Anda di halaman 1dari 28

Model Pembelajaran PAI di SD Negeri 158 Palembang

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Model Pembelajaran
PAI di Sekolah

Dosen Pengampu : Dr. Irja Putra Pratama M.Pd

Disusun oleh kelompok 2:

Putri Nurhasanah (2120202063)


Nudia Fajarristianti (2110202040)
Yelna Septiana (2110202035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2023
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran PAI peran guru PAI sebagai pengendali
utama dari proses bimbingan serta pembelajaran PAI tersebut. Darsono
mendefinisikan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakuan oleh
guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih
baik. 1 Dalam proses pembelajaran sudah tidak asing dengan istilah
perencanaan pembelajaran, proses, dan evaluasi. Serta dalam pembelajaran
ada beberapa komponen pembelajaran yang saling memiliki keterkaitan antara
satu sama lain, hal ini dilihat dari beberapa bagian, baik dari guru sebagai
pendidikan, siswa sebagai anak didik, kurikulum, manajemen, sarana dan
prasarana, serta lingkungan bahkan orang tua sebagai wali murid dan semua
yang terdapat di sekeliling pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran tersebut.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dibutuhkan penyelenggaraan
pembelajaran yang ampuh, efektif dan efisien tentu disertai dengan desain,
model, atau strategi pembelajaran yang digunakan dalam suatu lembaga
pendidikan tersebut, Berbicara tentang kegiatan model pembelajaran PAI
yang diterapkan di SD Negeri 158 Palembang, lembaga ini memiliki visi:
Unggul dalam prestasi beriman dan bertakwa serta berwawasan lingkungan.
Serta misi: Pertama, mengembangkan kepribadian siswa berdasarkan nilai-
nilai agama. Kedua, mengembangkan budaya disiplin etos kerja yang tinggi .
Ketiga, meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan workshop,
seminar, dan bimtek. Keempat, meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah
dan rumah. Kelima, menciptakan lingkungan yang sehat dan pelestarian
AKM. Keenam, menjalin kerja sama yang hermonis antar warga sekolah
dengan masyarakat.2

1
Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press 2000), hlm. 24-25.

1
Berdasarkan visi dan misi lembaga tersebut tentu dibutuhkan beberapa
upaya yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah sebagai lembaga
penyelenggara pendidikan tingkat dasar yang bernuansa Islami terutama
berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam (yang bertujuan: untuk membina
peserta didik agar senantiasa mengetahui, memahami, meyakini dan
mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari) dalam upaya
mewujudkan cita-cita tersebut, menyangkut tentang pencapaian tujuan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta tujuan pendidikan secara luas,
ialah tentang penggunaan model pembelajaran PAI yang ada di sana.
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar memiliki peran penting
dalam membentuk karakter dan moral siswa. Namun, tantangan yang muncul
adalah bagaimana cara guru PAI mengajar dengan menarik dan efektif bagi
anak-anak. Maka dari itu, model pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan.
Model pembelajaran ini harus mampu mengakomodasi kebutuhan belajar
siswa, serta mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari mereka.
Model Pembelajan yang cocok untuk digunakan ialah model
pembelajaran kontekstual, yang dimana pembelajaran kontekstual merupakan
suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam
kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat model pembelajaran kontekstual ini.
Maka dari itu, penelitian ini meneliti tentang model pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di SD Negeri 158 Palembang.
Dengan judul “MODEL PEMBELAJARAN PAI DI SD NEGERI 158
PALEMBANG”

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini ialah: bagaimana model pembelajaran CTL digunakan dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 158 Palembang?

C. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, dan pada
rumusan masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut :
1. Di SD Negeri 158 ini diperlukan model pembelajaran PAI
yang mampu mengakomodasi kebutuhan belajar siswa dan
mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari mereka.
2. Model pembelajaran PAI yang diterapkan di SD Negeri 158
Palembang harus sesuai dengan visi dan misi lembaga tersebut.
Hal ini diperlukan agar tercapai tujuan dari sekolah tersebut.
3. Persepsi guru PAI terhadap model pembelajaran yang
digunakan di SD Negeri 158 Palembang. Ini sangat
membaantu terhadap pemahaman guru PAI terhadap
pengimplementasian model pembelajaran PAI di SD Negeri
158 Palembang.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
model yang ada dalam pembelajaran mata pelejaran Pendidikan Agama Islam
di SD Negeri 158 Palembang.

