Anda di halaman 1dari 9

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA SEKOLAH

DASAR MELALUI KEARIFAN LOKAL

Sarah Saripah¹, Fitriyani²


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pelita Bangsa¹
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pelita Bangsa²
sarahsaripah370@gmail.com¹, fitriyani@pelitabangsa.ac.id²

ABSTRAK
Pendidikan Karakter penting untuk ditanamkan pada anak usia Sekolah Dasar karena untuk membentuk
pribadi siswa agar memiliki nilai- nilai luhur bangsa dan dapat menjadi warga negara yang baik.
Pentingnya pendidikan karakter yang dapat dibentuk dan dikembangkan melalui nilai-nilai karakter yang
akan mendorong seseorang untuk mewujudkannya dalam bentuk tingkah laku sebagai suatu perbaikan
moral yang tidak terlepas dari faktor budaya dan lingkungan yang mempengaruhinya. Sumber alternatif
pendidikan nilai moral adalah kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai pedoman aktivitas sehari-hari
sebagai media pembentukan karakter yang bermakna dalam kehidupan sosial. Tujuan dari penulisan ini
adalah untuk menjelaskan bagaimana penerapan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal bagi siswa
sekolah dasar. Manfaat dari penulisan ini yaitu memberikan ide kreatif bagi guru untuk mengembangkan
materi pendidikan karakter bagi siswa selolah dasar yang berbasis kearifan lokal, memotivasi guru dan
orangtua untuk mengarahkan siswa menjadi pribadi yang cerdas dan berbudaya, dan memotivasi semua
pihak untuk melestarikan kekayaan budaya yang ada di daerah setempat. Metode penelitian ini
menggunakan studi literatur dengan metode pengumpulan data berupa analisis jurnal sebagai sumber
referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter berbasis kearifan lokal sangat penting
dalam membentuk karakter anak di masa mendatang.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Kearifan Lokal, Siswa Sekolah Dasar

ABSTRACT
Education Characters are important to cultivate pada children of elementary school because to form a
student’s personal to have the values of the nation’s moist and can be a good citizen. The importance of
character education that can be formed and developed through the values of characters that will encourage
a person to realize it in the form of behavioral behavior as a moral improvement that does not despite the
cultural and environmental factors that affect it. An alternative source of moral value education is local
wisdom that can be used as daily activity guidelines as a meaningful media in social life. The purpose of
this writing is to explain how the application of local wisdom-based character education for primary
school students. The benefit of this writing is to provide creative ideas for teachers to develop character
education materials for local wisdom-based basic students, motivate teachers and parents to direct
students to become a smart and cultural private, and motivate all parties to preserve cultural wealth in
local areas. This research method uses literature studies with data collection methods in the form of
journal analysis as reference sources. The results of research suggest that local wisdom-based character
education is very important in forming the future children's character.

