Anda di halaman 1dari 23

1

SINOPSIS PENELITIAN

Nama : Haeriah
Nim : 20.05.01.0002
Judul : Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
SMP Negeri 2 Palopo di Rumah pada Masa Pandemi

A. Latar Belakang Masalah

Guru sebagai salah satu komponen dalam dunia pendidikan memiliki peranan

yang sangat urgen dalam menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Pada

hakikatnya penyelenggaraan dan kesuksesan proses pendidikan sangat ditentukan

oleh faktor guru. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru

adalah kemampuannya dalam merancang, melaksanaakan dan mengevaluasi kegiatan

pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik di sekolah.

Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta

didik tidak akan berkembang secara optimal tampa bantuan dari seorang guru. Oleh

karena itu guru harus memperhatikan peserta didik secara individual, karena peserta

didik yang satu dengan yang lainnya memiliki cirri dan karakter yang yang sangat

mendasar berbeda-beda.1

Strategi pembelajaran merupakan salah satu prasyarat yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan seorang guru di sekolah. Karena kesuksesan atau

kegagalan seorang guru dalam menjalankan aktivitas pembelajaran di dalam kelas

juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam memilih strategi pembelajaran yang

1
H.Abd.Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika, (Yogyakarta: Guru
Printika, 2012), h. 37.
2

sesuai dengan ciri dan karakter peserta didik yang sedang dihadapi. Banyak

ditemukan seorang guru yang memiliki tingkat pengetahuan yang luas tentang materi

pembelajaran akan tetapi tidak berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik disebabkan strategi pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan minat

belajar peserta didik di sekolah.

Pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, dalam penyelenggaraannya

harus memperhatikan beberapa hal di antaranya strategi yang digunakan oleh guru

serta kesesuaian bahan yang diberikan dengan tingkat pemahaman peserta didik.

Mendidik peserta didik menjadi manusia yang paham terhadap agama Islam pada

intinya adalah untuk melestarikan potensi dan fitrah yang ada pada setiap diri

individu yakni agama Islam. Sebagaimana firman Allah swt., dalam Q.S. ar-Ruum

ayat 30.

         


          
    

Terjemahnya :

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetapkannya atas
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.2

Dilema pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Palopo pada masa pandemi yakni

terdapat perubahan mendasar dari pola pendidikan itu sendiri. Hal ini disebabkan
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2002), h.
408.
3

karena guru dan peserta didik diwajibkan belajar secara daring atau online sehingga

membuat para guru dan peserta didik tidak dapat bertatapan langsung di dalam kelas.

Situasi seperti ini tidak semua siswa dapat menerimanya dengan baik sehingga

dibutuhkan suatu penyesuaian atau adaptasi baik dari guru maupun dari siswa itu

sendiri. Misalnya dalam hal penialian dan pengumpulan tugas seorang guru terkadang

harus lebif fleksibel disebabkan keadaan dan kondisi siswa yang berbeda-beda, ada

yang memiliki akses jaringan yang baik dan ada pula yang tidak bagus bahkan ada di

antara siswa yang tidak mendapatkan jaringan di sekitar tempat tinggalnya sehingga

harus mencari tempat yang terdapat jaringan internet sehingga bisa mengikuti

pembelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah.

Sebelum pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas, seorang guru yang

professional harus memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam

proses pembelajaran yang dapat peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat lebih maksimal.

Begitupula sebaliknya ketika seorang guru tidak memahami strategi yang baik dan

cocok untuk peserta didik, tentunya akan memberikan dampak yang negative bagi

peserta didik di sekolah.

Strategi merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk diaplikasikan

oleh guru dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik, karena dengan

menggunakan strategi belajar yang tepat, peserta didik lebih termotivasi dan lebih

fokus dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh

karena itu guru di SMP negeri 2 Palopo senantiasa berusaha dalam meningkatkan
4

mutu pendidikan dan pembelajaran dengan merancang dan memilih staregi yang tepat

dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Palopo. Misalnya guru di sekolah

senantiasa membimbing peserta didik untuk tetap semangat dan aktif dalam

mengikuti pembalajran dan mampu membantu peserta didik berkembang sesuai

dengan tingkat kemampuan intelektualnya masing-masing.3

Hasil belajar memang telah menjadii salah satu indicator dalam keberhasilan

proses pembelajaran. Dengan hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik setiap

akhir tahun atau saat proses pembelajaran, maka dapat diketahui tingkat kualitas

peserta didik. Guru yang baik adalah memberikan transfer informasi kepada peserta

didik secara tepat. Di samping itu, hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan gaya

belajar guru dan peserta didik yang saling berkaitan, saling mendukung antara satu

dengan yang lain. Sehingga hal ini sangat menentukan keberhasilan proses

pembelajarn yang dilakukan di satuan pendidikan.4

Kendala ataukah kesulitan dalam pelaksanaan yang dihadapi gurumaupun

peserta didik dalam memahami materi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)

masih saja terjadi.sebagaimana hasil dari wawancara yang telah dilakukan peneliti

pada tanggal 05 Oktober 2020 pada salah seorang guru PAI yang ada di SMP Negeri

2 Palopo yaitu bapak Lubis. Beliau mengungkapkan bahwa masih banyak siswa yang

nilainya belum mencapai KKM. Sedangkan kesulitan tersebut adalah sebahagian


3
Observasi pada SMP Negeri 2 Palopo, tanggal 05 Oktober 2020.

4
Suparman, Gaya Belajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2010), h. 63.
5

siswa malas dalm mengikuti pembelajaran di rumah yang disampaikan olehguru

melalui mediaonline seperti zoom dan WA. Bahkan kesulian lain yang dialami oleh

siswa yaitu mereka tidak memilik data internet yangcukup untuk digunakan dalam

mengikuti embelajaran yang disampaikan melalui media online.5

Sehubungan dengan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa strategi guru

sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Tercapainya hasil belajar

yang dinginkan dalam pembelajaran sangat ditentukan oeh strategi yang digunakan

oleh guru pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk

mengangkat suatu judul penelitian tentang strategi guru PAI dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Palopo di rumah pada masa pandemic.

Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dalam rangka peningkatan hasil

belajar peserta didik pada maple pendidikan agama Islam serta berguna bagi guru

agar lebih selektif dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga hasil

belajar peserta didik di rumah pada masa pandemic ini tetap sesuai dengan harapan

bersama.

B. Rumusan Masalah.

Berdasar pada konteks penelitian sebelumnya. Maka berikut peneliti

mermuskan beberapa permasalahan yaitu:

5
Lubis, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2 Palopo, wawancara pada SMP Negeri
2 Palopo, tangga 05 Oktober 2020.
6

1. Bagaimana bentuk strategi yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik SMP Negeri 2 Palopo di rumah pada masa pandemi?

2. Apa yang menjadi kendala dan solusi bagi guru PAI dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik SMP Negeri 2 Palopo di rumah pada masa pandemi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang diharapkan untuk menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut.

1. Untuk memahami bentuk strategi yang dilakukan oleh guru PAI dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik SMP Negeri 2 Palopo di rumah pada masa

pandemi.

2. Untuk memaparkan kendala dan solusi bagi guru PAI dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik SMP Negeri2 Palopo di rumah pada masa pandemi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfat teoretis

Secara teoretis penelitian ini memberi kontribusi secara akademis dalam

pengembangan ilmpu pengetahuan khususnya tentang strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu

sebagaimana berikut ini.


7

a. Penelitan ini diharapkan mampu menambah wawasan serta kemampuan guru

dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan penggunaan strategi yang tepan

dan bervariasi sehingga hasil belajar pendidikan agama Islam perserta didik dapat

diperoleh, khususnya pada masa pandemi.

b. Sebagai tugas dan tanggung jawab peneliti sebagai insan akademis untuk

menunjukkan kapasitas keilmuan di bidang pendidikan agama Islam serta dapat

dijadikan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya.

E. Kajian Teori

1. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Bahrir dengan judul penelitian Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan

Agama Islam dalam Pembinaan Keagamaan Siswa SMK Negeri 1 Galang.6

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) memberikan gambaran tentang penerapan

strategi Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 1 Galang, 2) mengetahui dan

mengungkapkan hasil penerapan strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam

pembinaan keagamaan di SMK Negeri 1 Galang, 3) menguraikan faktor-faktor

pendukung dan penghambat pada proses penerapan strategi Guru Pendidikan Agama

Islam dalam pembinaan keagamaan di SMK Negeri 1 Galang.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dengan pendekatan

teologis normatif, pedagogis,yaitu pendekatan yang beranjak dari konsep dan teori

pendidikan yang bertujuan menemukan keterkaitan data yang ada. Psikologis


6
Bahrir, Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan
Keagamaan Siswa SMK Negeri 1 Galang, (Tesis; Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2012).
8

menganalisis data terhadap variabel hasil penilitian dengan mempelajari perilaku

peserta didik, dan sosiologis mengambarkan aspek sosial para peserta didik. Adapun

lokasi penelitian adalah SMK Negeri 1 Galang, informan yang dijadikan sebagai nara

sumber adalah Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, Wali Kelas, dan peserta didik itu sendiri. Teknik

pengumpulan data dilapangan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa Strategi pembelajaran guru PAI

melalui tiga tahapan: Pertama, sebelum dan ketika proses pembelajaran berlangsung,

dimana guru berusaha menguasai melalui pelajaran dengan matang menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penataan ruang kelas, memperhatikan dan

mempertimbangkan keadaan peserta didik, mengetahui kemampuan awal peserta

didik an melatih peserta didik berfikir mendalam. Kedua, strategi di akhir jam

pembelajaran meliputi usaha pemberian tes lisan dan tulisan yang berhubungan

dengan materi yang diajarkan. Ketiga, strategi di luar jam pelajaran kegiatan meliputi

pemberian keteladanan dan motivasi kepada peserta didik untuk memantapkan ilmu

pengetahuan dalam bentuk sikap, sifat dan perilaku sehari-hari. Faktor pendukung

yakni pembentukan integritasi diri peserta didikadalah guru pendidikan agama

islam ,tenaga Guru profesional dan faktor Internal dan Eksternal peserta didik,

penghambat adalah perbedaan krakteristik peserta didik, sarana dan prasarana.

2. Strategi guru dalam meningkatkan hasil belajar

Peningkatan hasil belajar peserta didik di sekolah merupakan tanggung jawab

beberapa komponen dalam dunia pendidikan takni lembaga, guru dan peserta didik
9

itu sendiri. Ketiga komponen ini harus saling mengisi antara yang satu dengan yang

lainnya. Beberapa bentuk strategi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu:

a. Pemberian motivasi

Dalam proses belajar mengajar, motivasi berperan sebagai motovating force,

yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang

berminat terhadap suatu pelajaran akan terus tekun untuk belajar. Dia akan terus

mendorong untuk belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Siswa yang mampu mengembangkan motivasi atau minatnya dan mampu

mengerahkan segala kemampuannya untuk menguasai mata pelajaran tertentu niscaya

ia akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.7

Motivasi merupakan komponen yang penting, dimana belajar yang disertai

minat, besar kemungkinan akan mudah dalam mencapai tujuan yang telah diciptakan,

serta dapat dipastikan akan memperoleh hasil yang memuaskan. Oleh karena itu demi

kelancaran suatu kegiatan belajar mengajar seorang guru harus berusaha

meningkatkan motivasi siswa terhadap belajar.

b. Metode pembelajaran yang variatif

Metode mengajar adalah cara atau teknik yang dilakukan oleh seorang

pendidik untuk berinteraksi dengan anak didik dalam proses belajar mengajar guna

mencapai tujuan pengajaran yang diinginkan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan

tersebut maka dalam menyajikan bahan pelajaran guru dituntut untuk memiliki

7
Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 57
10

berbagai kemampuan, dalam hal ini menguasai teknik-teknik penyajian atau metode

mengajar.

Pembelajaran yang berhasil haruslah dalam suasana menyenangkan dan

menggembirakan. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses

belajar dan mengajar di dalam kelas, seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan

variasi dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar, apabila guru tidak

menggunakan variasi, maka akan membuat siswa menjadi bosan, perhatian siswa

berkurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai.8

Melalui metode bervariasi seperti yang disebutkan di atas, diharapkan dapat

mempengaruhi prestasi siswa dan merangsang siswa untuk bertanya, sehingga

keterlibatannya dalam proses pembelajaran membuat siswa berpartisipasi secara

langsung sesuai dengan materi yang sedang diajarkan oleh guru. Keadaan semacam

inilah yang diharapkan guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif.