3
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran PAI
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. 3
Adapun pendapat yang serupa Model pembelajaran adalah
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, strategi, dan tehnik pembelajaran.4
Berdasarkan pendapat diatas penulis menfganalisis bahwa
mode pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dijadikan
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang digambarkan dari awal sampai akhir, yang
disajikan secara unik oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan suatu paket atau kerangka pelaksanaan suatu pendekatan,
metode, strategi, dan teknik pembelajaran.
2. Macam macam model pembelajaran
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
guru dalam memilihnya, yaitu.

3
Muhamad Afandi,, Dkk, Model & Metode Pembelajaran di Sekolah (Semarang:Uninsula
Press, 2013) , hlm. 15
4
Helmiati, Model Pembelajaran, ( Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2012) hlm. 19

4
a. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran
c. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa
d. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis. 5

Model pembelajaran memiliki berbagai macam yang biasa


digunakan dalam pembelajaran tergantung dengan pembelajarannya.
Berikut macam- macam model pembelajaran:

a. Model Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep
belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke
dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.6

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual


menghadapkan siswa pada dunia nyata dimana mereka berada.
Sehingga materi yang dipelajarinya tidak hanya sekedar
gambaran dalam pikiran mereka. Siswa di kelas yang
dikontekstualisasikan mengalami aktivitas belajar mereka
sendiri dan hubungannya dengan apa yang mereka pelajari.
Siswa didorong untuk berpikir dan tidak hanya menerima apa
yang dikatakan guru. Siswa menjadi subjek dalam kelas
kontekstual, artinya pusat proses pembelajaran adalah siswa.
Oleh karena itu, mereka harus aktif, kritis dan kreatif untuk

5
Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, INOVASI MODEL PEMBELAJARAN, (Sidoarjo:
Nizamia Learning Center , 2016) hlm. 21
6
Agus Purnomo, Dkk, Pengantar Model Pembelajaran , (Lombok:YAYASAN HAMJAH
DIHA, 2022), hlm. 61

5
mencari ilmu serta pengetahuan dan pengalaman baru yang
bermanfaat bagi mereka.
Model pembelajaran CTL adalah prinsip kesaling
bergantungan, prinsip diferensiasi, dan prinsip
pengorganisasian diri. Sedangkan yang menjadi landasan
filosofis model pembelajaran CTL adalah paham
konstruktivisme yang mana paham tersebut menekankan
bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal tetapi juga harus
mengkontruksi/ membangun pengetahuan.7 Model
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan
pembelajaran memiliki 7 komponen. Komponen-komponen
tersebut yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan CTL. Ketujuh komponen
tersebut sebagai berikut.
1) Konstruktivisme (constructivism) Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan
kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks
terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba tiba. 8
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong
agar siswa bisa mengkontruksi pengetahuannya melalui
proses pengamatan dan pengalaman nyata yang di
bangun oleh individu si pembelajar.
2) Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu
bermula dari bertanya, karena bertanya merupakan

7
Agus Purnomo, Ibid hlm. 70
8
HUSNIYATUS SALAMAH ZAINIYATI, Teori dan Praktek dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Putra Media Nusantara Surabayah, 2010)lm. 152

6
strategi pembelajaran yang berbasis pendekatan
kontekstual. . Dalam pembelajaran model CTL guru
tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi
memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat
menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian
pengembangan keterampilan guru dalam bertanya
sangat diperlukan.
3) Inquiry
Menemukan merupakan bagian inti dari
kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh peserta didik diharapkan bukan hanya hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi juga hasil
dari menemukan sendiri. CTL dimulai dengan adanya
masalah yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara
mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai
merumuskan kesimpulan. 9
4) Masyarakat Belajar (learning Community)
Dalam kelas CTL, penerapan komponen
masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran melalui kelompok belajar. Peserta didik
dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan
kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan
minatnya
5) Pemodelan (Modeling)

9
Agus Purnomo, Op.it, hlm 71

7
Yang dimaksud dengan komponen pemodelan
adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap
peserta didik.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan proses pengedapan
pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan
dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian
atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan
menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar peserta didik. Gambaran
perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru
agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami
proses pembelajaran dengan benar.10
3. Materi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengarahan
atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional. 11 Pendidikan agama
islam adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja

10
HUSNIYATUS SALAMAH ZAINIYATI,Op, cit, hlm. 153
11
Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2004), hlm. 21.

