Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi mutu pembelajaran sangat penting bagi setiap sekolah. Karena dalam suatu

sekolah harus ada mutu yang sangat baik, maka peminat yang ingin bersekolah di sekolah

tersebut juga akan semakin banyak. Akan tetapi mutu pendidikan bukan hanya ditentukan

oleh lembaga sekolah sebagai pusat pengajaran, tetapi disesuaikan dengan apa yang

diharapan oleh masyarakat yang cenderung selalu berkembang seiring dengan kemajuan

zaman. Berdasarkan UU Sisdiknas tahun 2003 Pasal 1 menyatakan bahwa Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Sekolah juga harus ada MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) karena Manajemen

Berbasis Sekolah merupakan paradigma pendidikan yang memberikan otonomi luas pada

tingkat sekolah supaya sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan

mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan.

Menurut Sagala (2010) bahwa sekolah yang berhasil ditentukan oleh faktor-faktor

antara lain: (1) kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada siswa (2) kompetensi guru

dan tenaga kependidikan ditingkatkan supaya ketercapaian belajar mutu siswanya

meningkat, (3) fasilitas dan perlengkapan pembelajaran disiapkan agar pembelajaran

tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan (4) kegiatan ekstrakurikulernya dapat

1
meningkatkan keterampilan akademik siswa. Strategia juga dapat diartikan sebagai suatu

keterampilan mengatur kejadian atau peristiwa.

Menurut Gagne dalam Hardini Isriani: 2012: 11 strategi adalah kemampuan internal

seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Secara

umum, strategi yaitu suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha guna

mencapai sasaran yang ditentukan. Berkaitan dengan belajar mengajar, strategi dapat

diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam kegiatan belajar

mengajar.

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah

laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan untuk mencapai

tujuan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan pandangan hidup

masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur , metode, dan teknik belajar mengajar yang

dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam

menunaikan dan dapat mempermudah dalam kegiatan mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau standar keberhasilan

sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil

kegiatan belajar mengajar yang akan dijadikan sebagai umpan balik untuk

penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Strategi belajar digambarkan sebagai sifat, tingkah laku yang tidak teramati, atau

langkah nyata yang dapat diamati. Strategi belajar menurut J.R. David dalam buku

2
Strategi Pembelajaran Terpadu (Hardini Isriani; 2012;12) meliputi rencana, metode, dan

perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Sekolah merupakan suatu lembaga yang konkret yang bisa mengangkat status

seseorang dari kedudukan rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Sekolah menjadi

rumah kedua bagi siswa, di sekolah siswa bisa mendapatkan perlakuan yang sama

dengan dirumah. Selain siswa bisa menambah ilmu di sekolah juga bisa menganggap

guru seperti orangtua sendiri. Apabila siswa kurang didikan dari orangtua nantinya bisa

mendapatkan didikan yang semestinya dalam sekolah, baik dalam bentuk pembelajaran

maupun saat diluar jam pembelajaran berlangsung. Menurut Hardini Isriani (2012; 13)

strategi dapat diartikan sebagai rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu, sedangkan

metode adalah cara untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan strategi tertentu

diperlukan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dengan demikian, metode

pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar.

Guru harus benar-benar bisa membawa siswanya untuk belajar dengan serius, jika

siswa belum paham diharapkan memberanikan diri untuk bertanya pada gurunya setelah

materi disampaikan selesai. Sebab pada dasarnya proses belajar mengajar dapat

dikatakan berhasil, jika siswa siswi yang belajar ada perubahan tingkah laku. Secara

umum hasil belajar siswa dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh siswa. Adanya

perubahan nya bakat dan minat siswa untuk belajar, juga sosial ekonomi dan yang

lainnya.

SMP Kristen 4 Salatiga yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta yang

berlokasi di Provinsi Jawa Tengah Kota Salatiga yang beralamat di Jl. Tentara Pelajar

no.4, Mangunsari, Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50721. Sekolah ini

3
merupakan salah satu sekolah yang siswanya sangat minim adapun masalah yang paling

menonjol yang peneliti ketahui yaitu siswa kadang berangkat sekolah kadang tidak, nilai

siswa sebagian ada yang dibawah KKM.

