Fase/Kelas D/7
Tujuan Pembelajaran:
7.1 Peserta didik mengakses informasi dan mengambil simpulan dari teks narasi peristiwa
budaya
7.2 Peserta didik membandingkan unsur teks narasi peristiwa budaya
7.3 Peserta didik menemukan isi teks narasi peristiwa budaya
7.4 Peserta didik mempresentasikan isi teks narasi peristiwa budaya dengan unggah ungguh
basa dan tata bahasa.
7.5 Peserta didik menanggapi isi teks narasi disertai argumentasi yang kritis.
7.6 Peserta didik menulis teks narasi peristiwa budaya untuk berbagai tujuan
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia:
Akhlak kepada alam dan manusia melalui berdoa pada pembelajaran.
- Bergotong royong: Kolaborasi pada praproyek membuat video wawan wicara
peristiwa budaya.
- Bernalar kritis: Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan pada
karangan narasi peristiwa budaya.
- Mandiri: Pemahaman diri seperti melakuan refleksi pemahaman budaya (tradisi
Grebeg Sawal)
Asesmen Formatif:
Observasi dan
catatan anekdot
Tulis
Alat ukur:
Rubrik Penilaian Proses (Lampiran 2)
Asesmen Sumatif:
Tes Tulis Pilihan ganda dan Isian
Alat ukur:
Rubrik Penilaian Kinerja (Lampiran 2)
Sarana:
LCD, Laptop, speaker,wifi
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Siswa dan guru memulai dengan berdoa bersama sebagai perwujudan subdimensi Beriman dan
Bertakwa kepada Tuhan YME, akhlak kepada Tuhan.
2. Guru mengeluarkan satu pernyataan data mengenai suatu peristiwa budaya yang sering
dilakukan oleh masyarakat Jawa.
3. Guru melakukan ice breaking awal sebelum pembelajaran
4. Siswa diminta untuk mencari data-data awal sejenis dalam sebuah teks Naratif berupa (video
narasi, teks narasi maupun sumber belajar audio narasi*)(diferensiasi konten) peristiwa
budaya Jawa”Grebeg Sawal”
5. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik tentang narasi budaya Jawa tentang Grebeg Sawal
5. Guru menuliskan ciri-ciri pokok teks naratif pada papan tulis sebagai panduan diskusi
kelompok.
6. Guru membagi papan tulis seperti berikut:
1. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini dengan menyebutkan poin-poin
yang dibahas
2. Siswa diberikan kesempatan untuk menuliskan pertanyaan yang ingin diketahui lebih lanjut
di papan tulis.
*) Ini adalah contoh kombinasi media berdasarkan metode pengajaran. Murid diberikan media teks
sebagai bahan eksplorasi kemudian masuk ke konsep yang lebih dalam melalui media audio (diskusi
dan ceramah guru).
6
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (20 menit)
1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama (akhlak kepada Tuhan YME)
2. Siswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 5-6 orang untuk menyimak teks narasi.
3. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya terkait berbagai informasi dan ciri
teks narasi
4. Guru meminta murid mencermati teks/video narasi sebuah peristiwa budaya
5. Siswa menyebutkan bagian yang ada di dalam teks/video/audio narasi serta
menjelaskan maksud bagian tersebut.
6. Setiap kelompok diminta mempresentasikan isi bagian teks narasi budaya yang disebut.
7. Masing-masing kelompok harus meyakinkan guru bahwa apa yang disebut
benar-benar mendukung teks.
8. Masing-masing kelompok boleh mendebat/mempertanyakan jawaban kelompok
lain.
9. Siswa mendapatkan umpan balik dari guru mengenai kemampuan berpikir kritis
dan berargumentasi selama melakukan diskusi
10. Guru menutup simulasi dengan memberikan pengantar mengenai teks
Narasi beserta strukturnya. Guru dapat menjadikan pernyataan Naratif yang dibuat
murid sebagai contoh.
7
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (20 menit)
1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama (akhlak kepada Tuhan YME)
2. Siswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 5-6 orang untuk menyimak teks narasi.
3. Guru mereview materi pertemuan sebelumnya terkait berbagai informasi dan ciri teks narasi
4. Guru meminta murid mencermati teks/video narasi sebuah peristiwa budaya
5. Siswa menyebutkan bagian yang ada di dalam teks/video/audio narasi serta menjelaskan
maksud bagian tersebut.
6. Setiap kelompok diminta mempresentasikan isi bagian teks narasi budaya yang disebut.
7. Masing-masing kelompok harus meyakinkan guru bahwa apa yang disebut
benar-benar mendukung teks.
8. Masing-masing kelompok boleh mendebat/mempertanyakan jawaban kelompok
lain.
9. Siswa mendapatkan umpan balik dari guru mengenai kemampuan berpikir kritis
dan berargumentasi selama melakukan diskusi
10. Guru menutup simulasi dengan memberikan pengantar mengenai teks
Narasi beserta strukturnya. Guru dapat menjadikan pernyataan Naratif yang dibuat
murid sebagai contoh.
9
*) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari ide tulisan dari berbagai media
seperti keluarga, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan memilih
dan menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh kombinasi media
berdasarkan karakteristik murid.
10
7.1.5 Peserta didik menanggapi isi teks narasi Mampu menanggapi isi teks secara lisan
disertai argumentasi yang kritis.
: Rubrik penilaian proses dan catatan
anekdot.
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (5 menit)
1. Siswa dan guru memulai dengan berdoa bersama(akhlak kepada Tuhan YME)
2. Siswa saling membagikan mengenai topik yang akan dipilihnya berdasarkan hasil
kegiatan mandiri.
3. Guru mendata siswa yang belum menentukan topik.
joint construction
1. Guru membagi papan tulis menjadi 6 bagian dan menuliskan pertanyaan sesuai
lampiran Lembar Aktivitas 6 .
2. Siswa mendengarkan pemaparan guru tentang teks narasi budaya
3. Siswa melakukan latihan bersama dengan guru dalam menggunakan berpikir untuk
mengevaluasi salah satu isu peristiwa budaya Jawa(Grebeg Sawal).
4. Siswa dibagikan teks narasi dengan panduan guru, siswa mengisi bagian pada papan
tulis untuk isu tersebut.
11
*) Pada kegiatan ini, siswa yang belum tuntas diminta membaca ulang teks narasi. Bagi
siswa yang mahir, diminta menganalisis struktur kebahasaan teks narasi
12
7.1.6. Murid Menulis teks narasi peristiwa Praktik menulis teks Narasi
budaya untuk berbagai tujuan Alat ukur: Rubrik Penilaian Produk
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Siswa dan Guru memulai dengan berdoa bersama(akhlak kepada Tuhan YME)
2. Siswa saling membagikan hasil perkembangan yang sudah dilakukan dalam
menyusun kerangka berpikir di Lembar Aktivitasnya.
3. Guru memberi umpan balik terhadap perkembangan yang sudah dicapai siswa.
Kegiatan Inti (25 menit)
joint construction
1. Siswa melanjutkan mencermati teks narasi beragam bahasa ngoko
2. Siswa menganalisis perubahan ngoko ke Krama
3. Guru memperlihatkan rubrik penilaian teks Narasi di depan kelas.
4. Siswa berdiskusi tentang topik atau tema peristiwa budaya yang akan ditulis
5. Siswa menyusun kerangka teks narasi secara mandiri
6. Siswa menulis teks narasi dengan ragam krama alus. Bagi siswa yang bergaya belajar
visual, bisa menyusun video peristiwa budaya, bagi siswa dengan gaya auditori bisa
menyusun audio narasi peristiwa budaya(Diferensiasi Produk).
Independent construction
7. Siswa melakukan pengecekan dan revisi mandiri terhadap teks yang dibuat dengan
panduan pertanyaan berikut:
a. Apakah data yang ditulis sudah sesuai dengan ragam bahasa krama ?
b. Apakah data narasi peristiwa budaya sudah sesuai?
c. Apakah diksi yang dipilih sudah tepat?
13
8. Siswa melakukan pengecekan bersama guru secara personal untuk mendapat kan umpan
balik lanjutan jika ada kendala/pertanyaan.
9. Siswa mengunggah produknya di media sosial siswa/sekolah
Kegiatan Penutup (5 menit)
*)Bagi siswa yang belum tuntas,diminta mengulangi dalam merumuskan kerangka karangan.
Siswa yang cakap dan mahir, dilanjutkan dengan menganalisis teks narasi yang sudah selesai
dibuat.
14
Referensi
-
Eko Wahyudi, S.Pd. Nyoni Nirmalasari, S.Pd.
