Anda di halaman 1dari 2

1. Apa makna kata ‘menuntun’ dalam proses pendidikan anak bagi saya?

Menuntun dalam konteks proses pendidikan anak adalah memberikan arahan, petunjuk, dan
dukungan yang dibutuhkan untuk membantu peserta didik tumbuh dan berkembang dengan
cara yang positif. Seorang pendidik yang kompeten sering kali menjadi panutan bagi peserta
didiknya, memberikan contoh perilaku yang positif, mempromosikan nilai-nilai yang baik, dan
mendorong etika yang benar. Seorang guru harus memperhatikan karakter masing-masing
peserta didik dalam memberikan tuntunan. Seorang guru bukan hanya mentransfer ilmu dan
materi kepada muridnya, melainkan juga sebagai role model dan menyampaikan adab serta
tata krama kepada murid.

2. Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks


sosial budaya (nilai-nilai luhur budaya) di daerah saya? Apa
dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan anak yang
relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?
kata “menuntun” yang saya maknai terhadap budaya yaitu bagaimana peserta didik
belajar dengan berdasarkan budaya pada kehidupan mereka, 3 pilar yang menjadi
acuan budaya yaitu:
"Ing Ngarso Sung Tuladha" (Contoh dari Depan): Saya berupaya menjadi teladan
dengan mengamalkan nilai-nilai budaya yang positif dan etika, menghormati adat
istiadat lokal, dan memberikan teladan yang baik kepada peserta didik serta
masyarakat di sekitar saya.
"Ing Madya Mangun Karso" (Berada di Tengah dalam Memotivasi): Saya secara
aktif mendorong peserta didik dan komunitas untuk terlibat dalam kegiatan yang
mendukung nilai-nilai budaya, seperti acara budaya, proyek komunitas, dan
organisasi yang berkomitmen pada pelestarian budaya daerah.
"Tut Wuri Handayani" (Mendukung dari Belakang): Saya memberikan dukungan
sepenuh hati kepada peserta didik dan generasi muda dalam menjalankan budaya
dan nilai-nilai luhur budaya. Saya mendukung pendidikan lokal yang
mempromosikan warisan budaya dan menyediakan sumber daya yang diperlukan
untuk pendidikan yang berakar pada budaya lokal.
relevansi yang dapat saya lakukan dalam mewujudkan dalam konteks budaya lokal
yaitu

1. Memperkenalkan budaya daerah lokal kepada peserta didik dan melestarikannya


2. merancang pembelajaran yang mengadaptasi budaya lokal,
3. Mendorong siswa untuk aktif mengeksplorasi, meresapi, dan memahami warisan
budaya mereka dengan melibatkan mereka dalam kegiatan seperti mengunjungi
tempat-tempat bersejarah, mewawancarai anggota komunitas yang
berpengalaman, serta ikut serta dalam upacara atau kegiatan

3. Mengapa pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan


kodrat zaman?

Pendidikan anak adalah salah satu aspek penting dalam pembentukan


generasi masa depan. Agar pendidikan anak dapat berhasil dengan baik,
penting untuk mempertimbangkan dua aspek penting, yaitu kodrat alam dan
kodrat zaman. Kodrat alam merujuk pada fitrah atau sifat-sifat dasar yang
dimiliki oleh manusia sejak lahir, dimana koadrat alam juga berkaitan dengan
alam dan ligkungan tempat peserta didik hidup. Mempelajari kodrat alam
akan memberikan pemahaman tentang kepribadian dan potensi anak,
mengembangkan moral dan etika serta dapat mengembangkan kemampuan
bersosialisasi.
begitu pula dengan mempertimbangkan kodrat zaman, peserta didik dapat
menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital, dan mampu menghadapi
tantangan global karena zaman itu sifatnya dinamis dan selalu berkembang
sehingga harus senantiasa beradaptasi.

4. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang memerdekakan


murid” dengan peran saya sebagai pendidik?

Pemikiran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara menjadi dasar penting


bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, dimana pendidikan menekankan
bahwa setiap peserta didik memiliki karaktristik yang berbeda-beda.
Relevansi pemikiran KHD dengan peran saya sebagai pendidik yaitu
pemahaman akan hak asasi manusia dimana pendidikan mengajarkan hak
belajar dari yang sama setiap peserta didik. Saya sebagai pendidik harus
menjadi wadah peserta didik dalam belajar dimana setiap peserta didik
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Selanjutnya guru memberikan
pendidikan yang memungkinkan murid untuk merdeka juga menggencarkan
perkembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Hal ini dapat saya
dorong dengan menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi imajinasi
dan eksplorasi. Penting untuk memahami latar belakang sosial dan budaya
murid, karena ini merupakan faktor utama dalam menciptakan pengalaman
pembelajaran yang sesuai dan bermakna. Relevansi yang terakhir yaitu
bahwa KHD mengatakan bahwa pembelajaran dilakukan sepanjang hidup,
hal tersebut sesua dengan peran sebagai pendidik yang mana, seorang guru
harus terus belajar demi mengikuti perkembangan kurikulum dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai