Anda di halaman 1dari 9

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED

LEARNING MASA PANDEMI COVID 19

DI MAN 3 BOYOLALI JAWA TENGAH

Ahmad Thoha Nur R

Prodi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Surakarta

E-mail : ahmadthoha1302@gmail.com

ABSTRAK

Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan untuk memperbaiki akhlak.
Akhlak yaitu perilaku yang menjadi kebiasaan atau yang sudah melekat pada diri seseorang sejak
lama. Mengubah akhlak manusia membutuhkan waktu dan kerja keras. Penelitian ini berfungsi
untuk mengetahui pembelajaran aqidah akhlak disuatu sekolah dan untuk mengetahui strategi yang
digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di sekolah terutama pada Madrasah Aliyah Negeri.
Strategi yang bermacam-macam dan inovatif digunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak
untuk dapat memperbaiki akhlak siswa dan menjadikannya manusia yang mempunyai akhlakul
karimah sesuai dengan tujuan awal dari pendidikan itu sendiri. Strategi-strategi tersebut
diantaranya problem based learning.

Kata Kunci : Strategi Problem Based Learning, Pembelajaran Aqidah Akhlak.

Abstract

Aqeedah is one of the subjects used to improve morals. Moral is a behavior that has become a
habit or has been attached to a person for a long time. Changing human morals requires time and
hard work. This study serves to determine the learning of moral aqeedah in a school and to find
out the strategies used in learning Aqeedah moral in schools, especially in Madrasah Aliyah Negeri
X class. Various and innovative strategies are used in learning Aqidah Akhlak to be able to
improve the morals of students and make them human who have morality in accordance with the
initial purpose of education itself. These strategies include Problem Based Learning.
Keywords: Problem Based Learning Strategy, Moral Aqeedah Learning.

A. Pendahuluan

Aqidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang membicarakan mengenai Akhlak
atau perilaku manusia. Perilaku manusia dibagi menjadi 2 yaitu perilaku baik dan perilaku
buruk. Menentukan atau mengkategorikan perilaku manusia dapat dilakukan dengan
mengamati sikap atau perilaku harian mereka. Karena perilaku sehari-hari mereka itu
mencerminkan kepribadian asli mereka yang sudah melekat sejak lama dan memberikan kesan
baik atau buruk sesuai perilaku yang mereka lakukan.

Akhlak juga merupakan salah satu bentuk keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah
Swt. Hal ini juga merupakan salah satu tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.1 Perilaku atau akhlak yang kita miliki akan sangat
berpengaruh terhadap apa yang kita lakukan di masyarakat. Ketika akhlak kita baik pada
seseorang maka orang tersebut akan menilai kita baik. Sebaliknya jika kita berperilaku buruk
kepada orang lain maka orang akan menilai kita mempunyai akhlak yang buruk.

Penilaian Masyarakat terhadap kita juga akan berpengaruh kepada kehidupan sehari-
hari kita. Jika perilaku kita baik maka masyarakat juga akan memberikan respon yang baik
pula. Sedangkan jika akhlak kita buruk terhadap masyarakat maka masyarakat juga akan
memberikan respon yang buruk pula atau bahkan tidak akan mau bertegur sapa dengan kita.
Hal ini sama jika kita hubungkan antara perilaku kita dan teman kita dikelas. Jika kita
melakukan kebaikan maka teman kita juga akan baik dengan kita begitu pula sebaliknya.

Ditambah lagi dengan kondisi saat ini yang sedang tidak stabil dikarenakan adanya
pandemic covid 19 yang menjadi musibah bagi seluruh masyarakat dunia karena memberikan
dampak yang sangat besar terutama pada sector Pendidikan. Hal ini menyebabkan proses
pembelajaran menjadi terhambat, strategi-strategi yang sudah disusun oleh para guru dengan
terpaksa mereka harus mengganti apa yang sudah mereka rencanakan, ditambah lagi dalam
proses pembelajaran daring guru harus cermat dalam memilih strategi pembelajaran yang akan

1
Kamal, Faisal. Strategi Inovatif Pembelajaran Akidah Akhlak Di Man Wonosobo Jawa Tengah. Jurnal Ppkm I.
2017. 45-55
diterapkan dalam pembelajaran daring karena pemilihan strategi yang tepat dapat menjadikan
pengaruh positif kepada peserta didik.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh guru pendidikan agama Islam dalam
memberikan pengertian dan menanamkan akhlak yang baik bagi siswa adalah strategi dan
metode yang digunakan kurang tepat. Penggunaan dan penerapan strategi harus disesuaikan
dengan kondisi siswa dan materi yang akan diajarkan oleh guru tersebut. Pemilihan strategi
tidak boleh asal-asalan karena akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman dan
keberhasilan siswa dalam menangkap materi yang diberikan maupun dalam implementasi yang
akan dilakukan siswa di luar sekolah.

Faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pemahaman maupun implementasi


dari siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi salah
satunya adalah niat dari diri siswa itu sendiri. Niat yang dimaksud adalah niat untuk memiliki
perilaku yang baik dan selalu berbuat baik kepada siapa saja. Faktor eksternal yang
mempengaruhi yaitu lingkungan, Sarana Prasarana, Strategi penyampaian yang digunakan
guru maupun metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Strategi atau metode
yang digunakan salah atau kurang tepat digunakan untuk menyampaikan materi yang akan
diajarkan itu akan sangat berpengaruh pada konsentrasi dan minat belajar siswa.2

Ada banyak sekali strategi – strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, tetapi dalam tulisan ini penulis memilih strategi
pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran Akidah Akhlak di MAN 3 Boyolali
selama pandemic covid 19.

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan jurnal kali ini adalah
metode penelitian Kualitatif dengan menggunakan Observasi maupun wawancara kepada guru
yang bersangkutan yaitu guru Aqidah Akhlak. Observasi dan wawancara guru dilakukan di
Madrasah Aliyah Negeri 3 Boyolali. Data-data yang didapatkan juga berupa data lisan karena

2
Sufiani. Efektivitas Pembelajaran Aqidah Akhlak Berbasis Manajemen Kelas. Jurnal Al-Ta’dib. Vol. 10 No. 2. 2017.
sistem yang kita gunakan adalah Wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah guru Aqidah
Akhlak Madrasah Aliyah Negeri 3 Boyolali.

C. Hasil dan Pembahasan

Strategi adalah berasal dari kata Strategos yaitu memberdayakan semua unsur. Strategi
pembelajaran adalah metode serta tehnik yang dipilih oleh seorang guru dalam menyampaikan
sebuah materi pelajaran agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Strategi yang dipilih harus sesuai dengan tujuan awal dari Pendidikan, mempertimbangkan
kondisi siswa dan lingkungan sekitar, dan menyesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan. Jika pemilihan strategi salah maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai.3

Hasil observasi dan Wawancara yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali.
Wawancara dilakukan kepada Bapak Hasim Usman sebagai salah satu guru yang mengajar
Aqidah Akhlak kelas X. Pak Hasim Usman menggunakan Strategi yang bermacam-macam
untuk mengetahui Strategi yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran Aqidah Akhlak
kelas X. Strategi yang digunakan oleh bapak Hasim Usman Pada pembelajaran Aqidah Akhlak
yaitu Problem Based Learning pada pembelajaran daring covid 19.

Strategi yang digunakan oleh Pak Hasim Usman adalah Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) atau Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan
pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru.
PBL adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara
menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya. Dengan pembelajaran model ini, peserta didik dari sejak awal sudah
dihadapkan kepada berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak pada
saat mereka sudah lulus dari bangku sekolah. Problem Based Learning (PBL) dapat dimaknai
sebagai metode pendidikan yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan
bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.
Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan peserta didik sebelum mulai
mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis,

3
Uno,Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber
pembelajaran.4

Model pembelajaran PBL merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan
masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan didiskusikan dalam usaha mencari
pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Permasalahan itu dapat diajukan atau diberikan guru
kepada siswa, dari siswa bersama guru, atau dari siswa sendiri, yang kemudian dijadikan
pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan-kegiatan belajar siswa.

Strategi Problem Based Learning ini mempunyai langkah – langkah dalam penerapanya
yaitu :

1. Peserta didik diberi permasalahan oleh guru melalui platform WA Grup atau
menggunakan platform lain seperti zoom atau google meet.
2. Guru membagi peserta didik ke beberapa kelompok yang telah disiapkan
sebelumnya, lalu peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok kecil yang
sudah dibagikan dan melakukan hal-hal berikut.
• Menganalisis permasalahan yang diberikan oleh guru
• Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
• Mencatat hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
• Mencatat hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
3. Peserta didik melakukan diskusi berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan.
Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di buku, internet, atau
sumber yang lain.
4. Peserta didik kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar
informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan
masalah.
5. Peserta didik menyajikan solusi yang mereka temukan
6. Peserta didik dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh
kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauh mana pengetahuan yang sudah

4
David esema,dkk.2012. Problem Based Learning. Jurnal Satya Widya. Vol 28.No 2. hal : 167
diperoleh oleh peserta didik serta bagaimana peran masing-masing peserta didik
dalam kelompok.5

Evaluasi dari pembelajaran Aqidah Akhlak yang diterapkan oleh Pak Hasim Usman adalah
dengan menggunakan penugasan. Penugasan yang diberikan oleh pak Hasim Usman ini tidak
begitu sulit dan tidak terlalu membebankan siswa. Penugasannya hanya berupa penugasan
untuk mengerjakan soal-soal yang ada pada buku pegangan siswa. Penugasan ini diberikan
kepada siswa dalam bentuk Pekerjaan rumah. Meskipun penugasan ini tidak begitu berat akan
tetapi pak Hasim sangat tegas terhadap siswa yang tidak mengerjakan Pekerjaan rumah yang
diberikan beliau, apalagi dengan kondisi sekarang yang pembelajaranya melalui daring yang
tidak sedikit siswa yang menghiraukan tugas dari beliau.

Siswa yang tidak mengerjakan Pekerjaan rumah yang diberikan atau tidak mengerjakan
penugasan yang diberikan dirumah maka pak Hasim tidak akan menghukum siswa tersebut.
Karena menurut beliau ketika siswa dihukum itu belum tentu siswa akan menjadi jera. Beliau
lebih menerapkan sistem yang unik yaitu ketika siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan
maka siswa tersebut tetap bisa mengikuti pembelajaran terus menerus akan tetapi tidak
mendapat absen pada hari itu.

Penilaian yang diterapkan oleh pak Hasim di MAN 3 Boyolali terutama pada pembelajaran
Aqidah Akhlak ini adalah dengan menggunakan penilaian 3 aspek. Kurikulum yang digunakan
oleh sekolah ini adalah Kurikulum 2013. Jadi penilaiannya dengan menggunakan 3 aspek yaitu
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap dibagi menjadi 2 yaitu sikap
spiritual dan sikap sosial.

Penilaian sikap spiritual yang digunakan oleh pak Hasim adalah dengan menilai Sikap
siswa ketika pembelajaran daring melalui video conference . Selain itu, perilaku siswa dengan
siswa lain pada saat diskusi juga diperhatikan sebagai penilaian sikap karena sikap terhadap
sesama siswa itu yang sangat perlu diperhatikan.

Penilaian pengetahuan yang diterapkan oleh pak Hasim adalah dengan memberikan
penugasan seperti yang telah dijelaskan diatas. Pengetahuan juga dinilai dari nilai Ulangan

5
Marhamah Saleh.2013. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning. Jurnal Ilmiah. Vol 14. No 1. hal
211
Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester. Penilaian pengetahuan bisa menggunakan
strategi pemecahan masalah seperti yang di sampaikan diatas tetapi dilakukan secara individu.
Hasil dari pencarian informasi ini sudah pasti semua siswa akan beda. Oleh karena itu guru
harus benar-benar melihat siapa yang mencari informasi dengan lengkap dan isinya paling
mendekati dari materi yang diberikan.

Penilaian yang terakhir yaitu penilaian keterampilan. Pak Hasim menilai keterampilan
siswa dengan menggunakan strategi Problem Based Learning. Strategi ini dilakukan untuk
dapat menilai kemampuan siswa dalam berdiskusi dengan temannya dan menyajikan materi
kepada temannya. Selain itu strategi ini digunakan untuk menilai tingkat kefahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan. Strategi ini juga digunakan untuk melatih siswa agar siswa
berani mengutarakan pendapat. Mengutarakan pendapat ini juga masuk ke dalam penilaian
keterampilan.

D. Kesimpulan
Hasil observasi dan Wawancara yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 3
Boyolali. Wawancara dilakukan kepada Bapak Hasim Usman sebagai salah satu guru yang
mengajar Aqidah Akhlak kelas X. Strategi yang digunakan oleh bapak Hasim Usman Pada
pembelajaran Aqidah Akhlak yaitu Problem Based Learning.
Strategi yang digunakan oleh Pak Hasim Usman adalah Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan
integrasi pengetahuan baru. PBL adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai
masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
Dengan pembelajaran model ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan
kepada berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak pada saat
mereka sudah lulus dari bangku sekolah. Problem Based Learning (PBL) dapat dimaknai
sebagai metode pendidikan yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan
bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia
nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan peserta didik
sebelum mulai mempelajari suatu subyek.
Evaluasi dari pembelajaran Aqidah Akhlak yang diterapkan oleh Pak Hasim Usman
adalah dengan menggunakan penugasan. Penugasan yang diberikan oleh pak Hasim
Usman ini tidak begitu sulit dan tidak terlalu membebankan siswa. Penilaian yang
diterapkan oleh pak Hasim Usman di MAN 3 Boyolali terutama pada pembelajaran Aqidah
Akhlak ini adalah dengan menggunakan penilaian 3 aspek, yaitu aspek sikap spiritual,
aspek pengetahuan, aspek ketrampilan.
DAFTAR PUSTAKA

David esema,dkk. Problem Based Learning. Jurnal Satya Widya. Vol 28.No 2. 2012
Kamal, Faisal. Strategi Inovatif Pembelajaran Akidah Akhlak Di Man Wonosobo Jawa
Tengah. Jurnal Ppkm I. 2017

Marhamah Saleh. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning. Jurnal Ilmiah.
Vol 14. No 1. 2013
Sufiani. Efektivitas Pembelajaran Aqidah Akhlak Berbasis Manajemen Kelas. Jurnal Al-
Ta’dib. Vol. 10 No. 2. 2017

Uno,Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai