PENDAHULUAN
Menurut Hamalik, (2015:3) mengatakan pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
bertugas untuk mangarajkan proses ini agar sasaran dari perubahan dapat dicapai
sebagaimana yang diinginkan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peran dari semua
pihak dalam proses pendidikan, baik dari pemerintah, pendidik, lingkungan masyarakat,
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan belajar
Nugraha, (2020). Hasil belajar merupakan output nilai yang berbentuk angka atau huruf
yang didapat siswa setelah menerima materi pembelajaran melalui sebuah tes atau ujian yang
disampaikan guru. Dari hasil belajar tersebut guru dapat menerima informasi seberapa jauh
siswa memahami materi yang dipelajari. Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar
pada setiap siswa berbeda-beda. Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting dalam
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajae mengajar dapat dilihat dari
hasil belajar siswa, karena dalam kegiatan belajar mengajar siswa mengalami proses belajar
mengajarnya sebagai proses perubahan yang terjadi dalam diri siswa akibat pengelaman yang
Berdasarkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas XI-XII masih jauh dari
kata memuaskan. Karena dalam proses belajar mengajar guru dikelas cenderung
menggunakan metode ceramah. Dalam pemilihan metode ceramah belum mampu
mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, metode ceramah kurang menumbuhkan rasa
ketertarikan siswa yang mudah membuat siswa merasa jenuh dan bosan serta kurang mampu
membuat siswa turut aktif saat kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen tidak
melibatkan siswa langsung, karena saat guru memberikan penjelasan atau pertanyaan siswa
masuh terlihat pasif, kurang memperhatikan materi yang disampaikan hal ini akan
mengakibatkan metode yang digunakan kurang dapat terpenuhi atau tidak tercapai
sepenuhnya. Mengacu dari permasalahan ini, guru dimaksudkan harus mampu menyeleksi
permasalahan yaitu kurangnya hasil belajar siswa, siswa memiliki hasil belajar yang rendah
sulit memahami penjelasan guru sehingga pengetahuan siswa menjadi berkurang dalam
mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Siswa belum memiliki gambaran
tentang materi yang ingin disampaikan oleh guru, siswa sulit dalam mempraktekan atau
memperagakan suatu proses pembelajaran yang akan dilakukan siswa. Dengan demikian
permasalah ini jika dibiarkan dapat memberikan dampak yang serius bagi hasil belajar
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang menjadi tujuan utama
adalah bagaimana nilai-nilai ajaran Kristen yang diajarkan dapat tertanam dalam diri siswa
sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Kristen
dalam kehidupan pribadinya, akan tetapi proses belajar di sekolah selama ini pada
kenyataannya siswa lebih berperan sebagai obyek dan guru berperan sebagai subyek, untuk
mencapai tujuan pembelajaran PAK pada diri siswa tentang nilai-nilai ajaran Kristen yang
diajarkan secara mudah serta adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga
siswa tidak merasa jenuh dan siswa mampu menerima materi pembelajaran dengan baik dan
menggunakan metode ceramah dan kurang menggunakan metode-metode yang lain sehingga
kurang bervariasi dapat membuat siswa jenuh dalam belajar sehingga mengakibatkan hasil
belajar siswa tidak maksimal. Dengan permasalah tersebut maka dapat diambil solusi untuk
masalah diatas yaitu dengan menggunakan penerapan metode jigsaw karena dapat membuat
pembelajaran siswa dapat lebih maksimal siswa akan lebih aktif mengikuti proses
pembelajaran, siswa juga lebih dapat tertarik dan tidak bosan dalam mengukuti proses
individu, pemehaman siswa juga akan lebih mendalam, meningkatnya interaksi antar sesama
teman didalam kelas sehingga hasil belajar yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran
Oleh karena itu salah satu cara menjadikan pembelajaran aktif adalah melalui metode
yang bervariasi salah satunya ialah metode jigsaw yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa SMA Isen Mulang Palangkaraya secara signifikan. Manfaat yang dapat diperoleh dari
metode jigsaw, antara lain adalah memacu siswa lebih berpikir kritis, siswa jadi lebih banyak
berinteraksi dengan teman-taman dikelas dengan bertukar pendapat mengenai tugas yang
didiskusikan, siswa lebih kreatif, meningkatkan keterampilan bicaranya siswa, siswa juga
menjadi lebih mandiri. Dengan proses metode jigsaw ini pengajaran menjadi semakin jelas,
mudah diingat dan dipahami, proses belajar lebih menarik dan mendorong keaktifan siswa
sehingga hasil belajar yang siswa capai akan jadi semakin maksimal. Maka di pilih judul dari
penelitian ini “Pengaruh Metode Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen
Siswa Kelas XI-XII Sekolah Menengah Atas Isen Mulang Palangka Raya”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan metode pembelajaran jigsaw memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
2. Apakah penerapan metode pembelajaran jigsaw memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap hasil belajar siswa di SMA Isen Mulang Palangka Raya dari pada metode
ceramah?