15
Karangan narasi iku nyritakake sawijining kedadeyan kanthi runtut satemah para
pamaca bisa mangerteni apa kang dumadi tanpa sisip. Kanggo mangerteni apa iku
karangan narasi, para siswa kudu gelem maca maneka sumber kawruh.
Karangan narasi ekspositoris, yaiku karangan kang ancase ngandharake sawijining
kabar ngenani sawijining prastawa utawa kedadeyan.
Karangan narasi ekspositoris khusus (mligi), yaiku bisa wujud pengalaman kang
khusus utawa mligi kalebu nabet jroning ati lan dialami dening sapa bae.
Pengalaman utawa prastawa kasebut ora bisa diambali maneh, kalebu ora kabeh
wong bisa ngalami.
Karangan narasi sugestif, yaiku karangan kang nyritakake sawijining kedadeyan
kang bisa ndayani marang pamaca. Karangan narasi uga bisa diarani rerangkening
prastawa kang diandharake satemah bisa nuwuhake daya khayal para pamaca.
Tembung lingga, yaiku tembung kang durung owah saka asale (kata dasar). Owah
amarga kawuwuhan ater-ater, seselan, utawa panambang.
Tembung andhahan, yaiku tembung kang wis owah saka asale (kata jadian)
Referensi
Tukijo, dkk. 2022. Mardika Basa lan Sastra Jawa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
16
Narasi 1
Rebutan Gunungan ing Acara Grebeg Sawal
(1) Kraton Surakarta ajeg nggelar acara grebeg saben taun, yaiku Grebeg Sura, Grebeg Sawal, utawa
Grebeg Mulud. Para warga tansah ngantu-antu acara kasebut, utamane Grebeg Sawal. Sebab ing acara
iku mesthi ana rebutan gunungan kanggo ngalab berkah.
(2) Grebeg Sawal diadani ing dina riyaya kapindho. Para warga wus nunggu ing plataran Kori
Kemandhungan lan masjid agung kraton. Diarani grebeg kanggo mertandhani umat Islam kang menang
nindakake pasa jroning sawulan nutug.
(3) Ing acara Grebeg Sawal, kraton Surakarta ngetokake gunungan cacah loro, yaiku gunungan jaler lan
gunungan estri minangka perlambang jagad iki isine lanang lan wadon. Gunungan kasebut diwangun lan
direnggani asil bumi lan maneka jajanan pasar.
(4) Sawise oleh idi palilah kanjeng sinuwun, banjur diarak tumuju masjid agung dening para prajurit
kraton. Satekane masjid, gunungan banjur didongani. Gunungan estri digawa mlebu kraton meneh
kanggo direbut para abdi dalem, dene gunungan jaler digawa metu ing plataran masjid kanggo rebutan
para warga.
Narasi 2
Patrape Gagak kang tansah umuk mau njalari kewan-kewan liyane padha kresah-kresuh
dhewe. Kabeh rumangsa kaget nyipati Gagak kang saiki nduweni patrap kaya ngono. Amrih
ora kelantur-lantur anggone umuk kewan liyane banjur nyoba ngelingake. “Kewan ana alas
kene kabeh wis padha mangerteni yen kowe pancen nduweni kekuwatan sing ora ana
tandhingane, nanging ora perlu dipamerake kaya ngono,” kandhane Pitik Alas marang
Gagak, alon. “Sapa sing ora ngerti kowe, Gagak.
Kaluwihanmu pancen ngedab-edabi,“ semaure Kethek. “Wis ta, ora susah
mbokpamerake. Kabeh wis ngerti yen kowe pancen kuwat lan linuwih,” Kancil ngimbuhi
rembug. “Ngomonga sakarepmu. Kowe kabeh bisa ngomong kaya ngono padune padha meri
lan ora bisa nandhingi kaluwihanku,” kandhane Gagak kaprungu sora sajak ora gelem nampa
rembug saka kewan-kewan liyane. Krungu swarane Gagak kaya ngono, kewan-kewan liyane
banjur padha meneng. Mung pandeng-pandengan dhewe. “Ayo, sapa sing wani nglawan
aku?” kandhane Gagak maneh.