8
guna untuk menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman,
untuk menentukan tujuan hidup sehingga dengan pendidikan itu
sendiri dapat menciptakan orang-orang berkualitas.12
Pendidikan Islam merupakan proses pendalaman pengetahuan
dan nilai Islam bagi peserta didik melalui upaya pengajaran,
pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, pengarahan, dan
pengembangan potensi-potensinya, guna mencapai keselarasan dan
kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat, jasmani dan rohani.
Bimbingan tersebut dilakukan secara sadar dan terus-menerus dengan
disesuaikan fitrah dan kemampuan, baik secara individu, kelompok,
sehingga ia mampu menghayati, memahami dan mengamalkan ajaran
Islam secara utuh menyeluruh, dan komprehensif.13
Pendidikan islam bertugas di samping menginternalisasikan
(menanamkan dalam pribadi) nilai-nilai islami, juga mengembangkan
anak didik agar mampu melakukan pengamalan nilai-nilai itu secara
dinamis dan fleksibel dalam batas-batas konfigurasi idealitas wahyu
Tuhan. Hal ini berarti pendidikan islam secara optimal harus mampu
mendidik anak didik agar memiliki “kedewasaan atau kematangan”
dalam beriman, bertaqwa, dan mengamalkan hasil pendidikan yang
diperoleh, sehingga menjadi pemikir yang sekaligus pengamal ajaran
14
islam, yang dialogis terhadap perkembangan kemajuan zaman.
Jadi , pada dasarnya mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama
Islam) bertujuan untuk membina manusia-manusia yang mengabdi
kepada Allah, berakal budi, etis, dan bertanggung jawab terhadap diri
sendiri, masyarakat untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat

12
Baldi Anggara, Pengembangan Ptofesi Guru, (Palembang: Noerfikri, 2019), hlm. 14
13
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm.
26.
14
Ibid, hlm. 17

9
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa tinjauan pustaka sebagai acuan pada kerangka
berfikir dan sebagai sumber informasi penelitian yang pernah dilakukan.
Beberapa tinjauan pustaka tersebut di antaranya:

Siska, dalam Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran


Contextual Teaching & Learning (CTL) dalam meningkatkan Minat Belajar
PAI kelas IX. 2 Peserta Didik SMP N 7 Pinrang” mengemukakan bahwa
model pembelajaran CTL membuat kenaikan minat belajar siswa dan
keaktifan siswa. Persamaan Skripsi ini dengan penelitian yang dilakukan
adalah pada variabel utamanya yaitu menggunakan model pembelajaran .
Adapun perbedaannya, Skripsi ini ini membahas model pembelajaran CTL
ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan dan minat
belajar peserta didik. Sedangkan penelitian ini lebih meluaskan pada model
Pembelajaran CTL dalam penerapan kedalam lingkungan belajar.

Risa Oktariana, dalam Skripsi berjudul “PENGARUH MODEL


PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA
NEGERI 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN „mengemukakan bahwa
penggunaan model CTL dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam
Pembelajaran PAI. Persamaan Skripsi ini dengan penelitian yang dilakukan
adalah pada variabel utamanya yaitu menggunakan model pembelajaran CTL.
Perbedaannya, Skripsi ini ini membahas penggunaan model CTL ini dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa . Sedangkan penelitian ini lebih meluaskan
pada model Pembelajaran CTL bagi siswa Sekolah Dasar dapan menanamkan
nilai keaagamaan.

Muhammad Fatchullah, dalam skripsinya berjudul “MODEL


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

10
DASAR ISLAM TERPADU BUSTANUL ULUM LAMPUNG TENGAH”
mengumakakan bahwa model pembelajaran dapat mengembangkan
kepribadian karakter siswa. Persamaan Skripsi ini dan penelitian yaitu sama-
sama meneliti mengenai model pembelajaran di Sekolah Dasar. Perbedaannya
terletak pada model pembelajarannya.