Gejala yang ada di SMP Kristen 04 Salatiga yaitu kurangnya antusias siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.Sebagai peranannya guru harus bisa mendorong

siswanya agar antusias dalam mengikuti pembelajaran, supaya tercapainya hasil belajar

siswa sesuai dengan KKM. Ketika pembelajaran dikelas berlangsung, guru dapat

memadukan materi pembelajaran dengan mengkaitkan pada kehidupan nyata supaya

siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tercapainya hasil belajar yang

optimal. Hal ini dilakukan agar siswa tahu keadaan yang ada di sekelilingnya, hal

tersebut bisa mendorong minat siswa untuk meningkatkan nilainya dan siswapun

mampu berfikir secara kritis dalam pembelajaran. Semakin baik strategi mutu belajar

maka akan semakin banyak juga siswa yang paham tentang materi yang sudah

diajarkan, keadaan ini menimbulkan keinginan belajar siswa yang tinggi.

Berdasarkan masalah yang didapat peneliti dapat teruraikan gejala problematisnya

sebagai berikut:

1. Nilai mata pelajaran IPS 6 dari 21 siswa tidak tuntas disebabkan karena sering tidak

masuk sekolah tanpa adanya keterangan.

2. Kedisiplinan masih kurang dalam hal ketika masuk sekolah msih ditemuinya siswa

yang terlambat.

3. Kesadaran belajar mandiri masih kurang dapat dilihat ketika peneliti melakukan

observasi, yaitu masih adanya siswa yang bicara sendiri saat guru menjelaskan materi

pembelajaran.

4
Berdasarkan gejala problematis tersebut untuk menunjang mutu dari siswa, sekolah

memberikan fasilitas yang baik berupa penerimaan siswa dari kalangan orang-orang yang

ada masalah dalam perekonomian, kurangnya kasih sayang dari orang tua yaitu siswa

yang berasal dari keluarga broken home, bahkan anak jalanan juga diperbolehkan untuk

mencari ilmunya di sekolah tersebut tanpa di pungut biaya sedikitpun.

B. Rumusan Masalah

Dari identitas masalah tersebut, maka permasalahan yang muncul yaitu bagaimanakah

strategi peningkatan mutu belajar siswa kelas VIII di sekolah?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui strategi peningkatan mutu belajar siswa kelas VIII di SMP KRISTEN 04

SALATIGA

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori dari Sallis (2006 : 33)

mengemukakan bahwa “mutu adalah sebuah filosofis dan metodologis yang

membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam

menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan” seperti adanya pengaruh

teman yang sering mengajak berbicara dikelas membuat siswa tidak konsentrasi

dalam belajar sehingga berdampak pada mutu, keseringan bermain game membuat

siswa kecanduan untuk bermain game secara terus menerus hal ini mengakibatkan

terbuangnya waktu untuk belajar, terbuangnya waktu belajar membuat siswa tidak

memahami materi yang harus diulas ulang, sehingga akhir dari pencapaian hasil

5
belajarnya rendah dan berdampak pada mutu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

mutu belajar siswa guna untuk bisa mencapai kelayakan suatu peningkatan dalam

hasil belajar.

b. Manfaat Praktis

 Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tentang pentingnya strategi mutu

belajar dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan yang berkaitan dengan

mutu belajar. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

 Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan, khususnya dalam upaya

meningkatkan mutu belajar siswa.Supaya siswa yang menambah ilmunya di

sekolah tersebut bisa mendapatkan mutu yang baik.

 Guru

Adanya penelitian ini akan memberikan masukan tentang strategi

peningkatan mutu belajar siswa di SMP KRISTEN 04 SALATIGA, sesuai

dengan teori yang sudah ada menurut para ahli.

 Siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan siswa

SMP KRISTEN 04 SALATIGA untuk mendapatkan lulusan sekolah dengan

mutu yang baik.

6
 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti lain untuk

mengkaji lebih dalam mengenai mutu belajar.

E. Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian

dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka peneliti memberi batasan masalah yaitu:

 Subyek Penelitian

Sekolah SMP KRISTEN 04 SALATIGA.

 Obyek Penelitian

Siswa kelas VIII SMP KRISTEN 04 SALATIGA.

Anda mungkin juga menyukai