Keywords: Character Building, Local Wisdom, Elementary School Students

1
A. Pendahuluan
Di era digital saat ini kemajuan teknologi sejak dini sudah terbiasa tidak peduli dengan
semakin berkembang pesat sehingga mengubah lingkungan sekitar, maka akan berimbas pada
pola kehidupan dalam berbagai aspek, tidak kehidupannya hingga dewasa. Padahal manusia
terkecuali dalam aspek pendidikan. Pendidikan adalah makhluk sosial, yang hidup
sebagai salah satu bidang kehidupan manusia, berdampingan baik dengan sesama manusia,
memiliki peran penting dalam menciptakan alam dan hewan- hewan di sekitar. Pelestarian
generasi manusia yang tangguh, berakhlak terhadap kekayaan alam dan budaya setempat
mulia, bermoral, berjiwa patriot, atau yang biasa disebut kearifan lokal perlu
bertanggungjawab, serta berorientasi ilmu ditanamkan kepada anak sejak usia Sekolah
pengetahuan dan teknologi yang semuanya Dasar. Dalam hal ini, Guru dapat memberikan
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang penguatan pendididkan karakter melalui materi
Maha Esa. Setiap pelajar dari berbagai jenjang yang bersumber dari aktivitas masyarakat,
pendidikan semakin akrab dengan produk budaya, dan potensi- potensi lain di
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lingkungan sekitar siswa.
untuk menunjang proses belajar. Mereka dengan B. Metode Penelitian
mudah menemukan informasi melalui internet, Jenis penelitian ini menggunakan metode
baik informasi dalam maupun luar negeri studi literatur. Metode studi literatur adalah
Penggunaan Teknologi Informasi dan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
Komunikasi pada peserta didik akan berdampak metode pengumpulan data pustaka, membaca
negatif pada perkembangan sosial anak seperti dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian
turunnya moral dan kurangnya ilmu (Zed, 2008:3). Studi literatur merupakan
pengetahuan peserta didik akibat penelitian yang dilakukan dengan cara mencari
penyalahgunaan teknologi. Salah satu contoh data atau informasi riset melalui, artikel, jurnal
dampak negatifnya, yaitu cara berpakaian yang ilmiah, buku-buku referensi ataupun internet
cenderung terbuka, dan meniru gaya kebarat- mengenai informasi yang membahas tentang
baratan. Selain itu, juga dapat menimbulkan pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar
sikap yang kurang sesuai dalam kehidupan melalui kearifan lokal.
bermasyarakat. Misalnya, siswa yang terlalu C. Hasil dan Pembahasan
sering bermain gadget dikhawatiran akan 1. Hakikat Pendidikan Karakter
memiliki sikap individualisme yang tinggi, dan Secara epistemologi kata character
kurang bersosisialisasi dengan teman dan berasal dari bahasa Yunani charassein, yang
lingkungan. Siswa akan melupakan permainan- berarti to engrave (melukis,
permaianan tradisional khas bangsa Indonesia menggambarkan) sama halnya seperti orang
dan cenderung memilih gadget dengan berbagai yang melukis kertas, memahat. Maka
kecanggihan yang ditawarkan (Karakter et al., character diartikan sebagai tanda atau ciri
2017). Oleh karena itu, penguatan pendidikan yang baik dalam semua aspek kehidupan
karakter sejak dini perlu diterapkan untuk (Sudrajat, 2011: 48). Pendidikan Karakter
membentuk karakter baik yang menjadi akhlak Menurut Lickona adalah segala usaha yang
sebagai nilai yang khas. dapat dilakukan untuk mempengaruhi
Dengan masuknya budaya asing yang karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui
dilakukan secara terus menerus, tidak menutup pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di
kemungkinan budaya bangsa Indoensia akan sini definisi pendidikan karakter yang
punah. Berdasarkan pandangan sosial, saat siswa