M. Badrud Tamam, dalam Jurnal Artikel berjudul “MODEL


PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PAI DI
SMP AL-AZHAR BANJAR PATROMAN” mengemukakan bahwa
penerapan model pembelajaran CTL ini dapat meningkatkan pembelajaran
siswa dan penerapan sikap spiritual pada siswa. Persamaan jurnal dengan
penelitian ini membahas mengenai Model Pembelajaran CTL dan penanaman
sifat spiritual pada siswa. Sedangkan perbedaannya terletak pada Subjek yang
diteliti yaitu sekolah dasar.
Dari tulisan di atas, belum ada yang membahas secara khusus
mengenai penerapan model pembelajaran Contextual Teaching & Learning
dalam meningkatkan Penanaman nilai keagamaan pada siswa. Hal ini yang
menjadi motivasi penulis untuk mengkaji dan mengadakan penelitian tentang
Penerapan Model Pembelajaran CTL dalam penanaman nilai keagamaan
pada siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri 158 Palembang.

G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk


mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif
adalah langkah-langkah penelitian sosial untuk mendapatkan data
deskriptif berupa kata-kata dan gambar. Menurut Lexy J. Moleong dalam

11
buku Mamik metodologi kualitatif menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. 15 Pendekatan penelitian
kualitatif adalah pendekatan yang tidak menggunakan dasar kerja statistik,
tetapi berdasarkan bukti-bukti kualitatif. Dalam tulisan lain menyatakan
pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang berdasarkan pada
kenyataan lapangan dan apa yang dialami oleh responden akhirnya
dicarikan rujukan teorinya. 16

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menampilkan


prosedur penilaian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam hal
ini, peneliti menafsirkan dan menjelaskan data-data yang didapat peneliti
dari wawancara, observasi, dokumentasi, sehingga mendapatkan jawaban
permasalahan dengan rinci dan jelas.

Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, analisis data yang


diperoleh (berupa kata-kata, gambar atau perilaku), dan tidak dituangkan
dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan dengan
memberikan paparan atau penggambaran mengenai situasi atau kondisi
17
yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Pemaparannya harus
dilakukan secara objektif agar subjektivitas peneliti dalam membuat
interpretasi dapat dihindarkan.

15
Mamik, Metodoogi Kualitatif (Surabaya: Zifatama Publishing: 2014) hlm. 3
16
Sujdarwo, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 2011), h.25
17
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Cet 2, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 39

12
Metode penelitian deskriptif-kualitatif difokuskan pada
permasalahan atas dasar fakta yang dilakukan dengan cara
pengamatan/observasi, wawancara, dan mepelajari dokumen-dokumen.
Dipilihnya metode ini sebagai salah satu metode penulisan guna
memperoleh gambaran di lapangan dan Implementasi Model
Pembelajaran PAI di SD Negeri 158 Palembang.

2. Tempat Dan Waktu Penelitian


Untuk memperoleh data tentang Model Pembelajaran PAI di
SD Negeri 158 Palembang, maka penelitian ini akan dilaksanakan
pada:
1. Tempat Penelitian : Sekolah Dasar 158 Palembang
2. Waktu penelitian : 14 September 2023
3. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer ialah data berupa teks hasil wawancara dan
diperoleh melalui wawancara dan diperoleh melalui wawancara
dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya.
Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. Sedangkan, data
sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh
oleh peneliti dengan membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini
biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti
sebelumnya.18
Dalam penelitian ini data primer berupa hasil wancara dengan
guru Pendidikan Agama Islam sebagai informan dalam penelitian.
Adapun Sumber Data sekunder atau sumber data penunjang di
antaranya: dokumen resmi berupa (brosur, daftar hadir, arsip, serta

18
Adhi Kumastuti, Ahmad Mustamil Khoiron, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Semarang:
Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo, 2019, )Hlm. 34

