Anda di halaman 1dari 36

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340442952

PROPOSAL KUANTITATIF SITI RAHMAWATI 1710111220030 A2

Article · April 2020

CITATIONS READS

0 36,130

1 author:

Nurul Fauziyah
Universitas Lambung Mangkurat
17 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kehidupan Sosial Pondok Pesantren Muhammadiyah Alabio Sebagai Lembaga Pendidikan Modern di Hulu Sungai Utara Tahun 1960-2020 View project

Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPS MAN 2 Model Banjarmasin View project

All content following this page was uploaded by Nurul Fauziyah on 05 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH SUMBER BELAJAR E-BOOK TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X MAN 2 HSS

Dosen Pengampu:

HERI SUSANTO, M.Pd.,

Oleh :

SITI RAHMAWATI

NIM 1710111220030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURURSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang penting
pada kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 penempatan mata pelajaran sejarah
berada pada kelompok wajib A untuk sejarah Indonesia, yang berarti mata
pelajaran tersebut wajib diambil atau ditempuh oleh seluruh peserta didik tanpa
terkecuali. Selain mata pelajaran wajib, mata pelajaran sejarah juga terdapat juga
terdapat pula mata pelajaran sejarah yang berada dalam kelompok peminatan
ilmu-ilmu sosial dan menjadi pelajaran lintas minat.
Sejarah sebagai mata pelajaran di sekolah, tidak lagi terpisah dari nilai-
nilai dan peneladanan tokoh-tokoh pahlawan bangsa dan negara yang diharapkan
akan diteruskan oleh para generasi berikutnya (Ulhaq et al., 2017). Kurikulum
2013 telah menempatkan mata pelajaran Sejarah Indonesia pada posisinya yang
sesungguhnya. Diharapkan mata pelajaran Sejarah Indonesia mampu
mengembangkan berpikir kritis dan imajinatif serta menjadi wahana pembentukan
karakter bangsa, menjadi alat pemersatu dan penguatan rasa kebangsaan dan cinta
tanah air (Sudirman, 2015). berdasarkan penjelasan tersebut mata pelajaran
sejarah memiliki peran dan tujuan sebagai pembentuk karakteristik dari penerus
bangsa dan sebagai alat untuk pemersatu bangsa Indonesia.
Tujuan dari pembelajaran sejarah di sekolah menurut hasil kerja dari
History Working Group dalam Hunt (2007:7), antara lain: (1) Untuk memahami
masa kini dalam konteks masa lalu, (2) Untuk membangkitkan minat dari masa
lalu, (3) Untuk memberikan identitas dari para siswa (kebangsaan), (4) Untuk
membantu memberikan murid pemahaman tentang akar dan warisan budaya
mereka, (5) Untuk berkontribusi terhadap pemahaman dan pengetahuan peserta
didik mengenai negara dan kebudayaan berbeda dalam dunia modern, (6) Untuk
melatih pikiran dengan studi disiplin ilmu sejarah, (7) Untuk memperkenalkan
siswa metodologi sejarah yang khas, (8) Untuk mendorong bagian lain dari
kurikulum, (9) Untuk mempersiapkan siswa menuju kehidupan dewasa.
Berdasarkan pemaparan dari tujuan dari belajar sejarah di sekolah tersebut,
menjelaskan bahwa kegunaan dari pembelajaran sejarah dalam tatanan praktis,
yakni sebagai suatu media yang membangun identitas dari suatu bangsa dan dapat
juga sebagai suatu alat untuk melatih peserta didik dalam kemampuan dari disiplin
ilmu sejarah yang dipelajari.
Belajar sejarah akan melahirkan kesadaran tentang hakekat perkembangan
budaya dan peradaban manusia, hasil belajar inilah yang kemudian dikenal
sebagai kesadaran sejarah (historical consciousness). Pembelajaran sejarah yang
ideal adalah sebuah situasi yang memfasilitasi siswa agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran sejarah secara optimal. Pembelajaran sejarah yang optimal terdiri
dari beberapa aspek yang saling berkesinambungan yang menciptakan dorongan
serta motivasi kepada peserta didik. Aspek yang pertama adalah pendidik.
Pendidik tidak hanya sebagai fasilitator atau seorang yang memfasilitasi
terjadinya proses pembelajaran, melainkan pendidik adalah seorang perancang
atau desainer dari kegiatan belajar yang berlangsung. Aspek kedua adalah
tersedianya fasilitas yang memadai. Fasilitas pembelajaran sejarah termasuk buku-
buku penunjang pembelajaran haruslah terpenuhi. Pemenuhan fasilitas
pembelajaran yang tidak sesuai akan menimbulkan permasalahan dalam
pembelajaran.
Permasalahan yang ada pada pembelajaran sejarah menurut Umamah
(2014) terjadi karena pendidik mengalami kendala dalam merancang desain
pembelajaran sejarah yang memfasilitasi peserta didik agar dapat memaknai
peristiwa sejarah, pendidik merancang desain hanya menekankan ranah kognitif.
Desain pembelajaran harusnya dirancang agar dapat mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendidik mendesain pembelajaran sejarah
85% hanya sampai pada ranah memahami (C2), sedangkan pada kurikulum 2013
mayoritas KD memiliki tuntutan pada ranah analisis, evaluasi dan mencipta.
Permasalahan yang ditemukan juga ada pada buku sekolah elektronik
(BSE) yakni buku elektronik yang dicanangkan pemerintah. Buku-buku paket
BSE yang beredar hanya menjadi minimun recuirentment students needs atau
kebutuhan mendasar para siswa di sekolah dan banyak yang belum menjadi materi
ajar utama oleh guru di kelas (Ramadhan, 2014:117). Pada beberapa penelitian
ditemukan bahwa susunan materi BSE yang kurang sesuai dengan kurikulum,
materi yang terlalu singkat, penampilan yang kurang baik, dan ditemukannya
kesalahan konsep (Jumanto & Prasetyo, 2015). Berdasarkan pemaparan mengenai
electronik book (ebook) yang dibuat pemerintah dengan nama Buku Sekolah
Elektronik (BSE) terdapat permasalahan yang ditemukan.
Permasalahan terkait dengan proses pembelajaran berada pada kinerja
yang dimiliki oleh pendidik dan ketersediaan bahan ajar yang digunakan. Hasil
penelitian menurut Widoyoko (2009) kinerja pendidik dalam meningkatkan
motivasi menujukkan bahwa kecenderungan kinerja pendidik dan motivasi belajar
yang hasilnya pendidik yang mempunyai kinerja yang sangat tinggi mempunyai
peserta didik dengan motivasi belajar sangat tinggi sebesar 8,7% dan 7,5%.
Sedangkan jika dibandingkan dengan pendidik yang kinerjanya cukup, hanya
mempunyai 3,7% peserta didik dengan motivasi belajar yang sangat tinggi.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kualitas kinerja pendidik di
dalam kelas akan mempengaruhi motivasi belajar dari peserta didik. Pendidik
dengan kinerja yang baik akan membuat peserta didik termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran. Pendidik dengan kualitas kinerja yang cukup
menurunkan motivasi belajar peserta didik. Sedangkan mengenai bahan ajar,
Sebagian besar penulis buku juga tidak paham sejarah sebagi ilmu, historiografi,
dan tertinggal sangat jauh dalam referensi mutahkir penulisan (Purwanto,
2006:268).
Permasalahan yang ada di sekolah dapat dilihat dari angket analisis
performansi yang diadaptasi dari Umamah (2014:13) yang telah dilakukan yang
hasilnya meliputi: (1) pendidik hanya menyesuaikan materi dengan silabus tanpa
mengembangkan materi-materi yang akan diajarkan; (2) pendidik menggunakan
metode ceramah yang terkesan membosankan untuk pelajaran sejarah; (3) media
yang digunakan dalam pembelajaran hanya PPT dan gambar-gambar sehingga
kurang bervariasi hanya menggunakan buku paket dan LKS ; (4) sumber belajar
yang digunakan hanya buku teks, artikel, dan modul, sumber belajar tersebut
kurang memotivasi peserta didik; (5) pendidik memerlukan sumber belajar yang
menarik dan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik; (6) evaluasi yang
dilakukan berupa penilaian harian dan tanya jawab, sehingga kurang memberikan
ruang untuk menganalisis. Permasalahan yang sudah dikemukakan diatas harus
memiliki solusi dalam pemecahan masalahnya. Pemecahan masalah ialah dengan
mengembangkan e-book yang dirancang agar dapat menambah motivasi peserta
didik. E-book memiliki potensi untuk memberikan guru dengan alat pengajaran
yang dapat membantu mereka untuk menyampaikan pelajaran mereka secara
efektif kepada siswa mereka (Embong et al. 2012). Hasil studi oleh Chau (2008)
yang melaporkan efek positif dari e-book yang dirancang untuk pendidikan anak-
anak, ditemukan bahwa e-buku dan keuntungan di bidang pendidikan adalah
seperti tanah yang kaya untuk mengajar berbagai usia khusus anak-anak, dan
bahwa hal itu kebutuhan untuk studi dan analisis lebih lanjut.
E-book yang memiliki sifat yang efektif dan efisien memungkin peserta
didik untuk memiliki waktu belajar yang lebih banyak. Tuntutan dari sekolah
yang mengharuskan peserta didik untuk memahami berbagai macam materi yang
tidak bisa diselesaikan pada saat kegiatan belajar berlangsung. Kenyataan ini yang
membuat peserta didik membutuhkan waktu lebih untuk belajar materi yang lain.
Adanya e-book yang fleksibel akan memudahkan peserta didik untuk
belajar sejarah dimanapun dan kapanpun. E-book yang berupa buku digital bisa
disimpan di laptop ataupun di handphone. E-book yang menitik beratkan peserta
didik dalam memecahkan suatu masalah dan mampu meningkatkan motivasi
peserta didik dalam permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran sejarah.
Mengembangkan e-book dengan disertai konten-konten pendukung yang
menunjang penguasaan peserta didik terhadap materi sejarah. Penyajian dari
materi dalam e-book akan mendorong peserta didik untuk memecahkan
permasalahan tidak hanya dengan menggunakan teknik menghafal melainkan
dengan cara yang kreatif. Kegiatan yang menitik beratkan pada suatu yang
menarik akan memotivasi peserta didik.
Ebook yang memiliki isi yang menarik sesuai dengan perkembangan
zaman. Hal ini berkaitan dengan pengguna atau sasaran dari e-book yang
merupakan generasi masa depan. Generasi masa depan yang sering disebut
dengan generasi Z atau gen Z merupakan generasi yang dioptimalkan kebutuhan
serta hasrta belajarnya. Pengembangan e-book ini sesuai dengan karakteristik gen
Z, antara lain: digitalnatives, screenters, gamers, zeds, cerdas teknologi, terhubung
dalam kehidupan global di planet bumi, pengubah dunia dan “mengikuti kata
hati”, maka perlu dirancang pembelajaran sejarah yang sesuai dengan kebutuhan
mereka (Umamah, 2017).
Sekolah MAN 2 HSS hanya menggunakan sumber belajar standar seperti
LKS, buku paket, dan dibantu dengan internet dan pengetahuan peserta didik
tentang materi belum mendalam. Pada sumber daya teknologi dari sekolah
tersebut menjelaskan bahwa sarana dan prasana pendukung pembelajaran sejarah
minimnya fasilitas pendukung belajar seperti LCD dan belum adanya komputer
pada masing masing kelas, penggunaan fasilitas pembelajaran berupa
laboratorium masih minim, keseluruhan pembelajaran tidak banyak menggunakan
laptop maupun komputer, penggunaan sumber belajar masih menggunakan
sumber belajar cetak. Pada fasilitas instruksional peneliti juga melakukan
observasi pada sekolah menjelaskan bahwa ruang kelas sebanyak 27 ruangan,
peserta didik dalam satu ruang kelas sebanyak 30-35 peserta didik, sekolah sudah
terdapat perpustakaan, alat peraga dalam pembelajaran, viewer, laptop, peta,
gambar-gambar pendukung pembelajaran. Terakhir mengenai sumber daya
manusia menjelaskan bahwa pendidik sejarah pada sekolah terdiri 1 sampai 3
pendidik disertai dengan guru bantu dan pendidik sejarah menggunakan
handphone/ laptop/ komputer dalam pembelajaran.
Namun, disini penulis ingin memberikan gambaran bagaimana
pemanfaatan dan penggunaan ebook sebagai sumber pembelajaran siswa,
sehingga mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran. Karena yang
kadang di temui ada dibeberapa sekolah yang fasilitasnya sangat memadai /
lengkap tapi tidak menggunakannya, kalaupun digunakan tidak maksimal.
Apalagi ebook merupakan sumber belajar yang sangat menarrik jika dipahami
dengan baik. Padahal dari sekolah yang memiliki fasilitas yang mengikuti
perkembangan jaman atau modern seharusnya yang memberikan out put
berkualitas dan sekolah tersebut dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain
yang belum memiliki fasilitas yang memadai. Oleh karena itu sangat penting
sekali permasalahan ini untuk diteliti. Agar nanti keberadaan ebook dalam sumber
belajar di dunia pendidikan terutama di MAN 2 HSS benar-benar memberikan
dampak positif bagi kualitas generasi penerus bangsa ini dan menjadi contoh bagi
sekolah-sekolah lain agar tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal.
Berdasarkan hasil observasi tersebut maka perlu adanya pengembangan
ebook interaktif berbasis Creative Problem Solving untuk meningkatkan
kemampuan motivasi belajar peserta didik didalam proses pembelajaran sejarah.
Ebook interaktif didesain sedemikian rupa untuk membantu peserta didik
meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir secara kreatif. Berdasarkan
permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan
bahan ajar dengan judul “PENGARUH SUMBER BELAJAR E-BOOK
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN
SEJARAH KELAS X MAN 2 HSS”

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, internet dapat digunakan sebagai salah
satu sumber belajar yang paling lengkap, tetapi apakah sudah maksimal
penggunaan fasilitas internet sebagai salah satu sumber belajar siswa di MAN 2
HSS Dari penjelasan diatas maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai
berikut:
1. Masih minimnya fasilitas internet gratis di lingkungan sekolah.
2. Masih minimnya fasilitas pendukung belajar seperti LCD
3. Kurangnya pengetahuan tentang pengoperasian komputer.
4. Belum adanya komputer pada masing masing kelas.
5. Rendahnya motivasi siswa untuk mengenal lebih jauh tentang ebook.
6. Kurangnya kesadaran siswa dan guru akan pentingnya e-book sebagai
salah satu sumber belajar.
C. PEMBATASAN MASALAH
E-book pada dasarnnya adalah format buku digital di mana pengguna, buku
digital, dan lingkungan dapat berinterksi secara timbal balik pada yingkat
tinggi, elemen buku digital dapat berkomunikasi dan berinteraksi di antara
mereka sendiri dan lingkungan serta pengguna,dan banyak saluran
komunikasi yang digunakan pada satu waktu yang sama, maka dalam
cakupan permasalahannya dibatasi pada pemanfaatan e-book sebagai sumber
belajar sejarah , dan pengaruh pemanfaatan e-book sebagaisumber belajar
sejarah terhadap motivasi belajar siswa.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang diatas,maka permasalahan yang menjadi focus
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pemanfaatan e-book sebagai sumber belajar sejarah oleh siswa
kelas XI IPS MAN 2 HSS?
2. Apakah pengaruh pemanfaatan e-book sebagai sumber belajar sejarah
terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPS MAN 2 HSS?

E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada latar belakang diatas,maka tujuan yang menjadi focus
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemanfaatan e-book sebagai sumber belajar sejarah
oleh siswa kelas XI IPS MAN 2 HSS.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaataan e-book sebagai sumber belajar
sejarah terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPS MAN 2 HSS.

F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Memperkaya kajian tentang peran pemanfaatan e-book sebagai sumber
belajar sejarah dalam menunjang motivasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Adanya media pembelajaran e-book dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa melalui konsep-konsep yang dijelaskan dengan
menggunakan variasi konten. Selain itu e-book interaktif juga dapat
meningkatkan motivasi siswa sehingga tujuan belajar dapat dicapai
dengan maksimal.
b. Manfaat bagi guru
Pengembangan e-book interaktif dapat memberikan kemudahan bagi
guru dalam menyampaikan materi pelajaran serta dapat meningkatkan
kompetensi paedagogi guru. Selain itu guru juga dapat memberikan
pengalaman belajar lebih konkret kepada siswa yang diberikan melalui
e-book interkatif.
c. Manfaat bagi sekolah
Menciptakan pembelajaran yang kondusif serta mengefektifkan
penggunaan teknologi komputer sebagai media pembelajaran yang
modern.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. LANDASAN TEORI
1. Urgensi E-book Dalam Pembelajaran Sejarah
Teknologi merupakan suatu kebutuhan yang sangat menunjang
berbagai hal pada saat ini. Penggunaan teknologi bisa dilihat dari berbagai
aspek seperti perbankan, kesehatan, perdagangan, dan pendidikan. Pada
bidang pendidikan penggunaan teknologi sangat besar manfaatnya.
Kecanggihan yang ada pada teknologi sangatlah banyak mulai dari forum
diskusi online, perpustakaan online, aplikasi yang menyediakan materi, soal-
soal latihan, dan kelas online.
Teknologi menurut Kwartolo (2010:39), mempunyai peran yang
sangat luar biasa untuk mendukung proses pembelajaran, antara lain:
1) active; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif karena ada proses
belajar dan pembelajaran yang menarik dan bermakna;
2) constructive; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide
baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk
memahami makna atau keingintahuan dan keraguan yang selama
ini ada dalam benaknya;
3) collaborative; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau
komunitas saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman,
menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota
kelompoknya;
4) intentional; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias
berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan;
5) conversational; memungkinkan proses belajar secara inherent
merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa
memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di
dalam maupun luar sekola;
6) contextualized; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada
proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan
“problem-based atau casebased learning”; dan
7) reflective, memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia
pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai
bagian dari proses belajar itu sendiri.
Dunia pendidikan terus mengalami kemajuan dalam berbagai hal.
Produk pendidikan yang diharapkan mampu untuk mengurangi beban dari
peserta didik terus dikembangkan. Hal ini dikarenakan adanya mobilitas dari
individu ataupun peserta didik yang terus meningkat. Pengembangan yang
terus dilakukan sangatlah bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan dari
pengguna.
Pada pendidikan suatu hal yang sangat dibutuhkan adalah buku.
Teknologi memiliki pengembangan dari buku. Buku hasil dari pengembangan
teknologi berubah menjadi e-book. E-book merupakan singakatan dari
electronic book sebut adalah buku digital atau versi elektronik dari buku teks
yang biasa kita baca. Pada umumnya buku terdiri dari susunan kertas yang
berisikan teks dan disertai dengan gambar, maka pada e-book berisi informasi
dalam format digital yang berwujud teks dan diserta dengan adanya gambar
pendukung informasi.
Berbeda dari buku teks biasa yang hanya terdiri dari puluhan bahkan
ratusan kertas yang hanya berisi informasi berbentuk tulisan, isi dari e-book
jauh lebih variatif. Pada e-book bisa berisi teks, gambar, suara, animasi, atau
bahkan bisa berisi video sebagai penunjang informasi yang dijelaskan dalam
e-book tersebut.
Hadirnya e-book dalam proses belajar mengajar sebagai pengganti
buku teks mempunyai banyak manfaat. Salah satunya dapat meningkatkan
produktivtas belajar peserta didik. Penggunaan e-book membantu pendidik
untuk mengefektifkan serta mengefisienkan waktu dalam proses belajar
mengajar. Informasi yang ada pada e-book bersifat konkret dan
memungkinkan siswa untuk mendapat informasi yang lebih menarik
dibanding buku teks biasa. E-book dapat penunjang materi-materi tambahan,
sehingga pengetahuan yang didapat peserta didik akan lebih luas.
Keuntungan menggunakan e-book dalam pembelajaran menurut
Zarley (2011:9-11), antara lain:
1. Mobility
Kegunaan yang paling menonjol dari e-book adalah kemudahan untuk
dibawa dan dibuka melalui bermacam-macam perangkat digital yang
bisa dibawa kemana saja. Teknologi e-book didesain untuk beberapa
perangkat digital contohnya: Smartphone, Ipad, tablet, PDA, netbook,
laptop dan lain-lain.
2. Ease of Updating Content
Karena format e-book dalam bentuk digital maka salah satu kelebihan
e-book adalah kemudahan untuk melakukan pengeditan, meng-update
dan mempublikasikannya kembali kepada para pembaca.
3. Cost Effective Publication
Pada cetakan tradisional dibutuhkan waktu yang lama dan proses yang
cukup panjang dalam hal mempublikasi dan mendistribusikan.
Berbeda halnya dengan e-book yang tidak menimbulkan biaya apapun
dalam hal memperbaharui, meng-edit dan publikasi atau distribusi
ulang. Oleh karenanya, manfaat e-book bagi para penulis yaitu hemat
biaya distribusi ulang. Penulis dapat meng-update tulisannya lebih
sering sesuai kebutuhannya.
4. Multimedia Capability
Manfaat istimewa e-book yaitu dengan mudah dapat berintegrasi
dengan elemen-elemen multimedia (video, audio, interactive graphics,
dan sebagainya).
5. E-Reader “Plusses”
Salah satu keunggulannya juga pada kecocokan format aplikasi e-
book dengan berbagai device atau perangkat digital yang membuat
pengguna atau pembaca tidak perlu banyak mengutak-atik device.
6. Scalable and Re-Flowable Text
Dalam penggunaannya e-book sangat menarik bagi pembaca karena
tampilan teks, warna, ukuran dan terutama format e-book ini telah
diatur sedemikian rupa agar aspek visualnya bisa di edit oleh
pembaca.
7. Built-In Dictionary
Karena ada built-in dictionary, pembaca dapat mencari definisi setiap
kata dalam bacaannya.
8. Bookmarking
Fungsi pembatas buku otomatis dapat memudahkan pembaca untuk
kembali ke halaman yang dibacanya dan membolak-balik halaman
tanpa khawatir lupa halaman yang dibaca terakhir.
9. Highlights, Annotations and Notes
Manfaat menarik e-book juga dapat menandai kalimat yang dibaca,
membuat catatan dan komentar untuk menandai bacaan yang dibaca.
Penambahan penambahan ini akan terus menempel di e-book sampai
pembaca memutuskan untuk menghapusnya.
Peserta didik yang menggunakan e-book menganggap prosesnya
menyenangkan karena fitur menarik dari e-book (yaitu fungsi yang mudah
digunakan; grafis yang menarik; ukuran teks yang diperbesar; speaker plug-
in). Fitur-fitur ini akan mendorong kreativitas peserta didik dan otonomi
belajar (Embong et al., 2012:1804). Penggunaan e-book membuat peserta
didik kreatif, menyenangkan, dan mudah untuk digunakan, bahwa e-book
menjadi semakin populer dengan keuntungan seperti kemudahan dalam
distribusi dan pembelian, kemampuan untuk menyesuaikan ukuran font, dan
kemampuan untuk memiliki sejumlah besar perangkat di e-book.
Keuntungan dari e-book adalah dapat memudahkan pembelajaran peserta
didik didalam kelas. Peserta didik yang menggunakan e-book termotivasi
untuk belajar dengan giat.
Keunggulan menggunakan e-book jika dibandingkan buku kertas
menurut Fuad (2016:4), anatara lain:
1. E-book relatif mudah dibuat, dipublikasikan, dan disebarkan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Banyak
bermunculan e-book indie yang ditulis penulis lepas, dijual di
beberapa e-book store.
2. Buku dalam bentuk kertas yang bahan bakunya berasal dari
pepohonan, pada masa mendatang tentu harganya semakin mahal
dan terbatas jumlahnya, sehingga sangat mungkin masyarakat akan
beralih ke teknologi buku digital.
3. Media penyimpanan e-book lebih efisien dan murah, tidak
membutuhkan tempat atau ruang yang luas, berbeda seandainya
kita menyimpan buku dalam bentuk kertas.
4. Tampilan e-book seperti margin, spasi, ukuran teks, dan warna
background bisa diubah-ubah sesuai dengan selera dan kebutuhan
pembaca.
5. Teknologi yang mendukung perangkat pembaca (reader) e-book
seperti sinkronisasi file e-book, batas halaman, bookmark dan
catatan. Selain itu ebook reader juga disertai kamus penerjemah
bahasa asing.
E-book memiliki kelebihan buku teks/kertas, hal ini dikarenakan e-
book lebih cocok digunakan pada saat ini. Penggunaannya dirasa lebih
sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan zaman. E-book juga
sesuai dengan keadaan lingkungan yang sekarang mulai memprihatinkan.
Dengan menggunakan e-book dapat mengurangi penggunaan kertas yang
bahan bakunya menggunakan pohon. Materi pada e-book juga bisa di
update sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
disesuaikan dengan metode/model/kurikulum pembelajaran yang baru.
Dua fitur dari e-book sangatlah menarik dilihat dari sudut pandang
pendidikan. Pertama, teks e-book merupakan hypermedia. Para pembaca
mungkin menggunakan hyperlink yang disertakan untuk melompat ketopik
terkait, dan teks bisa berisi elemen grafik, audio, dan video. Yang kedua
konten dari e-book bisa dengan mudah diubah untuk menyesuaikan
kebutuhan para pembaca dengan mengunggah buku baru dan menghapus
teks yang tidak diinginkan (Smaldino, 2014:447). Isi dari e-book dapat
diubah sesuai dengan perubahan materi sejarah. Hal ini searah dengan
sejarah yang dapat berubah ketika terdapat temuan baru yang
mempengaruhi alur sejarah yang sudah ada.
Penggunaan e-book dalam pembelajaran sesuai dengan pendekatan
yang ada pada K13 (Kurikulum 2013) yaitu Student Centered Learning
(SCL). Pendekatan ini menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses
belajar. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk melakukan
pembelajaran secara mandiri dengan pengawasan dari pendidik agar dalam
proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Berbeda
dengan TCL (Teacher Centered Learning) yang dalam proses pembelajaran
berpusat pada pendidik dan peserta didik hanya menerima materi yang telah
diberikan oleh pendidik. Teacher Centered Learning sudah dianggap kuno
dan tidak memberikan kebebasan peserta didik untuk berfikir.
Pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang berpusat pada
kemampuan berpikir kritis, analitis, serta historis dalam mengkaji berbagai
peristiwa yang terjadi dimasa lampau untuk dijadikan pedoman bagi
kehidupan pada masa kini dan juga pada masa depan. Lewat e-book yang
akan dikembangkan diharapkan dapat menghadirkan peristiwa masa lampau
di dalam pembelajaran melalui gambar-gambar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. E-book dibuat untuk dapat meningkatkan
minat dan daya tarik belajar peserta didik secara mandiri dalam
pembelajaran sejarah.
Pengembangan e-book dalam pembelajaran sejarah dilakukan karena
pembelajaran sejarah yang kurang menyenangkan. Pada umumnya
pembelajaran sejarah hanya menggunakan buku teks yang hanya berisi
banyak tulisan yang mungkin sudah untuk dipahami. Buku teks yang
digunakan pada saat ini dirasa belum mampu untuk mecapai tujuan
pembelajaran sejarah. Mengganti buku teks dengan e-book diharapkan
mampu untuk membantu peserta didik belajar mandiri dan e-book juga
diharapkan dapat memberikan suasana menyenangkan dalam mempelajari
peristiwa sejarah.

2. Pengertian E-book
E-book merupakan buku yang diprogramkan ke dalam komputer
sehingga dapat memvisualisasikan materi yang abstrak ke dalam bentuk
visual yang dapat dianimasikan sehingga siswa lebih tertarik dalam proses
belajar mengajar (Suryani, 2012:2). Dengan kata lain e-book merupakan versi
digital dari buku teks yang mengolah materi dari buku teks menjadi bentuk
atau perumpamaan yang lebih mudah untuk dimengerti oleh peserta didik.
E-book dianggap sebagai bahan ajar yang efeketif dalam
penggunaannya apabila dalam pemakai dari e-book tersebut memahami
kandungan dari e-book. Isi dari e-book pun haruslah membantu peserta didik
dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran. Jadi dari peserta didik dan
e-book terjadi suatu interaksi dua arah.
E-book adalah buku digital yang dilengkapi dengan fitur-fitur
multimedia interaktif atau animasi bergerak sehingga mempermudah siswa
dalam memahami materi pelajaran (Rosita, 2017:4). E-book interaktif
merupakan bahan E-book interaktif adalah e-book yang dilengkapi dengan
fitur-fitur multimedia interaktif atau animasi bergerak sehingga
mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran (Rosita, 2017:4). E-
book merupakan bahan ajar berupa buku elektronik yang memiliki fitur-fitur
multimedia yang menarik dan mempermudah peserta didik untuk menyerap
materi serta informasi mengenai pembelajaran.
E-book pada dasarnya adalah format buku digital di mana pengguna,
buku digital, dan lingkungan dapat berinteraksi secara timbal balik pada
tingkat yang tinggi; elemen buku digital dapat berkomunikasi dan berinteraksi
di antara mereka sendiri dan lingkungan serta pengguna, dan banyak saluran
komunikasi yang digunakan pada satu waktu yang sama. Penggunaan e-book
bukan hanya ada interaksi dari pemakai (peserta didik) dengan e-book
melainkan adanya hubungan timbal balik dari e-book ke peserta didik dan
peserta didik dengan e-book.
3. Pentingnya Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di
dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar. Selain itu,
motivasi belajar juga berfungsi menjamin kelangsungan dan memberikan
arah bagi kegiatan belajar itu sendiri. Dengan demikian maka tujuan
belajar akan lebih mudah dicapai oleh individu yang melakukan belajar
tersebut (Winkel, 1984: 27). Motivasi belajar yang kuat akan memberikan
dorongan dalam diri individu yang sedang belajar untuk melakukan
kegiatan belajar secara lebih berdaya guna. Motivasi belajar adalah
kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau
cita-cita (Dimyati,1994:99). Motivasi dipandang sebagai dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
termasuk perilaku belajar. Motivasi belajar dapat juga diartikan
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar/tak sadar
untuk belajar dengan tujuan tertentu.
Pentingnya motivasi belajar dalam aktivitas belajar
antara lain dinyatakan untuk dorongan maupun kekuatan pada diri
seseorang yang bertujuan untuk memperoleh ketrampilan, kemampuan
dan perkembangan yang maksimal dalam belajar. Menyadari kenyataan
tersebut adalah penting motivasi belajar perlu ditingkatkan. Motivasi
belajar sendiri merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kondisi
internal dan eksternal yang mengaktifkan seseorang untuk melakukan
kegiatan belajar yang bertujuan mencapai keberhasilan dalam belajar.
Dalam upaya mencapai tujuan belajar, berkaitan erat dengan
motivasi belajar. Motivasi belajar yang rendah akan menunjukkan gejala
kejenuhan belajar, menurunnya semangat atau gairah belajar, rendahnya
kosentrasi belajar. Oleh karena itu jelas sekali bahwa perlunya motivasi
belajar ditingkatkan agar proses belajar berjalan dengan lancar. Dalam
kaitannya dengan proses belajar di kalangan siswa, motivasi belajar ini
diartikan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa itu sendiri yang
memiliki dorongan mental untuk belajar, merasa belajar sebagai suatu
kebutuhan, keinginan untuk berprestasi, kesungguhan dalam belajar dan
pandai memanfaatkan waktu dalam diri untuk melakukan kegiatan belajar
secara berterusan serta menjamin kelangsungan dalam proses pembelajaran
a. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati
(1994:89-91) antara lain:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa, seperti keinginan mencapai
nilai yang tinggi, dan keinginan dalam belajar tentang kesejarahan, sejarah
merupakan suatu mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai mengenai proses
perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau
hingga masa kini. Sejarah adalah salah satu unsur ilmu pendidikan humaniora
yang bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan sikap dan nilai serta
memperkuat kepribadian agar siswa menjadi manusia yang berwatak berbudi
luhur dan memiliki kesadaran sejarah akan bangsanya. Sejarah merupakan suatu
ilmu yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya.
Menurut Garraghan dalam Wasino (2007: 3), sejarah memiliki mencakup tiga arti,
yaitu:
1) Kejadian-kejadian atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada masa
yang lalu (sejarah sebagai peristiwa).
2) Catatan dari sejarah kejadian-kejadian atau kegiatan manusia tersebut (sejarah
sebagai cerita atau kisah).
3) Proses atau teknik (cara atau metode) untuk pembuatan catatan dari kejadian-
kejadian tersebut (sejarah sebagai ilmu).
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan semangat,
bahkan dikemudian hari cita-cita dalam kehidupannya. Cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi
diri.
2. Kemampuan dan kondisi siswa (kecerdasan, fisik/psikis)
Keinginan seseorang perlu dibarengi dengan kemampuan dan kecakapan
mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan. Kemampuan seseorang tersebut diantaranya adalah
tingkat intelegensi/kecerdasan. Tingkat intelegensi ini cukup memberikan
pengaruh terhadap motivasi belajar. Sebagai contoh, kebolehan atau kemampuan
untuk mengakses internet sebagai sumber informasi didalam kegiatan belajar.
Berdasarkan contoh tersebut jelaslah bahwa intelegensi berpengaruh terhadap
motivasi seseorang, karena dengan kemampuan atau kebolehan yang dicapai, akan
memacu semangat belajar siswa yang semakin tinggi. Kondisi jasmani dan rohani
siswa mempengaruhi belajar. Seseorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau
marah akan mengganggu perhatian belajar, sulit memusatkan perhatian pada
perhatian pelajaran, enggan belajar, dan sebagainya. Namun jika ia dalam keadaan
sehat, akan lebih mudah memusatkan perhatian pada belajar.
3. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, kehidupan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat siswa
dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang
kumuh, ancaman rekan yang nakal akan mengganggu kesungguhan belajar.
Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan
memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan kampus yang
sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan
lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi
belajar mudah diperkuat.
Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut mendukung dalam arti cita-
cita atau aspirasi siswa tinggi, kemampuan siswa tinggi, kondisi siswa optimal dan
kondisi lingkungan siswa memadai; maka motivasi belajar siswa mampu dalam
taraf optimal (motivasi belajar tinggi), tetapi jika tidak mendukung dalam arti cita-
cita atau aspirasi siswa rendah atau tidak ada, kemampuan siswa kurang atau pas-
pasan, kondisi siswa tidak optimal, dan kondisi lingkungan tidak memadai untuk
belajar, maka motivasi belajar siswa akan rendah. Indikator siswa dengan
motivasi belajar yang tinggi adalah:
1) Memiliki dorongan mental untuk belajar
Rousseau dalam Sardiman (2001:95) memberikan penjelasan bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,
penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara
rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan pentingnya dorongan dari dalam diri
siswa untuk belajar. Siswa harus mampu mempersiapkan mentalnya untuk belajar,
karena jiwa manusia itu sesuatu yang dinamis, memiliki potensi, energi sendiri,
oleh karena itu secara alami siswa bisa menjadi aktif oleh dorongan mentalnya
untuk belajar.
2) Merasa belajar sebagai suatu kebutuhan
Motivasi selalu terkait dengan soal kebutuhan. Jika siswa merasa bahwa
belajar itu sebagai suatu kebutuhan, maka akan memunculkan motivasi belajar
yang lebih baik. Kebutuhan tersebut diantaranya adalah kebutuhan untuk
menyenangkan orang tua dengan nilai yang baik, kebutuhan untuk mencapai
prestasi, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan, dan sebagainya (Sardiman,
2001:101).
3) Keinginan untuk berprestasi
Siswa yang bermotivasi belajar senantiasa ingin lebih maju dalam
prestasinya sehingga berusaha memperbaiki kelemahannya, membandingkan
kemampuan yang telah diperolehnya dengan teman-teman secara positif.
Seterusnya berusaha untuk menyempurnakan tugas belajarnya.
4) Kesungguhan dalam belajar
Kesungguhan terlihat pada perilaku siswa dalam melaksanakan tugas
belajar. Antaranya adalah melaksanakan tugas dengan rajin, mendiskusikan
permasalahan belajar dan menyelesaikan tugas dari guru secara bersungguh-
sungguh. Selain itu adanya kosentrasi dalam belajar, misalnya siswa
memperhatikan kenyamanan dan keselesaan dalam belajar, tempat belajar maupun
suasana belajarnya dari gangguan bunyi dan sebagainya.
5) Pandai memanfaatkan waktu
Dalam hal ini siswa akan menunjukkan perilaku bahwa ia memprioritaskan
tugas belajar daripada lainnya, serta mempunyai disiplin yang baik dalam
mengatur waktu terkait aktivitas belajarnya serta merasa sesuai dengan
lingkungan belajarnya.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
1. PENELITIAN YANG DILAKUKAN OLEH ACHMAD AGUS
FAISOL (2018) DALAM SKRIPSINYA YANG BERJUDUL
PENGARUH PENGGUNAAN E-BOOK SEBAGAI SUMBER
BELAJAR SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS X IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA
PROBOLINGGO .
2. PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS
CREATIVE PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MODEL
ADDIE UNTUK KELAS X SMA (SEKOLAH MENENGAH
ATAS).

C. KERANGKA BERPIKIR
Buku sebagai sumber pelajaran atau sebagai media pembelajaran
seringkali diabaikan oleh kalangan pelajar pada sekolah lanjutan tingkat
pertama (SLTP) maupun oleh para pelajar pada sekolah lanjutan tingkat atas
(SLTA). Konten yang didominasi oleh teks merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan siswa menjadi jenuh membaca buku. Meskipun dalam
beberapa buku telah menambahkan variasi ilustrasi dan gambar tetapi belum
cukup meningkatkan motivasi dan memberikan pemahaman terhadap halhal
yang abstrak.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah
yaitu dengan mengajarkan kepada siswa tentang cara berpikir khususnya
tentang berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
dapat diajarkan di sekolah melalui proses pembelajaran. Guru dapat melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui analisis masalah untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Taraf berpikir manusia mengikut tahapan perkembangan pola
pikirnya. Dimulai dari berpikir konkrit menuju ke berpikir abstrak serta
berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media
pembelajaran erat kaitannya dengan tahapantahapan berpikir tersebut.
Melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan, dan
hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
E-book yang berisi materi pembelajaran sejarah dibuat dengan
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan siswa dan guru sebagai subjek
pembelajaran. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, konten-konten
tambahan seperti animasi, suara, video serta game pembelajaran dapat
dimasukan kedalam aplikasi e-book. Kontenkonten tambahan ini diharapkan
dapat menambah daya tarik siswa terhadap e-book dan memberikan konsep
yang mudah dipahami dalam pembelajaran yang bersifat konkret ataupun
abstrak. Selain itu beberapa permasalahan-permasalahan yang terkait dengan
materi pembelajaran biologi dapat di ilustrasikan dan ditambahkan kedalam
aplikasi ebook. Ilustrasi-ilustrasi demikian dapat memberikan gambaran
kepada siswa tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan hal apa
yang harus diputuskan.
D. HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari peneliti. Dalam
hal ini peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut :
H0 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa antara siswa yang menggunakan e-book dengan siswa
yang tidak menggunakan e-book pada pembelajaran sejarah kelas XI
IPS MAN 2 HSS.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Tempat penelitian ini dilakukan pada Kelas X IPS di MAN 2 HSS yang
beralamat di Jalan. H Jafri Zam-zam, Kandangan, Kalimantan Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan menyesuaikan jam Pelajaran Sejarah.

B. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian kuantitatif pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan empirisme positivisme, yang melihat bahwa kebenaran berada
dalam fakta-fakta yang dapat dibuktikan atau diuji secara empiris Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan metode penelitian
untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik,
kemudian dianalisis yang umumnya menggunakan statistik.
Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan model eksperimen
yang mana kegunaannya adalah untuk meneyelidiki hubungan sebab akibat
antara kondisi yang dimanipulasi dan keluaran yang diukur. Jenis
penelitian eksperimen yang digunakan adalah TrueExperiment yang sebenarnya
merupakan rancangan yang paling kuat dalam menentukan pengaruh suatu
variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kel Ex O X O
R
Kel K O O

Table 1. Desain Penelitian

Kel Ex : Kelompok eksperimen


Kel K : Kelompok Kontrol
R : Pengelompokan secara acak
X : Perlakuan/treatment
O : Observasi/pretest/postest

C. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditariknya kesimpulannya. Populasi adalah wilayah
generalisasi dari hasil penelitian.Untuk melakukan penelitian kita harus
mempunyai objek. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi bahan
perhatian penelitian kita, yang biasanya dalam penelitian pendidikan berupa
peseta didik, guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan semua elemen pada
pendidikan yang menghasilkan karakteristik-karakteristik atau sifat yang menjadi
perhatian peneliti, dalam sebuah penelitian adalah suatu keharusan untuk
menentukan secara jelas objek dari penelitian tersebut agar penelitian yang
dilakukan dapat lebih terarah dengan baik. Ada lagi yang dinamakan dengan
subjek penelitian yaitu sesuatu yang mana objek penelitian bersumber. Jadi yang
dimaksud dengan populasi yaitu keseluruhan objek penelitian yang menjadi
perhatian kita. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 2
yang berjumlah 30 orang dan XI IPS 2 yang berjumlah 35 orang di MAN 2 HSS.

Kelas Jumlah siswa


XI IPS 1 30
XI IPS 2 35
Jumlah 65
Tabel 2. distribusi populasi berdasarkan kelas

D. Prosedur Penelitian
Untuk melaksanakan penelitian ini ditempuh dengan langkah sebagai
berikut:
1) Tahap Awal (persiapan dan perencanaan)
Pada tahap ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a. Membuat jadwal penelitian
b. Peneliti membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolaH
c. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi
sekolah, jumlah kelas dan siswa yang akan dijadikan subjek
penelitian.
d. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
f. Menyiapkan tes
2) Tahap pelaksanaan
a. Menentukan sampel sebanyak dua kelas dan dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu kelompok pertama sebagai kelas
eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol.
b. Melakukan perlakuan yaitu untuk kelas eksperimen
menggunakansumber belajae e-book, sedangkan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional.
c. Memberikan post-test kepada kedua kelompok untuk melihat
kondisi akhir. Tes diberikan setelah perlakuan selesai.
3) Tahap pengumpulan data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan setelah tes diberikan
kepada siswa kemudian dilakukan penskoran. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Mentabulasikan data yang berhubungan dengan tes motivasi
belajar sejarah siswa .
b. Mencari nilai rata-rata dan simpangan baku
c. Melakukan uji normalitas data
d. Melakukan uji homogenitas varian sampel
e. Melakukan uji hipotesis dengan uji tes.

E. DATA DAN SUMBER DATA


Sumber data dalam penelitian sangat berpengaruh pada pemilihan untuk
menentukan metode pengumpulan data, sumber data ini terdiri atas: sumber data
primer dan sekunder. Data primer adalah sumber data yang didapat secara
langsung dari sumber asli tanpa melalui media perantara. Sedangkan data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung dan melalui media perantara diperoleh dan dicatat pihak lain.
1. Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden dengan
mengisi tes tertulis atau juga data hasil observasi peneliti.
2. Data Sekunder berupa catatan atau dokumentasi, buku pelajaran,
absensi.

F. VARIABEL PENELITIAN
Menurut Cozby yang dikutip oleh Uhar secara etimologis berasal
dari kata Vary yang berarti berubah-ubah atau bervariasi, baik dalam
subtansinya maupun dalam jenis dan keluasannya, variabel merupakan
karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai variasi nilai, baik itu
kejadian, situasi, perilaku, maupun karakteristik individu.51 Menurut
kedudukannya, variabel dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah
variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat. Sebaliknya
variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel
52
bebas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 variabel, 1 variabel
independent dan 1 variabel dependent, berikut penjelasannya:
1. Variabel Independent
Variabel Independent merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya atau menjadi sebab
perubahan variabel dependent. Dalam penelitian ini
menggunakan 1 variabel bebas yaitu penggunaan e-book
sebagai sumber belajar karena penggunaannya tidak di pengaruhi
oleh variabel lain.
2. Variabel Dependent
Variabel Dependent biasa disebut variabel output,
kriteria, konsekuen atau biasa juga disebut variabel terikat yang
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dimana variabel ini
di pengaruhi oleh variabel bebas

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Berkaitan dengan cara-cara yang ditempuh dalam rangka mendapatkan
data dan infomasi yang diperlukan, maka peneliti mengunakan beberapa
metode pengumpulan data:
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap Guru dan Siswa
2. Tes
Peneliti melakukan tes terhadap siswa kelas X MAN 2 HSS.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari dan megumpulkan data
serta informasi tertulis yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian. Dalam penelitihan ini metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan aspek kajian yang telah
dirumuskan, meliputi daftar kelas dan daftar siswa.
4. Observasi
Untuk mengetahui keadaan objek secara langsung, keadaan sekolah,
kondisi siswa, lokasi sekolah, serta kegiatan belajar mengajar di
MAN 2 HSS maka peneliti melakukan observasi dengan cara
melihat langsung kegiatan dan fenomena seperti kejenuhan siswa
ketika pembelajaran berlangsung.
H. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurannya. Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan
bahwa variabel yang di ukur memang benar – benar variabel yang
hendak di teliti oleh peneliti.
Adapun perhitungan validitas menggunakan kolerasi produk momen
adalah sebagai berikut.
rxy= N∑XY-(∑X)(∑Y)
√N∑X²-(∑X)² √N∑Y²-(∑Y)²

Keterangan :
rxy : koefisien korelasi Product Moment
∑ Y2 : jumlah kuadrat dari skor total
∑ X : jumlah harga dan skor butir
∑ X2 : jumlah kuadrat dari skor butir
∑Y : jumlah harga dan stor total
N : jumlah responden
∑XY : jumlah perkalian antara skor butir
Angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka
tabel korelasi r, apabila rhitung> rtabel maka butir soal dikatakan
valid. Sedangkan apabila rhitung< rtabel maka butir soal dikatakan
tidak valid. Peneliti menggunakan aplikasi pengolah data SPSS
versi 16 untuk membantu dalam mengolah data.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menurut reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat di percaya. Hasil pengukuran
harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan
kemantapan. Reliabilitas adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa pengukuran
dari alat ukur yang sama.
Dalam penelitian ini untuk uji reliabilitas dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s 0 sampai 1.
Menurut Suyuthi tes dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai
koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Jadi pengujian reliabilitas
instrumen dalam suatu penelitian dilakukan karena keterandalan
instrumen berkaitan dengan keajegan dan taraf kepercayaan terhadap
instrumen penelitian tersebut. Formula alpha juga merupakan
prosedur pencarian reliabilitas dengan tidak mensyaratkan
pembelahan item kedalam 2 kelompok (meski bisa juga
diterapkan pada teknik belah 2), sehingga bisa diterapkan pada
instrumen yang jumlah itemnya tidak benar.
Berikut adalah rumus Alpha (Cronbach’s):
ri = k1- Ʃsi²
k-1 st²
st²ri = reliabilitas;
SDb² = Varians butir;
SDt² = Varians total;
k= banyaknya/jumlah item soal.

I. TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua
bagian, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisi deskriptif
dilakukan dengan penyajian data melalui tabel distribusi frekuensi histogram,
rata-rata, simpangan baku. Sedangkan pada analisis inferensial digunakan pada
pengujian hipotesis statistik dan diolah dengan teknik analisis data sebagai berikut
Menghitung rata-rata skor dengan rumus:
Menghitung rata-rata skor dengan
rumus: X =
a. Menghitung standar
deviasi dengan rumus : S

Dimana:
S = Standar Deviasi
= tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian
dibagi n.
= semua skor dijumlahkan dibagi n kemudian dikuadratkan.
b. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah sampel berdistribusi normal atau tidak
digunakan uji normalitas Liliefors. Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
Untuk mencari bilangan baku, digunakan rumus:

Dimana :
X = Rata-rata sampel
S = Simpangan baku (standar deviasi)
Menghitung Peluang Menghitung Selisih F ,
kemudian harga mutlaknya.
Mengambil , yaitu harga paling besar diantara
harga mutlak. Dengan kriteria ditolak jika
>L.60

c. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas memberikan dindikasi data hasil
penelitian berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji
homogenitas dari sampel penelitian. Untuk pengujian homogenitas
dalam hal ini dapat di uji menggunakan rumus Fisher atau disebut
juga perhitungan dengan uji F dengan rumus:
F=

Dimana :
= Varians Terbesar
= Varians Terkecil.61
Nilaitersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai
yang diambil dari tabel distribusi F dengan dk
penyebut = n – 1 dan dk pembilang n – 1. Dimana n pada dk
penyebut berasal dari jumlah sampel varians terbesar,
sedangkan n dan dk pembilang berasal dari jumlah sampel
sampel varians terkecil. Aturan pengambilan keputusannya
adalah dengan membandingkan nilai dengan
nilai kriterianya adalah jika
< maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti
varians homogeny. Jika> maka Ho ditolak dan
diterima atau varians tidak homogen.
d. Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

Ho : = : Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar


siswa yang diajar dengan e-book dan siswa
yang diajar dengan pembelajaran
konvensional pada pelajaran pelajaran sejarah
kelas X IPS di MAN 2 HSS.
Ha : : Terdapat pebedaan hasil belajar siswa yang
diajar dengan e-book dan siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional pelajaran
sejarah kelas X IPS di MAN 2 HSS.
Hipotesis Statistiknya adalah sebagai berikut : Ho : =
Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka menguji
hipotesis penelitian digunakan uji t-tes sebagai berikut:

= dengan =

= Rata-rata skor kelas eksperimen


= Rata-rata kelas kontrol
= Jumlah kelas eksperimen
= Jumlah kelas kontrol
= Varians pada kelas eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA

Chau, Michelle. 2008. The Effects of Electronic Books Designed for Children in
Education. Essays on the Design of Electronic Text.
Dimyati, Mudjiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Proyek Pembinaan
dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud.
Embong, Abd Mutalib. et al. 2012. E-book as the The Text Books In The
Classroom.Elsevier.
Jumanto., Prasetyo, Zuhdan Kun. 2015. Analisis Kualitas BSE Dan Non-BSE
Sains SD Dengan Sistem Penilaian Buku Teks Sains. Vol. 3 – No. 2.
Kwartolo, Yuli. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal pendidikan penabur-No.14/ tahun ke – 9.
Matin dan Fuad, Nurhattati., 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Purwanto, Bambang. 2006. Gagalnya Historiografi Indonesiasentris. Yogyakarta:
Ombak.
Rosita. 2017. Pengembangan Bahan Ajar E- Book Interaktif Pada Materi Sistem
Pencernaan Manusia Untuk Menumbuhkembangkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa. Tesis. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Sadiman, Arief. S, dkk. 1993. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Smaldino, Sharon E., dkk. 2014. Instructional Technology & Media For
Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta:
Prenamedia Grup.
Sudirman. 2015. Menakar Posisi Sejarah Indonesia Pada Kurikulum 2013.
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suryani, Wihdati. 2012. Pengembangan E-Book Interaktif Pada Materi Pokok
Elektrokimia Kelas XII SMA. Surabaya: Unesa.
Ulhaq,. et al. 2017. Pemebalajaran Sejarah Berbasis Kurikulum 2013 di SMA
kota Madya Jakarta Timur.
Umamah, N. 2014. Kurikulum 2013 Kendala yang Dihadapi Pendidik dalam
Merancang Desain Pembelajaran Sejarah. dalam Prosiding Seminar
Nasional Pembelajaran Sejarah di Tengah Perubahan. UM: Malang.
Umamah, N. 2014. Bahan Ajar Perencanaan Pembelajaran Bidang Studi.
Jember: FKIP Universitas Jember.
Umamah, N. 2017. Kapita Selekta (Pendidikan) Sejarah Indonesia. dalam
Perkumpulan Program Studi Sejarah se-lndonesia (PPSI), Masyarakat
Sejarawan Indonesia (MSI), dan Departemen Sejarah UGM. Yogyakarta:
Ombak.
Winkel, W.S., 1984. Psikologi Pendidikan Belajar dan Evaluasi. Jakarta:
Gramedia.
Zarley, Joel. 2011. EBook Publication for Training: A Guide to Creating the
Digital Reference Bookshelf for Today's Organization. Ohio: Purple Palm
Media.
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai