Kreativitas yang dimiliki guru ini muncul karena beberapa permasalahan yang mereka
temui ketika sedang memberikan materi pembelajaran. Salah satu permasalahan
yang kerap kali dialami siswa adalah rendahnya minat siswa dalam mempelajari
suatu mata pembelajaran yang sedang diajarkan. Salah satu solusi yang dapat
diterapkan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan
model pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pada kesempatan ini, guru akan bertugas dalam memberikan fasilitas kepada siswa
sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, sehingga setiap siswa tidak bisa diberikan perlakuan yang sama.
Pada model pembelajaran ini, guru harus memastikan lingkungan belajar siswa dapat
meningkatkan motivasinya dalam belajar. Pastikan lingkungan belajarnya nyaman
dan bersifat kondusif agar siswa bisa lebih fokus dalam belajar.
- Kurikulum Belajar
- Interaksi Belajar
Dalam proses kegiatan belajarnya, interaksi guru dengan siswa harus positif. Artinya,
guru menanggapi kebutuhan belajar siswa. Siswa juga menanyakan beberapa hal
yang mereka kurang pahami dalam pembelajaran.
- Manajemen Kelas
KejarpenaDian Kusumawardani
Contoh Model Pembelajaran Berdiferensiasi dan
Penerapannya
Kemudian, contoh lainnya, yaitu seperti ketika Anda ingin mengajarkan pelajaran
Matematika, Anda bisa meminta siswa untuk mencari benda-benda di sekitar mereka
yang berbentuk simetri dan membawa benda-benda tersebut ke sekolah. Setelah
siswa telah membawa benda-bendanya masing-masing, Anda dapat menunjuk
beberapa siswa untuk memberikan penjelasan tentang benda yang mereka bawa ke
sekolah. Mintalah penjelasan atau alasan mengapa siswa membawa benda tersebut
ke sekolah.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, guru dan siswa harus berkolaborasi.
Dengan adanya kolaborasi tersebut, berbagai tantangan dan hambatan yang akan
ditemukan di masa yang akan datang, permasalahan tersebut dalam terselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini, guru harus mampu bersikap positif. Dengan
begitu, tantangan dan hambatan yang akan ditemukan dalam penerapan
pembelajaran berdiferensiasi dapat diselesaikan dengan baik. Solusi yang dapat
dilakukan ketika tantangan atau hambatan itu muncul ialah sebagai berikut.
Salah satu nilai dan peran guru penggerak ialah menciptakan proses kegiatan belajar
yang berpihak kepada siswa. Peembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan
potensi yang dimiliki siswa. Hal ini tentu saja sejalan dengan pembelajaran
berdiferensiasi. Selain itu, salah satu visi guru pengerak yaitu mewujudkan merdeka
belajar dan profil pelajar pancasila. Cara untuk merealisasikan visi tersebut yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif yang ingin
dibangun juga dapat mendukung proses penerapan model pembelajaran
berdiferensiasi ini.
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, sekolah harus menyiapkan siswa dari segi
psikis, teknologi serta pembiasaan-pembiasaan yang dapat melatih dan
menumbuhkan karakteristik siswa. Pembiasaan itu seperti menciptakan lingkungan
belajar yang positif, menyiapkan kemampuan personal dan sosial siswa, menyiapkan
materi pembelajaran dengan baik, menyiapkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk siswa, menyiapkan kegiatan pembelajaran yang berbasis tema dan projek
kolaboratif.
B. Tahapan Pelaksanaan
Rencana pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tema yang akan dilakukan
secara kolaboratif. Di awal kegiatan pembelajaran, guru akan memberikan apersepsi
berupa video pembelajaran. Kemudian, guru memberikan pertanyaan mengenai apa
yang siswa lihat. Pendekatan ini dapat melatih kepekaan siswa, rasa empati, dan
melatih pola pikir analisis siswa.