13
buku-buku yang relevan). Dari sumber-sumber ini diperoleh data yang
berkaitan dengan Model Pembelajaran PAI Di SD Negeri 59
Palembang.
4. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai


fokus penelitian. Adapun secara ringkas pengumpulan data dilakukan
dengan beberapa tehnik, yaitu:

1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
19
itu. adapun dalam pendapat yang serupa Wawancara adalah teknik
pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang
berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.
Kedudukan kedua pihak secara berbeda ini terus dipertanyakan
selama proses tanya jawab berlangsung, berbeda dengan dialog
yang kedudukan pihak-pihak terlibat bisa berubah dan bertukar
20
fungsi setiap saat, waktu proses dialog sedang berlangsung.
Teknik ini berfungsi untuk pengambilan data secara langsung
di lapangan. Pada saat wawancara peneliti berhadapan langsung
dengan informan yang dimana informan disini merupakan guru PAI
di SD Negeri 158 Palembang. Peneliti menanyakan sesuatu yang

19
Rifa‟i Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan
Kalijaga, 2020), hlm. 67
20
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 105.

14
telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai
informasi penting dalam penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara


mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang
diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil penelitian observasi berperan serta dalam
observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. 21

Untuk memaksimalkan hasil observasi, biasanya peneliti akan


menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan. Di
antara alat bantu observasi tersebut misalnya termasuk: buku
catatan dan check list yang berisi objek yang perlu mendapat
perhatian lebih dalam pengamatan. 22

Dalam observasi ini peneliti akan mengambil data bagaimana


aktifitas pembelajaran peserta didik untuk melihat bagaimana model
pembelajaran PAI. Peneliti meninjau langsung kelapangan untuk
meneliti fenomena yang terjadi di SDN 158 Palembang, mengenai
bagaiamana Model Pembelajaran PAI dalam proses pembelajaran
PAI dan data-data lain yang diperlukan.

3. Dokumentasi

21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.204
22
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), hlm. 78-79.

15
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data
melalui penelaahan sumber tertulis seperti buku, laporan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya yang memuat data atau
informasi yang diperlukan peneliti. 23 Melalui teknik dokumentasi
ini peneliti dapat mengumpulkan data untuk penelitian. Dokumen
ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan peserta
didik yang ada di SD Negeri 158Palembang. Dokumen dalam
penelitian ini yang berbentuk RPPdan dokumen yang berbentuk
gambar foto peserta didik dalam proses belajar dan kegiatan di
lingkungan-lingkungnya yang mendukung bagaimana model
pembelajaran PAI di SD Negeri 158 Palembang.

5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data disini dapat dilakukan setelah data-data
telah terkumpul melalui teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi. Kemudian langkah selanjutnya adalah
menganalisis data. Peneliti sebagai penulis menggunakan teknik
analisis data deskriptif kualitatif yaitu dengan berberapa langkah
diantaranya penyajian data, menganalisa data dan menyimpulkan data.
Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis
data banyak menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles
dan Huberman yang sering disebut dengan metode analisis data
interaktif. Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data,
dan kesimpulan atau verifikasi. 24

23
Loc. Cit, Rifa‟I Abu bakar, hlm. 114
24
Sirajuddin Shaleh, Analisis Data Kualitatif, (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2017) Hlm, 93

16
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan
polanya. 25 Reduksi data berarti merangkum, memilih unsur-unsur
pokok, fokus pada hal yang penting, mencari tema dan polanya.
Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih lengkap, jelas dan memudahkan pengumpulan data
selanjutnya bagi peneliti.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka selanjutnya ialah menyajikan
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat berupa table,
grafik dan lainnya. Melalui penyajian data, data akan lebih mudah
dipahami karena sudah terorganisasi atau terstruktur. Bentuk penyajian
data dalam penelitian kualitatif yang paling sering yaitu teks naratif
dan kejadian atau peristiwa itu terjadi dimasa lampau.
Dalam menyajikan data dipaparkan secara teratur dengan
menampilkan hubungan jalan hubungan data, dan digambarkan
keadaan yang terjadi, dengan demikian akan memudahkan peneliti
dalam membuat sebuah kesimpulan yang benar.26
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-

25
Ibid, hlm 93
26
Ahmad, Muslimah, Memahami Teknik Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif, Pincis;
Volume 1, Nomor 1 Desember 2021 Hlm. 184

17
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. 27
Dalam tahap ini, peneliti mengkaji secara berulang-ulang
terhadap data yang ada, dikelompokkan yang telah berbentuk,
kemudian melaporkan hasil penelitian secara lengkap.