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji ada atau tidak adanya pengaruh penerapan metode pembelajaran jigsaw terhadap
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu secara teoritis dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan pembelajaran bagi semua pihak di SMA Isen Mulang Palangka Raya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru untuk menerapkan
jigsaw yang membuat siswa lebih aktif dalam proses menyelesaikan suatu masalah.
c. Bagi sekolah
d. Bagi peneliti
E. Pembatasan masalah
Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar penelitian dapat terarah dan terfokus
secara cermat. Karena dalam penelitian ini, memungkinkan banyaknya permasalahan baru
1. Penelitian dilakukan terhadap guru Pendidikan Agama Kristen dan siswa-siswi yang
beragama Kristen
2. Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran
Alasan pemilihan judul adalah belum adanya penelitian sejenis yang pernah dilakukan
pada lokasi penelitian. Penelitian ini juga bagus untuk Siswa Sekolah Menengah Atas Isen
diberikan, menerima materi dengan mudah dan lebih efektif dalam melaksanakan
pembelajaran, siswa juga lebih mendapatkan gambaran tentang apa yang ingin dikerjakan,
lebih mudah diingat dan dipahami, proses belajar mengajar lebih menarik sehingga apa yang
didengar dapat diterima dengan mudah oleh siswa-siswa tersebut sehingga hasil belajar yang
G. Asumsi penelitian
Hasil belajar siswa hanya dipengaruhi oleh metode jigsaw sedangkan faktor-faktor
H. Hipotesis
1. Hipotesis 1:
Ho : Metode pembelajaran jigsaw tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa
2. Hipotesis 2:
Ho : Metode pembelajaran jigsaw memiliki pengaruh yang kecil atau sama dengan
metode ceramah terhadap hasil belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Isen
metode ceramah terhadap hasil belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Isen
Judul : Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Pendidikan
1. Metode pembelajaran jigsaw adalah suatu variasi model pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok, yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar, dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada
2. Hasil belajar siswa kompetensi atau kemampuan tertentu yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi keterampilan kognitif, efektif, maupun
psikomotor.
BAB II
KAJIAN TEORI
tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi
Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar
tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi
b. Siswa, merupakan organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
properties.
d. Faktor Lingkungan, yang terdiri dari organisasi kelas dan iklim sosial- psikologis.
Berdasarkan komponen-komponen di atas dapat disimpulkan bahwa metode
a. Pembentukan kelompok asal. Kelompok asal terdiri dari empat sampai enam
siswa dengan kemampuan yang heterogen. Tiap siswa dalam satu kelompok
bagian atau sub materi yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-
kelompok ahli.
d. Diskusi kelompok ahli. Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling
anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa
keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara
penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru
tertinggi diberikan penghargaan berupa piagam dan bonus nilai. Skor ini
1). Hasil belajar lebih sempurna bila dibandingkan dengan belajar secara individu.
2). Pendapat yang dituangkan secara bersama lebih meyakinkan dan lebih kuat
3). Kerja sama yang dilakukan oleh peserta didik dapat mengikat tali persatuan.
4). Tanggung jawab bersama dan rasa memiliki (sense belonging) dan
menghilangkan egoisme.
1). Metode ini memerlukan persiapan-persiapan yang lebih rumit daripada metode
lain sehingga memerlukan dedikasi yang lebih tinggi dari pihak pendidik.
2). Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan dan tugas akan lebih
buruk.
