Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

DISKUSI PANEL

TEMA :

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN


BAM

JUDUL:

PEMBELAJARAN BAM DAPAT MEMBENTUK


KARAKTER PESERTA DIDIK

OLEH :

Drs. H. YAZIRMAN MURAD, M. Pd

PEKAN KEGIATAN LKAAM PROVINSI SUMATERA BARAT

SENIN, 15 DESEMBER 2014

HOTEL PANGERAN CITY

2014
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang mengutamakan pembentukan karakter yang dicanangkan
oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan dirasa sebagai suatu gebrakan yang
baik. Namun faktanya, untuk mewujudkan generasi yang berkarakter rasanya masih
mengalami kesulitan. Berbagai macam upaya yang dilakukan oleh pendidik ataupun
lembaga pendidikan masih belum bisa berjalan sesuai harapan. Masih banyak kita
jumpai para pelajar yang membolos sekolah, tawuran, kebut-kebutan dijalan,
melakukan tindakan kriminal, dan sebagainya. Kita tidak bisa sepenuhnya
menyalahkan pelajar tersebut karena banyak faktor yang membuat pelajar melakukan
hal-hal yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma. Sudah selayaknya semua pihak
yang peduli terhadap generasi penerus bangsa ini terus berupaya untuk memperbaiki
karakter para peserta didik.
Salah satu cara untuk mewujudkan peserta didik yang berkarakter yaitu dengan
menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal yang terintegrasi pada mata
pelajaran Budaya Alam Minangkabau. Dengan pembelajaran Budaya Alam
Minangkabau, maka peserta didik akan tetap menjaga nilai-nilai budaya dari leluhur
dan tetap memiliki karakter sesuai dengan budaya yang terdapat di tanah leluhurnya.
Pembelajaran Budaya Alam Minangkabau merupakan upaya untuk mengintegrasikan
budaya lokal dalam proses pendidikan yang mana proses pendidikan tidak hanya fokus
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi melainkan juga dengan mempelajari budaya
lokal.
Muatan lokal saat ini memang sudah diterapkan dalam kurikulum. Namun pada
praktiknya, ada hal yang perlu diingat bahwasanya pembelajaran Budaya Alam
Minangkabau ini bisa kita implementasikan dengan mempelajari keseluruhan dari
kebudayaan daerah Minangkabau yang mencakup filosofi, nilai-nilai, pembelajaran
moral, sopan santun, tradisi, adat istiadat, dan lain sebagainya. Selain itu sebaiknya
pembelajaran Budaya Alam Minangkabau tidak hanya mengedepankan aspek kognitif
saja, akan tetapi dengan menanamkan sikap dan berperilaku sesuai dengan budaya
lokal sehingga terbentuklah peserta didik yang berkarakter sesuai dengan budaya
Minangkabau.
B. Tujuan
Dalam makalah ini menjelaskan bagaimana peran Pembelajaran Budaya Alam
Minangkabau dalam membentuk karakter peserta didik serta terwujudnya kesadaran
akan arti pentingnya karakter dalam menghadapi arus globalisasi. Meningkatkan
kesadaran budaya yang ditandai dengan sikap saling menghormati dan menghargai
serta terbentuknya nilai-nilai yang positif dan produktif bagi peserta didik.

C. Pembahasan
Sebelum membahas materi “Pembelajaran BAM dapat membentuk karakter
peserta didik”, kita harus mengetahui makna pembelajaran terlebih dahulu.
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Dimana belajar adalah aktifitas yang disengaja
dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak
yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu,
atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. (M. Djauhar Siddiq, 2008: 3).
B.F. Skinner dalam Nabisi Lapono berpendapat (2008: 28) bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar
diubah oleh kondisi lingkungan. Nana Sudjana (1987:28) berpendapat, belajar bukan
menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,
pemahamannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada
pada individu.
Berdasarkan teori belajar (M.Djauhar Sidik, 2008:3), B.F.Skinner dalam Nabisi
Lapolo (2008:28), Nana Sudjana (1987:28), dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang disengaja oleh individu yang membawa perubahan tingkah laku,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang karena berinteraksi dengan
lingkungan.
Sedangkan pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa
(Yudhi Munadi , 2008: 4). Menurut M. Djauhar Siddiq (2008:9) pembelajaran adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran
merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga
profesional yang dipersiapkan untuk itu.
Berdasarakan teori pembelajaran (Yudi Munadi (2008:4), (M.Djauhar Siddiq
(2008:9) dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan usaha-usaha yang
terencana yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Proses pembelajaran formal terjadi melalui pendidikan. Namun, pendidikan
hanya berfungsi sebagai institusi, lembaga dan wahana saja. Sedangkan isi dari
pendidikan itu sendiri adalah kebudayaan. Pendidikan dapat dianalogikan sebagai
kotak atau “box”, dan sedangkan isi “content” dari kotak tersebut adalah kebudayaan.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran berguna untuk
membudayakan peserta didik melalui lembaga pendidikan.
Budaya itu sendiri merupakan hasil cipta karsa manusia yang berguna dalam
kehidupannya sehari-hari. Sedangkan Alam Minangkabau merupakan sebutan orang
Minangkabau terhadap tanah leluhurnya. Jadi, Budaya Alam Minangkabau berarti
hasil cipta karsa orang Minangkabau di tanah leluhurnya yang berguna dalam
kehidupannya. Hasil daya cipta itu dapat berupa benda maupun yang bukan benda
seperti nilai-nilai, aturan-aturan, norma-norma, dan adat kebiasaan.
Mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau memuat hal-hal pokok tentang
Budaya Alam Minangkabau. Bahan kajian mata pelajaran ini dipilih dan ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan siswa dan masyarakat serta relevansinya dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi, tujuan dari mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau
agar siswa mengenal, memahami, menghayati, mengapresiasi dan menerapkan nilai-
nilai budaya alam Minangkabau dalam kehidupannya sehari-hari.
Fungsi dari mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau yaitu memberikan
pengetahuan dasar terhadap siswa tentang Budaya Alam Minangkabau sebagai bagian
budaya nasional, memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap
Alam Minangkabau dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap budaya nasional,
mendorong siswa agar menghayati dan menerapkan nilai-nilai Budaya Alam
Minangkabau yang relevan dalam kehidupannya, serta memberi dorongan kepada
siswa untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan Budaya Alam Minangkabau
dalam rangka memupuk berkembangan budaya nasional.
Pembelajaran Budaya Alam Minangkabau merupakan wadah bagi pembangunan
dan pembentukan karakter peserta didik, serta sarana bagi pembentukan sikap yang
berkualitas sehingga mampu menghadapi perkembangan zaman secara baik. Menurut
Ditjen Kemendiknas, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi cirri
khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang erkarakter baik adalah individu yang
bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia buat.
Sumatera Barat merupakan satu-satunya daerah di nusantara ini yang
menetapkan pembelajaran muatan lokal budaya yaitu Budaya Alam Minangkabau
sebagai pilihan utama. Berbeda dengan daerah di provinsi lain yang umumnya
menetapkan bahasa daerah, kesenian, atau spesifikasi daerah masing-masing sebagai
mata pelajaran mulok. Mata Pelajaran BAM ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan adat istiadat bagi generasi sekarang yang sekaligus dapat berpengaruh
pada kepribadian peserta didik sesuai dengan aturan dan norma adat yang berlaku.
Pembelajaran BAM merupakan dasar dalam pembentukan dan penanaman nilai
budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda secara formal. Secara normatif
tujuannya adalah supaya generasi muda Minangkabau dapat menjadi penerus tradisi,
adat istiadat, dan budaya Minangkabau kedepannya. Secara formal, tujuan
pembelajaran BAM dapat dilihat dari dua dimensi yang berbeda: (1) mengembangkan
kekokohan identitas cultural individu, dan (2) mengembangkan kekokohan orientasi
individu. Kedua dimensi itu sama pentingnya dan saling terkait (Agustina, 2005).
Dimensi pertama bertujuan mengembangkan jati diri individu yang tangguh, tanggap,
dan tanggon. Tangguh artinya kokoh, memiliki akar pijakan cultural yang jelas.
Tanggap artinya memiliki kearifan dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan
dan masyarakat budaya disekitarnya. Tanggon artinya tidak mudah diombang-
ambingkan suasana, keadaan, atau perkembangan masa. Dimensi kedua dimaksudkan
untuk mengembangkan kejelasan dan kekokohan orientasi cultural individu sebagai
arah yang akan dituju individu, yaitu sebagai manusia yang memahami apa, siapa
dirinya, mau ke mana, dan harus bagaimana dalam berpikir, berbuat, serta bersikap
yang sesuai dengan budaya Minangkabau dalam tatanan nilai-nilai lokal, regional,
nasional, maupun tatanan nilai-nilai universal (Nursai, 2010: 27).
Dalam ruang lingkup pembelajaran BAM muatan materi tentang bahasa
merupakan bagian dari budaya itu sendiri. Penjabaran Kato nan Ampek adalah salah
satu cara memberikan pemahaman budaya dengan tujuan akhir pembentukan karakter
dengan pribadi yang santun. Santun dalam komunikasi verbal adalah wujud dan
implementasi dari pembelajaran BAM yang didapatkan peserta didik. Menanamkan
nilai-nilai moral secara formal tentulah berawal dari tingkat pendidikan dasar ketika
anak mulai mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu
mata pelajaran BAM juga membahas mengenai batas-batas wilayah Minangkabau,
sistem kekerabatan Minangkabau, kepemimpinan dalam Masyarakat Minangkabau, ,
kelarasan di Minangkabau, falsafah Minangkabau, aneka ragam karya sastra di
Minangkabau, kesnian tradisional Minangkabau dan lain sebagainya.

D. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan hal
yang sangat penting karena kebudayaan adalah isi dari pendidikan. Pendidikan hanya
berperan sebagai wahana, lembaga atau institusi saja. Yang membedakan kualitas
pendidikan suatu daerah dengan daerah lainnya adalah nilai-nilai budaya yang
diterapkannya. Sebagai orang Minangkabau, kita wajib mengajarkan nilai-nilai budaya
leluhur kita kepada peserta didik melalui pembelajaran BAM. Pembelajaran Budaya
Alam Minangkabau ini dapat membentuk karakter peserta didik melalui nilai-nilai
budaya yang diajarkan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai