Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN LKS SEBAGAI TINDAKAN RASIONALITAS GURU

DALAM PROSES PEMBELAJARAN (Kajian Fenomenologi di SMA N 7


Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016).
Tomi Wursito Adi
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas MaretSurakarta
Abstrak
Tomi Wursito Adi. NIM K8411066 PENGGUNAAN LKS SEBAGAI
TINDAKAN RASIONALITAS GURU DALAM PROSES
PEMBELAJARAN (Kajian Fenomenologi di SMA N 7 Surakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan guru menggunakan
LKS dalam proses pembelajaran di kelas serta mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari penggunaan LKS tersebut. Penelitian ini dilakukan di SMA N 8
Surakarta.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Pengumpulan data berasal dari wawancara, observasi, serta
dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan informan kunci yang terdiri dari 1
guru laki-laki dan 2 guru perempuan yang mengajar kelas XI IPS. Sedangkan
informan pendukung terdiri 2 peserta didik kelas XI IPS. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan informan dengan cara purposive. Dalam
melakukan uji validitas data, yang dilakukan yaitu dengan metode cara
pengumpulan data triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data
menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hasil yang didapatkan
sebagai berikut: (1) LKS sebagai sumber utama dalam proses pembelajaan, (2)
LKS dianggap lebih praktis dan lengkap dibandingkan buku paket, (3)
Pembelajaran hanya bertumpu dan berbasis pada LKS, (4) Guru kurang inovatif
dan malas dalam membuat soal, (5) Siswa menjadi tidak kritis. Pemilihan LKS
sebagai sumber utama dalam proses pembelajaran merupakan sebuah tindakan
rasionalitas dari guru.

Kata kunci : Pembelajaran, LKS, Tindakan Rasionalitas


Pendidikan merupakan dan mampu untuk memancing dan
sebuah wadah untuk menciptakan merangsang keaktifan siswa dalam
salah satu tujuan dan cita-cita dari proses pembelajaran. Ketika seorang
bangsa Indonesia yaitu untuk guru dan siswa berperan aktif dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. proses pembelajaran maka akan
Wadah dari pendidikan tersebut salah tercipta kelancaran dan keefektifan
satunya yaitu lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran tersebut.
formal atau biasa disebut dengan Pihak sekolahpun harus mampu
sekolah. Di sekolah, pendidikan menyediakan sumber-sumber
memiliki tujuan utama yaitu pembelajaran yang bervariasi dan
memberikan sebuah pengajaran, berkualitas supaya mempermudah
pendidikan serta pengetahuan dari seorang guru dan peserta didik dalam
seorang pendidik kepada peserta menambah wawasan dan referensi
didik. Dalam proses kegiatan belajar- dalam proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah biasanya mengajar.
menggunakan berbagai sumber Dalam peraturan Menteri
pembelajaran seperti buku pegangan Pendidikan Nasional Republik
siswa atau buku paket, buku LKS Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
(Lembar Kerja Siswa), serta buku- tentang Buku khususnya pasal 11
buku lainnya yang mendukung dengan jelas disebutkan bahwa
kelancaran dari kegiatan belajar- pendidikan, tenaga pendidikan,
mengajar tersebut. anggota komite sekolah/madrasah,
Keberagaman sumber belajar dinas pendidikan, pemerintah daerah,
yang berkualitas dan bervariasi pegawai dinas pendidikan dan
sangat penting bagi peserta didik. koperasi yang beranggotakan
Keberagaman sumber belajar pendidikan, baik secara langsung
membuat peserta didik mampu untuk maupun bekerjasama dengan pihak
aktif membaca, menambah wawasan lain dilarang bertindak menjadi
pengetahuan, berkemampuan untuk distributor atau pengecer buku
menganalisis sebuah kejadian serta kepada peserta didik di satuan
mampu memecahkan sebuah pendidikan yang bersangkutan atau
masalah dan soal-soal dengan kepada satuan pendidikan yang
berpikir kritis. Dengan demikian , bersangkutan kecuali untuk buku-
akan menimbulkan suasana yang buku yang hak ciptanya sudah dibeli
efektif dalam proses pembelajaran di oleh departemen-departemen yang
kelas. Selain ketersediaan dari menangani urusan agama dan/atau
sumber belajar, seorang gurupun pemerintah daerah.
juga dituntut untuk lebih kreatif Dalam realitanya penggunaan
dalam menentukan model dan buku LKS buatan penerbit masih
strategi pembelajaran yang sesuai mendominasi peredarannya di setiap
untuk diterapkan di kelas. sekolah. Beberapa SMA dari
Idealnya dalam proses berbagai daerah di Indonesia juga
kegiatan belajar mengajar seorang diwarnai dengan maraknya
guru harus berperan aktif dalam penggunaan buku LKS tersebut.
memberikan sebuah materi Maraknya penggunaan buku LKS
pembelajaran kepada peserta didik juga terjadi di Surakarta, tidak
terkecuali di Sekolah Menengah Atas sehingga siswa diharapkan dapat
Negeri favorit. Menurut Dewi salah mempelajari materi ajar tersebut
satu siswa dari SMA N 1 Surakarta (Lismawati, 2010: 38). Berdasarkan
mengatakan bahwa “hampir semua definisi dari para ahli tersebut dapat
mata pelajaran menggunakan buku disimpulkan Lembar Kerja Siswa
LKS, bahkan pada kelas X hanya adalah lembaran-lembaran yang
mata pelajaran Matematika dan berisi materi ajar yang memiliki
Akuntansi saja yang tidak tujuan untuk memberikan
menggunakan LKS (Sumber: pengetahuan dan ketrampilan
wawancara,13 Juli 2015). Rizwanda menguasai materi.
idham salah satu siswa dari SMA N Menurut Lismawati (2010:
2 Surakarta pun juga mengatakan 39) menjelaskan adapun ciri-ciri
bahwa “hampir semua mapa LKS adalah sebagi berikut:
pelajaran menggunakan buku LKS (1) LKS hanya terdiri dari
Modul” (Sumber: wawancara,13 Juli beberapa halaman, tidak sapai
2015). Pendapat yang hampir sama seratus halaman. (2) LKS
juga dilontarkan oleh Yudha dan dicetak sebagai bahan ajar
Satrio siswa dari SMA N 6 yang spesifik untuk
Surakarta. Mereka mengatakan dipergunakan oleh satuan
“hampir semua mata pelajaran tingkat pendidikan tertentu.
menggunakan buku LKS, bahkan (3) Di dalamnya terdiri
mata pelajaran yang masuk dalam uraian singkat tentang
UN juga menggunakan buku LKS pokok bahasan secara
dan yang tidak menggunakan buku umum, rangkuman pokok
LKS hanya mata pelajaran Agama bahasan, puluhan soal-soal
dan Seni Budaya. (Sumber: pilihan ganda dan soal-soal
wawancara, 13 Juli 2015). isian.
Oleh karena itu, disini penulis
mengambil judul penelitian Walaupun Lembar Kerja Siswa
“Penggunaan LKS sebagai digunakan sebagai media yang
Tindakan Rasionalitas Guru efektif dalam pembelajaran karena
dalam Proses Pembelajaran (Studi media yang sederhana dan dapat
Fenomenologi di SMA Negeri 7 menjangkau semua kalangan pelajar.
Surakarta) Setiap media pasti memiliki
keunggulan dan kekurangan, untuk
KAJIAN PUSTAKA keunggulan dan kekurangan dari
Menurut Soekamto (2010;47) media pembelajaran Lembar Kerja
Lembar Kerja Siswa merupakan Siswa (LKS) dalam (Lismawati,
lembaran-lembaran yang berisi 2010;40) sebagai berikut:
pedoman bagi siswa untuk 1. Keunggulan media Lembar
melakukan kegiatan agar siswa Kerja Siswa
memperoleh pengetahuan dan a) Dari aspek penggunaan:
keterampilan yang perlu dikuasai. merupakan media yang
Sedangkan menurut Akhyar dan paling mudah. Dapat
Mustain LKS adalah materi ajar yang dipelajari di mana saja
sudah dikenal sedemikian rupa dan kapan saja tanpa
harus menggunakan alat memahmi bagian-bagian
khusus. tertentu.
b) Dari aspek pengajaran: c) Sulit memberikan umpan
dibandingkan media balik untuk pertanyaan
pembelajaran jenis lain yang diajukan yang
bisa dikatakan lebih memiliki banyak
unggul. Karena kemungkinan jawaban
merupakan media yang atau pertanyaan yang
canggih dalam membutuhkan jawaban
mengembangkan yang kompleks dan
kemampuan siswa untuk mendalam.
belajar tentang fakta dan d) Tidak mengakomodasi
mampu menggali prinsip- siswa dengan kemampuan
prinsip umum dan abstrak baca terbatas karena
dengan menggu-nakan media ini ditulis pada
argumentasi yang tingkat baca tertentu.
realistis. e) Memerlukan pengetahuan
c) Dari aspek kualitas prasyarat agar siswa dapat
penyampaian pesan memahami materi yang
pembelajaran yaitu dijelaskan. Siswa yang
mampu memaparkan tidak memenuhi asumsi
kata-kata, angka-angka, pengetahuan prasyarat ini
notasi musik, gambar dua akan mengalami kesulitan
dimensi, serta diagram dalam memahami.
dengan proses yang f) Cenderung digunakan
sangat cepat. sebagai hafalan. Ada
d) Dari aspek ekonomi: sebagaian guru yang
secara ekonomis lebih menuntut siswanya untuk
murah dibandingkan menghafal data, fakta dan
dengan media angka.Tuntutan ini akan
pembelajaran yang membatasi penggunaan
lainnya. hanya untuk alat
2. Kekurangan media Lembar menghafal.
Kerja Siswa g) Kadangkala memuat
a) Tidak mampu terlalu banyak
mempresentasikan terminologi dan istilah
gerakan, pemaparan sehingga dapat
materi bersifat linear, menyebabkan beban
tidak mampu kognitif yang besar
mempresentasikan kepada siswa.
kejadian secara berurutan. h) Presentasi satu arah
b) Sulit memberikan karena bahan ajar ini
bimbingan kepada tidak interaktif sehingga
pembacanya yang cenderung digunakan
mengalami kesulitan dengan pasif, tanpa
pemahaman yang yang digunakan Weber dalam
memadai. klasifikasinya mengenai tipe-tipe
LKS dapat dikatakan sebagai tindakan sosial. Tipe-tipe tindakan
sumber pembelajaran karena LKS sosial meliputi :
merupakan satu-satunya sumber
belajar siswa dalam memperoleh 1. Rasionalitas Instrumental
ilmu dan materi pembelajaran Tingkat rasionalitas
(Mustiqon, 2012: 130). LKS yang paling tinggi ini
dikatakan sebagai media meliputi pertimbangan
pembelajaran karena LKS dan pilihan yang sadar
merupakan media pembelajaran yang yang berhubungan dengan
digunakan oleh guru untuk tujuan tindakan itu dan
menyampaikan sebuah pesan atau alat yang dipergunakan
materi yang ada di dalam LKS untuk mencapainya.
tersebut kepada siswa (Sadiman, Weber menjelaskan :
2005:6). Tindakan diarahkan
Dalam penelitian ini penulis secara rasional
menggunakan teori tindakan kesuatu sistem dari
rasionalitas Max Weber untuk tujuan-tujuan individu
menjawab permasalahan yang telah yang memiliki sifat-
dipaparkan penulis dalam rumusan sifatnya sendiri
masalah. Seorang guru tentunya apabila tujuan itu, alat
sangat berperan aktif dalam dan akibat-akibat
pemilihan dan penggunakan LKS sekundernya
sebagai sumber dan media diperhitungkan dan
pembelajaran di kelas. Peran dari dipertimbangkan
seorang guru dalam pemilihan dan semuanya secara
penggunaan buku LKS tersebut pasti rasional. Hal ini
juga terdapat sebuah landasan, mencakup
pertimbangan, serta tujuan dalam pertimbangan rasional
pemilihannya. Oleh karena itu, disini atas alat alternatif
penulis menggunakan teori tindakan untuk mencapai
rasionalitas Max Weber untuk tujuan itu,
mengetahui atau menjawab alasan pertimbangan
pemilihan buku LKS sebagai sumber mengenai hubungan-
dan media pembelajaran dari seorang hubungan tujuan itu
guru serta dampak dari penggunaan dengan hasil-hasil
buku LKS tersebut bagi seorang guru yang mungkin dari
dan siswa dalam pembelajaran. penggunaan alat
Bagi Weber, konsep tertentu apa saja, dan
rasionalitas merupakan kunci bagi akhirnya
suatu analisa obyektif mengenai arti- pertimbangan
arti subyektif dan juga merupakan mengenai pentingnya
dasar perbandingan mengenai jenis- tujuan-tujuan yang
jenis tindakan sosial yang berbeda. mungkin berbeda
Rasionalitas merupakan konsep dasar
secara relatif. Tipe tindakan ini
(Lawang, 2004:220). ditandai oleh dominasi
2. Rasionalitas yang perasaan atau emosi tanpa
Berorientasi Nilai refleksi intelektual atau
Weber menyebut perencanaan yang sadar.
tindakan rasionalitas nilai Seseorang yang sedang
ini dengan Wertrationales mengalami perasaan
Handeln. Dalam tipe ini meluap-luap seperti cinta,
sang aktor memiliki suatu kemarahan, ketakutan
komitmen untuk atau kegembiraan, dan
menanggulangi tujuan secara spontan
akhir atau nilai-nilai. mengungkapkan perasaan
Pemahaman tindakan ini itu tanpa refleksi, berarti
lebih mudah dan sangat sedang memperlihatkan
mirip dengan puncak tindakan afektif.
tujuan yang dimiliki oleh Tindakan ini benar-benar
sang aktor. (Zeitlin, tidak rasional karena
1995:256) kurangnya pertimbangan
3. Tindakan Tradisional logis, ideologi, atau
Tindakan tradisional kriteria rasionalitas
dilakukan di bawah lainnya. Lawang,
pengaruh adat dan 2004;221)
kebiasaan. Hal ini
berkenaan dengan jumlah METODE PENELITIAN
yang sangat banyak
dilakukan sehari-hari, Dalam penelitian ini,
yang telah menjadi peneliti akan mengambil lokasi
kebiasaan yang dilakukan penelitian di SMA N 7 Surakart.
orang. Dalam jenis ini, Lokasi dari SMA N 7 Surakarta
arti tindakan itu berasal terletak di Jalan Mr. Muhammad
dari ideal-ideal atau Yamin No. 79 Tipes, Surakarta.
perlambangan- Pertimbangan atau landasan yang
perlambangan yang tidak mendasari peneliti untuk memilih
mempunyai bentuk logis SMA N 7 Surakarta sebagai tempat
tertentu yang dimiliki penelitian adalah :
oleh tindakan yang 1. SMA N 7 Surakarta memiliki
dilakukan dalam beragam sumber dan media
rasionalitas nilai. pembelajaran yang bisa
Sepanjang nilai-nilai digunakan dalam pembelajaran
tradisional menjadi 2. Guru SMA N 7 Surakarta
dirasionalisasi, maka menggunakan LKS buatan
tindakan tradisionalnya penerbit sebagai acuan dan
bergabung dengan pedoman pembelajaran pada
tindakan rasional nilai. tahun ajaran 2015/2016
(Giddens, 1986:188). 3. SMA N 7 Surakarta pernah
4. Tindakan Afektif mengembangkan LKS sebagai
sumber dan media pemelajaran Teknik sampling atau
secara mandiri. pengambilan sampling atau
Penelitian ini menggunakan pengambilan cuplikan dalam
pendekatan penelitian kualitatif. penelitian ini menggunakan teknik
Penelitian kualitatif merupakan purposive sampling. Menurut
penelitian yang bermaksud untuk Bungin, purposive sampling adalah
memahami fenomena tentang apa satu strategi menentukan informan
yang dialami oleh subjek penelitian, yang paling umum didalam
misalnya perilaku, persepsi, penelitian kualitatif, yaitu
motivasi, tindakan dan lain menentukan kelompok peserta yang
sebagainya (Moleong, 2010: 6). menjadi informan sesuai dengan
Penelitian kualitatif lebih kriteria terpilih yang relevan dengan
menekankan pada makna, lebih masalah penelitian (2011: 107).
memfokuskan pada data kualitas Kelompok peserta yang dimaksud
dengan analisis kualitatifnya adalah informan yang berasal dari
(Sutopo, 2002: 48). Penelitian SMA N 7 Surakarta, yaitu : 1)
kualitatif adalah penelitian yang Seorang guru mata pelajaran yang
mengumpulkan dan menganalisis menggunakan LKS dalam
data berupa kata-kata (lisan maupun pembelajaran. Seorang guru mata
tulisan) dan perbuatan-perbuatan pelajaran yang dimaksudkan disini
manusia (Afrizal, 2014: 13). adalah seorang guru yang
menggunakan LKS sebagai pusat
Berdasarkan rumusan pembelajaran di kelas, seorang guru
masalah dan tujuan yang diajukan, yang menggunakan LKS sebagai
penelitian ini menggunakan jenis satu-satunya sumber dan media
penelitian fenomenologi. Menurut pembelajaran di kelas. 2) Siswa
Bogdan dan Biklen (1982) dalam SMA N 7 Surakarta.
Asmadi Asla (2003) penelitian
dengan pendekatan fenomenologi Teknik pengumpulan data
berusaha memahami makna dari merupakan langkah yang paling
suatu peristiwa atau fenomena yang utama dalam penelitian, karena
saling berpengaruh dengan manusia tujuan utama dari penelitian adalah
dalam situasi tertentu. Penelitian mendapatkan data. Dalam penelitian
fenomenologi berorientasi untuk ini, teknik pengumpulan data yang
memahami, menggali dan digunakan adalah wawancara
menafsirkan arti dari peristiwa- mendalam, observasi dan
peristiwa, fenomena-fenomena dan dokumentasi.
hubungan orang-orang yang biasa Uji validitas data digunakan
dalam situasi tertentu (Iskandar, berkaitan data dan informasi yang
2013: 206). Fenomenologi dikumpulkan dalam penelitian.
memandang perilaku manusia, apa Menurut Alias Baba dalam Iskandar
yang mereka katakan, apa yang (2013) “validitas adalah sejauh mana
mereka lakukan adalah sebagai suatu instrumen penelitian mengukur
produk dari bagaimana orang dengan tepat konstruk variabel
menafsir terhadap dunia mereka penelitian”. Sedangkan menurut
(Sutopo, 2002: 25). Afrizal validitas data yang terkumpul
dalam penelitian dapat pelajaran. Pengunakan LKS sebagai
mengambarkan realitas yang sarana atau sebuah metode dan
diharapkan oleh peneliti (2014: 167). strategi bagi seorang guru untuk
Dalam penelitian kualitatif bukan mencapai sebuah tujuan yang
jumlah informan yang menentukan diinginkan. Guru mata pelajaran
validitas data yang terkumpul memiliki sebuah pertimbangan dan
melainkan ketepatan dan kesesuaian perhitungan secara rasional dalam
sumber data dengan data yang memilih buku LKS sebagai satu-
diperlukan. Salah satu teknik untuk satunya acuan dan pedoman
memperoleh data yang valid dalam pembelajaran di kelas. Dari temuan
penelitian kualitatif adalah hasil penelitian, guru memilih
penggunaan teknik trianggulasi. menggunakan LKS dalam proses
Dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran di kelas didasarkan
trianggulasi sumber dan trianggulasai pada materi dan latihan soal yang
metode. terdapat di LKS dianggap lebih
lengkap dari pada materi dan latihan
HASIL PENELITIAN DAN soal yang ada dalam buku paket.
PEMBAHASAN Dengan demikian LKS merupakan
Dari temuan hasil penelitian, suatu alat yang praktis bagi guru
penggunaannya LKS digunakan guru maupun siswa dalam proses
sebagai bahan tugas, bahan diskusi pembelajaran di kelas, karena guru
kelompok, dan sebagai pemberian tidak perlu mencari tambahan materi
nilai siswa dalam proses pelajaran atau latihan soal yang akan
pembelajaran. Dalam LKS terdapat diberikan kepada siswa dan dalam
sekumpulan materi dan soal-soal mendapatkan materi pelajaran siswa
pembelajaran yang nantinya materi tidak perlu mencari referensi maupun
dan soal-soal tersebut akan buku lain selain LKS tersebut.
digunakan guru sebagai bahan Banyaknya materi dan latihan
materi, tugas, diskusi, dan pemberian soal yang ada di LKS ini juga
nilai. menjadi pertimbangan dari seorang
LKS merupakan central guru untuk menjadikan LKS sebagai
learning atau pusat pembelajaran di pengganti posisinya dalam mengajar.
kelas. Seorang guru menggunakan Dari temuan hasil penelitian, ketika
LKS sebagai alat untuk menciptakan guru mata pelajaran tidak bisa
dan meningkatkan keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran di
dalam melakukan diskusi kelompok, kelas maka posisi guru digantikan
menjawab pertanyaan atau soal dan oleh pemberian tugas dan latihan
memahami sebuah materi soal yang ada di LKS tersebut. Selain
pembelajaran serta meningkatkan itu LKS juga digunakan sebagai alat
kemampuan siswa dalam guru dalam memberikan nilai kepada
menyampaikan ataupun bertanya siswa, melalui; diskusi, latihan soal,
yang berkaitan dengan hasil diskusi maupun presentasi.
kelompok. LKS selalu menjadi pilihan
Penggunaan LKS sebagai guru sebagai sumber dan media
suatu tindakan rasionalitas pembelajaran di kelas. Siswa wajib
instrumental bagi seorang guru mata membeli LKS di setiap tahun ajaran
baru. Penggunaan LKS sudah dalam menyampaikan materi dan
menjadi tradisi atau budaya dalam membuat latihan soal berkurang,
dunia pendidikan khususnya di SMA karena LKS dianggap lebih praktis
N 7 Surakarta. Menurut Weber, dan lengkap dari buku paket. Selain
tindakan guru dalam itu LKS mampu menggantikan posisi
mempertimbangkan dan memilih guru dalam proses pembelajaran di
LKS sebagai sumber pembelajaran di kelas ketika guru tidak bisa mengikui
kelas merupakan tindakan proses pembelajaran. Sikap praktis
rasionalitas instrumental. dan budaya instan yang dimiliki guru
Dari temuan hasil penelitian, tersebut merupakan inti dari
dampak dari penggunaan LKS yaitu tindakan rasionalitas guru dalam
pembelajaran hanya bertumpu dan memilih LKS sebagai satu-satunya
berbasis pada LKS karena dalam sumber dan media pembelajaran di
kegiatan pembelajaran di kelas kelas.
seorang guru hanya menggunakan SIMPULAN DAN SARAN
LKS sebagai satu-satunya acuan dan A. SIMPULAN
pedoman dalam memberikan materi
maupun soal tanpa berusaha untuk Dari penelitian yang telah
menambah buku atau referensi lain. dilakukan, mengenai penggunaan
Penggunaan LKS dalam proses LKS dalam proses pembelajaran di
pembelajaran membuat guru tidak SMA N 7 Surakarta maka dapat
inovatif dalam membuat materi ditarik kesimpulan sebagai berikut:
maupun membuat latihan soal. Guru
1. LKS merupakan central
hanya mengandalkan materi dan
learning atau pusat
latihan soal yang jawaban dari soal
pembelajaran di kelas. Guru
tersebut sudah ada pada halaman
mengunakan LKS sebagai
sebelumnya. Guru menjadi malas
satu-satunya acuan dan
dalam membuat soal, baik itu soal
pedoman dalam kegiatan
harian maupun soal ujian semester.
belajar mengajar di kelas.
Penggunaan LKS ini juga
2. LKS dianggap lebih lengkap
berdampak pada siswa. Menurut
dan praktis bagi guru dan
temuan hasil penelitian, pengunaan
siswa dalam proses
LKS dalam proses pembelajaran
pembelajaran di kelas. LKS
membuat siswa menjadi tidak kritis,
menjadi alat untuk
dimana siswa hanya mengandalkan
membantu dan
LKS tersebut sebagai landasan untuk
mempermudah guru dalam
menjawab materi maupun soal yang
memberikan materi
diberikan oleh guru, baik itu latihan
pelajaran maupun dalam
soal, maupun ujian semester karena
pembuatan soal ujian.
jawaban dari soal-soal tersebut ada
3. Penggunaan LKS dalam
pada halaman sebelumnya.
proses pembelajaran
Penggunaan LKS dianggap
memiliki berbagai dampak,
sebagai sebuah langkah tepat bagi
baik berdampak bagi guru
seorang guru dalam proses
maupun siswa. LKS
pembelajaran di kelas. Dengan
membuat serta menjadikan
menggunakan LKS beban dari guru
guru dan siswa memiliki
budaya instan. LKS peraturan yang sudah
membuat guru kurang ditetapkan pada
inovatif dan malas dalam Peraturan Menteri
membuat soal. Guru kurang Pendidikan Nasional
inovatif dan malas dalam Republik Indonesia
membuat soal ini Nomor 2 Tahun 2008
dikarenakan dalam LKS tentang buku pasal
terdapat banyak latihan soal 11.
di dalamnya, jadi guru 2. Bagi Siswa
tinggal menyalin soal-soal a. LKS tidak digunakan
yang ada di LKS tersebut sebagai satu-satunya
untuk dijadikan soal ujian. sumber belajar
Dampak yang ditimbulkan b. Gunakan referensi
oleh penggunaan LKS lain dalam
dalam proses pembelajaran menyelesaikan latihan
ini juga terjadi pada siswa. soal. Karena soal-soal
Penggunaan LKS membuat yang terdapat dalam
siswa tidak kritis. Siswa LKS sudah tertera
justru menjadi jawabannya
ketergantungan kepada soal- dihalaman
soal yang ada di LKS dan sebelumnya
cenderung menghafal soal 3. Bagi Sekolah
dan jawaban yang ada di a. Sebaiknya sekolah
LKS tersebut. dapat menyediakan
B. SARAN buku-buku atau
1. Bagi Guru referensi lain yang
a. Diharapkan guru lebih bervariasi guna
memiliki penguasaan menambah wawasan
materi pelajaran yang ilmu pengetahuan
matang dan sesuai bagi guru dan siswa
dengan silabus dan serta mampu
RPP (Rancangan memperdalam materi-
Pelaksanaan materi pembelajaran.
Pembelajaran) yang b. Melengkapi koleksi
telah ditentukan. perpustakaan supaya
b. Sebaiknya guru siswa tidak terpaku
menggunakan sumber pada LKS
ajar atau referensi
yang bervariasi dan DAFTAR PUSTAKA
jangan menggunakan Moleong, Lexy J. (2011).
LKS sebagai pusat Metodologi Penelitian Kualitatif.
pembelajaran atau Bandung: REMAJA ROSDAKARI,.
central learning. Sugiono. (2013). Memahami
c. Sebaiknya guru tidak Penelitian Kualitatif. Bandung:
menjual LKS kepada ALFABETA
siswa, sesuai
Ritzer, Goerge. 2012. Teori Yogyakarta : Gajah Mada University
Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka
Press
Pelajar.
Patilima, Hamid. 2013. Metode
Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Affabeta, cv.
Johnson, Doyle. P, 1986. Teoti
Sosiologi Klasik dan Modern,
terjemahan Robert M.Z. Lawang dari
judul asli “Sosiological Theory
Classical Founders and
Contemporary Perspectives”.
Jakarta: Penerbit P.T. Gramedia
Lismawati. (2010). Pengoptimalan
Penggunaan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Sebagai Sarana Peningkatan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam di SMA. Raudlatul Ulum
Kapedi-Sumenep. Skripsi.
Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang.
Arsyad, A. (2009). Media
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers..
Andreski, Stanilav. (1996). Max
Weber : Kapitalisme, Birokrasi, dan
Agama. Yogyakarta : Tiara Wacana
Giddens, Anthony. (1985).
Kapitalisme dan Teori Sosial
Madern : Suatu Analisis Terhadap
Karya Tulis Marx Durkheim dan
Max Weber, Capitalism and Modern
Social Theory : an Analysis of
Writing of Max, Durkheim and Max
Weber. Jakarta : UI Press
Zeitlin, Irving. (1995). Memahami
Kembali Sosiologi : Kritik Terhadap
Teori Sosiologi Kontemporer.

Anda mungkin juga menyukai