2
disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona 2. Pentingnya Pendidikan Karakter di
menyatakan bahwa pendidikan karakter Sekolah Dasar
adalah suatu usaha yang disengaja untuk Hal-hal yang berkaitan dengan
membantu seseorang sehingga ia dapat pendidikan karakter merujuk pada fungsi
memahami, memperhatikan, dan melakukan untuk membantu peserta didik dalam
nilainilai etika yang inti (Wigunadika, n.d.). memahami apa yang pantas dilakukan
Pendidikan merupakan suatu proses di mana dalam suatu situasi sehingga mereka bisa
suatu bangsa mempersiapkan generasi lebih otonom dan reflektif (Pendidikan &
mudanya untuk menjalankan kehidupan dan Setiabudhi, 2020). Segala sesuatu yang
untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif berhubungan dengan pendidikan karakter
dan efisien (Rahmat, n.d.). Menurut berkaitan dengan suatu usaha yang
Mahliana & Mustikarini (2013) Pendidikan disengaja dan proaktif untuk menanamkan
karakter adalah pendidikan yang mencakup nilai-nilai etika utama. Hal itu berkaitan
pendidikan nilai, budi pekerti, moral dan dengan program pendidikan karakter yang
watak yang bertujuan untuk dapat membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan peserta didik mengembangkan perilaku baik (Larson,
dalam memberi keputusan baik-buruk, 2009:3). Suksesnya pendidikan karakter
memelihara yang baik dan mewujudkan bergantung pada tiga elemen penting yaitu
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari prinsip, proses, dan prakteknya dalam
dengan sepenuh hati (Education et al., pembelajaran. Nilai-nilai yang diajarkan
2021). harus terintegrasi dalam kurikulum
Tujuan pendidikan karakter adalah sehingga peserta didik mampu memahami
memperbaiki watak pribadi individu, artinya maksud nilai serta menerjemahkannya
pendidikan karakter bertujuan untuk dalam tindakan nyata. Pendidikan karakter
memperbaiki kebiasaan, watak, dan karakter tidak akan sukses tanpa ada dukungan
pada anak-anak (Novriza et al., n.d.). Pada seluruh komponen sekolah. Mulai dari
umumnya pendidikan karakter bertujuan kepala sekolah, guru, orang tua, masyarakat
menekankan pada keteladanan, penciptaan sekitar, serta para karyawan sekolah yang
lingkungan dan pembiasaan melalui akan mendukung dan menciptakan suasana
berbagai tugas keilmuan dan kegiatan tertanamnya nilai-nilai baik.
kondusif. Pendidikan karakter bertujuan 3. Kearifan Lokal
untuk membantu siswa memperoleh atau Kearifan lokal berasal dari dua kata
memperkuat sifat-sifat seperti: rasa hormat, yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local).
tanggung jawab, dan kejujuran agar menjadi Secara umum maka local wisdom (kearifan
warga negara yang lebih bertanggung jawab. setempat) dapat diartikan sebagai gagasan-
Adapun nilai-nilai karakter berlandaskan gagasan setempat (local) yang bersifat
budaya bangsa, diantaranya yaitu religius, bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, masyarakatnya (Novilasari et al., 2018).
semangat kebangsaan, cinta tanah air, Kearifan lokal adalah segala bentuk
mengharga prestasi, bersahabat/komunikatif, kebijaksanaan yang didasari oleh nilai–nilai
cinta damai, gemar membaca, peduli kebaikan yang dipercaya, diterapkan dan
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung senantiasa dijaga keberlangsungannya
jawab (Rasyid, n.d.) dalam kurun waktu yang cukup lama

3
(secara turun temurun) oleh sekelompok perancangan kota (Respandi, 2009)
orang dalam lingkungan atau wilayah dimaksudkan untuk (1) menjaga kelestarian
tertentu yang menjadi tempat tinggal kearifan lokal dengan menjaga norma adat
mereka. dan tradisi budaya sebagai bagian dari
Kearifan lokal memiliki hubungan peraturan perundangan, (2) proses
yang erat dengan kebudayaan tradisional perencanaan penataan lingkungan hunian
pada suatu tempat, dalam kearifan lokal dan kawasan produktif lainnya, (3)
tersebut banyak mengandung suatu menetapkan kawasan pusaka budaya
pandangan maupun aturan agar masyarakat sebagai kawasan strategis untuk
lebih memiliki pijakan dalam menentukan kepentingan sosial- budaya sesuai dengan
suatu tindakan seperti perilaku masyarakat kriteria yang ditetapkan, dan (4)
sehari-hari. Tradisi dan nilai-nilai adat yang mendorong berkembangnya kegiatan yang
membentuk pola hidup masyarakat mampu dapat menunjang karakter dan kualitas
untuk bisa bertahan ditengah gempuran kawasan pusaka.
budaya modernisasi dan tentunya untuk 5. Konsep Penanaman Karakter Bangsa
generasi selanjutnya bisa memegang teguh Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah
warisan budaya dari nenek moyangnya. Strategi yang digunakan sebagai suatu cara
Tradisi lokal yang berupa adat nilai-nilai untuk memperoleh kesuksesan dan
adalah sebuah tuntunan dan identik dengan keberhasilan dalam mencapai pembantukan
pendidikan, karena budaya mengandung karakter bangsa. Program sekolah yang
nilai edukasi, falsafah dan seni tentang dapat dilakukan untuk menanamkan
semua aspek kehidupan sosial masyarakat karakter bangsa berbasis kearifan lokal
dan tatanan hidup. (Alhafizh Mahardika, 2017).
Seluruh kebudayaan lokal yang berasal 1) Program sekolah berbasis kearifan lokal
dari suku-suku di Indonesia merupakan Sekolah dapat membuat program yang
bagian integral dari kebudayaan Indonesia. berbasiskan pada seni dan budaya lokal
Simbolisasi tersebut dapat digambarkan yang ada. Dengan program sekolah yang
melalui lagu daerah, kerajinan tangan, berbasis kearifan lokal, nilai karakter
tarian, rumah adat, dan potensi pariwisata bangsa dapat diperoleh siswa baik
daerah. secara sadar maupun tidak. Program
4. Tujuan Melestarikan Kearifan Lokal yang dilakukan secara terus menerus
Berdasarkan cakupan ruang lingkup akan berdampak pada karakter siswa
kearifan lokal yang luas, maka tak mudah dalam mengenal dan mencintai kearifan
secara tegas menyebutkan tujuan lokal yang ada di lingkunganya.
melestarikan kearifan lokal. Namun 2) Budaya sekolah
demikian, secara umum kearifan lokal Budaya sekolah ialah nilai-nilai, tradisi,
merupakan keberagaman produk budaya prinsip, dan kebiasaan yang terbentuk
yang secara potensi perlu dilestarikan dalam kegiatan yang berlangsung dan
(Iswatiningsih, 2019). Oleh karena itu, dikembangkan di sekolah serta
tujuan melestarikan kearifan lokal dapat dilaksanakan oleh seluruh warga
dilihat dari kepentingan estetis, fungsional, sekolah sehingga akan mendorong
ekonomi dan nilai produktif lainnya. munculnya sikap dan perilaku warga
Tujuan melestarikan kearifan lokal sekolah (Zambroni, 2011: 111).
dalam perspektif perencanaan dan Pendidikan kearifan lokal dan

4
pendidikan karakter bangsa harus yang menekankan pada pengenalan budaya
menjadi unsur yang ada dalam budaya lokal yang isi dan media penyampaiannya
sekolah. kearifan lokal dapat dikaitkan dengan lingkungan sosial dan
dikembangkan menjadi 3 unsur budaya lingkungan budaya serta kebutuhan
sekolah yaitu budaya akademik, kultur pembangunan daerah setempat yang perlu
sosial budaya lokal dan kultur diajarkan kepada para pemuda (Rasyid,
demokratis dalam mewujudkan n.d.). Pengadaan sanggar seni budaya di
pendidikan karakter bangsa berbasis sekolah-sekolah sebagai sarana
kearifan lokal. merealisasikan bakat juga sebagai hiburan
6. Kearifan Lokal Pembentuk Karakter para pelajar, juga dipandang perlu untuk
Pendidikan karakter berbasis kearifan meningkatkan pengetahuan dan kecintaan
lokal menjadi salah satu solusi alternative para pemuda pada kebudayaan lokal di
bagi pelaksanaan pendidikan karakter sesuai daerahnya sendiri. Permainan-permainan
keunggulan lokal yang dimiliki masing- tradisional yang hampir punah juga
masing daerah dalam mencegah dan sebaiknya diekspos kembali. Gasing,
mengurangi pergeseran nilai kemanusiaan misalnya. Sebagai permainan tradisional,
yang ada di Indonesia. Hal ini sejalan gasing dapat membawa banyak manfaat dan
dengan fungsi pendidikan nasional yaitu perlu dilestarikan karena mengandung nilai
mengembangkan kemampuan dan sejarah, dapat dijadikan simbol atau maskot
membentuk watak serta peradaban bangsa daerah, dijadikan cabang olahraga yang
yang bermartabat dalam rangka dapat diukur dengan skor dan prestasi dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mengandung nilai seni. Dan masih banyak
mengembangken potensi peserta didik agar lagi permainan-permainan tradisional yang
menjadi manusia manusia yang beriman dan mengandung unsur kekompakan tim,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran, dan mengolah otak selain
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, berfungsi sebagai hiburan juga untuk
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara menanamkan kecintaan pelajar pada budaya
yang demokratis serta bertanggung jawab lokal di daerah.
(Nur Fadillah, 2015). 7. Penguatan Pendidikan Karakter melalui
Upaya membangun karakter pemuda Kearifan Lokal di Sekolah Dasar
berbasis kearifan budaya lokal sejak dini Guru memiliki peran penting dalam
melalui jalur pendidikan dianggap sebagai mengembangkan pendidikan karakter karena
langkah yang tepat. Sekolah merupakan guru merupakan agen pembaharu dan
lembaga formal yang menjadi peletak dasar memiliki peran sentral dan pembelajaran.
pendidikan. Pendidikan di ekolah Guru harus berkomitmen untuk
merupakan bagian dari sistem pendidikan mengembangkan karakter siswa berdasarkan
nasional yang memiliki peranan yang amat nilai- nilai karakter serta mampu
penting dalam meningkatkan sumber daya mendefiniskan dalam bentuk perilaku yang
manusia. Melalui pendidikan di sekolah dapat diamati dalam kehidupan sekolah
diharapkan akan menghasilkan sumber daya sehari- hari. Namun yang paling penting
manusia Indonesia yang berkualitas. tentunya guru juga harus berkarakter yang
Contoh implementasi kecil yang dapat baik, mengingat guru merupakan teladan
direalisasikan di sekolah misalnya dengan bagi siswa. Guru yang professional dan
mengadakan kegiatan-kegiatan kesiswaan berkarakter adalah guru yang mampu

5
menjalankan tugasnya secara baik dan berupa daun cengkeh dan dapat juga
menginternalisasikan nilai- niliai positif dijadikan sebagai ladang usaha. Penyulingan
kepada siswanya. minyak daun cengkeh ini adalah dari daun
Berdasarkan hakikat dari Kurikulum cengkeh yang berserakan ini hanya akan
2013 bahwa unsur yang paling banyak menjadi sampah yang menumpuk apabila
diberikan pada siswa Sekolah Dasar adalah tidak dimanfaatkan dengan baik. Daun
pada aspek afektif, karena pendidikan dasar cengkeh yang sudah berjatuhan ini
merupakan fondasi bagi siswa untuk belajar meskipun nantinya akan menjadi pupuk bagi
secara utuh dalam rangka menyiapkan diri tanah sekitar, namun tetap saja jika tidak
menuuju kehidupan bermasyarakat, baik segera lapuk, akan menimpulkan
lokal, nasional maupun global. Untuk itu penumpukan sampah daun cengkeh di
guru perlu memiliki komitmen dan sekitar kebun. Melihat situasi ini, warga
konsekuensi dalam mempersipakan siswa mempunyai keinginan untuk membersihkan
menghadapi berbagai tantangan kehidupan sampah daun cengkeh yang sangat banyak di
global. Hal ini sejalan dengan pernytaan kebun. Kemudian mempunyai inisiatif untuk
Semiawan (2008) bahwa konsekuensi dalam melakukan daur ulang daun cengkeh agar
penyiapan sumber daya manusia, harus berkurang jumlah sampah daun cengkeh di
bersifat realistik karena globalisasi menjadi kebun. Selain itu, jumlah air di desa ini
tantangan yang terkait dengan daya saing cukup melimpah. Sehingga menunjang
dan prakarsa. Pengembangan materi keinginan untuk melakukan penyulingan
pembelajaran di sekolah dasar, khususnya minyak daun cengkeh. Selanjutnya,
materi bermuatan IPS dapat dikembangkan terbentuklah aktivitas penyulingan daun
dengan memanfaatkan kearifan lokal yang cengkeh. Minyak cengkeh yang dihasilkan
ada di masyarakat. dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
Guru dapat merencanakan kegiatan atau obat-obatan tertentu, bahan baku sabun,
tugas-tugas yang diberikan kepada siswa, bahan baku parfum, sebagai obat anti
yang bersumber dari kearifan lokal nyamuk, dan lain-lain. Selain itu, minyak
masyarakat sekitar. Kegiatan yang hasil penyulingan tersebut diekspor hingga
bersumber dari kearifan lokal setempat ke eropa.
dapat diaplikasikan dengan adanya kegiatan Ada beberapa hal penting yang dapat
observasi disertai tugas tentang pelaporan menjadi implikasi materi kearifan lokal
hasil observasi. Selain itu, jika kegiatan terhadap pembelajaran di Sekolah Dasar
observasi atau studi lapangan belum dalam kaitannya dengan pendidikan
memungkinkan, guru dapat memberikan karakter. Pertama, dari segi sosial,
bacaan atau teks tentang kearifan lokal yang penyulingan daun cengkeh membutuhkan
ditunjang dengan media gambar dan video, banyak petani dalam proses pengumpulan
supaya siswa dapat memiliki deskrispi yang bahan baku utama penyulingan. Karakter
jelas tentang kearifan lokal setempat siswa. baik yang ditonjolkan dari kegiatan ini
Salah satu contoh kearifan lokal yang adalah kerja sama, guyub rukun, saling
dapat diintegrasikan ke dalam materi tolong menolong. Selain itu, hubungan jual
pembelajaraan di Sekolah Dasar adalah beli yang dilakukan antar petani dengan
tentang usaha penyulingan minyak daun pembeli akan memunculkan karakter saling
cengkeh. Usaha penyulingan ini menjadi menghargai. Kedua, dari segi ekonomi,
usaha melestarikan sumber daya alam kegiatan penyulingan ini mampu membuka

6
lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. di dalam kelas. Secara rutin, guru dapat
Usaha ini tidak memerlukan keahlian khusus mengajarkan ke siswa secara langsung untuk
hanya membutuhkan ketelatenan, kerja mempraktekkan nilai- nilai luhur tersebut
keras dan ulet. Karakter-karakter ini perlu dalam kehidupan sehari- hari. Pembiasaan
untuk dijelaskan ke siswa, dengan merupakan upaya yang dapat dilakukan
ditunjukkan gambar proses penyulingan dalam pendidikan karakter. Apabila
minyak cengkeh yang dialukan oleh pekerja. pembiasaan dilakukan secara terus menerus
Jika observasi langsung, siswa lebih dan berkelanjutan, maka akan nampak
kontekstual dan dapat merasakan karakter kultur. Pembiasaan yang dilakukan di
ulet dan siap bekerja dalam hawa panas saat sekolah tentu tidak luput dari adanya contoh
kegiatan pembakaran. Ketiga, dari segi atau teladan. Guru sebagai panutan harus
lingkungan daun cengkeh yang berserakan memeberikan contoh yang baik, sehingga
di hutan, yang awalnya dianggap sebagai siswa dapat meneladani sikap atau karakter
sampah yang tidak berguna ternyata mampu baik dari guru.
diolah dengan baik dan tepat. Sehinggan D. Simpulan
dengan penyulingan ini pula, maka keadaan Pendidikan karakter sebagai salah satu aspek
lingkungan menjadi lebih bersih. terpenting dalam menciptakan sumber daya
Selain itu, untuk meningkatkan mansuia yang berkualitas. Guru harus
kesuburan tanaman kebun yang lain dapat menanamkan pendidikan karakter sejak
digunakan limbah abu pembakaran sisa pendidikan dasar, agar siswa memiliki pondasi
penyulingan minyak daun cengkeh. yang kuat dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga keadaan tanah menjadi subur, dan Penguatan pendidikan karakter melalui kearifan
tanaman menjadi lebih cepat subur karena lokal perlu dilakukan oleh guru agar siswa
mendapat asupan nutrisi dari pupuk sisa semakin mengenali lingkungan setempat dan
penyulingan minyak daun cengkeh. Karakter semakin cinta dengan budaya bangsanya sendiri.
peduli lingkungan dapat ditunjukkan dalam Dalam pengembangan materi kearifan lokal
mengkaji kegiatan penyulingan minyak diharapkan guru harus kreatif dalam memadukan
cengkeh ini. Pembelajaran melalui observasi antara kearifan lokal dengan materi di Sekolah
tersebut merupakan salah satu bentuk Dasar. Materi yang bersumber dari kearifan
pembelajaran kontekstual. Suprijono (2009) lokal setempat siswa dapat menjadikan
berpendapat bahwa pembelajaran pembelajaran kontekstual dan bermakna.
kontekstual memusatkan pada bagiamana Sehingga perlu upaya dan komitmen terus
siswa mengerti makna dan manfaat dari menerus untuk menerapkan pendidikan karakter
materi yang dipelajari. Hal ini diperkuat berbasis kearifan lokal. Sehingga pada akhirnya,
pendapat Syukri (2010) yang menyatakan pendidikan di Indonesia memiliki pancaran
bahwa pembelajaran dengan pendekatan keunggulan lokal ditengah budaya global.
kontekstual memiliki tujuan dan komponen E. Daftar Pustaka
yang sangat mendukung bagi terlaksananya [1] Afrida, T. (2020). Membangun
nilai- nilai karakter bangsa. Pendidikan Karakter Di Sekolah
Dari segi pembelajaran, kegiatan belajar
Melalui Kearifan Lokal. Jurnal
outdoor ini dapat menjadikan pembelajaran
Pendidikan Dasar Setiabudhi, 3(2), 86-
lebih bermakna dan berkesan. Nilai- nilai
yang terkandung dalam kearifan lokal 95.
tesebut, tidak hanya ditanamkan secara teori [2] Alhafizh, M. (2017). Penanaman

7
Karakter Bangsa Berbasis Kearifan [10] Muktadir, A., Agustrianto. (2014).
Lokal Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Pengembangan Model Mata Pelajaran
Kewarganegaraan, 7(2), 16-27. Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal
Untuk Meningkatkan Karakter Di
[3] Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan
Sekolah Dasar Provinsi Bengkulu.
Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 318-331.
Sosio Didaktika, 1(2), 124-130. [11] Novilasari, S.(2018). Pendidikan
Fadillah, N. (2015). PENANAMAN Karakter Pada Pembelajaran Ips
PENDIDIKAN KARAKTER Berbasis Kearifan Lokal Di Sekolah
BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI Dasar. Prosiding Seminar Nasional
SEKOLAH DASAR. 1-7. Fakultas Ilmu Sosial Universitas
[4] Imam, S. (2012). Pengembangan Negeri Medan, 2, 652-655.
Pendidikan Karakter Dan Budaya [12] Novriza, Happri Dhewantoro, Setya
Bangsa Berwawasan Kearifan Lokal. Yogyakarta, Universitas Negeri.
Jurnal Pendidikan Karakter, (1), 1-13. Implementasi Pendidikan Karakter
[5] Iswatiningsih, D. (2019). Penguatan Berbasis Kearifan Lokal Pada
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai- Pembelajaran Ips. 201-206
Nilai Kearifan Lokal di Sekolah. 3(2), [13] Nuraini, A. (2012). Mengembangkan
155–164. Karakter Peserta Didik Berbasis
[6] Lestariningsih, N. (2017). Kearifan Lokal Melalui Pembelajaran
Pengembangan Bahan Ajar Tematik- Di Sekolah. Jurnal Pendidikan
Integratif Berbasis Kearifan Lokal Sosiologi Dan Humaniora, 3(2), 106-
Untuk Meningkatkan Karakter Peduli 119.
Dan Tanggung Jawab. Jurnal [14] Purwastuti, L. A., & Lickona, S. (n.d.).
Pendidikan Karakter, 7(1), 86-99. A MODEL OF CHARAKTER
[7] Miranti, A., Lilik, Winarni, R., Surya, EDUCATION BASED ON LOCAL
A. (2021). Representasi Pendidikan EDUCATION WISDOM.
Karakter Berbasis Kearifan Lokal [15] Putri, R. (2017). Penguatan Pendidikan
dalam Motif Batik Wahyu Ngawiyatan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar
sebagai Muatan Pendidikan Senirupa di Melalui Kearifan Lokal. JPSD, 3(2),
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(2), 201-214.
546-560. [16] Rasyid, R. E. (n.d.). Pendidikan
[8] Muazimah, A., Wahyuni, I. W. (2020). karakter melalui kearifan lokal. 279–
Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan 286.
Lokal Melalui Permainan Tradisional [17] Rosala, D. (2016). Pembelajaran Seni
Tarik Upih Dalam Meningkatkan Budaya Berbasis Kearifan Lokal Dalam
Motorik Kasar Anak. Jurnal Upaya Membangun Pendidikan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3(1), Karakter Siswa Di Sekolah Dasar.
70-76. Jurnal Seni dan Desain Serta
[9] Mujiburrahman. (n.d). Pendidikan Pembelajarannya, 2(1), 17-26.
karakter siswa berbasis kearifan lokal di [18] Sakman, Syam, S. (2020). Penguatan
aceh. 138–149.
8
Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Lokal Bagi Peserta Didik Di Sekolah.
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-
ilmu Sosial, 15(2), 101-111
[19] Wahyuni, D. E. (2016). “
Pengembangan Pendidikan Karakter
Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam
Era MEA ” SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN 2016, 1, 19-24.
[20] Wigunadika, I. W. S. (2018).
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT
BALI. 2(2), 91–100.

Anda mungkin juga menyukai