H. Hasil penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N 158 Palembang yang beralamat di
Komplek UIN Raden Fatah, Jl. Rw. Jaya, RT.10/RW.03, Pahlawan,
Kec. Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan 3015. Memiliki
visi: Unggul dalam prestasi beriman dan bertakwa serta berwawasan
lingkungan. Serta misi:
1) Mengembangkan kepribadian siswa berdasarkan nilainilai agama.
2) Mengembangkan budaya disiplin etos kerja yang tinggi .
3) Meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan workshop,
seminar, dan bimtek.
4) Meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah dan rumah.
5) Menciptakan lingkungan yang sehat dan pelestarian AKM.
6) Menjalin kerja sama yang hermonis antar warga sekolah dengan
masyarakat

Berdasrkan visi dan misi dari SD Negeri 158 Palembang ini model
pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran kontekstual.
pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
27
Eko Murdiyanto , Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai contoh proposal),
(Yogyakarta: LP2M UPN Yogyakarta, 2020), Hlm, 51

18
penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Sehingga model kontekstual in bertujuan yang sama dengan
visi dan misi dari SD Negeri 158 Palembang.

2. Deskripsi hasil dari penelitian


1) Hasil wawancara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui wawancara ada
beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu:
1. Model Pembelajaran Seperti apa yang digunakan dalam pembelajaran
PAI?
2. Apa tujuan utama dari model pembelajaran PAI Di SD Negeri 158
Palembang ini?
3. Bagaimana Partisipasi Siswa dalam model pembelajaran PAI?
4. Bagaimana Pola Pembelajaran PAI dalam menggunakan model
pembelajaran tersebut?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDN 158 Palembang
bahwa model pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran
Contextual Teaching & Learning (CTL). Model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang bertujuan membantu siswa
memahami modul akademik yang dipelajari dengan menghubungkan
tema akademik dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan visi dan misi sdn 158 Palembang yaitu
mengembangkan kepribadian siswa berdasarkan nilai-nilai agama dan
berwawasan lingkungan. Melalui pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan model Contextual Teaching & Learning (CTL) ini siswa
dapat mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pertanyaan dari wawancara tersebut model
pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran Contextual
Teaching Learning (CTL) melalui model pembelajaran CTL ini

19
bertujuan untuk membantu siswa memahami konteks kehidupan siswa
sehari-hari . Pembelajaran ini lebih banyak ,memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri.
Adapun tujuan utama dari model pembelajaran CTL di SD
Negeri 158 Palembang ini agar siswa dapat mengintegrasikan
pembelajaran PAI di sekolah kedalam situasi kehidupan nyata. Tujuan
utama adalah untuk memastikan siswa memahami konsep-konsep
dasar dalam Islam, seperti ajaran tentang akidah, syariah, dan akhlak,
model pembelajaran kontekstual juga bertujuan untuk membantu siswa
menerapkan ajaran Islam dalam praktik kehidupan sehari-hari
Contohnya Sholat, Zakat, menerapkan konsep sabar dan bersyukur
dalam situasi sulit, adapun tujuan lainnya adalah untuk membantu
membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan
dalam Islam. Ini bisa mencakup perilaku seperti kejujuran, keramahan,
dan rasa tanggung jawab.
Guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 158 Palembang
ini memahami model pembelajaran kontekstual sebagai konsep
pembelajaran yang dapat membantu guru membuat hubungan antar
materi yang diajarkan menggunakan situasi kehidupan nyata siswa dan
dapat mendorong siswa untuk membuat hubungan antar pengetahuan
yang mereka peroleh dengan menerapkannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Model pembelajaran ini
menciptakan makna dengan membuat koneksi konten akademis
dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Contohnya yaitu
materi sholat.
Persepsi guru PAI di SDN 158 Palembang model pembelajaran
kontekstual adalah bahwa model pembelajaran ini memberikan
fasilitas kegiatan belajar peserta didik untuk mencari, mengolah, dan
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait

20
dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas peserta didik
dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan
demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan
tetapi yang terpenting adalah proses.
Model pembelajaran kontekstual ini mendorong peserta didik
untuk dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam
kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini, tidak hanya
mengharapkan peserta didik dapat memahami materi yang
dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat
mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Model
pembelajaran kontekstual pada dasarnya adalah untuk memperkuat
perolehan belajar yang aplikatif bagi peserta didik dengan lebih
banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do), bukan
sekedar pendengar yang pasif sebagaimana penerima terhadap semua
informasi yang disampaikan guru.
Respon Peserta Didik terhadap Model Pembelajaran
Kontekstual pada Mata Pelajaran PAI di SDN 158 Palembang. Respon
peserta didik terhadap model pembelajaran kontekstual pada mata
pelajaran PAIdi SDN 158 Palembamg, dapat dikatakan baik. Karena
selama penelitian ini dilangsungkan siswa terlihat aktif dalam
pelajaran dan mampu mencapai tujuan dari pembelajaran yang
dilakukan. Pada saat penelitian dilakukan siswa saat aktif pada saat
pembelajaran, pada saat itu mengenai praktek sholat siswa sangat
antusias dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran model pembelajaran ini menggunakan
metode pembelajaran yang menarik yang memungkinkan siswa dapat
mencapai tujuan dari pembelajaran. Dalam pembelajaran model CTL
ini salah satu contohnya ialah pada tema thaharah (bersuci) misalnya

21
para siswa diminta untuk mengkaji apa yang harus ia lakukan sebelum
melakukan shalat, termasuk jika mereka tidak menemukan air untuk
thaharah apa yang harus ia lakukan, sampailah mereka pada konsep
tayamum, lalu mereka memahami teks tentang tayamum meliputi
dasar al-Qur‟an atau Hadis tentang tayamum, tata caranya, syarat-
syarat dan rukunnya serta hal-hal yang membatalkan tayamum. Setelah
itu guru memeragakan tayamum diikuti oleh para siswa. Kemudian
siswa tersebut dapat mempraktekannya dalam lingkungannya sendiri.
Adapun Pola Pembelajaran CTL atau indikator dari model
pembelajaran yang digunakan yaitu indicator modeling, yang dimana
pada indicator modeling ini guru terlebih dahulu mempraktekkan atau
memberikan contoh kepada siswa setalah itu siswa yang mengikuti aa
yang dicontohkan oleh guru tersebut. Contoh berdasarkan observasi
peneliti yaitu sedang melakukan praktek shalat. Pada pembelajaran ini
guru terlebih dahulu mempraktekkan gerakan- gerakan shalat,
mengajarkan nist sholat dan bacaan- bacaan shalat lainnya. Setelah
dipraktekkan oleh guru siswa melaksanakan tata cara shalat tersebut.
Sehingga dalam model pembelajaran Contextual Teaching &
Learning ini siswa dapat menerapkan nilai-nilai spiritual atau
keagamaan melalui pembelajaran PAI kemudian mengintegrasikannya
dalam kehidupan nyata.
2) Observasi
Yang menjadi objek observasi penelitian ini ialah peserta didik
dan guru PAI yang ada di SD N 158 Palembang. Berdasarkan
observasi yang dilakukan siswa sangat antusias ketika proses
pembelajaran siswa mengikuti proses pembelajaran dengan sangat
baik.
Pola pembelajaran yang digunakan menggunakan indikator
modeling dan questioning yang dimana pertama guru mencontohkan

22
terlebih dahulu materi yang akan dia ajarkan kemudian siswa
mempraktekkannya. Contohnya pada materi sholat yang kami lihat
pada saat observasi. Pada indikator questioning siswa bertanya terlebih
dahulu kepada guru apa saja bacaan bacaan pada saat shalat.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dokumen yang digunakan berupa foto dari
dokumen seperti visi misi dari SD Negeri 158 Palembang, kemudian
foto saat wawancara dan foto saat observasi pembelajaran
berlangsung.
Dokumentasi ini bertujuan agar menjadi data pendukung dalam
penelitian yang dilakukan di SD Negeri 158 Palembang mengenai
model pembelajaran yang digunakan serta pola pembelajaran dalam
mengimplementasikannya. Berikut dokumentasi pada saat penelitian:

Pembacaan yasin dan zikir setiap jum‟at Proses Pembelajaran

23
Proses Wawancara Visi dan Misi SD N158 Palembang

Berdasarkan penelitian yang di lakukan di SD Negeri 158 Palembang ini ada


beberapa hal yang peneliti temukan sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran kontekstual yang digunakan di SD Negeri 158


Palembang ini sesuai dengan visi dan misi sekolah karena melalui model
pembelajaran ini siswa dapat mengintegrasikan nilai- nilai agama dalam
kehidupan nyata atau kehidupan sehari-harinya.
2. Model pembelajaran yang digunakan berpola atau berindaksator pada
model pembelajaran kontekstual dengan indicator modeling dan question
yang dimana pada awalnya guru berperan sebagai modeling atau
demonstaror mempraktekkan materi sholat kemudian siswa bertanya
mengenai apa saja yang bacaan yang terdapat dalam shalat kemudian siswa
mempraktekkan jika sudah memahami. Jafi pola pembelajaran yang
digunakan modeling dan questioning.
3. Pemahaman guru terhadap model pembelajaran kontekstual yang di
implementasikan dalam pembelajaran PAI guru PAI sudah sangat baik

24
guru memandang bahwa peserta didik merupakan subyek subyek belajar,
artinya peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara
menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran, kemudian
mengembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan
model pembelajaran kontekstual yang dilakukan oleh guru PAI di SDN
158 sangat baik karna mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif, termasuk juga pada kegiatan penilaian, yaitu berorientasi pada
ketercapaian kompetensi peserta didik tidak hanya pada ranah kognitif saja,
tetapi juga pada ranah afektif dan psikomotor.
4. Respon peserta didik dalam praktek model pembelajaran PAI respon
peserta didik sangat aktif dalam proses pembelajaran terlihat pada saat
observasi peserta didik sangat antusian dalam pembelajaran. Peserta didik
juga memiliki sikap spiritual ataupun sosial juga cukup baik, seperti
kedisiplinan, toleransi, tanggung jawab, serta kemauan dan kesiapan
mengamalkan ajaran agama.

25
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, R. (2020). Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: SUKA-Press


UIN Sunan Kalijaga.

Ade Haerullah, S. H. (2017). Model & Pendekatan Pembelajaran Inovatif (Teori dan
Aplikasi). Yogyakarta: Lintas nalar.

Adhi Kumastuti, A. M. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Semarang:


Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo.

Agus Purnomo, D. (2022). Pengantar Model Pembelajaran. Lombok: YAYASAN


HAMJAH DIHA.

Ahmad, M. (2021). Memahami Teknik Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif.


Pincis; Volume 1, Nomor 1 Desember, 184.

Anggara, B. (2019). Pengembangan Profesi Guru. Palembang: Noerfikri.

Darsono. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press .

Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Hawi, A. (2004). Kompetensi Guru PAI. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.

Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Mamik. (2014). Metodoogi Kualitatif . Surabaya: Zifatama Publishing.

Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Cet 2. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhamad Afandi, ,. D. (2013). Model & Metode Pembelajaran di Sekolah .


Semarang: Uninsula Press.

26
Murdiyanto, E. (2020). Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi disertai contoh
proposal). Yogyakarta: LP2M UPN Yogyakarta, .

Nafis., M. M. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.

Nurdyansyah, E. F. (2016). INOVASI MODEL PEMBELAJARAN. Sidoarjo: Nizamia


Learning Center.

Shaleh, S. (2017). Analisis Data Kualitatif. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujdarwo. (2011). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Maju.

Sukardi. ( 2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Suryani, H. (2018). Buku Model Problem Based Learning (PBL) . Yogyakarta:


Depublish.

Trianto. (2007). Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik .


Jakarta : Prestasi Pustaka.

ZAINIYATI, H. S. (2010). Teori dan Praktek dalam Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam. Surabaya: Putra Media Nusantara Surabayah.

27

Anda mungkin juga menyukai