3). Peserta didik yang malas, memperoleh kesempatan untuk tetap pasif dalam
Setelah melihat dari sisi kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran jigsaw,
maka dapat disimpulkan bahwasanya menggunakan metode jigsaw juga tidak semuanya ada
sisi kelebihannya tetapi juga ada sisi kelemahanya, baik dalam menentukan waktu, tempat,
persiapan awal yang matang, faktor internal dan ekternal dari siswa, semua itu harus kita
perhatikan tidak bisa menentukan hari ini harus pembelajaran menggunakan metode jigsaw,
ranh tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan
dengan kemampuan para peserta didik dalam mengusai isi bahan pengajaran.
yang terjadi dalam diri seseorang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Dari beberapa pengertian belajar
di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
manusia seutuhnya. Hasil belajar adalah hasil pembelajaran dari suatu individu
tersebut berinteraksi secara aktif dan positif dengan lingkungannya. Menurut Hamalik
hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
preatasi yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, secara garis besar, ada dua yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri atau sudah ada dalam diri siswa itu sendiri Ihsana, (2017:33). Adapun faktor
tempat duduk seorang siswa yang memiliki gangguan kesehatan mata minus
maupun silinder amat menentukan proses dan hasil belajar siswa tersebut. Tanpa
bantuan kaca mata, siswa dengan gangguan kesehatan mata akan kesulitan
depan kelas.
Tingkat kecerdasan atau inteligensi seseorang dapat diukur melalui tes IQ. Guru
Pintar tentu tahu, hasil tes IQ setiap siswa pasti berbeda-beda. Tentu saja, secara
umum, siswa dengan tingkat inteligensi yang tinggi lebih mudah mengikuti proses
pembelajaran di kelas dan biasanya mampu menunjukkan hasil belajar yang baik.
Akan tetapi, ada baiknya kita memandang dengan lebih luas mengenai dampak
Bakat dan minat individu setiap siswa adalah pembahasan yang tak bisa
pelajaran, biasanya semakin besar pula semangat dan motivasinya untuk belajar.
Sementara itu, siswa dengan kecerdasan musikal yang menonjol mungkin kurang
tertarik dengan pelajaran Matematika. Hal-hal seperti ini merupakan faktor yang
a. Sekolah
Kita sebagai guru yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di
kelas merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
di kelas turut mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Selain guru,
fasilitas yang ada di sekolah juga menjadi bagian dari faktor-faktor yang
a. Keluarga
Peran orang tua dalam kesuksesan proses dan hasil belajar tak dapat
dielakkan. Siswa yang tumbuh dalam keluarga dengan kesadaran belajar yang
tinggi memiliki peluang untuk lebih sukses dalam proses belajarnya. Hasil
belajar siswa tersebut juga cenderung lebih baik daripada hasil belajar siswa
b. Sosial masyarakat
faktor yang datang dari dalam diri siswa (internal) factor yang datang dari luar
diri siswa (eksternal), kedua fatktor tersebut selalu berkaitan sehingga telah
Menurut Benjamin S. Bloom dkk. (1956), aspek hasil belajar dapat dikelompokan
ke dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap domain disusun
menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan
hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan
mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak, yakni:
1. Domain/Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Domain
yang dipelajari.
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya siswa menerapkan apa
yang dipahami.
2. Ranah afektif
Ranah afektif adalah internalisasi sikap yang menunjukan kearah
pertumbuhan batiniyah dan terjadi bila peserta didik sadar tentang nilai yang
diterima kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam
membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Hasil belajar afektif dibagi
lain.
3. Ranah Psikomotorik
tertentu. Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif, afektif. Hal ini bisa dilihat apabila peserta
didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna
yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya. Maka wujud nyata
dari hasil belajar psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar
dimana akan tejadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini
contoh.
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar dan tepat.
Jadi dapat disimpulan bahwa terdapat banyak aspek hasil belajar. Setiap
jenjang disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang
yang lain Pengukuran hasil belajar adalah suatu kegiatan atau proses untuk
sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan
tulis,dan lain-lain. Implikasinya adalah jika kita ingin mengukur hasil belajar
murid, maka kita harus mempergunakan alat pengukur hasil belajar murid
(dengan cara interview, observasi, pemberian tugas, ulangan atau ujian dengan
mengenai baik-buruknya, tidak menentukan siapa yang lulus dan tidak lulus. Pada
membandingkan suatu objek (hasil belajar) dengan skala ukuran yang ditetapkan
oleh pengukur .
berikut:
a. Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun
c. Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hasil yang baik
dapat berpengaruh kepada hasil belajar siswa yaitu untuk melatih siswa untuk berpikir
aktif dan mendorong siswa untuk selalu melakukan persiapan sebelum pembelajaran
dilakukan. Berdasarkan hal tersebut bahwa dapat diketahui hasil belajar siswa yang
mendapat perilaku penerapam metode jigsaw dalam pembelajaran lebih tinggi dari pada
hasil belakar siswa yang menggunakan metode ceramah hal ini menunjukkan bahwa
Agama Kristen dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa SMA Isen Mulang Palangka
Raya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan".
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut
Sugiono (2013:17) Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berarti metode penelitian
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan adalah di SMA Isen Mulang Palangka Raya yang berada di
D. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dalam waktu 5 (lima) bulan dari bulan Agustus hingga Desember 2023
5. Pre-test 1 minggu
6. Menjalankan eksperimen 4 minggu
7. Post-test 1 minggu
1. Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil
kesimpulannya.dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Isen Mulang
2. Sampel
Menurut Siyoto dan Sodik (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tartentu sehingga dapat mewakili populasinya. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah 7A
yang tidak diberikan perlakuan baru dan tetap menggunakan metode ceramah
sebagaimana yang dilakukan di kelas tersebut selama ini. Sedangkan yang menjadi kelas
metode demonstrasi. Adapun jumlah sampel yang ada dikelas kontrol yaitu 20 orang dan
jumlah dan jumlah sampel yang ad dikelas eksperimen adalah 20 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara random sampling yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen
diambil secara random dari 6 kelas yang ada di Sekolah Menengah Atas Isen Mulang
Palangka Raya.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat latihan serta alat yang digunakan
dalam pengambilan data kuantitatif untuk variabel bebas hasil belajar siswa SMA Isen
Mulang Palangka Raya pada Pendidikan Agama Kristen. Butir soal tes disusun dalam
bentuk soal pilihan ganda berdasarkan indikator terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Butir soal tes akan diuji validitas dan
reliabilitas dengan menggunkan analisis butir soal (item analisys). Butir soal yang tidak
dan menganalisis data sehingga dapat disajikan dalam tampilan yang lebih baik
(Ghozali,2016).
Analisis statistik deskrptif dalam penelitian ini akan menggambarkan nilai rata-rata
(mean), nilai maksimum, nilai minimum serta kategori dari pemahaman pengaruh metode
pembelajaran demontrasi terhadap siswa Sekolah Menengah Atas Isen Mulang Palangka
dari hasil penelitian. Adapun analisis statistik inferensial yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis t-tes analysis yang digunakan untuk membandingkan hasil
belajar siswa dengan menggunakan penerapan metode demonstras dengan hasil belajar
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Askara.
Adi Nugraha,Sobron., Titik Sudiatmi., Mediawati Suswandari.2020. Studi
Pengaruh Daring Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas
IV.Jurnal Inovasi Penelitian. Vol.1
Blomm, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Education Objectives : The Classification of
Educational Gools, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green and
Co.
Ecce, E. (2018). Pengaruh Penggunaan Metode Demontrasi Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Di Kelas Vii Pada Pembelajaran Fiqih Di Mtsn Model Palopo (Doctoral
dissertation, Institut Agama Islam Negeri Palopo).
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8).
Cetakan ke VII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jalarta: Bumi Askara.
Irma Listianti, Pengaruh Metode Pembelajaran Demontrasi Terhadap Hasil Belajar
Siswa.Jakarta:2014
Ihsana, 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran. Malang UIN Maliki Press.
Nugraha, 2020.Hasil Belajar Kelas IV.Jurnal Inovasi Penelitian.
Pardede, M. (2022). Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Jurnal Pendidikan Religius, 4(1), 29-42.
Rusman. 2013. Model-model pembelajaran. Jakarta:Rajagrafindo
Rifai, R. (2017). Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Kristen Materi Pembelajaran Sakramen Perjamuan Kudus VIII SMP Negeri 17
Surakarta, Tahun 2015/2016. DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 1(2),
171-191.
Sugiono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Sudjana , Nana. 2006. Penilaian hasil belajar proses belajar mengajar: Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudrajat, Ahmad. 2010. Cooperative Learning Teknik Jigsaw. Online:
akhmadsudrajat.wordpress.com.
khmad, Sudrajat. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan
Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Syah, M. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya.
Syah, Muhibudin. 2002. Psikolog Pendidikan Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosda Karya
Siyoto dan Sodik. Dasar metode metodologi penelitian. Yogjakarta : Media publhising.
Usman, Basirudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Wena, Made.2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kotemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group
Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Center for Teaching Staff
Development.