Olehnya itu, didalam menyampaikan bahan pelajaran seorang guru biasanya

mengadakan variasi dengan menggabungkan beberapa metode mengajar, contohnya,

seorang guru menggunakan metode ceramah kemudian diikiuti dengan metode tanya

jawab, atau menugaskan siswa mencari bahan materi yang akan dipelajari kemudian

didiskusikan didalam kelas. Dan masih banyak lagi metode-metode yang bisa

divariasikan oleh guru yang dapat membuat murid lebih tertarik untuk mengikuti

kegiatan belajar mengajar dan bahkan memotivasi siswa sehingga berdampak bagi

hasil belajar yang diperolehnya.


8
Bobbi Deporter, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2000), h. 21.
11

c. Pengelolaan kelas yang baik

Setiap guru berusaha maksimal agar kelasnya dapat dikelola dengan baik.

Pengelolaan yang baik didasarkan pada; pertama, guru mengetahui secara cepat

faktor-faktor yang menunjang kondisi yang menguntungkan dalam proses

pembelajaran, kedua, dikenal masalah-masalah yang biasanya muncul dan dapat

merusak iklim pembelajaran, ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan

dalampengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana

pendekatan digunakan.9

d. Pemberian nilai.

Angka atau nilai memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar.

Apabila angka yang diperoleh peserta didik lebih tinggi dari peserta didik lainnya,

maka peserta didik cenderung untuk mempertahankannya. Umumnya setiap peserta

didik ingin mengetahui hasil pekerjaanya, yakni berupa angka yang diberikan oleh

guru. Peserta didik yang mendapat angkanya baik, akan mendorong motivasi

belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya yang mendapat angka kurang, mungkin

menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik.10

Namun guru sebaiknya berhati-hati dalam memberikan angka. Berbagai

pertimbangan tentu lebih dahulu diperhatikan, betulkah hasil yang dicapai anak didik

itu atas usahanya sendiri. Siapa tahu bukan hasil usahanya, tetapi hasil menyontek

9
Nurkhalisa Latuconsina, Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran, (Makassar: Alauddin
University Press, 2013), h. 133.
10
Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 167.
12

pekerjaan temannya. Disini kearifan guru dituntut agar memberikan penilaian tidak

sembarangan, sehingga tidak merugikan peserta didik yang betul-betul belajar

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah perspektif yang digunakan oleh penulis di dalam

memahami fenomena pada objek penelitian. Di dalam penelitian ini, digunakan

beberapa pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan Pedagogik

Pendekatan pedagogik yaitu suatu bentuk pendekatan yang memberikan

pandangan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang berada dalam proses

perkembangan dan pertumbumbuhan jasmani dan rohani yang memerlukan

bimbingan dan pengarahan melalui proses pembelajaran.

2) Pendekatan Religius

Pendekatan religius yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori

pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya

berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai

sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis

pendidikan.

3) Pendekatan Psikologis
13

Pendekatan Psikologis merupakan pendekatan yang bertujuan untuk melihat

keadaan jiwa peserta didik karena pekerjaan mendidik didasarkan atas tahap-tahap

perkembangan psikologis. Dengan pendekatan psikologis pendidik dapat memahami

keadaan yang dialami peserta didik ketika pembelajaran berlangsung.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif. Penelitian ini bermaksud menjawab permasalahan strategi guru PAI dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik SMP Negeri 2 Palopo di rumah pada masa

pandemi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran melalui data yang

valid, baik yang bersumber dari pustaka maupun dari subjek dan objek dalam

penelitian.

2. Defenisi Istilah

Defenisi istilah dimaksudkan untuk memudahkan para pembaca dalam

memahami maksud penelitian khususnya dalam rumusan permasalahan yang ingin

dituntaskan permasalahannya dalam sebuah penelitian. Adapun defenisi istilah dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Strategi

Strategi dalam penelitian ini yaitu suatu pendekatan yang dilakukan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi suatu

kegiatan dalam waktu tertentu. Di samping itu strategi merupakan serangkaian

keputusan dan tindakan yang mendasar yang dibuat oleh seseorang guru untuk
14

dimplementasikan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

b. Guru PAI

Guru pendidikan agama Islam (PAI) merupakan orang yang memberikan

suatu kegiatan atau bimbingan pengajaran kepada peserta didik untuk mencapai suatu

tujuan pembelajaran yakni menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah

swt.

c. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa merupakan kemampuan atau nilai yang diperoleh dari

peserta didik setelah menginguti proses pembelajaran yang dapat memberikan

perubahan tingkah laku, baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan

siswa sehingga dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, khususnya yang berkaitan

dengan mata pelajaran pendidikan agama Islam.

3. Data dan Sumber Data

Sebuah data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan

selebihnya yang membutuhkan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sugiyono berpendapat bahwa ”menurut derajat sumbernya, data terdiri dari dua, yaitu

data primer dan data sekunder”.11

a. Data Primer,

11
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cet. XVI ; Bandung : Alfabeta, 2012, h. 193.
15

Sumber data primer adalah data otentik atau data yang berasal dari sumber

pertama. Sumber data primer penelitian ini berasal dari data lapangan yang diperoleh

melalui wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur terhadap informan yang

berkompeten dan memiliki pengetahuan tentang penelitian ini, agar dapat

memperoleh sejumlah data primer, maka diperlukan sumber data dari objek penelitian

yang disebut situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku, dan

aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.

Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah mereka

yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP negeri 2

Palopo

1) Pimpinan Sekolah

Pimpinan sekolah yang dimaksud adalah kepala SMP Negeri 2 Palopo, Wakil

Kepala SMP Negeri 2 Palopo, Kesiswaan, Sarana dan Prasarana.

2) Para Guru

Guru yang dimaksud adalah para pendidik yang mengajarkan di SMP Negeri 2

Palopo Palopo, baik yang berstatus guru PNS maupun yang berstatus guru honorer

dan terhusus pada guru Pendidikan Agama Islam.

3) Peserta Didik

Peserta didik yang dimaksud adalah seluruh peserta didik yang terpilih menjadi

narasumber yang sebagian diambil sebagai nara sumber dalam penelitian ini.

b. Data sekunder,
16

Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, penulis memproleh dokumen berupa dokumen sekolah,

dokumen guru-guru, kajian-kajian teori, dan karya tulis ilmiah.

4. Instrumen Penelitan

Salah satu kegiatan dalam perencanaan suatu objek penelitian adalah

menentunkan instrumen yang dipakai dalam mengumpulkan data sesuai dengan

masalah yang hendak. Menurut Sugiyono instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan baik untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.12

Dalam penelitian kualitatif berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan temuannya.

Instrumen penelitian mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas

penelitian. Apabila alat penelitian ini akurat, maka hasilnya akan akurat dan

begitupun sebaliknya. Dalam menyusun instrumen penelitian perlu memperhatikan

beberapa segi, di antaranya bentuk pertanyaan sebaliknya menggunakan kata-kata

yang mudah dimengerti oleh responden sehingga tidak menimbulkan penafsiran

ganda yang dapat memengaruhi kevalidan data yang diperlukan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian

antara lain: pedoman wawancara, lembar observasi, dokumentasi.

5. Teknik Pengumpulan Data

12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
h.148.
17

Dalam kegiatan pengumpulan data ini peneliti menggunakan tiga cara :

a. Metode Observasi

Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan langsung kepada guru

pendidikan agama Islam dan siswa SMP Negeri 2 Palopo serta mencari data-data

yang sekiranya mendukung dalam penelitian.

b. Metode Interview atau Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara atau yang mengajukan pertanyaan dan informan atau

yang menjawab pertanyaan. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data atau

informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti.

Wawancara ini ditanyakan kepada pihak-pihak yang dianggap tahu tentang informasi

yang berkaitan dengan implementasi metode pembelajaran pendidian agama Islam

pada SMP Negeri 2 Palopo.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen,yang artinya barang-barang tertulis.

Di dalam melakukan dokumentasi,peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku-

buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 13

13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Praktek, (Cet. IX; Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 51.
18

Dalam proses penelitian ini peneliti mendokuentasikan kegitan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru Pendidik Agama Islam kemudian mengumpulkan arsip-arsip

yang berkaitan dengan proses pembelajaran di Sekolah.

Dari ketiga instrumen penelitian tersebut dapat digunakan karena

pertimbangan praktis bahwa kemungkinan hasilnya dapat dicapai dan dapat lebih

valid dan realitas.

5. Pemeriksaan Keabsahan Data

Proses ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai kebenaran data

yang penulis temukan di lapangan, adapun cara yang penulis lakukan dalam proses

ini adalah dengan triangulasi.

Dalam pemeriksaan keabsahan data triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbgai teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data

dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus

menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik

pengumpulan data dan berbagai sumber data.14

Mengenai triangulasi data dalam penelitian ini, ada dua hal yang digunakan,

yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

a. Triangulasi teknik

14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.
330.
19

Triangulasi teknik digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, atau dengan

menggunakan dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut

menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut

kepada sumber data yang bersangkutan atau sumber data yang lain untuk memastikan

data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar namun sudut pandang

yang berbeda-beda.

b. Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas

data tentang perilaku guru, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah

diperoleh dapat dilakukan melalui kepala sekolah, teman guru yang bersangkutan dan

kepada siswa yang diajarnya. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa diratakan

tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda,

dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah di analisis

oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat


20

dikelolah, mencari dan menemukan apa yang penting dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Teknik analisis data yang dipakai dalam penulisan tesis ini adalah analisis

yang deskriptif kualitatif. Dalam pengambilan keputusan dari data yang telah tersedia

menjadi susunan pembahasan, maka penulis menggunakan tiga jalur analisis data

kualitatif sebagai berikut:

a. Reduksi data

Reduksi mempunyai arti pengurangan, susutan, penurunan atau potongan. Jika

dikaitkan dengan data, maka yang dimaksud dengan reduksi adalah pengurangan,

susutan, penurunan, atau potongan data tanpa mengurangi esensi makna yang

terkandung di dalamnya. Dengan demikian reduksi data merujuk pada proses

menyeleksi, memusatkan, menyederhanakan, memisahkan, dan mengubah bentuk

data yang terdapat pada catatan lapangan.15

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan, proses ini berlangsung terus menerus. Reduksi

data meliputi; meringkas data, mengkode, dan menelusuri tema.

b.Penyajian data

Penyajian data yaitu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

15
Muhammad Yaumi dan Muljono Damopolii, Action Research: Teori, Model, dan Aplikasi,
(Cet. I; Jakarta: Kencana, 2012), h. 138.
21

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya sehingga dengan demikian

penulis akan mudah untuk mengetahui apa yang sudah ada dan telah terjadi dalam

penelitian sehingga bisa merencakan langkah apa yang seharusnya akan dilakukan

selanjutnya.

c. Penarikan kesimpulan

Langkah terakhir dalam penelitian kualitatif adalah mengambil kesimpulan

secara induktif, yaitu berdasarkan informasi atau data yang diperoleh dari berbagai

sumber yang bersifat khusus dan individual, diambil kesimpulan yang bersifat umum.

Penarikan kesimpulan yaitu setelah data disajikan dan menjabarkan berbagai data

yang telah diperoleh, peneliti membuat kesimpulan yang merupakan hasil dari suatu

penelitian. 16

F. Daftar Pustaka

A. Baki, H. Nasir, Metode Pembelajaran Agama Islam, Yogyakarta: Eja Publisher,


2014.

Arif, Armai Pengantar Ilmu dan Metodologi Pwndidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres,


2002.

Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1999.

Bahrir, Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan


Keagamaan Siswa SMK Negeri 1 Galang, Tesis; Makassar: UIN Alauddin
Makassar, 2012.

Beni, Saebani Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009.

16
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Al-Fabeta, 2005), h. 95.
22

Daulay, Putra Haidar, Dinamika Pendidikan Islam, Bandung: Cita Pustaka Media,
2004.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Darus Sunnah,
2002.

Deporter, Bobbi, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000.

Getteng, Abd.Rahman, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etika, Yogyakarta: Guru


Printika, 2012.

H. Mohammad Daud Al¸ Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.

H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2014.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia Jakarta: PT. Gramedia,
2000.

Latuconsina, Nurkhalisa, Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran, Makassar:


Alauddin University Press, 2013.

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Cet. III; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarata: PT. Raja Grafindo, 2007


Nata, Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Cet. I; Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,


Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Sanjaya, Ridwan, Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat, Semarang:


Universitas Katolik Soegijapranata, 2020.

Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2011.
23

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Al-Fabeta, 2005

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cet. XVI ; Bandung : Alfabeta, 2012.

Suparman, Gaya Belajar yang Menyenangkan Siswa, Yogyakarta: Pinus Book


Publisher, 2010.

Yaumi, Muhammad dan Muljono Damopolii, Action Research: Teori, Model, dan

Aplikasi, Cet. I; Jakarta: Kencana, 2012.

Anda mungkin juga menyukai