Kewan kabeh banjur padha ora ana sing celathu maneh. Swasana dadi sepi. Ing sela-
selane kewan-kewan padha ngandhani Gagak murih ora umuk, dumadakan ana sawijining
manuk Elang kang teka, mencok ora adoh saka papan dununge Gagak. Sauntara Elang mung
meneng bae ngrungokake apa kang dadi rembugane kewan-kewan iku. Orientasi Mangerteni
Gagak kang ora gelem dikandhani lan umuke saya ndadi, Elang banjur mabur nyedhaki.
“Apa kowe bener-bener nduweni kekuwatan lan keluwihan kaya sing mbokkandhakake kuwi,
Gagak?” pitakone Elang sabanjure. “Mesthi bae bener, aku kewan kang paling kuwat ing
kene. Ora ana sing bisa nandhingi aku. Kabeh kewan ing kene padha ngakoni,” wangsulane
Gagak. Elang meneng sedhela. “Yen kowe bener-bener nduwe kekuwatan lan kaluwihan
kaya sing mbokkandhakake kuwi, apa kowe gelem tandhing karo aku?” kandhane sabanjure.
“Apa sing dakwedeni,” wangsulane Gagak keprungu entheng. “Yen ngono, kowe saiki
ngetutake aku. Yen kowe bisa nglakoni kaya sing daklakoni ateges kowe pancen duwe
kekuwatan kaya sing mbokkandhakake,” kandhane Elang banjur mabur ninggalake Gagak.
Gagak sing rumangsa ditantang lan ora gelem kalah, banjur enggal nututi abure Elang.
Kamangka apa sejatine sing dikarepake Elang durung dimangerteni Gagak. Sawise sauntara
wektu anggone mabur, pungkasane Elang lan Gagak tekan ing sawijine ara-ara amba. Ing
kana ana salah sawijining bocah pangon sing lagi angon wedhus-wedhuse. Dumadakan Elang
banjur nyaut salah sawijining cempe lan digawa mabur. Nyawang kahanan kaya ngono
njalari bocah pangon kaged ora bisa tumindak apa-apa. “Aku wis entuk cempe siji, saiki
giliranmu, Gagak,” kandhane Elang karo cakare nyengkerem cempe digawa mabur. Krungu
tembunge Elang sing kaya ngono njalari atine Gagak sakala dadi panas. “Yen Elang bisa
geneya aku ora bisa? Aku rak luwih kuwat tinimbang dheweke,” batine Gagak karo ngempet
kanepson.
Ora gantalan wektu Gagak banjur mudhun lan kanthi cepet nyamber salah sawijining
cempe. Emane sawise kuku-kukune wis nyengkerem ing awake cempe lan digawa mabur
nanging tetep ora bisa. Dicoba bola-bali tetep ora bisa. Nyawang kahanan kaya ngono Gagak
lagi rumangsa yen kalah kuwat karo Elang. Amarga ora bisa nggawa mabur cempe, Gagak
nyoba ngeculake cengkeremane. Nanging upayane tetep ora bisa, amarga kuku-kukune
mbulet ing wulune cempe. Sauntara bocah pangon sing kawit mau nyawang kedadeyan kuwi
banjur nyedhaki cempene sing lagi dicengkerem dening Gagak. Tanpa mikir dawa bocah
18
pangon banjur nyekel Gagak mau lan digawa mulih, dilebokake kurungan lan diwenehake
adhine. Gagak sing saiki ana ing njero kurungan lan ora bisa mabur bebas menyang endi-endi
maneh, bisane mung nggetuni apa sing wis dilakoni. Dheweke lagi ngrumangsani, pranyata
kekuwatan lan kaluwihan isih ana sing ngungkuli.
Intrumen :
Anekdot record:
Kelas :.....................
dst
REFLEKSI BAB 1
Kepriye panemumu nalika nggegulang pasinaon bab 1 ?Kepriye swasana ing jroning pasinaon? Apa kowe wis
mangerteni babagan karangan narasi prastawa budaya? Kanggo luwih mangerteni gegambaran lan kanggo mbiji
sepira olehmu nggegulang materi, coba jangkepi peta pikiran kasebut kanggo refleksi kasebut.
1. 1.
2. 2.
Nyemak maca
2.
22
Para siswa apa isih mbukak materi ing buku nalika ngisi peta konsep kasebut?
Yen siswa isih nyonto ing cakepan materi, Yen siswa wis mudheng lan mumpuni
pindai QR kasebut kanggo nggarap Soal babagan materi , saiki pindai QR kanggo
Remidial nggarap Soal Pengayaan
23