan memimpin), dan lain-
satu dalam kata dan perbuatannya, lain.
(6) Berusaha tidak pernah
menyusahkan atau mengganggu DAFTAR PUSTAKA
orang lain, (6) Berbuat baik kepada Sunardi, Andri Bob. Boyman Ragam Latih
orang tua, dsb. Pramuka. Bandung: Nuansa Muda,
2011.
SIMPULAN Hidayat, Ara dan Imam Machali.
Dengan dipilihnya kegiatan Pengelolaan Pendidikan Konsep,
Prinsip dan Aplikasi dalam
pendidikan kepramukaan sebagai salah
Mengelola Sekolah dan Madrasah.
satu wadah pembentukan karakter pada Bandung: Pustaka Educa, 2010.
siswa Sekolah Menengah Pertama Badrudin. Manajemen Peserta Didik.
menunjukkan bahwa gerakan pramuka Jakarta: PT. Indeks, 2014.
tidak hanya fokus pada penguasaan Baden Powell of Gilwell, Lord. Scouting
teknik kepramukaan semata dari out for Boys: Memandu untuk
putnya, melainkan sangat intens pula Pramuka. Jakarta: Pustaka
terhadap pembentukan karakter Tunasmedia Balai Penerbit
siswa/anggota pramuka melalui Gerakan Pramuka, 2008.
kegiatan pendidikan kepramukaan yang Departemen Agama RI, Alquran dan
pelaksanaannya diintegrasikan ke Terjemahannya. Bandung: PT
Madina Raihan Makmur, 2009.
dalam seluruh aktivitas kegiatan Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa
kepramukaan baik itu pada saat Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
pemberian materi pada latihan rutin Pustaka Utama, 2006.
maupun pada kegiatan-kegiatan Gerakan Pramuka. Anggaran Dasar dan
partisipan yang diadakan oleh kwartir Anggaran Rumah Tangga. Jakarta:
ranting, kwartir cabang, kwartir daerah, Kwartir Nasional Gerakan
dan kwartir nasional. Pramuka, 2014.
Pelaksanaan kegiatan Terry, George R. dan Leslie W. Rue.
kepramukaan dalam pembentukan Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta:
karakter siswa SMP Negeri 14 dan Bumi Aksara, 2005.
SMP Negeri 22 Kota Bandung yaitu Yusup, Jaenudin dkk. Panduan Wajib
Pramuka Super Lengkap. Jakarta:
dengan cara mengintegrasikan nilai- Cmedia, 2014.
nilai karakter kedalam materi latihan Santoso Az, Lukman. Panduan Terlengkap
dan kegiatan kepramukaan diantaranya Pramuka. Jogjakarta: Buku Biru,
yang paling dominan adalah melalui 2014.
latihan baris berbaris (PBB) dan Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan
kegiatan perkemahan, selain melalui Indonesia. Jakarta: PT Rineka
kegiatan kepramukaan dan materi Cipta, 2004.
latihan mingguan yaitu dengan cara Hasibuan, MalayuS.P. Manajemen Dasar,
pemberian contoh cara berpakaian, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
pemberian wewenang, metode lomba, Bumi Aksara, 2007.
dan implementasi dasa darma secara Fattah, Nanang. Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: Remaja
langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Rosdakarya, 2004.
Karakter paling dominan yang dibentuk Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.
melalui kegiatan kepramukaan adalah Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
karakter Kedisiplinan, Kejujuran, Muchlas, Samani dan Hariyanto. Konsep
Kerapihan, Bertanggungjawab, dapat dan Model Pendidikan Karakter.
dipercaya, Kepemimpinan (siap

44 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto
AL-IDRAK Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya, Vol. 1, No.1 2021

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, September 2014,


2013. http://www.republika.co.id/berita/k
Yakub dan Vico Hisbanarto. Sistem oran/opini-
Informasi Manajemen Pendidikan. koran/14/09/12/nbs94i4pendidikan
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014. -karakter(diakses tgl 10 Februari
Zubaiedi. Desain Pendidikan Karakter: 2015).
Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Hutomo Pramudito. Kepramukaan
Lembaga Pendidikan. Jakarta: (http://www.slideshare.net/fitpram/
Kharisma Putera Utama, 2011. kepramukaan-22382040)(diakses
Masdiana, Erlangga. “Pendidikan tanggal 23 April 2015).
Karakter”, Republika Online 12

45 | M A N A J E M E N PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


PEMBENTUKAN KARAKTER/ Cepi Budiyanto

Anda mungkin juga menyukai